BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Di zaman sekarang ini manusia tidak lagi hanya berkomunikasi melalui bahasa
verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik komunikasi lewat media cetak maupun elektronik. Menurut Purdamawati dan Eldarni media merupakan “Segala sesuatu yang dapat dijelaskan melalui pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Melihat perkembangannya, media elektronik semakin pesat dan banyak diminati masyarakat luas oleh karena media elektronik lebih mudah untuk ditangkap, khususnya televisi yang menggunakan audio visual dalam proses penyajian nya, seperti yang disampaikan oleh Soewardi Idris mengutip pendapat Badudu dan Sutan Mohammad Zain (2004:889) , Televisi adalah “media audio visual yang menampilkan suara dan gambar sekaligus. Karena itu televisi merangsang dua indera penglihatan dan pendengaran. Pemirsa tidak perlu pandai baca tulis untuk melihat dan menikmatinya” dengan kedua kombinasi tersebut yang disampaikan oleh Badudu dan Sutan Mohammad Zain televisi lebih menarik perhatian khalayak untuk menyimak suatu acara. Adapun keunggulan daripada media televisi adalah sebagai berikut (2004:109):
a. “Kesan Realistik karena sifatnya yang audio-visual dan merupakan kombinasi dari warna dan gerakan maka itulah televisi Nampak
1
2
begitu hidup dan seperti nyata. Kelebihan ini yang tidak dimiliki oleh media lain. b. Perhatian khalayak lebih tinggi. Televisi disiarkan kerumah-rumah dan disaksikan dalam suasana santai, sehingga khalayak lebih mudah memberikan perhatian. c. Pengulangan/repetisi. Iklan televisi biasanya ditayangkan beberapa kali dalam sehari, sehingga lebih mampu memberikan kesan yang mendalam pada diri khalayak.”
Maka dari itu media yang dianggap paling efektif adalah media televisi, dan tentunya lebih banyak diminati karena menayangkan lewat audio dan visual. Media televisi terdapat tayangan-tayangan yang disajikan melalui berbagai bentuk sajian tayangan mulai dari variety show, talk show, human interest, sinetron hingga trend film televisi yang bisa menarik banyak minat penonton tentunya dengan berbagai nilai informatif, mengibur, kontrol sosial serta terdapat edukasi dan perihal lain nya. Di Indonesia sendiri terdapat satu stasiun televisi milik pemerintah (TVRI) dan 10 stasiun televisi swasta (SCTV, RCTI, MNCTV, Indosiar, ANTV, Metro TV, Trans TV, tvOne, Trans7, dan Global TV) yang disiarkan secara nasional. Dari kesebelas stasiun televisi nasional saja sudah dapat dibayangkan berapa banyak acara yang dihasilkan lalu ditayangkan setiap hari nya, seperti yang disebutkan diatas berbagai tayangan acara disajikan untuk menarik minat masyarakat, seperti dibahas dalam penelitian ini, penulis membahas salah satu tayangan yang berada dalam acara televisi yaitu film televisi. Membicarakan mengenai film televisi memang sangat menarik,
3
Mengapa? Karena kita ketahui film televisi di Indonesia sendiri merupakan hal baru dan merupakan sajian yang menarik, biasanya jika kita ingin menonton televisi maka kita harus pergi ke bioskop dahulu atau kita dapat menonton lewat televisi tetapi melalui tayangan sinetron dengan cerita yang panjang atau bisa selesai dalam watu yang cukup lama. Menjawab semua kejenuhan tersebut maka lahirlah format tayangan baru yaitu film yang ditelevisikan dengan kurang lebih format durasi yang hanya menghabiskan watu dua jam. Film televisi pertama di dunia adalah film berjudul The Pied Piper of Hamelin yang dibintangi oleh Van Johnson yang merupakan sebuah film musikal yang diproduksi pada tahun 1957 di Amerika Serikat. Namun pada waktu itu istilah FTV belum digunakan untuk mendeskripsikan produksi ini. Sejak saat itulah banyak film televisi yang diproduksi karena banyaknya permintaan dari pemirsa. Pada awalnya FTV disebut sebagai film yang dibuat untuk televisi istilah ini pertama kali dipakai di Amerika Serikat pada awal 1960an. Dimulai pada tahun 1961 saat meluncurkan acara NBC Saturday Night at The Movies yaitu suatu program yang menayangkan berbagai jenis film televisi setiap minggunya. Pada perkembangannya banyak film televisi yang diangkat menjadi film layar lebar ataupun sebaliknya dimana film layar lebar dibuat versi film televisinya. Contohnya adalah Brian’s Song yang diangkat ke layar lebar setelah sukses di televisi yang dibuat pada tahun 1971 dan dibuat ulang pada tahun 2001. Selain itu ada juga film layar lebar yang sekuelnya dibuat dalam bentuk film televisi. Contohnya film Parent Trap, sekuel dua, tiga dan empatnya dibuat dalam bentuk film televisi, hanya Parent Trap satu yang dibuat dalam bentuk film layar lebar.
4
Di Indonesia sendiri film televisi mulai merambah pada tahun 1995 yang dipopulerkan oleh stasiun televisi SCTV, dari sana muncul inovasi baru dengan adanya film televisi atau lebih jelasnya sebuah tayangan film yang sederhana yang ditayangkan ditelevisi nasional tanpa perlu kebioskop dan memenuhi rasa kejenuhan masyarakat atas tayangan sinetron. Walau sebelumnya sudah banyak film-film pendek yang dibuat secara indie/mandiri dan tidak ditayangkan dibioskop-bioskop ditanah air. Film yang ditayangkan ditelevisi akhirnya dikenal dengan sebutan film televisi/FTV. Perlahan tapi pasti FTV mulai merebut simpati masyarakat. Tayangan FTV paling sering muncul di stasiun televisi swatsa SCTV. Bahkan sampai bulan februari ini memiliki nilai rating share tertinggi dalam jam tayang nya. Tayangan FTV yang diproduksi oleh production house darmawangsa studio 10 sudah melahirkan ratusan judul film, uniknya mereka lebih banyak membahas masalah percintaan dalam film mereka yang dimulai dari perkenalan, romantika kehidupan dengan bumbu percintaan dan beberapa judul fim yang mereka produksi memilih background pariwisata sebagai lokasi syuting mereka. Lokasi pariwisatanya pun bermacam-macam dipantai, tempat bersejarah bahkan dipasar tradisional. Hal ini sangat menarik, mengapa? Karena membawa daya tarik tersendiri di film ini. Seperti yang dikatakan Hovland and Janis (2004:6) “ the process by which an individual transmitt the stimuli to modify the behavior of other individual” (Komunikasi adalah proses individu menyampaikan stimulus untuk merubah atau mempengaruhi perilaku individu lain). Disini terlihat jelas komunikasi sangat berhubungan dengan psikologis seseorang bagaimana hal pendukung saja apakah dapat menumbuhkan ketertarikan orang untuk berwisata. Jika banyak sekali tayangan-tayangan perjalanan wisata yang benar-benar
5
menonjolkan tempat-tempat wisata yang indah dengan segudang fasilitasnya yang menarik minta pemirsa, disini penulis ingin meihat dari sisi yang berbeda. Jika acaraacara yang berbau wisata sudah biasa untuk mempengaruhi minat berwisata, maka yang akan dicari apakah ftv yang berlatar belakang tempat wisata juga akan mempengaruhi minat berwisata pariwisata? Jika ia perilaku seperti apa yang akan dihasilkan. Disini penulis ingin meneliti apakah pengaruh film televisi yang tayang di sctv dengan background pariwisata bisa mempengaruhi siswa-siswi SMA TRINITAS. 1.2
Ruang Lingkup Pembatasan masalah berfungsi agar penelitian lebih terarah, terfokus tidak
menyimpang dari sasaran penelitian, oleh karena itu penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri dari: 1. Pembatasan Materi Sesuai dengan latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan bahasan penelitian mengenai bidang studi konten analisis mengenai pengaruh tayangan film televisi terhadap minat berwisata 2. Pembatasan Waktu penelitian Pembatasan waktu penelitian dimulai dari bulan februari hingga juni, sampai batas waktu kelas skripsi selesai.
6
1.3
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tayangan film televisi
di SCTV yang berlatar pariwisata mempengaruhi minat berwisata penonton yang menjadi koresponden dalam penulisan ini. Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini “Kegunaan teoritis biasanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsepkonsep, atau teori-teori komunikasi. Kegunaan praktis hendaknya disebutkan secara tersurat berguna bagi siapa 1. Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis adalah “kegunaan yang bertujuan untuk memperkaya atau mengembangkan khasanah pengetahuan ilmiah” Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan konsep-konsep ilmu komunikasi khususnya dibidang penelitian film televisi dan pariwisata. 2.
Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi perfilman televisi dalam pembuatan sebuah film, mengetahui bagaimana latar tempat pariwisata mempunyai nilai tersendiri.
7
1.4
Hipotesis Hipotesis adalah (2008:28) pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis
ini merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. Untuk sementara hipotesis yang bisa disimpulkan adalah: 1. Adanya pengaruh Tayangan FTV terhadap minat berwisata 2. Tidak ada pengaruh Tayangan FTV terhadap minat berwisata
1.5
Metodelogi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan metode survei, metode survei yang diggunakan adalah survei eksplanatif dengan populasi penonton FTV yang akan diambil sampel dari murid SMA TRINITAS.
1.6
Sistematika penulisan
Bab 1 Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah yang akan dibahas. Berdasarkan latar belakang dapat ditarik rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Harapan penulis mengenai penelitian selanjutnya akan diuraikan dibab selanjutnya, tujuan dan kegunaan penelitian baik secara praktis maupun akademis
8
Bab 2 Landasan Teori Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan didalam penelitian. Teori yang digunakan bisa lebih dari satu untuk mendukung lancar nya penelitian ini. Teori bisa didapat dalam buku maupun website yang mencantumkan teori-teori yang mendukung. Bab 3 Inti Penelitian Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup gambaran umum tentang obyek penelitian dan hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Bab 4 Hasil Penelitian Pada bab ini dijabarkan apa saja hasil penelitian dan apakah tayangan film televisi (FTV) yang berlokasi syuting ditempat pariwisata dapat mempengaruhi perilaku minat berwisata. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Dalam bab terakhir penelitian ini peneliti membuat kesimpulan yang diambil dari analisis dan pembahasan penelitian. Selain kesimpulan bab ini menyajikan saran yang merupakan sumbangan pikiran peneliti yang didapat dari hasil penelitian ditujukan untuk tayangan-tayangan yang memilih lokasi syuting di daerah pariwisata khusunya tayangan film televisi (FTV)