BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba (Sudana, 2011: 22). Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Menurut Jusriani dan Rahardjo (2013), profit sebuah perusahaan merupakan harapan bagi investor, tetapi investor juga harus berhati-hati dalam menentukan keputusan investasi karena jika tidak tepat, investor tidak hanya kehilangan return tetapi semua modal awal yang diinvestasikannya juga akan hilang. Rasio profitabilitas menunjukan efektifitas atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan dikelola dan mencerminkan hasil bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan aset perusahaan. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bila diukur dari nilai asetnya. Tujuan suatu perusahaan salah satunya adalah untuk memaksimalisasikan kesejahteraan pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Sudana, 2011:7). Jadi semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan nilai sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang atau berorientasi jangka panjang. Seperti yang diungkapkan Azis, dkk (2015:86), dimana
1
2
nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemeg4ang saham yang juga tinggi. Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan atau arus kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang (Sudana, 2011:8). Menurut Fama dalam Noerirawan (2012) nilai perusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham (Sudana, 2011:7). Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan, sehingga harga saham merupakan harga yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati dalam Fenandar dan Raharja, 2012:1). Menurut Nurlela dan Ishaluddin dalam Kusumadilaga (2010) nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi saham karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dikemukakan oleh Hermuningsih (2013) yaitu profitabilitas. Profitabilitas
3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV dengan arah positif. Menurut Jusriani dan Rahardjo (2013) semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan yang diidentifikasikan dengan nilai profitabilitas yang semakin besar maka nilai perusahaan akan juga semakin besar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. Sehingga, dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Mardiyati, dkk. 2012). Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu permintaan saham oleh investor. Respon positif dari investor tersebut akan meningkatkan harga saham dan selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan (Hermuningsih (2013: 143). Profitabilitas dengan nilai perusahaan menunjukkan hubungan yang searah atau positif. Hasil penelitian Mardiyati, dkk. (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan. Demikian halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermuningsih (2013:145) yang menemukan bahwa variabel profitabilitas dengan nilai perusahaan berhubungan positif. Semakin besar profitabilitas maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio laverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Dewi dan Wirajaya (2013) menemukan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan
4
signifikan terhadap nilai perusahaan. Noerirawan dan Muid (2012) menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan yang diukur dengan DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian Hermuningsih (2013:145) memberikan temuan empiris bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti, semakin besar proporsi hutang dalam struktur pendanaan perusahaan, maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Selain itu penelitiannya juga membuktikan bahwa struktur modal tidak berfungsi sebagai intervening variable bagi profitabilitas perusahaan. Atau struktur modal tidak dapat berfungsi sebagai intervening variable dalam menjembatani pengaruh tidak langsung growth opportunity dan profabilitas terhadap nilai perusahaan. Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Pada kenyataanya, sudah menjadi fenomena umum bahwa harga saham bisa naik ataupun turun dikarenakan hal tertentu bisa dari internal perusahaan tersebut maupun faktor eksternal. Dalam penelitian ini dipilih saham kelompok LQ45, karena saham kelompok LQ45 merupakan 45 saham terpilih yang memiliki likuiditas, kapitalitas pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi dan memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik. Kelompok LQ45 merupakan kelompok saham perusahaan yang diminati dan menjadi perhatian investor. Kondisi inilah yang menjadi pertimbangan utama untuk memilih sahamsaham dalam kelompok LQ45 dan menjadi obyek penelitian penulis. Periode penelitian ini dilakukan antara tahun 2011-2014, dengan alasan karena periode ini merupakan periode yang
5
paling dekat dengan waktu dilakukannya penelitian, ketersediaan dan kelengkapan data pada periode ini juga menjadi salah satu variabel pemilihan periode. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Profitabiltas Terhadap Firm Value dengan Capital Structure sebagai Variable Intervening pada Perusahaan LQ45”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2.
Apakah capital structure berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
3.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap capital structure?
4.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan capital structure sebagai variabel intervening?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2.
Mengetahui pengaruh capital structure terhadap nilai perusahaan.
3.
Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap capital structure.
4.
Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan capital structure sebagai variabel intervening.
6
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapakan dari penelitian ini dan diharapkan dapat
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.
Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen dalam menentukan pengaruh profitabiltas terhadap firm value dengan capital structure sebagai variable intervening.
2.
Kontribusi Teoritis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan serta menambah pembendaharaan kepustakan perguruan tinggi serta dapat digunakan
sebagai
bahan
referensi
bagi
mahasiswa
yang
mengambil
permasalahan yang sama. 3.
Kontribusi Kebijakan Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan perbandingan akan penelitian di bidang yang sama.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada kelompok perusahaan LQ45 dimana perusahaan-
perusahaan ini mengadakan pergantian setiap enam bulan sekali dengan meniktikberatkan likuditas dengan kinerja keuangan, maka perlunya diketahui factor-faktor pembentuk nilai perusahaan yang diukur dari pengelolahan aset dalam memperoleh laba. Demikian juga penggunaan hutang yang dibandingkan dengan total yang dimiliki apakah dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut semakin meningkat.