BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya
transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Kecenderungan perubahan ini juga telah terjadi di negara Indonesia sehingga menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.1 Salah satu ciri kependudukan abad ke-21 antara lain adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk lanjut usia yang sangat cepat. Jumlah penduduk lansia (≥65 tahun) akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025 yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,70% dari total seluruh penduduk dunia.2 Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2011), jumlah penduduk yang berusia ≥45 tahun ada 45.123.871 jiwa (21,14%).3 Gejala menuanya struktur penduduk (aging population) juga terjadi di Indonesia, karena kini berada dalam tahapan transisi domografi, epidemiologi, ekonomi, dan sosial budaya sebagai akibat keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini memberi dampak pada semakin meningkatnya umur harapan hidup. Peningkatan umur harapan hidup ini terutama disebabkan oleh menurunnya angka kematian bayi dan anak, menurunnya insidensi penyakit dengan tersedianya obat antibiotika yang
Universitas Sumatera Utara
cukup, ditingkatkannya teknologi persalinan, meningkatnya teknologi diagnostik, dan terapi. Di samping itu, pengetahuan tentang teknologi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit semakin meningkat, misalnya dalam hal gizi, imunisasi, cara menghindari faktor risiko penyakit, dan ditemukannya teknologi untuk menurunkan angka kelahiran.2 Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan selama ini membawa pula akibat semakin banyaknya penduduk berusia lanjut. Dampak meningkatnya jumlah lansia ini dapat dilihat pada pola penyakit yang semakin bergeser ke arah penyakit-penyakit degeneratif di samping masih adanya penyakit-penyakit infeksi. Kemunduran fungsi organ pada lansia menyebabkan kelompok ini rawan terhadap penyakit-penyakit kronis seperti diabetes melitus, stroke, gagal ginjal, dan hipertensi.4 Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan karena merupakan penyakit The Silent Killer (sering kali dijumpai tanpa gejala).5 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,70%.6 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 khusus penyakit tidak menular, prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Utara ada di urutan keempat yaitu sebesar 5,80% setelah sakit persendian, jantung, dan gangguan mental emosional. Prevalensi hipertensi tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 9,60% dan terendah di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu 2,40%.7 Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, dengan PMR (Proportional Mortality Rate) mencapai 6,70% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.5 Kenaikan prevalensi hipertensi
Universitas Sumatera Utara
sejalan dengan bertambahnya usia terutama pada usia lanjut.8 Prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% di atas umur 60 tahun.9 Menurut hasil penelitian Yulia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Sering (2011) dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, ditemukan prevalence rate hipertensi lansia sebesar 35,58%.10 Di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar, hipertensi ada di urutan kedua dari sepuluh penyakit terbesar pada tahun 2010. Jumlah kunjungannya yaitu sebesar 1.362 kunjungan (18,50%). Proporsi penderita hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan selama tahun 2010 adalah 12,03% (61 orang dari 507 orang). Berdasarkan laporan bulanan posyandu lansia bulan April 2011 diketahui bahwa ada 122 lansia yang berkunjung ke posyandu lansia (51 orang dari Posyandu Lansia Fatmos HKBP, 21 orang dari Posyandu Lansia Senja Bahagia, dan 50 orang dari Posyandu Lansia Senja Tertawa). Proporsi penderita hipertensi pada lansia yang berkunjung ke posyandu lansia selama bulan April 2011 adalah 26,23% (32 orang dari 122 orang). Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011.
1.2.
Perumusan Masalah Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada
lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011. 1.3.2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui Prevalence Rate (PR) hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011
b.
Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor intrinsik (umur, jenis kelamin, dan riwayat keluarga) dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011
c.
Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor ekstrinsik (pendidikan, pekerjaan, status gizi, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok) dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011
d.
Untuk mengetahui Ratio Prevalence (RP) umur, jenis kelamin, pekerjaan, riwayat keluarga, status gizi, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Parsoburan tahun 2011.
1.4.
Manfaat
a.
Masukan
bagi
Puskesmas
Parsoburan
Kecamatan
Siantar
Marihat
Pematangsiantar dalam program penanggulangan hipertensi
Universitas Sumatera Utara
b.
Masukan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan dan dapat dijadikan referensi
c.
Bagi penulis adalah sebagai pengalaman langsung dalam menambah wawasan dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara