Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. M emang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain, tetapi hanya ditujukan pada diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun hanya di dalam hati. Tetapi yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat, dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). Bahasa Jepang kini telah diakui masyarakat dunia sebagai salah satu bahasa komunikasi internasional di era globalisasi. Peminat bahasa Jepang pun semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin banyaknya institusi pendidikan bahasa Jepang, tidak hanya berupa program studi bahasa Jepang, tetapi juga institusi pendidikan baik dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi membuka akses yang luas pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang. Jepang sering dikatakan sebagai bahasa yang sulit dipelajari oleh orang asing. Kesulitan akan semakin terasa terutama ketika seseorang harus mempelajari bahasa asing yang tidak serumpun atau sekerabat dengan bahasa ibunya. (M ueno, 1989: xiii). Karena itulah diperlukan metode pengajaran yang tepat dan efektif agar peminat bahasa Jepang dapat menguasai bahasa Jepang dengan baik. Pengajaran yang efektif ditandai oleh berlangsungnya proses belajar. Proses belajar dapat dikatakan berlangsung apabila seseorang sekarang mengetahui atau sekarang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui atau tidak dapat
1
dilakukan olehnya. Jadi hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan berpikir atau kemampuan jasmaniah. (Kemp, 1994:141). Setiap proses belajar mengajar memerlukan metode yang berbeda berdasarkan bidangnya. Proses pembelajaran bahasa cukup berbeda dengan proses pembelajaran bidang yang lain karena diperlukan pemahaman yang dalam dan banyaknya latihan terus menerus agar murid benar-benar menguasai bahasa yang dipelajari. Proses pembelajaran tidak hanya melibatkan murid saja, pengajar juga mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung proses belajar para murid. M enurut Sanjaya (2006:103-104), mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. M akna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan “pembelajaran”, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. M engajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. M engajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. M enurut Sanjaya (2006: 104), dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa. Perbedaan dominasi dan aktivitas diatas, hanya menunjukkan kepada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran.
2
Pengajaran bahasa dapat menjadi sangat efektif apabila diajar oleh tenaga pengajar yang menguasai bahan dengan sangat baik. Pengajar semestinya mengetahui dengan baik bidang mata ajarnya dan karena itu mampu menentukan sasaran belajar yang diperlukan ketika memberi saran mengenai metode pengajaran. (Kemp, 1994: 210). Tujuan akhir yang ingin dicapai dari pengajaran bahasa Jepang adalah agar para pemelajar mampu mengkomunikasikan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa Jepang yang benar berupa berbicara, membaca, mendengar, dan menulis. Seseorang dapat dikatakan fasih berbahasa Jepang apabila dapat menggunakan empat kemampuan tersebut seperti pengguna Bahasa Jepang asli. Dalam penelitian ini, penulis akan mempersempit objek penelitian pada kemampuan menulis. Dengan menulis, murid dapat menuangkan kalimat-kalimat dengan tata bahasa yang telah dipelajari sehingga dapat melatih penyusunan kalimat Bahasa Jepang yang benar. Dengan latar belakang ini lah, penulis akan menganalisa proses pembelajaran Sakubun (mengarang) dengan membandingkan proses pembelajaran pada tiga universitas, yaitu Binus University, Universitas Darma Persada, dan Universitas AlAzhar ditinjau dari teori strategi Kognitif. Penulis akan menganalisa apakah strategi Kognitif dilakukan sepenuhnya oleh pengajar dan murid pada masing-masing universitas. Penulis memilih tiga universitas ini karena tiga universitas ini memiliki Sastra Jepang yang berkembang dan berprestasi, serta berada dalam domisili yang sama, yakni Jakarta. Penulis juga memilih kelas Sakubun yang diajar oleh native oleh tiga universitas tersebut, karena pengajar native lebih dapat memberikan penilaian yang tepat 3
terhadap Sakubun yang diajarkan dan masukan-masukan yang benar mengingat bahasa yang diajarkan adalah bahasa ibu dari pengajar tersebut.. 1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan proses pembelajaran mengarang bahasa Jepang dari tiga universitas ditinjau dari teori strategi Kognitif. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui universitas mana yang paling aktif menggunakan teori strategi Kognitif dalam proses pembelajarannya dilihat dari sisi pengajar dan murid. Selain itu, tujuan berikutnya adalah mengetahui hubungan nilai Sakubun murid dan strategi Kognitif M anfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing proses pembelajaran yang diterapkan oleh masing-masing universitas. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis agar penulis dan para pemelajar bahasa Jepang dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menggunakan strategi belajar yang baik. Sedangkan secara manfaat Praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap Binus University dan Binus University dapat selalu meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran mata kuliah Sakubun. 1.3. Rumusan Permasalahan Perbandingan proses pembelajaran mengarang bahasa Jepang di tiga universitas di Jakarta ditinjau dari teori Strategi Kognitif. 1.4. Ruang Lingkup Permasalahan Penulis mempersempit ruang lingkup permasalahan pada pengajar dan muridmurid yang pernah diajarnya dalam kelas M engarang Bahasa Jepang pada tiga
4
universitas yakni Binus University, Universitas Darma Persada, dan Universitas AlAzhar yang diajar oleh native sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis memaparkan strategi Kognitif yang dilakukan pengajar secara individu dan meneliti strategi Kognitif yang dilakukan para muridnya. 1.5. Metode Penelitian M etode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan secara mendalam satu variabel. Penelitian deskriptif yang penulis gunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif di mana penulis akan menggunakan kedua teknik tersebut yang bergantung pada kebutuhan data penelitian. Penulis juga menganalisa hubungan antara nilai Sakubun para murid dengan strategi Kognitif yang dilakukan. Penulis menetapkan bahwa apabila murid yang mendapat nilai A melakukan strategi Kognitif dan murid yang mendapat nilai B tidak melakukan, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Sedangkan apabila terjadi sebaliknya, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi hubungan yang signifikan. Seluruh teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap. Penulis menggunakan metode kualitatif saat meneliti proses pengajaran yang dilakukan para pengajar di tiga universitas tersebut dengan melakukan wawancara dengan masing-masing pengajar. Penulis melakukan wawancara dengan pengajar yang membimbing di dalam kelas untuk mencari tahu seperti apakah pengajar tersebut melakukan dan menerapkan strategi Kognitif dalam kelas Sakubun yang diajarnya.
5
Penulis menggunakan metode kuantitatif saat meneliti proses belajar para murid di tiga Universitas tersebut di mana penulis mengukur strategi Kognitif yang digunakan para murid dengan penelitian survai. Pada tahap ini penulis menggunakan teknik Purposive Sampling dalam mengambil sampel. Teknik Purposive Sampling memilih orang atau responden berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hariwijaya, 2005:68). Setelah penulis mendapat informasi yang cukup dari pengajar, penulis memeriksa hasil wawancara tersebut dengan mengambil sampel dari murid-murid dari tiga universitas tersebut yang pernah diajar oleh pengajar yang dijadikan obyek penelitian dalam penelitian ini. Penulis mengambil sampel lima belas responden dari masingmasing universitas. Penulis memilih sampel ini karena mereka memiliki pengalaman yang sama dalam kelas yang diajar oleh pengajar yang sama. Penulis akan menyebarkan angket pada murid untuk mencari tahu apakah mereka mendapatkan dan melakukan strategi Kognitif dan mencocokkannya dengan pernyataan pengajar mereka pada wawancara sebelumnya. Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga menggunakan metode kepustakaan, yakni mendapatkan informasi melalui buku, internet, dan jurnal.
1.6. Sistematika Penulisan Bab 1 merupakan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang permasalahan yang diteliti, kemudian memaparkan perumusan masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat akademis dan praktis, serta metode penelitian yang digunakan.
6
Dalam Bab 2 dipaparkan landasan teori yang digunakan untuk membantu pemahaman penulis terhadap permasalahan penelitian serta mendukung aspek-aspek penelitian tersebut. Analisis data dimasukkan dalam Bab 3 Dalam melakukan analisa, penulis memaparkan hasil wawancara dan survey penelitian. Kemudian penulis membahas serta menjelaskan hasil tersebut berdasarkan logika penelitian. Bab 4 yaitu simpulan. Dalam bagian ini, penulis menuliskan simpulan dari hasil penelitian berupa pernyataan singkat dari ringkasan data dan pembahasan analisis penelitian. Kesimpulan ini berasal dari pemikiran penulis sendiri. Kemudian setelah menganalisa, penulis juga memberikan saran, implikasi, dan pemikiran-pemikiran sebagai sumbangan operasional yang didapat dari hasil penelitian. Bab 5 adalah ringkasan. Penulis merangkum seluruh penelitian dari latar belakang, metode penelitian, landasan teori, analisis data, serta kesimpulan dan saran.
7