BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan selalu menuntut motivasi kerja anggotanya atau karyawannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Usaha pencapaian tujuan perusahaan tersebut dapat mempengaruhi tingkah laku pada organisasi itu sendiri seperti
pengambilan
keputusan
pimpinan,
juga
pada
tingkat
pekerjaan
perseorangan yaitu karyawan. Pencapaian tujuan perusahaan timbul karena adanya motivasi karyawan, seperti yang terdapat dalam jurnal manajemen dan bisnis, 2005, menurut Sarwoto (1979:135) mengungkapkan motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Secara konkret motivasi dapat diberi batasan sebagai “Proses pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien”. Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran
(DPSKTK-PM)
merupakan
sebuah
direktorat
dibawah
naungan
Kementerian Sosial Republik Indonesia yang khusus menangani korban tindak kekerasan dan perkerja migran. Direktorat yang telah lama berkecimpung dalam penanganan korban tindak kekerasan ini terus berkembang dalam pelayanannya hingga mencakup hampir disetiap propinsi diseluruh Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas output yang dihasilkan oleh departemen tersebut dipengaruhi oleh faktor SDM atau pegawainya karena pegawai inilah yang akan
berinteraksi langsung dengan para korban (klien) tindak kekerasan dan pekerja migran sehingga citra departemen dan kepuasan klien juga ditentukan oleh pegawai. Pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi maka akan bekerja lebih baik untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi maupun tujuan pribadi perseorangan pegawai. Berhasil dan tidaknya DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI dalam berkomunikasi dengan kliennya tergantung pada pegawai yang langsung berhubungan dengan para klien. Dengan demikian yang diperlukan oleh DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI adalah pegawai yang bekerja dengan profesional dan loyalitas yang tinggi. Profesional dan loyalitas ini akan berpengaruh pada kinerja pegawai ketika harus berhadapan dan menangani langsung korban tindak kekerasan. “Profesional dan loyalitas karyawan akan terwujud apabila hubungan internal relations atau employee relations dalam perusahaan baik. Employee relations bertujuan membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis antara karyawan dengan manajemen” (Ruslan, 2010:275). Kendala yang banyak dihadapi oleh perusahaan adalah kesulitan dalam mewujudkan employee relations dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan sifat individu manusia. Mereka hanya memikirkan dan mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan orang banyak. Banyak hal yang menjadi penghambat terwujudnya employee relations dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah kurangnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maupun karyawan dan karyawan. Hal itulah yang membuat hubungan antara internal organisasi atau perusahaan tidak dapat harmonis. Padahal pada kenyataannya hubungan yang
harmonis dalam suatu perusahaan sangat diperlukan agar dapat memotivasi para karyawan dalam bekerja. Terkait hal tersebut, humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI memiliki peranan yang sangat penting untuk membina hubungan dengan pegawai dalam rangka meningkatkan motivasi kerja pegawai. Untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai diperlukan adanya komunikasi antara manajemen dengan pegawai maupun antar sesama pegawai. Kurangnya komunikasi antar pegawai dapat menimbulkan ketidakharmonisan di lingkungan kerja. Terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara pegawai dengan pimpinan dilakukan melalui humas. Posisi pegawai yang berpengaruh, menuntut praktisi humas untuk mampu menjalankan fungsi manajemen dalam mengatur dan memelihara hubungan antara pegawai dan pimpinan. Hubungan yang baik dan efektif tersebut dapat menciptakan motivasi kerja yang baik juga. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kegiatan Employee Relations Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja. (Studi Kasus Pada Pegawai Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) Pada Kementerian Sosial RI)”.
1.2
Ruang Lingkup 1.2.1
Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas maka timbul permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana kegiatan employee relations pada DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI mampu meningkatkan motivasi kerja pegawai ?”
1.2.2
Batasan Masalah Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dan untuk menghasilkan uraian yang jelas diperlukan adanya batasan masalah. Penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar masalah tidak keluar dari konteks penelitian ini adalah : 1.
Objek pada penelitian ini adalah kegiatan employee relations pada DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
2.
1.3
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari-Mei 2012.
Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan employee relations manakah yang mampu meningkatkan motivasi kerja pegawai DPSKTKPM Kementerian Sosial RI.
Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah: 1. Manfaat teoritis : untuk memberikan sumbangan ilmiah, pemikiran dan bahan pertimbangan serta memperkaya ilmu pengetahuan mengenai cara memotivasi
pegawai melalui kegiatan employee relations dan teori-teori dalam bidang kehumasan. 2. Manfaat praktis : diharapkan menjadi masukan bagi humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI dalam menjalankan kegiatan employee relations sehingga di masa mendatang.
1.4
Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan memahami bahwa penelitian deskriptif akan menghasilkan data deskriptif yang diuraikan dengan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang serta melalui gambaran pelaksanaan suatu kegiatan dan bukan berupa angka. Cara pengumpulan datanya adalah dengan observasi partisipan, wawancara mendalam (intensive/depth interview), buku-buku yang masih relevan dengan topik skripsi ini serta dokumen-dokumen yang mendukung dalam pengumpulan data. Intensive/depth interview dilakukan kepada kepala bagian humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI yang dalam penulisan skripsi ini sebagai key informan, serta beberapa pegawai dari sub bagian lain yang bekerja di DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI yang dalam penulisan skripsi ini sebagai informan.
1.5
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan karya ilmiah yang sistematis dari keseluruhan isi skripsi, maka perlu disusun sistematika penulisan sehingga dapat menunjukkan suatu totalitas yang utuh dari penulisan skripsi, maka penulisan
skripsi ini terbagi atas lima bagian utama yang masing-masing bagiannya terdiri dari beberapa sub bagian. Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut : BAB 1
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis membahas mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis memaparkan pengertian atau definisi humas beserta ruang lingkup humas serta dasar-dasar pemikiran atau teori yang telah ada sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian agar terarah, dan setiap penjelasan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya berdasarkan sumber yang telah dikutip.
BAB 3
OBJEK PENELITIAN Bab ini membahas mengenai sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta struktur organisasi perusahaan. Dalam bab ini juga di uraikan mengenai metode-metode apa saja yang penulis gunakan sampai dengan teknik pengambilan data yang diambil dari perusahaan.
BAB 4
HASIL PENELITIAN Bab ini berisikan hasil penelitian mengenai kegiatan
employee
relations di lingkungan pegawai Direktorat Perlindungan Sosial Korban
Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) Kementerian Sosial RI.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan ringkasan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta memberikan saran mengenai pembahasan dari masalah yang penulis angkat.