BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pada abad ke-21 sekarang ini, kebutuhan akan informasi dan rekonstruksi strategi dakwah sangatlah mendesak dilakukan. Hal ini mengingat dakwah Islam selalu dipengaruhi oleh perubahan sosial. Sehubungan dengan perubahan sosial ini, maka dakwah Islam menghadapi masalah yang semakin berat dan kompeks dalam bidang sosial, politik, iptek, keagamaan, ekonomi, maupun pendidikan sebagai kenyataan konkrit yang selalu harus disiasati. Karenanya, dakwah harus mampu mempertemukan secara cerdas antara apa yang seharusnya terjadi dalam kenyataan sosial menurut ajaran Islam dengan yang senyatanya terjadi dalam masyarakat, sehingga ia memiliki kemampuan untuk mengubah dan mengarahkan perkembangan sosial menuju kehidupan yang lebih baik. Sebagai
pengaruh
perubahan
sosial,
dakwah
harus
mampu
memberikan pedoman menuju arah dan corak ideal tatanan masyarakat baru yang akan datang. Di sini dakwah dituntut untuk selalu aktual atau up to date dan secara terus menerus ada di tengah perubahan sosial, sehingga tidak akan ada satu sudut kehidupan yang lepas dari fokus perhatian dan penggarapannya. Sementara ciri menonjol dari perubahan sosial dewasa ini adalah penemuan baru dalam bidang teknologi informasi akibat arus globalisasi.
1
2
Istilah globalisasi diambil dari kata “global” yang dalam kamus induk ilmiah diartikan meliputi seluruh dunia1, yakni proses interaksi yang sangat luas dalam berbagai bidang di seluruh negara di dunia. Kata ini juga melibatkan kesadaran baru bahwa dunia adalah sebuah kontinuitas lingkungan yang terkonstruksi sebagai kesatuan utuh. Marshall Mcluhan sebagaimana yang dikutip oleh Muhtarom menyebut dunia yang diliputi kesadaran globalisasi ini sebagai Global Village (desa buana). Dunia menjadi sangat transparan sehingga seolah tanpa batas administrasi suatu negara. Batas-batas geografis suatu negara menjadi kabur. Globalisasi membuat dunia menjadi transparan akibat perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya sistem informasi satelit.2 Era dunia baru yang disebut dengan globalisasi itu mengandung sejumlah harapan sekaligus ancaman dan kecemasan. Melalui globalisasi yang semakin niscaya, di satu sisi tatanan dunia baru yang membuka pelbagai peluang yang sarat dengan pilihan-pilihan untuk maju dan berkembang dalam membangun peradaban umat manusia yang tercerahkan. Namun di sisi lain, globalisasi justru juga
mengandung
kerawanan-kerawanan
baru
yang
dapat
mengancam
kelangsungan masa depan peradaban umat manusia. Kerawanan baru yang muncul akibat globalisasi adalah munculnya gaya hidup kosmopolitan, yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan dan
1 M. Dahlan. Y. Al-Barry, L. Lya Softan Yakub, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press,2003), hlm.247 2 Muhtarom, Reproduksi Ulama Di Era Globalisasi. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 44.
3
terbukanya aneka ragam informasi yang memungkinkan individu dan masyarakat mengikuti gaya hidup baru yang disenangi.3 Menurut Nurcholis Madjid dalam buku Islam Kemoderenan Dan Keindonesiaan mengemukakan bahwa: “Kita pun berkepentingan untuk ikut andil dalam proses globalisasi, supaya tidak terkena oleh akibat yang buruk dari perubahan tersebut. Perubahanperubahan pada masyarakat di dunia dewasa ini, merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar ke bagian-bagian dunia lain. Antara lain berkat adanya komunikasi yang modern, penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat pula diketahui oleh masyarakat lain yang jaraknya jauh dari tempat tersebut”.4 Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih telah membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Saat ini tidak ada lagi pelosok dunia yang tidak lagi terjangkau dan luput dari kecanggihan komunikasi. Seluruh bagian dunia menjadi tembus pandang membuka diri dan siap untuk berubah. Proses penyampaian hasil teknologi komunikasi canggih merupakan kejadian atau perubahan besar yang tidak memberikan kemungkinan kepada semua negara untuk menolaknya. Dengan kecanggihan teknologi komunikasi seolah-olah tidak saling terpisah lagi, bagi dunia yang satu terkait dengan dunia lainnya. Di samping itu, perkembangan dalam bidang komunikasi telah memperpendek jarak antar wilayah. Salah satu kecanggihan komunikasi tersebut yang saat ini baru tren adalah apa yang dinamakan internet. Dewasa ini perkembangan internet mulai merambah dan menempatkan posisi yang kuat di deretan media massa yang lebih dahulu ada seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi. Bahkan setelah internet mulai dikenal oleh masyarakat 3
Ibid, hlm. 44
4
sepuluh tahun yang lalu, media ini sudah diramalkan akan menjadi sangat pupuler di kemudian hari. Hal inipun terlihat ketika perangkat-perangkat komputer baik hardware maupun software terus berkembang dan terus disempurnakan tiap menit di komputer.5 Melalui hardware dan software, seseorang dengan mudah mampu mendapatkan informasi yang diinginkan hanya melalui komputer yang dilengkapi dengan modem yang disambungkan melalui jaringan telepon. Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan luas untuk saling berhubungan satu sama lain tanpa mengenal suku, bangsa, agama, ras, etnik, umur, jenis kelamin, status ekonomi sosial, dan latar pendidikan serta sejumlah indikator lainnya yang secara sosial bisa menjadi penghalang (barriers) untuk melakukan komunikasi. Kehadiran internet mampu menghilangkan halangan-halangan tersebut guna menciptakan suatu sistem komunikasi baru tanpa mengenal batas (borderless communication).6 Penggunaan internet aktif di Indonesia tergolong masih sedikit, yaitu diperkirakan baru mencapai sekitar 2-3 persen saja dari total penduduk yang mencapai kurang lebih 238, 452, 952.7 Namun demikian, jumlah tersebut terus meningkat pesat tiap tahunnya. Hal ini dapat di lihat dalam tabel sebagaimana di sajikan oleh APJII berikut ini:
4
Nurcholis Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 1987),
hlm. 148 5
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm. 154. Najahan Musyafak, Penggunaan Internet Bagi Pengembangan Sistem Komunikasi dan Informasi di IAIN Walisongo Semarang, ( Semarang :2004), hlm.3 6
5
Tabel 1.1 Peningkatan jumlah pelanggan dan pengguna internet di indonesia 8 Pelanggan internet di indonesia
pengguna interneat di indonesia
Bahkan diperkirakan jumlah pengguna pada 2006 mencapai angka 1 milyar. Sejalan dengan itu, kalangan umat Islam Indonesia yang menggunakan internet sebagai wahana dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah banyak. Bahkan data statistik tahun 2001 menyebutkan penggunaan mailinglist untuk kepentingan agama menempati posisi keempat (sebesar 12,4%) setelah keperluan sosial (28,2%), informasi ilmu(20,1%), dan keperluan bisnis (17,6%).8 Dalam arus informasi dan teknologi yang terus berkembang ini, dakwah harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, tanpa meninggalkan tradisi-tradisi lama. Dengan kata lain, dakwah harus 7
Wikipedia Indonesia, Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk, http://www. Wikipedia Indonesia. com, diakses tanggal 22 april 2006
6
fleksibel sesuai dengan objek dakwah yang senantiasa berubah karena perubahan aspek sosio kultutural. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda : 9
.ﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭﻋﻘﻮﳍﻢﺍﻣﺮﻧﺎ ﺍﻥ ﻧﺘﻜﻠﹼﻢ ﺍﻟﻨ
Artinya : “Kami diperintahkan untuk berbicara kepada manusia menurut kadar akal mereka masing-masing” Makna ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭﻋﻘﻮﳍﻢdalam hadits di atas bila dihubungkan dengan dakwah dapat diartikan; dakwah harus “menurut kadar akal mereka masing-masing”. Artinya dakwah harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat yang dihadapi. Misalnya ketika dakwah dihadapkan pada masyarakat yang masih tradisional, maka metode yang dapat digunakan adalah dengan metode konvensional (dakwah secara tatap muka). Dan ketika dakwah harus berhadapan dengan masyarakat yang sudah tersentuh dengan teknologi informasi, maka metode yang digunakan pun harus dapat menyesuaikan diri. Internet adalah salah satu alternatif pada saat ini. Diharapkan dengan media massa inilah dakwah dapat memainkan perannya dalam menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh penjuru, dengan keluasaan akses yang dimilikinya yaitu tanpa adanya batasan wilayah, kultural, dan lainnya. Begitu besarnya potensi dan efisiensi yang dimiliki oleh jaringan internet dalam membentuk jaringan dan pemanfaatan dakwah, maka dakwah dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan informasi tersebut atau yang sering disebut dengan Cyber Muslim atau Cyber Dakwah. Masing-masing cyber 8
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dakwah Kultural Muhammadiyah, (Yogyakarta: Surya Sarana, 2004), hlm. 82.
7
tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya. Seperti halnya yang dilakukan oleh situs www.Cybermq.com. Situs ini menyajikan berbagai informasi tentang Islam, yang diperkenalkan pada masyarakat luas sejak 1 Agustus 2002 hingga saat ini.
Gambar 1.1. homepage http://www.cybermq.com
Huruf MQ dalam situs www.Cybermq.com adalah kepanjangan dari Manajemen qolbu. Manajemen qolbu adalah ciri, cara, dan konsep dakwah dalam Islam yang dikembangkan oleh Abdullah Gymnastiar, pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhid di Bandung. Dalam pertumbuhannya, cara dakwah Aa Gym yang diberi label MQ ini banyak memanfaatkan media massa seperti radio, surat kabar, televisi, dan juga situs internet. Media berbasis web pertama yang lahir dari rahim MQ adalah situs www.manajemenqolbu.com. Situs ini lahir sebagai situs komunitas dengan misi menyebarkan pesan dakwah kepada audience yang lebih luas, tanpa mengenal lintas atau batas ruang dan waktu. Dalam perjalanannya muncul sebuah ide untuk membedakan MQ sebagai pesan dakwah dan MQ sebagai lembaga. Website
9
Ahmad Lutfi Fathullah, Al-Maqoosidul Hasanah, (Beirut; Daarul Hijrah,---), hlm. 93
8
merupakan media yang unik. Siapapun dapat membangunnya, baik untuk kebutuhan disrtibusi informasi, marketing, kehumasan, dan lain sebagainya. Ketika www.manajemenqolbu.com akan dikembangkan menjadi sebuah merek media maka ia harus berbeda, jangan sampai dipersepsi sebagai sebuah situs korporat
dan
tidak
komersial,
dan
belakangan
muncullah
nama
www.Cybermq.comwww. manajemenqolbu.com bisa di sebut media sebenarnya setelah menjadi www.cybermq.com atau disebuat juga the truly media.walaupun kategori contens tidak sebanyak ketika di www.manajemenqolbu.com.itu terbukti dari pencapaian hits. Karena sekarang lebih terarah maka lebih banyak orang yang mengaksesnya.dahulu
pengakses
situs
www.manajemenqolbu.com
hanya
mencapai 4-6 juta, setalah branding menjadi www.cybermq.com maka jumlah pengaksesnya terus meningkat tiap bulannya.jumah peningkayan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2
9
Yang hendak dituju oleh pengelola brand dan marketting Cybermq lewat perubahan nama tersebut adalah menjadikan Cybermq sebagai media internet yang mampu berkompetisi di pasar, dan menampilkan MQ secara komprehensif di internet yang kedepannya diharapkan dapat menjadi sebuah portal yang menyampaikan nilai-nilai moral untuk perbaikan budi pekerti dan menggalang kebersamaan demi terciptanya keluhuran bangsa. Dengan demikian situs www.cybermq.com adalah situs sebuah komunitas yang dijadikan media komunikasi masyarakat, baik individu maupun sebuah lembaga yang mempunyai keinginan untuk merubah sebuah tata nilai yang mengarah kepada sebuah perubahan akhlak menuju peradaban yang lebih baik. Titik pijak (starting point) inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji dan meneliti secara mendalam tentang sajian dari situs www.cybermq.com untuk kemudian penulis juga akan menganalisa pesan-pesan dakwah tersebut yang nantinya diharapkan akan dapat memberikan konstribusi demi perubahan yang lebih baik.
1.1. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini, yaitu: apa saja materi dakwah yang terdapat dalam situs www.cybermq.com mulai 1 Februari 2005 sampai 31 Mei 2006?
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
10
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis materi-materi yang terdapat dalam situs www.cybermq.com. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan penelitian ilmu dakwah terutama dalam bidang penyiaran dakwah. b. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini dapat : 1. Sebagai kontribusi penelitian dakwah dalam upaya mencari formulasi dakwah yang moderat, populis, aktual, faktual, dan kontekstual untuk mencapai dakwah yang memberi solusi. 2. Menambah informasi ilmiah dalam khasanah dakwah Islam khususnya tentang media dakwah, yang kiranya relevan dan aktual dijadikn pegangan dan bahkan analisis umat Islam yang menekuni dakwah dalam kerangka menghadapi era globalisasi dewasa ini.
1.4. Tinjauan Pustaka Berbagai penelitian tentang internet yang telah diteliti dan ditulis sebelumnya yang terkait dengan masalah ini antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Andityas Pranowo berjudul Internet Sebagai Media Dakwah(studi analisis format dan materi dakwh situs www.aldakwah.org tahun 2003-2005). Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh maraknya perkembangan teknologi informasi yang ditandai dengan lahirnya internet. Dengan perkembangan teknologi informsi dan
11
komunikasi ini umat Islam tidak boleh ketinggalan dengan umat lainnya. Umat Islam harus sanggup memanfaatkan teknlogi tersebut, sehingga kedepannya umat Islam sanggup menggabungkan warisan pemikiran pemikiran masa silam dan menghadapkannya pada realitas kekinian, serta dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi pada masa yag akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana format dakwah melalui situs www.aldakwah.org, dan mendapatkan format yang tepat untuk berdakwah lewat internet, untuk mengetahui materi yang disampaikan oleh situs www.aldakwah.org, serta mengetahui kekurangan dan kelebihan dakwah lewat internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa situs www.aldakwah.org sebagai bagian dari media dakwah lewat internet memiliki format dan materi dakwah yang lengkap, seingga user (mad’u) dipermudah dalam mencari informasi, dan pengetahuan islam Penelitian lain dilakukan oleh Siti Rejeki Widyastuti (2003), mahasisiwa ilmu komputer jurusan teknik informatika Universitas Dian Nuswantoro. Ia membuat penelitian tentang fiqh wanita. Penelitian ini membahas tentang fiqih wanita agar dapat langsung diakses melalui internet, dan mempublikasika informasi mengenai fiqih wanita lewat internat. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat dibuat suatu website database yang menampilkan data mengenai fiqih wanita dengan bahasa pemprogaman menggunakan active server pages (ASP), sehingga data yang ada dalam website dapa diperbaharui dengan mudah.
12
Masih dari institusi yang sama, Uliadi Sagita (2004) juga meneliti tentang sistem pembelajaran tuntunan sholat berbasis komputer. Penelititan ini membahas tentang cara pembuatan program aplikasi komputer untuk sistem pembelajaran tuntunan sholat dengan benar, baik pada bacaaan-bacaaan do’a maupun gerakangerakannya. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu, dengan basic komputer, pembelajaran tuntunan sholat menjadi efektif dan efisien, penyajian control player manual dari tiap gerakan dan bacaan
do’a sesuai dengan kewajiban dalam
mempelajarinya. Perbedaan penelitian-penelitia tersebut dengan penelitian yang akan peneliti teliti adalah terletak pada aspek kespesifikasian obyek pelelitian. Jika penelitian Andityas Pranowo lebih menitik beratkan pada situs www.aldakwah .org, Siti Rejeki Widyastuti lebih pada cara mempublikasikan informasi mengenai fiqih wanita lewat intetnet, sedang Uliadi Sagita lebih pada sistem pembelajaran tuntunan sholat berbasis komputer, maka penelitian yang sedang peneliti teliti ini lebih menitikberatkan pada kajian dakwah melalui media internet, khususnya dakwah yang dilakukan oleh situs www.cybermq.com
1.5. Kerangka Teoritik Untuk memudahkam pemahaman mengenai apa yang yang dimaksud dalam judul ini, penting kiranya dijelaskan beberapa istilah (kajian teori operasioanal) penelitian yang menyangkut tentang dakwah dan internet. 1. Dakwah
13
Dalam surat al-Imran ayat 104 Allah SWT berfirman :
ﻨ ﹶﻜ ﹺﺮﻮ ﹶﻥ َﻋ ﹺﻦ ﺍﹾﻟﻤ ﻨ َﻬ ﻑ َﻭَﻳ ﻭﻌﺮ ﻭ ﹶﻥ ﺑﹺﺎﹾﻟ َﻤﻣﺮ ﻴ ﹺﺮ َﻭَﻳ ﹾﺄ ﺨ َ ﻮ ﹶﻥ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟﺪﻋ ﻣﺔﹲ َﻳ ﻢ ﹸﺃ ﻨ ﹸﻜَﻭﹾﻟَﺘﻜﹸﻦ ﻣ ﻮ ﹶﻥﻠﺤ ﻤ ﹾﻔ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻫ ﻚ َ ﺌﻭﻟﹶـ َﻭﹸﺃ Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada kemakrufan, dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.10 Ayat ini memberikan petunjuk bagi kita bahwa hendaklah diantara kita ada segolongan orang yang menangani bidang dakwah, yaitu menyeru manusia kepada kebajikan (agama) yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Menyuruh yang ma’ruf (segala hal yang dipandang baik oleh syara’ dan akal) dan mencegah yang munkar (segala hal yang dipandang tidak baik oleh syara’ dan akal).11 Amrullah Ahmad sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Sulthon mengenai teori medan dakwah melihat dakwah sebagai ikhtiar muslim mewujudkan khoiru ummah. Ikhtiar itu merupakan refleksi tauhidi yang wajib digunakan (bukan suatu hak yang dimiliki muslim) yang inti pendorongnya adalah nilai Al-Birr dan Al-Taqwa. Khoiru ummah yang merupakan tujuan dari ikhtiar tersebut adalah wujud dari ketauhidan, pelaksanaan amar makruf nahi munkar. Ikhtiar tersebut menjadi kewajiban semua utusan Allah (bukan hanya atas Nabi Muhammad SAW) dan diwariskan untuk setiap orang dari ummat Muhammad.12
10
Depag RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Adi Grafika, 1995), hlm. 93 M.Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid an-Nur,(Semarang: Pustaka Rizki Putra,2002), hlm.656 12 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu, jurnal, hlm. 16-21 11
14
Masih menurut Amrullah Ahmad, untuk mencapai tujuan tersebut iman manusia perlu diaktualisasikan dan dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan yang dilaksanakan secara teratur pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dengan menggunakan cara-cara tertentu.13 Proses dakwah Islam agar mencapai tujuan yang efektif dan efesien, juga diperlukan komponen-komponen (unsur) dakwah yang harus terorganisir secara baik dan tepat. Salah satu komponen (unsur) dakwah yang harus terorganisir secara baik dan tepat adalah media dakwah. Aep Kusnawan mendefinisikan media dakwah sebagai instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara da’i dengan mad’u. Jika metode merupakan mesin dan pengemudi dari sebuah kendaraan dalam perjalanan dakwah menuju suatu tujuan sendiri, maka media merupakan kendaraan itu sendiri, tanpa instrumen yang dimiliki oleh da’i, perjalanan dakwah tidak akan berjalan.14 Menurut Moh. Ali Aziz, media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u.15 Sementara itu menurut Asmuni Syukir mendefinisikan media dakwah sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material) orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.16
13
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial,( Yogyakarta : Prima Duta, 1983), hlm. 02. 14 Aep Kurniawan, Op.Cit, hlm. 53. 15 Moh. Ali Aziz, Op.Cit, hlm. 120. 16 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,( Surabaya: Al-Ikhlas, 1982), hlm.163.
15
Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah atau yang populer di dalam proses belajar mengajar disebut dengan istilah “alat peraga”. Alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin. Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai sebuah sistem, yang mana sistem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) dimana komponen satu dengan yang lainnya saling berkaitan, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah dan lain sebagainya. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah menjadi tampak jelas peranannya.17 Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sebagai bagian dari perkembangan kehidupan manusia, penggunaan media dakwah juga mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi tersebut menuntut semua pihak untuk senantiasa kreatif, inovatif, dan bijak dalam memanfaatkan teknologi dimaksud guna kemaslakhatan umat manusia. Media dakwah yang pada awalnya lebih banyak menggunakan media tradisional, berkembang menjadi lebih banyak variasinya dengan menggunakan sentuhansentuhan teknologi media massa modern, baik dengan media cetak yang bervariatif (buku, koran, majalah, tabloid, dan lain-lain) maupun dengan media
17
Ibid. hlm. 164.
16
elektronik yang berinovatif pula (Radio, Televisi, Film, CD, Internet dan sebagainya).18 Namun dari sekian banyak media dakwah yang ada, media yang mempunyai
fungsi
global
adalah
internet,
karena
dengan
internet
memungkinkan dakwah dapat disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang, dan waktu sehingga cakupan dakwah akan semakin luas dan tidak bersifat regional. 2. Internet Dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan serta perjalanannya, dakwah senantiasa berkaitan dengan media. Bahkan keterkaitan antara dakwah dengan media ini dapat diruntut berdasarkan informasi dari al-Qur’an dan alHadits. Dalam sejarah tercatat bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memakai media tulisan (surat) dalam berdakwah serta media komunikasi tatap muka, seperti khutbah di mimbar, pengajian di majelis Ta’lim dan kesempatan lainnya. Kemudian sejarah pun membuktikan berbagai media digunakan oleh praktisi dakwah dalam mendefenisikan ajaran Islam.19 Internet adalah sebuah jaringan komputer global yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagai informasi secara bersama. Jadi internet merupakan kumpulan atau penggabungan jaringan komputer lokal menjadi jaringan komputer global. Jaringan-jaringan tersebut saling berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain dengan berbasiskan protokol IP (Internet Protocol) dan TCP (Transmission
18
M. Alfandi, Televisi Format Program Dakwah Melalui Media Televisi dalam Jurnal Ilmu Dakwah, vol. 25, ( Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2005), hlm. 43. 19 Prihananto, Internet Sebagai Media Dakwah Alternatif Pada Masyarakat Informasi, Dalam Jurnal Ilmu Dakwah, (Surabaya : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2001), hlm. 05.
17
Control Protocol) atau UDP (User Datagram Protocol), sehingga setiap pengguna pada setiap jaringan dapat mengakses semua layanan yang disediakan oleh setiap jaringan. Dengan menggunakan protocol tersebut artsitektur jaringan komputer yang berbeda akan dapat saling mengenal dan bisa berkomunikasi.20 Jadi internet merupakan jaringan longgar dari ribuan jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Di samping itu, dewasa ini internet telah menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Adanya perangkat telepon bergerak dan komputer serta internet menimbulkan suatu pola dakwah yang universal, yaitu dengan integrasi dengan media yang sangat memungkinkan sekali dakwah dapat disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang, dan waktu sehingga cakupan dakwah akan semakin luas dan pola berkembang secara dinamis karena tuntutan manusia modern akan informasi yang selalu up to date.21 Disamping pola dakwah yang universal, peran internet sebagai media dakwah sangat potensial dan penting di masa depan, karena tiga hal berikut: Pertama, pada umumnya para pengguna internet adalah kelompok masyarakat yang strategis, baik dalam kehidupan masa kini maupun masa depan (kalangan eksekutif, angkatan muda dan kaum terpelajar). Hal ini bila dikaitkan dengan sasaran dakwah, maka mereka merupakan sasaran yang strategis pula.
20
Aji Supriyanto, Pengantar Teknologi Informasi, (Jakarta : Salemba Infotek. 2005), hlm. 335. 21 Arif Harwanto, Dakwah Berbasis Teknologi Informasi, http://www.geogle.co.id, diakses tanggal 5 Maret 2006.
18
Kedua, internet sebagai wahana komunikasi dakwah mempunyai keunggulan komparatif yang sangat menunjang keberhasilan dakwah. Seperti diketahui, internet menggunakan medium komunikasi yang lengkap (tekstual, audio, grafis dan video) juga dapat bersifat interaktif dan informasi dapat diabadikan (disimpan). Ketiga, perkiraan masa depan menunjukkan kecenderungan bahwa kehidupan manusia semakin diwarnai dengan peralatan komputer, termasuk internet.22 Karena itu tidak berlebihan bahwa dakwah di masa depan akan (seharusnya, kalau tidak mau ketinggalan) diwarnai dengan dakwah yang menggunakan wahana virtual dakwah. 3. Materi Dakwah Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist. Enung Asmaya membagi materi dakwah ke dalam tiga kategori:23 a. Materi dakwah tentang keshalehanindividual Keshalehanindividual kriterianya adalah materi yang berisi rukun islam dan enam keyakinan pada rukun iman, seperti menghidupkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa, haji, dan lain-lain. b. Materi dakwah tentang keshalehansosial. Keshalehansosial yakni format tentang hubungan seorang makhluk dengan makhluk lain, seperti wirausaha, pendidikan, kepemimpinan, dan sedekah (membantu orang lain), dan sebagainya. 22
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Op.Cit. hlm.83-84.
19
c. Materi dakwah tentang manajemen qolbu. Materi dakwah tentang manajemen qolbu adalah materi-materi yang berupaya menata qolbu (hati). Agar senantiasa menjadikan niat dalam berbuat sesuatu dilandaskan pada nilai-nilai hakiki dan mulia, sehingga niat dan perbuatan yang dilakukan bernilai. Yang termasuk kategori manajemen qolbu adalah akhlak kepada allah seperti sikap sabar, ikhlas, berkata jjur, dan dapat dipercaya. Dan akhlak kepada manusia, diantaranya bersikap sopan, santun, ramah, senyum, salam, dan tidak menyakiti perasaan
orang
lain
tetapi
sebaliknya
menjaga
perasaan
dan
menghormatinya. Juga beberapa upaya perbaikan akhlak dengan upaya mengelola, manata, dan mengatur serta meluruskan dan membersihkan hati separti term intropeksi diri, evaluasi
diri,
mulai
dari
diri
sendiri,
keteladanan,
pembiasaan
diri,
latihan(riyadhah), dan lain-lain 1.6 Metode Penelitian 1.6.1. Jenis dan Spesifikasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan statistik dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadapnya.24 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moloeng bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data
23
Enung asmaya, Aa Gym Da’I Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk, (Jakarta:Hikmah, 2004). hlm. 23 24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik, Edisi Revisi V, (Jakarta : Rieneka Cipta, 2002), hlm. 10.
20
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.25 Dalam konteks penelitian ini, data yang diperoleh peneliti tidak dalam bentuk angka, namun data itu diperoleh dengan penjelasan dan berbagai uraian-uraian
yang
berbentuk
tulisan-tulisan
tentang
situs
www.
cybermq.com. Sedangkan spesifikasi dari penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Whitney sebagaimana dikutip Soejono dan Abdurrahman disebutkan bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.26 Metode ini digunakan peneliti untuk menggambarkan dan menganalisa datayang berkaitan dengan penelitian ini, yang terdapat dalam situs www.cybermq.com. 1.6.2. Sumber dan Jenis Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.27Atau menurut lofland dan loflan dalam metodologi lexy j.moeleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan-tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain.28
Dalam penelitian ini sumber
data terdiri dari dua bagian yaitu sumber data primer dan sekunder. a. Data Primer 25
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung : Rosda Karya, 2004), hlm. 4. 26 Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pendekatan dan Penerapan, (Jakarta : Rieneka Cipta, 1999), hlm. 21. 27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. (Yogyakarta : Rineka Cipta, 1998). hlm. 144 28
lexy J. Moeleong, op.cit. hlm 157
21
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.29 Data primer dari penelitian ini adalah berupa situs www.Cybermq.com yang peneliti akses mulai tanggal 5 pebruari sampai dengan tanggal 31 Mei 2006, dan meliputi dua link, yakni: atikel dan kolom. Dengan alasan bahwa mulai 1 Pebruay 2005 situs www.cybermq.com
berubah
dari
nama
sebelumnya,
yakni
www.manajemenqolbu.com dan perubahan tersebut secara otomatis berpengaruh pula terhadap terhadap perubahan format baik tampilan maupun materi-materinya. Jika www.manajemenqolbu.com mempunyai link yang lebih banyak namun materi tidak terarah, yaitu dengan 5 menu dengan 26 link, maka setelah berubah menjadi www.cybermq.com, situs ini lebih simpel dan terarah,yaitu dengan 5 menu dan 16 link. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti membatasi sampai dengan 31 Mei 2006 karena mulai 1 juni 2006 situs ini mengalami perubahan format, yaitu adanya penambahan rubrik kronika dan Geliat, yang sebelumnya tidak ada. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.30 Atau tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Dalam
29 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 82. 30 Ibid., hlm. 82.
22
penelitian ini, penulis menggunakan segala data tertulis yang berhubungan dengan tema yang bersangkutan. Baik itu dari buku, jurnal, surat kabar, atau literatur lain yang ada hubungannya dengan tema yang penulis teliti
1.6.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data adalah dengan teknik dokumentasi.Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.31 Bahan-bahan dokumen yang dihimpun dalam peneliti ini adalah semua materi yang terdapat dalam situs www.Cybermq.com
31
Suharsimi Ari kunto, op.cit,hlm. 236.
23
1.6.5 Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul maka perlu dianalisis guna mendapatkan kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis isi (content analysis). Holsti dalam Lexy J. Moeloeng memberikan definisi bahwa analisis isi adalah teknik yang di gunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan.32 Analisis isi
32
Lexy J. Moeleong, op.cit, hlm.220
24
ini di gunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, misalnya: surat kabar, buku, puisi, lagu , pidato, artikel,dan lain sebagainya.33 Mengenai pengukuran isi dari pesan-pesan dakwahnya, seperti yang dikutip oleh Andityas Pranowo, Don Flournoy, Borlson menyarankan lima metode yaitu; melalui kata-kata , tema-tema, sifatsifat, hal ihwal atau satuan ruang.34 Penelitian ini menggunakan tematema sebagai satuan pengukuran (unit of analysis). Jadi langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dengan membaca dan meneliti untuk ditetapkan klasifikasinya. Setelah di tetapkan klasifikasinya maka materi-materi tersebut di analisis guna mendapatkan kesimpulan. Adapun tema yang akan menjadi alat ukurnya adalah keshalehan Individual, keshalehan sosial dan manajemen qolbu. Sedangkan materi-materi yang tidak dapat di masukkan dalam ketiga kategori materi tersebut akan peneliti masukkan dalam kategori wacana sosial keagamaan.
1.7. Sistematika Penulisan Skripsi Pada umumnya, suatu pembahasan karya ilmiah (dalam hal ini skripsi) memerlukan suatu bentuk penulisan yang sistematis sehingga tampak adanya gambaran yang jelas, terarah, logis, dan saling berhubungan antara bab satu dengan bab berikutnya. Sistematika penulisan skripsi ini disusun ke dalam 5 bab, yaitu:
33 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), Hlm.89 34 Andityas Pranowo, Internet Sebagai Media Dakwah ( Studi Analisis Format Dan Materi Dakwah Situs www.aldakwah.org Tahun 2003-2005), (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2006), hlm.27
25
BAB I:
PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II:
DAKWAH ISLAM MELALUI MEDIA INTERNET Dalam bab ini penulis akan menggambarkan tentang dakwah, yang meliputi: pengertian dakwah, dasar hukum dakwah, unsur-unsur dakwah, tujuan dakwah. Serta internet yang meliputi: pengertian internet, dan sejarah internet, kegunaan internet, aplikasi internet secara umum, serta internet sbagai media dakwah.
BABIII:
KEBERADAAN
SITUS
WWW.CYBERMQ.COM
DI
TENGAH
PERSAINGAN TEKNOLOGI INFORMASI Bab ini merupakan penggambaran dari penelitian yang penulis teliti, yaitu mengenai situs www. Cybermq.com yang membahas profil situs www.cybermq.com
dan
meliputi;
sejarah
lahirnya
situs
www.cybermq.com, visi, misi, dan tujuan, keredaksian situs, format layanan , serta materi dakwah situs www.cybermq.com. BAB IV: ANALISIS MATERI DAKWAH SITUS WWW.CYBERMQ.COM. Bab empat ini berisikan analisis materi-materi dakwah yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu; keshalehan individu, keshalehan sosial, serta manajemen qolbu. BAB V:
KESIMPULAN
26
Bab ini berisi penarikan kesimpulan dari beberapa bab terdahulu. Di samping itu dalam bab ini juga dikemukakan rekomendasi untuk situs www.cybermq.com dan rekomendasi untuk peneliti lain, serta diakhiri dengan penutup.