BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa (Supartini, 2009). Walaupun telah dilakukan pelatihan yang baik dan diterapkan dalam perawatan anak, kebanyakan apa yang dilakukan dalam penyembuhan penyakit dan memperpanjang
hidup menimbulkan trauma, nyeri, kecewa, dan
ketakutan. Sangat disayangkan, dalam mengurangi trauma karena intervensi medis tidak dibarengi dengan kemampuan teknologi (Wong, 2005). Demikian juga keluarga tidak lagi dipandang sebagai pengunjung anak yang sakit, melainkan sebagai mitra perawat dalam menentukan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (Supartini, 2009). Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai pengalaman yang mengancam dan stressor, keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami mengapa anak dirawat, dan terluka, stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan, dan kebiasaan sehari-hari. Juga keterlambatan mekanisme koping. Jika anak harus menjalani hospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi keluarga (Wong & Whaley, 1999). Umumnya orangtua yang
10
Universitas Sumatera Utara
anaknya mengalami hospitalisasi akan bersikap penolakan, ketidak percayaan akan penyakit anaknya, marah dan rasa bersalah karena tidak mampu merawat anaknya, rasa takut, cemas, dan frustasi, juga hal tentang prosedur tindakan medis dan ketidaktahuan, depresi yang berhubungan dengan merasa lelah fisik dan mental, khawatir memikirkan anaknya yang lain di rumah, efek samping pengobatan dan biaya pengobatan. Disamping masalah hospitalisasi juga timbul sikap kepuasan dalam menerima pelayanan dari setiap tindakan yang diberikan kepada anak. Pada umumnya indikator yang sering dapat digunakan adalah keluhan pasien, kritik dalam surat pembaca, pengaduan malpraktek, laporan dari staf medik dan perawatan dan lain-lainnya (Sofian, 2009). Menurut pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain kualitas produk atau jasa, kualitas pelayanan, faktor emosional, harga, dan juga biaya. Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain kinerja (performance), keandalan (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi (comfomance to specification), daya tahan (durability), service ability, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Beberapa kasus yang sering dijumpai peneliti di rumah sakit selama peneliti menjadi petugas perawat adalah peristiwa yang dapat menimbulkan trauma pada anak, seperti cemas, marah, nyeri, menangis karena kesakitan, dan hal tersebut akan berdampak psikologis pada anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai bentuk perawatan terappetik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi
11
Universitas Sumatera Utara
dampak psikologis dari tindakan keperawatan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma (Hidayat, 2005). Studi pendahuluan yang diambil peneliti di ruang Rindu B4, jumlah pasien dari bulan Mei – Juni 2009 adalah 110 pasien (sumber data buku kunjungan rawat inap ruang Anak Rindu B4 RS HAM bulan Mei-Juni 2009), dengan kriteria anak yang telah lebih dari 2 hari mengalami hospitalisasi, dengan alasan pasien ataupun orangtua telah beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Selama orangtua menjaga anak selama hospitalisasi tentu muncul rasa kepuasan dan ketidakpuasan. Ketidakpuasan orangtua itu disebabkan orangtua tidak diberitahukan peraturan yang ada di rumah sakit, sebagian orangtua mengatakan perawat jarang sekali memberi pujian pada anak ketika selesai melakukan tindakan, perawat tidak pernah memberitahukan apakah anak boleh membawa barang kesayangan anak ke rumah sakit, ketika anak mendapat tindakan perawatan orang tua jarang diberitahu tentang prosedur tindakan, perawat tidak pernah mengatakan apakah tindakan perawatan yang diberi membuat anak kesakitan, perawat kurang hati-hati dan teliti dalam melakukan tindakan perawatan dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan di atas, setiap tindakan perawatan yang diberikan kepada anak didukung oleh sikap orangtua dalam menerima perawatan anak dalam bentuk sikap kepuasan pelayanan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa “kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan”.
12
Universitas Sumatera Utara
2. Pertanyaan Penelitian Bagaimana kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan? 3.Tujuan Penelitian 3.1. Tujuan Umum Mengidentifikasi kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 3.2. Tujuan Khusus Secara khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi, berupa : - mengidentifikasi tindakan mencegah atau meminimalkan perpisahan anak terhadap orangtua, - mengidentifikasi peningkatan kontrol anak, - mengidentifikasi mencegah atau meminimalkan cedera tubuh. 4. Manfaat Penelitian 4.1. Praktek Keperawatan Penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan terhadap ilmu yang telah didapat
perawat
selama
pendidikan,
bahan
masukan
meningkatkan pengetahuan atraumatic care, dan hubungan
tentang
pentingnya
kepuasan orangtua
terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di ruang Anak Rindu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
13
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi. 4.3. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama yang berhubungan dengan kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di rumah sakit. Penelitian ini dapat juga digunakan sebagai penerapan terhadap ilmu yang telah didapat perawat selama pendidikan, bahan masukkan tentang pentingnya meningkatkan pengetahuan atraumatic care, dan hubungan
kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami
hospitalisasi di ruang Anak Rindu B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
14
Universitas Sumatera Utara