BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Sekolah sebagai tempat pengabdian adalah bingkai perjuangan guru dalam keluhuran akal budi untuk mewariskan nilai-nilai ilahiyah dan mentransformasikan multi norma keselamatan duniawi dan ukhrawi kepada anak didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas, keratif, dan mandiri, berguna bagi pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang. 1 Guru mempunyai peran penting dalam membimbing siswa untuk belajar. Guru adalah orang yang digugu dan ditiru, jadi pantaslah menjadi panutan bagi siswa untuk mengajarkan hal-hal yang baik. Guru adalah tauladan untuk siswanya. Menumbuhkan kesadaran berinfak di sekolah suatu usaha untuk melatih, membimbing dan mendidik siswa agar berinfak, yang akhirnya membawa siswa kepada pembiasaan yang dilakukan oleh siswa dalam berinfak setiap hari jum’at, sehingga dapat membiasakan siswa untuk berinfak timbul dari dirinya sendiri ikhlas tanpa disuruh oleh orang lain. Membiasakan untuk berinfak tidak mudah, karena untuk berinfak tanpa disuruh oleh orang lain datangnya secara sadar dan merupakan kemauan dari diri sendiri. Akan lebih baik jika pembiasaan berinfak pada 1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 1.
2
seseorang adalah sejak masih kecil atau anak-anak, dimana pada masa itu anak akan mudah dan terbiasa berinfak hingga masa dewasa nanti. Namun pembiasaan berinfak dilakukan secara kontinyu atau terus-terus. Latihan dan latihan adalah kunci sukses agar terbiasa untuk berinfak. Allah SWT memberikan rahmat kepada manusia agar mampu menjalankan perannya di dunia dengan memberikan rizki agar kebutuhan manusia di dunia dapat terpenuhi. Namun tidak semua manusia diberikan rizki yang sama, ada yang berkecukupan, berkekurangan dan ada juga yang berkelebihan. Semua itu bukan karena Allah tidak adil dalam memberikan rizki namun dibalik semua itu ada maksudnya yaitu sebagai ujian semata. Orang yang berkecukupan, Allah uji dengan kesederhanannya dalam hidup agar terus bersyukur. Orang yang berkekurangan, Allah uji dengan kekurangannya untuk dapat terus mengingat Allah dan orang yang berkelebihan harta Allah uji dengan kekayaannya agar senantiasa menggunakan hartanya dijalan Allah dan dapat membantu sesama yang membutuhkan bantuan dana karena mengharap Ridha Allah semata. Setiap manusia dituntut untuk berinfak agar terlahir sifat saling menolong. Alangkah ruginya orang kaya yang menyimpan hartanya namun enggan untuk beramal apabila diminta untuk berinfak dijalan Allah, mereka menceritakan kesusahan, dan sulitnya mencari rizki. Mereka memberi dengan terpaksa dan riya. Apabila diminta shadaqohnya untuk menolong orang yang kesusahan, mereka menyalahkan orang-orang fakir dan miskin
3
seolah-olah hartanya habis oleh kebutuhan ini dan itu hingga akhirnya hartanya tidak jadi dikeluarkan. Salah satu problem besar yang selalu menjadi persoalan umat adalah terjadinya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Padahal, Islam sangat menghormati hak milik pribadi yang merupakan insting manusia dan islam tidak menganggapnya remeh. Selaras dengan itu, prinsip ajaran islam adalah memberikan sesuatu yang berhak. 2 Dalam kegiatan infak ini, ada sebagian siswa yang sulit untuk membiasakan diri. Siswa kurang sadar tentang pembiasaan berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin. Dan tidak adanya komunikasi antara guru dan sekolah tentang apa saja yang akan digunakan hasil dari infak tersebut menyebabkan orang tua siswa kurang mengetahui alokasi dana infak. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan peserta didik mendapat pengetahuan semakin luas dan nantinya bisa diterapkan pembiasaan berinfak dalam kehidupan sehari-hari sampai dewasa nantinya. Secara umum dengan adanya kegiatan infak disekolah tersebut, siswa belum sepenuhnya menyadari pentingnya kegiatan infak tersebut. Siswa hanya mengetahui kegiatan infak tersebut sebagai peraturan yang diterapkan oleh kebijakan sekolah. Menumbuhkan
kesadaran
berinfak
sangatlah
penting
bahwa
infak
merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam seperti halnya shalat dan puasa ramadhan agar terdorong dirinya untuk melakukan amalan ini.
2
Haryono S. dan Yusuf, Unsur-unsur Dinamika dalam Islam (Jakarta: PT. Intermasa, 1981), hlm. 106.
4
Banyak hal yang dapat diambil sebagai pelajaran dalam berinfak. Dengan berinfak, seseorang dapat menunjukkan keimanan dan rasa syukurnya kepada Allah swt. Selain itu, rasa ikhlas yang hanya akan diketahui oleh Allah merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa infak dapat melatih keikhlasan seseorang dalam berinfak. Kemudian dari segi sosial kemasyarakatan, infak dapat mendorong seseorang memiliki perasaan sebagai salah satu anggota masyarakat yang mempunyai peran sosial yaitu membangun kehidupan sosial yang lebih baik. Disamping itu, infak juga merupakan kegiatan yang dapat melatih seseorang untuk berjiwa sosial tinggi, memiliki kepekaan sosial dan juga empati kepada siapapun. Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain seperti shalat, puasa dan sebagainya yang harus diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Demikian pula halnya dengan berinfak juga harus diajarkan kepada anakanak sejak kecil. Berangkat dari pemaparan diatas, maka penulis akan membahas permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul “UPAYA GURU MENUMBUHKAN KESADARAN BERINFAK SISWA MTs MA’HADUL MUTA’ALLIMIN SIDOREJO COMAL KABUPATEN PEMALANG” dapat dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul ini, yaitu:
5
1. Upaya Upaya adalah usaha atau syarat bentuk menyampaikan sesuatu maksud, suatu usaha yang dilakukan terus menerus.3 2. Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pandidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.4 3. Menumbuhkan Menumbuhkan adalah memunculkan.5 4. Kesadaran Kesadaran berasal dari kata dasar sadar, yang berarti merasa, tahu maupun ingat dan kata kesadaran berarti keadaan tahu, mengerti dan merasa.6 5. Infak Infak adalah mendermawakan atau memberikan rezeki (karunia Allah SWT) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas karena Allah semata.7
3
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 1048. 4 Tim penyusun UU Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, Cet 1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 3. 5 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 692. 6 WJS. Poerwadarminta, op.cit., hlm. 437. 7 Cholid Fadhullah, Mengenal Hukum ZIS dan Pengamalannya di DKI (Jakarta: BAZIS, 1993), hlm. 562.
6
6. Siswa Siswa adalah pelajar (pada akademik dsb)8 Jadi yang dimaksud dengan penelitian ini adalah Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Alasan penulis memilih judul tersebut adalah : 1. Dengan adanya kegiatan Infak siswa dilatih untuk membiasakan diri sedini mungkin agar kelak dewasa siswa akan memberikan infak secara ikhlas dan menumbuhkan kesadaran dalam berinfak. 2. Infak adalah mendermakan atau memberikan rezeki (karunia Allah SWT) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas karena Allah semata. 3. MTs Ma’hadul Muta’allimin merupakan sekolah yang membiasakan siswanya untuk berinfak. Di sekolah ini membiasakan siswanya untuk berinfak yang mana itu sangat bagus sekali agar siswa dapat membiasakan untuk berinfak. Dengan harapan agar terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa.
8
Ibid.,hlm.955
7
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana upaya guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang? 2. Bagaimana pertumbuhan kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang?
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui upaya guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. 2. Untuk mengetahui pertumbuhan kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang.
D. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Kegunaan Teoritis a. Menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan yaitu tentang Upaya Guru Menumbuhkan Kesadaran Berinfak Siswa. b. Dapat memberikan konstribusi dan pengetahuan tentang Upaya Guru Menumbuhkan Kesadaran Berinfak Siswa. c. Untuk dapat menambah wawasan sekaligus menjadi masukan bagi para pengkaji dan peneliti sebagai pijakan para pengemban
8
pendidikan yang siap memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Upaya Guru menumbuhkan kesadaran berinfak siswa. d. Sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan Upaya Guru Menumbuhkan Kesadaran Berinfak Siswa.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi siswa, melatih siswa agar terbiasa mempraktikan infak sedini mungkin agar kelak nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sampai dewasa nantinya. Dengan adanya infak ini untuk membantu dalam proses pembentukan jiwa sosial pada siswa. b. Bagi pendidik, diharapkan dapat menjadi referensi untuk menumbuhkan kesadaran berinfak siswa agar dapat menginspirasi guru-guru untuk menerapkannya dalam menumbuhkan kesadaran berinfak. c. Bagi Sekolah, diharapkan dapat membantu meringankan siswa yang sedang mengalami musibah dan dapat membentuk kepribadian siswa untuk berinfak.
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Analisis Teoritis Guru adalah tokoh bermakna dalam kehidupan anak. Guru memegang peranan lebih dari sekedar pengajar, melainkan pendidik
9
dalam arti yang sesungguhnya. Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk mengajar ia dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai dasar, disertai seperangkat latihan keterampilan keguruan.9 Guru mempunyai peranan yang besar. Guru tidak hanya menerangkan, melatih, memberi ceramah, tetapi juga mendesain pelajaran,
membuat
pelajaran,
membuat
pekerjaan
rumah,
mengevaluasi prestasi siswa dan mengatur kedisiplinan. Guru juga harus mengatur kelas, menciptakan pengalaman belajar, berbicara dengan orangtua dan membimbing siswa.10 Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga dimasjid, dimushola atau dirumah.11 Pada hakikatnya, guru merupakan orang-orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dalam mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Sebagai pendidik, guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah dan pembina pengembangan 9
Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik) (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 132. Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm.
10
27. 11
Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran I, Cet I (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm.5.
10
bakat dan kemampuan peserat didik ke arah titik yang dapat mereka capai. Dengan demikian, guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan ke dalam jiwa anak melalui kecerdasan otaknya, akan tetapi guru juga harus mampu mengarahkan ke mana seharusnya bakat dan kemampuan peserta didik itu dikembangakan.12 Senada dengan ini, Moh. Fadhil al-Djamil dalam buku “Ilmu Pendidikan Islam” Karya Ramayulis menyebutksn bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik sehingga terangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan sadar yang dimiliki oleh manusia.13 Guru dalam mengajar dipengaruhi berbagai faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman dan pandangan filosofis guru kepada murid. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan akan lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Guru juga harus kreatif, profesional dan menyenangkan. Seorang guru yang benar-benar sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, tentulah akan selalu mawas diri, mengadakan instropeksi, berusaha selalu ingin berkembang maju agar bisa menunaikan pengetahuan,
tugasnya
lebih
memperkaya
baik
dengan
pengalaman,
selalu mengikuti
menambah seminar,
lokakarya, kursus-kursus penataran dan sebagainya agar selalu bisa 12
Muzayyin Arifin, Kapita Selekte Pendidikan Islam, Edisi Revisi, Cet. I (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 118. 13 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet VII (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm 58.
11
mengikuti
gejolak
perubahan-perubahan
sosio-kultural
dalam
masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi.14 Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik serta berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar disekolah. Sedangkan peranan guru yaitu sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator,
inisiator,
fasilitator,
pembimbing,
pengelola
kelas,
mediator, supervisor dan evaluator.15 Ikhlas adalah berbuat dan beramal dari motifasi yang tulus ikhlas dari hati sanubari karena Allah semata. Tidak mengharapkan pujian dan penghargaan terjauh dari mencari nama dan penghormatan. Amal
perbuatan
yang
semata-mata
karena
Allah
mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.16 Maka penulis memberikan pengertian berkenaan dengan infak yaitu sesuatu yang dikeluarkan oleh seorang yang beriman untuk disalurkan kepada seseorang atau lembaga yang mengangkut kepentingan umum (kemaslahatan), termasuk dalam hal ini infak yang dikeluarkan oleh siswa digunakan untuk keperluan siswa yang membutuhkan.
14
Zaenal Mustakim, opcit., hlm 14. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 1. 16 Oemar Bakry, Akhlak Muslim (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 12-36. 15
12
Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Termasuk ke dalam pengertian ini, infak yang dikeluarkan oleh orang-orang kafir untuk kepentingan agamanya.17 2. Analisis Penelitian yang Relevan Pada skripsi milik Farilla Mirfantin, Mahasiswa STAIN Jurusan Tarbiyah, yang berjudul “Upaya Menumbuhkan Akhlakul Karimah melalui Pendidikan Akhlak Peserta didik Kelas VI SD Dinasri Wetan 03 Kecamatan Taman.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, pendidikan akhlak bagi peserta didik kelas VI SD Denasari Wetan 03 Kecamatan batang dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan pendidikan akhlak, materi pendidikan akhlak, metode pedidikan akhlak dan evaluasi pendidikan akhlak yang diajarkan di SD Denasari wetan 03 Kecamatan batang. Kedua, upaya menumbuhkan akhlakul karimah melalui pendidikan akhlak peserta didik kelas VI SD Denasari Wetan 03 Kecamatan Batang dengan cara: siswa diajarkan tentang pendidikan keimanan, siswa diajarkan tentang pendidikan akhlaq kepada Rasul, siswa diajarkan tentang pendidikan akhlak kepada guru, siswa diajarkan kepada tentang pendidikan akhlak kepada teman. Ketiga, faktor yang mendukung upaya menumbuhkan akhlakul karimah melalui pendidikan akhlak peserta didik kelas VI SD Denasari Wetan 03 Kecamatan Batang, antara lain: 17
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infak dan Sedekah (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 14-15.
13
adanya kemauan dan kesadaran siswa untuk belajar, sarana dan prasarana yang cukup lengkap, serta adanya dukungan, bantuan dan masukan dari berbagi pihak. Sedangkan faktor yang menghambat antara lain: metode yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan akhlak, kurangnya tenaga pengajar yang profesional, serta minimnya waktu untuk belajar Pendidikan Agama Islam. Pada Skripsi milik, Kuntariyah Mahasiswa STAIN Jurusan Tarbiyah, yang berjudul “Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kedisiplinan waktu kedatangan siswa melalui pemanfatan Jam 0 bagi Siswa di SD Negeri Wates 02 Wonotunggal Batang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kedisiplinan waktu kedatangan siswa di SD Negeri Wates 02 Wonotunggal Batang dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang datang ke sekolah sebelum jam 7 bahkan ada siswa yang sudah datang pagi hari untuk mengikuti jam 0. Adapun alasan keterlambatan siswa datang ke sekolah, antara lain : rumahnya yang cukup jauh dan harus berjalan kaki, menunggu giliran untuk diantarkan ke sekolah dan lupa membawa buku PR dan harus kembali lagi untuk mengambilnya di rumah sehingga terlambat untuk sampai ke sekolah. Akan tetapi semua alasan tersebut dapat dianggap sesuatu hal wajar bagi SD Negeri Wates 02 Wonotunggal Batang. Kedua, upaya guru dalam menumbuhkan
kedisiplinan
waktu
kedatangan
siswa
melalui
pemanfa’atan jam 0 bagi siswa di SD Negeri Wates 02 Wonotunggal
14
Batang, antara lain : dengan mengadakan kegiatan Baca Tulis Al Qur’an (BTQ), kegiatan kebersihan kelas, kegiatan pembacaan asmaul husna, kegiatan senam pagi dan kegiatan pembelajaran tambahan. Semua kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang yang dimiliki
oleh
siswa
serta
meningkatkan
kedisiplinan
waktu
kedatangan siswa, dengan kegiatan ini maka siswa lebih siap untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Wates 02 Wonotunggal. 3. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang dan pertumbuhan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. 4. Kerangka berfikir Berdasarkan analisis teori di atas bahwa Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian siswa. Guru
adalah
sosok
sentral
bagi
kepribadian
siswa.
Siswa
mendengarkan ucapan dan meneladani perilaku mereka. Guru tidak hanya mengajar tetapi bertugas membimbing, mendidik, sebagai motivator dan sebagai teladan anak didiknya. Dan guru sebagai pemberi inspirasi, guru mengubah pandangan dan kehiudpan siswa menjadi lebih baik.
15
Seorang guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terahadap siswanya baik itu diluar sekolah maupun di dalam sekolah. Peranan dan tugas guru sangat penting, guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina siswa. Guru adalah sosok yang dpat membentuk jiwa dan watak siswa.
Guru
mempunyai
kekuasaan
untuk
membentuk
dan
membangun kepribadian siswa menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Dalam konteks menumbuhkan kesadaran siswa untuk berinfak bahwa guru bertugas mendidik, mengajar dan melatih siswa untuk berinfak. Guru harus membentuk jiwa sosial kepada siswa dengan begitu siswa agar mempunyai kepedulian sosial yang tinggi. Islam merupakan ajaran yang dapat membina pribadi muslim seutuhnya dalam wujud sifat-sifat keimanan, keikhlasan, keadilan, solidaritas, kepekaan sosial dan juga empati. Dengan melalui infak ini diupayakan untuk menumbuhkan kesadaran siswa agar dapat mengembangkan kepribadian muslim yang memiliki sifat-sifat di atas. Pengenalan dan penanaman infak sejak dini bagi anak sangat penting dengan agama sebagai dasar utamanya. Dengan upaya menumbuhkan kesadaran akan sangat membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan adanya infak ini peserta didik dilatih untuk membiasakan diri sedini mungkin untuk membiasakan berinfak agar kelak dewasa siswa akan memberikan
16
infak secara ikhlas. Infak merupakan komponen utama dalam membantu mewujudkan kegiatan yang menyangkut kepentingan atau kemaslahatan umum. Melalui Infak peserta didik dibiasakan untuk memiliki keikhlasan. Nilai keikhlasan dalam kegiatan infak seharusnya bisa memunculkan rasa ikhlas yang benar-benar tulus bukan karena siapasiapa melainkan hanya karena Allah swt. Karena dalam memberi tidak hanya sekadar memberi, tetapi disini ada anjuran untuk memberikan sesuatu yang terbaik yang dimiliki. Melalui pendidikan akhlak dilakukan dengan membiasakan bersikap adil, ikhlas, senang untuk berbagi, tidak merasa bahwa dirinyalah yang memiliki segala sesuatu yang menjadi titipan Allah swt. Selain itu dapat membuat seseorang berusaha untuk menjaga miliknya dengan sebaik-baiknya. Kemudian dengan berinfak, seseorang menjadi terbiasa untuk peduli kepada sesama, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, empati yang kuat dan akhirnya akan melahirkan seorang manusia yang memiliki kesalehan yang seutuhnya yaitu baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah di muka bumi.
F.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
17
1. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan meliputi: jenis penelitian dan jenis pendekatan. a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian lapangan ( field research ) yaitu penelitian yang dilakukan atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.18 Penelitian ini digunakan untuk mengalisis permasalahan yang muncul dalam lokasi penelitian secara mendalam tentang Upaya Menumbuhkan Kesadaran berinfak Siswa di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal kabupaten Pemalang.
b. Jenis Pendekatan Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.19 Pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan data yang diperoleh dari guru dan siswa yang kemudian disajikan dengan analisis kritis yang akan menghasilkan penarikan kesimpulan dalam bentuk kalimat tentang Upaya
18
Suharsmi Arikunto, Prosedur penelitian Suartu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 62. 19 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2004), hlm.4.
18
Menumbuhkan
Kesadaran
Berinfak
Siswa
MTs
Ma’hadul
Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang.
2. Sumber Data Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Sumber data primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti hasil wawancara atau hasil penelitian angket atau kuosioner yang biasa dilakukan peneliti.20 Atau dengan kata lain sumber data primer adalah sumber data yang berkenaan langsung dengan pembahasan masalah dalam penelitian.21 Dalam hal ini akan dijadikan sumber data primer adalah : 1. Kepala Sekolah MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. 2. Guru MTs Ma’hadul MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Adapun cara yang akan digunakan untuk memperoleh datanya adalah dengan membaca berbagai literatur, wawancara dan observasi.
20
Dergibon Siagan dan Sugianto, Metode Statistik (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2006), hlm.16. 21 Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), hlm. 31.
19
b. Sumber data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari bahan bacaan.22 Adapun sumber data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang.
3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Observasi Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.23 Peneliti terjun langsung ke tempat penelitian untuk mengamati keadaan yang ada. Dalam penelitian ini yang akan diobservasi adalah Kondisi MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang secara umum yang meliputi letak sekolah,
sarana prasarana, alat-alat perlengkapan yang berkaitan dengan kelancaran kegiatan yang berkaitan dengan upaya guru dalam menumbuhkan kesadaran berinfak siswa dan kegiatan siswa di saat berinfak.
22
S.Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
143. 23
WinarnoSurahmadi,dkk, DimensiMetodologisdalampenelitianSosial, (Jakarta, Usaha Nasional, 1987), hlm. 147-150
20
b. Wawancara Interview alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi.24 Dalam menggunakan tekhnik wawancara ini, keberhasilan dalam memperoleh data atau informasi dari objek yang diteliti sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara.25 Metode ini akan digunakan untuk memperoleh informasi tentang Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kesadaran siswa untuk berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Adapun yang akan diwawancarai ialah Kepala Sekolah MTs Ma’hadul Mut’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang, Guru MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang dan siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis.26
Metode ini akan digunakan untuk
memperoleh data yang sifatnya dokumenter. Metode dokumentasi 24
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997 ), hlm.
165. 25
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 224. 26 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 149.
21
ini digunakan untuk memperoleh keterangan data, informasi dari Kepala Sekolah, Guru dan Siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Untuk memperoleh informasi data dari atau tata usaha tentang gambaran umum MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Sedangkan untuk dokumentasi dalam kegiatan siswa dalam berinfak dilakukan dengan menggunakan handphone. 4. Teknik Analisis Data Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis data model Miles and Huberman, yang mana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Proses analisis di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengumpulan data, yaitu proses pencarian data yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. b. Reduksi data (data reduction), yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan. c. Penyajian data (data display), yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan interpretasi data, penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk teks naratif. Pada
22
dasarnya peneliti akan melakukan analisis dan interpretasi dalam setiap tahapan penelitian. d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification).
Selama
penelitian
masih
berlangsung,
setiap
kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus diverifikasi hingga dapat
diperoleh
konklusi
yang
validitasnya
dapat
dipertanggungjawabkan.27
G. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memudahkan penjelasan dan pemahaman pokok-pokok masalah yang akan dibahas, maka peneliti menyusun sistematika skripsi sebagai berikut : Bagian muka memuat sampul, halaman judul, halaman pernyataan, halaman
nota
pembimbing,
halaman
pengesahan
skripsi,
halaman
persembahan, halaman moto, abstrak, kata pengantar, daftar isi. Bagian isi terdiri atas bab I, bab II, bab III, bab IV dan V. Bab I adalah pendahuluan, akan berisi tentang : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II Guru Pendidikan Agama Islam dan Pertumbuhan Kesadaran Terdiri dari dua sub bab : Pertama, Guru Pendidikan Agama Islam meliputi: Pengertian, Tugas, Peran dan Kegiatan Pendidik. Kedua, Pertumbuhan 27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 246-253.
23
Kesadaran meliputi Pengertian, Jenis-jenis, Metode Menumbuhkan dan Rasionalisasi Menumbuhkan Kesadaran. Bab III Upaya Guru Menumbuhkan Kesadaran Berinfak Siswa MTs Ma’hadul Muta’alimin Sidorejo Comal kabupaten pemalang yang Pertama, membahas: Gambaran Umum MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Kedua, Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Ketiga, Pertumbuhan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Bab IV akan memaparkan Analisis Upaya Guru Menumbuhkan Kesadaran Berinfak Siswa MTs Ma’hadul Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang yang akan membahas tentang Analisis Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kesadaran Siswa untuk Berinfak di MTs Ma’hadul Muta’allimin
Sidorejo
Comal
Pertumbuhan
kesadaran
Siswa
Kabupaten untuk
Pemalang
Berinfak
di
dan MTs
Analisis Ma’hadul
Muta’allimin Sidorejo Comal Kabupaten Pemalang. Bab V yaitu Penutup akan berisi simpulan, saran, dan penutup.