BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Profesi keperawatan merupakan salah satu profesi luhur bidang kesehatan. Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Committee on Nursing adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni melayani/merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial. Hal ini dipertegas lagi dalam WHO Expert Committee on Nursing Practice yang menyatakan bahwa keperawatan adalah ilmu dan seni sekaligus. Disebutkan bahwa pelayanan keperawatan bertugas membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai potensi optimalnya di bidang fisik, mental dan sosial, dalam ruang lingkup kehidupan dan pekerjaannya. Tenaga keperawatan merupakan salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan yang melalui ilmunya akan mendukung tercapainya tujuan pembangunan bidang kesehatan (Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 2006). Sebagai tenaga professional, tenaga keperawatan harus mampu memenuhi hak pasien untuk diprioritaskan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, oleh karena itu tenaga keperawatan harus meningkatkan kualitas pelayanan yang menjamin kelangsungan pelayanan kesehatan, kenyamanan dan keamanan pasien sebagai konsumen (Depkes RI, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan keperawatan merupakan bagian terbesar dari pelayanan di rumah Sakit, oleh karena itu jumlah tenaga keperawatan yang memadai merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan pelayanan keperawatan. Untuk mengetahui jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan, perhitungan dapat dilakukan dengan menghitung beban kerja menggunakan rumus-rumus yang ada, dapat diketahui jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan (Ilyas, 2005). Pelayanan keperawatan diberikan baik berupa asuhan keperawatan langsung maupun tidak langsung, melalui kegiatan penyuluhan dan pendidikan oleh perawat dalam
institusi
sarana
kesehatan.
Pelayanan/asuhan
keperawatan
bersifat
komprehensif, mencakup pelayanan bio-psikososio-spiritual. Pelayanan keperawatan menangani masalah fisik (penyakitnya), sekaligus aspek psikologi, sosial dan spiritual. Perawat menangani masalah penyakitnya secara fisik, sekaligus memenuhi kebutuhan psikologisnya seperti keyakinan untuk sembuh, menumbuhkan rasa optimistik dan percaya diri pasien, serta perasaan dihargai (Praptianingsih, 2007). Perawat juga memenuhi aspek sosial pasien, seperti perasaan dibutuhkan, merasa dicintai dan diperhatikan. Pemenuhan kebutuhan spiritual dilakukan dengan memotivasi pasien untuk melakukan ibadah, membimbing pasien dan keluarganya untuk menerima sakitnya dengan perasaan sabar, menyarankan pasien dan keluarganya untuk berdoa agar lekas sembuh (Praptianingsih, 2007). Perawat harus mampu untuk melakukan upaya promosi dan pemeliharaan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit. Keperawatan juga meliputi kegiatan perencanaan dan pemberian perawatan pada saat sakit, masa rehabilitasi dan menjaga
Universitas Sumatera Utara
tingkat kesehatan fisik, mental dan sosial yang seluruhnya akan memengaruhi status kesehatan, terjadinya penyakit, kecacatan dan kematian (Tjandara Yoga Aditania, 2006). Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang (PPNI, 2006). Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan (PPNI, 2006). Nursing Department di rumah sakit mempunyai beberapa tugas, seperti: (1) memberikan pelayanan keperawatan pada pasien, baik untuk kesembuhan ataupun pemulihan status fisik dan mentalnya; (2) memberikan pelayanan lain bagi kenyamanan dan keamanan pasien, seperti penataan tempat tidur dan lain-lain; (3) melakukan tugas-tugas administratif, (4) menyelenggarakan keperawatan
Universitas Sumatera Utara
berkelanjutan; (5) melakukan berbagai penelitian/riset untuk senantiasa meningkatkan mutu pelayanan keperawatan; dan (6) berpartisipasi aktif dalam program pendidikan bagi para calon perawat (PPNI, 2006). Kondisi kerja mencakup lingkungan secara fisik dan sosial misalnya hubungan dengan teman sekerja, hubungan atasan dengan bawahan dan rasa aman bagi pekerja itu sendiri saat melakukan pekerjaan. Kondisi lingkungan fisik dapat berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu sesak, kurang cahaya dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan ketidak nyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruang yang terlalu dingin. Panas bukan hanya dalam pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Di samping itu, kebisingan juga mengambil andil tidak kecil dalam menimbulkan stress kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain (Briawansyah, 2007). Institusi pelayanan kesehatan dengan jumlah perawat dan dokter yang memadai menggunakan besarnya jumlah staf untuk menaikkan tingkat kompetisi terhadap rumah sakit lain. jumlah perawat berhubungan dengan kondisi kesehatan perawat (She-ward. et.al, 2005). Perawat yang, bekerja lembur terus menerus atau bekerja tanpa dukungan yang memadai cenderung untuk banyak tidak masuk kerja dan kondisi kesehatan yang buruk (PPNI, 2006). Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2009 tentang tenaga Kesehatan, menyebutkan bahwa standar petugas pada setiap ruangan untuk 1 shift minimal 4 orang untuk melayani 10-15 pasien, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
Universitas Sumatera Utara
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya kesehatan lebih lanjut. Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang ada di Banda Aceh dan khususnya memberikan pelayanan kepada ibu dan anak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Registrasi Medik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pemerintah Aceh (yang sekarang dikatagorikan sebagai Rumah sakit tipe B khusus) di ruang rawat inap ibu, ruang
rawat inap Anak, ruang VIP, ruang
NICU/PICU dan Ruang Kelas I. Tabel 1.1 Kondisi Jumlah Perawat, Jumlah Tempat Tidur, dan BOR Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Oktober Sampai dengan Desember Tahun 2010 Jumlah Perawat Jumlah Tempat (orang) Tidur (unit) 1 Ruang rawat ibu 13 22 2 Rawat inap Anak 12 12 3 Rawat Kelas I 13 12 4 VIP 12 10 5 NICU/PICU 16 8 Sumber : RSIA, Oktober sampai dengan Desember 2010 No
Ruangan
BOR (%) 85,7 82,2 92,0 87,3 81,3
Berdasarkan data kunjungan tahun 2007 sebanyak 5.982 orang dengan ratarata jumlah pasien tiap hari sebanyak 16 orang, tahun 2008 sebanyak 10.177 orang dengan rata-rata jumlah pasien tiap hari sebanyak 28 orang, tahun 2009 sebanyak 11.139 orang dengan rata-rata jumlah pasien tiap hari sebanyak 31 orang sedangkan pada tahun 2010 mulai dari bulan Januari-Oktober sebanyak 9.477 orang dengan rata jumlah pasien perhari sebanyak 56 orang. Dengan peningkatan jumlah pasien
Universitas Sumatera Utara
tersebut membuat perawat sempat kewalahan untuk memberikan pelayanan. Karena di RSIA setiap shift (regu) hanya terdapat 4 orang pagi, 2 orang sore, 2 orang malam orang perawat dan perawat dan tidak ada dokter jaga disetiap. Waktu kerja perawat dibagi dalam 3 (tiga) shift yaitu shift pagi (jam 08.0014.00), shift sore (jam 14.00-20.00) dan shift malam (jam 20.00-08.00). Pada waktu pagi dan sore jumlah kunjungannya banyak dibandingkan jumlah kunjungan pada waktu malam. Namun jumlah tenaga perawat pada waktu pagi sudah mencukupi dalam hal penanganan terhadap pasien yaitu 4 orang perawat pagi dan 2 orang perawat pagi kepala ruangan/wakil kepala ruangan yang terdiri dari perawat jaga dan perawat yang bekerja sesuai dengan hari kerja pada umumnya. Sedangkan pada waktu sore dan shifl malam dengan jumlah kunjungan yang juga banyak akan tetapi jumlah tenaga perawat hanya 2 orang. Dengan pembagian jumlah perawat yang tidak proporsional tersebut sehingga perawat merasa beban kerjanya tinggi karena waktu kerjanya terkadang berlebih, apa lagi kalau ada perawat yang mengambil cuti tahunan dan cuti melahirkan hal ini diakibatkan oleh karena banyaknya pasien yang masuk, belum lagi jika ada kejadian luar biasa seperti keracunan massal sehingga dalam penanganannya memerlukan waktu ekstra. Dengan kondisi yang seperti itu menyebabkan beban kerja perawat yang masuk shift pagi bertambah, meskipun perawat shift sore sudah datang namun masih kewalahan dalam menjalankan tugasnya sehingga perawat shift pagi yang waktu kerjanya 08.00-14.00 namun masih tetap bekerja hingga pukul 15.00-16.00.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Tupoksi Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerinah Aceh RSIA Banda Aceh Jl. Prof.A. Majid Ibrahim I No.3
Bidang Keperawatan Uraian Tugas Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Disahkan Oleh Direktur RSIA
dr. Rusdi Andid,Sp.A Pembina Tk.I NIP. 140 222 351 Tanggal : 7 April 2008
No 1. Nama Jabatan
Terbit Ker: Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
2. Uraian Umum
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan diruang rawat Melaksanakan pelayanan keperawatan diwilayah kerjanya
3. Tugas pokok 4. Persyaratan Jabatan
5. Tanggung Jawab 6. Wewenang 7. Hubungan Kerja
8. Kondisi Kerja 9. Bahan Kerja 10. Uraian Tugas
a.
Berijazah pendidikan formal keperawatan/kebidanan dan semua jenjang pendidikan yang disahkan oleh pemerinatah yang berwenang b. Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani Dalam melaksanakan tugasnya Perawat Pelaksana bertanggung jawab kepada kepala Ruang/Wakil kepala ruang Meminta informasi dan petunjuk kepada kepala ruang/wakil kepala ruang 7.1 Kepala ruang /Waka Ruangan 7.2 Unit kerja terkait 7.3 Sesama profesi keperawatan dan tenaga pelayanan kesehatan lainnya 8.1 Dalam ruang tertutup dan terbuka 8.2 Bahaya keamanan dan stress Laporan pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan di RSIA Banda Aceh 10.1 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat pergantiang dinas 10.2 Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan 10.3 Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku 10.4 Melaksanakan Askep melalui pendekatan proses keperawatan meliputi: 10.4.1 melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Lanjutan 10.4.2 melakukan tindakan segera kepada pasien (panas tinggi, kolap, perdarahan, keracunan, henti jantung, henti nafas) sesuai protap yang berlaku, segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter 10.4.3 melaksanakan evaluasi dan tindakan keperawatan 10.4.4 memberikan penyuluhan kepada pasien 10.4.5 mengobservasi kondisi pasien, selajutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi 10.5 berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya peningkatan mutu dan Askep 10.6 mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat 10.7 mengikuti pelatihan, seminar, symposium sesuai dengan program 10.8 melaksanakan system pencatatan dan pelaporan Askep yang tepat menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi home care dan penyelesaian administrasi
Sumber : Bidang Keperawatan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Menurut hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada perawat RSIA pemerintah Aceh yang berjumlah 14 orang. Dari 14 orang tersebut yang telah diwawancarai rata-rata mengalami kelebihan beban kerja, adapun hal-hal yang dirasakan perawat yaitu selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat, melakukan tindakan untuk selalu menyelamatkan pasien, seringnya melaksanakan tugas delegasi dari dokter (memberikan obat-obatan secara intensif) dan kadangkadang kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah pasien. Disamping itu kondisi kerja yang kurang menyenangkan seperti kebisingan, ruangan panas, banyaknya keluarga pasien yang berkunjung serta tidak adanya keharmonisan antara teman sejawat, kurang lengkapnya fasilitas seperti ruang tindakan diyakini juga dapat mengganggu iklim kerja dan akan berdampak pada menurunnya dalam memberikan tindakan keperawatan (caring) kepada klien. Beban
Universitas Sumatera Utara
kerja perawat juga dapat dilihat dari Bed Occupacy Rate (BOR), bila BOR diatas 80% kegiatan rawat inap sangat padat sedangkan bila BOR dibawah 50% berarti tempat tidur yang tersedia belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tingginya persentase BOR dapat menyebabkan perawat harus bekerja lebih lama dari jadwal yang ditentukan apalagi sumber daya perawat yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak masih sangat terbatas yaitu jumlah tenaga perawat Pelaksana : Ners 5 orang, sarjana keperawatan 4 orang, D4 Keperawatan 1 orang, D3 Keperawatam 38 orang dan SPK 7 orang. Dari beberapa pasien yang sedang menjalani perawatan di RSIA pemerintah Aceh yang diwawancarai langsung mengenai asuhan keperawatan diketahui bahwa masih terdapat perawat yang kurang peduli dalam memberikan asuhan keperawatan atau bahkan terkadang acuh terhadap kliennya, perawat yang ada diruangan setelah memberikan asuhan keperawatan perawat langsung keluar dari ruang, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kondisi kerja yang
kurang
mendukung. Hasil observasi awal di lapangan diketahui bahwa masih terdapat banyak asuhan keperawatan yang tidak isi/dilakukan dengan optimal/sempurna, jika dirincikan maka hanya 50% perawat yang melakukan pengkajian, 65% perawat mampu diagnosa keperawatan, 30% melakukan perencanaan, 70% yang melakukan implementasi sesuai perencanaan dan hanya 10% yang melakukan evaluasi keperawatan. Berdasarkan data, fenomena dan uraian di atas, maka peneliti berasumsi
Universitas Sumatera Utara
bahwa beban kerja perawat sangat memberikan pengaruh terhadap pelayanan (asuhan keperawatan) yang akan di berikan kepada pasien, terutama dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien di ruang rawat inap dan pada akhirnya kondisi tersebut secara umum memengaruhi mutu pelayanan di Rumah Sakit. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja terhadap asuhan keperawatan Perawat Pelaksana pada ruang rawat inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh yang sekaligus menjadi judul dalam penyusunan Tesis.
1.2. Permasalahan Pada latar belakang peneliti di atas di jelaskan bahwa kondisi kerja adalah lingkungan fisik kerja : Pencahayaan (Illumination), Suhu (Temperature), Kebisingan (Noise), Gerakan (Motion), Polusi (Pollution), Keindahan (Aesthetic Factors), dan kondisi psikologis dari lingkungan kerja : feeling of privacy, sebse of status and impotance yang dapat memengaruhi asuhan keperawatan. Oleh sebab itu, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kondisi kerja terhadap asuhan keperawatan perawat pelaksana di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kondisi kerja adalah lingkungan fisik kerja : Pencahayaan (Illumination), Suhu (Temperature), Kebisingan (Noise), Gerakan (Motion), Polusi (Pollution), Keindahan (Aesthetic Factors), dan
Universitas Sumatera Utara
kondisi psikologis dari lingkungan kerja : feeling of privacy, sebse of status and impotance terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh tahun 2011. 1.4. Hipotesis Ada pengaruh kondisi kerja adalah lingkungan fisik kerja : Pencahayaan (Illumination), Suhu (Temperature), Kebisingan (Noise), Gerakan (Motion), Polusi (Pollution), Keindahan (Aesthetic Factors), dan kondisi psikologis dari lingkungan kerja : feeling of privacy, sebse of status and impotance terhadap asuhan keperawatan pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan perawat pelaksana. 2. Institusi Pendidikan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, khususnya Program Pasca Sarjana
Universitas
Sumatera
Utara
Medan,
sebagai
bahan
tinjauan
keilmuan/pengembangan perpustakaan khususnya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam menerapkan proses keperawatan dan penelitianpenelitian selanjutnya. 3. Institusi Rumah Sakit Ibu dan Anak pemerintah Aceh khususnya dibidang keperawatan Sebagai bahan masukan/pertimbangan dalam rangka meningkatkan kajian keilmuan untuk dapat mengetahui pengaruh kondisi kerja terhadap asuhan keperawatan perawat serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Instalasi rawat inap.
Universitas Sumatera Utara