BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemerataan dan meningkatkan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk usia lanjut. Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan mengakibatkan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH)71,1% yaitu pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia mencapai 28,8 juta atau 11, 34%. Perkembangan penduduk lansia ini menarik untuk diamati dimana jumlahnya dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung makin meningkat (Nugroho, 2008). Selain di Indonesia, negara lain juga mengalami peningkatan jumlah populasi lansia berusia60 tahun. Populasi lansia diperkirakan mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 milyar pada 2050. Saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun). Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, dekade tahun 2005 sampai dengan tahun 2025 penduduk lansia di dunia meningkat hingga 77,37%, sedangkan usia produktif hanya mencapai 20,95%. Penduduk lansia dunia tahun 2025 diperkirakan akan mencapai sekitar 1,2 milyar orang dan memasuki tahun 2050 diperkirakan mencapai angka 2 milyar orang (Maryam dkk, 2008). Pertumbuhan penduduk lansia yang dari tahun ke tahun terus meningkat akan menimbulkan permasalahan pada kesehatan lansia yang suatu saat akan
Universitas Sumatera Utara
berpotensi menjadi “beban” masyarakat jika tidak dipersiapkan sejak dini. Secara fisik lansia mengalami kemunduran sel-sel yang berakibat pada kelemahan organ dan timbulnya dan timbulnya berbagai macam penyakit degeneratif dan secara psikologis lansia menjadi mudah lupa, mengalami rasa kebosanan apalagi jika kehilangan pekerjaan dan rentan terhadap berbagai masalah psikososial dan rawan kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuh sakit dan ancaman kematian (Depkes RI, 2005). Penyakit lanjut usia yang sering muncul di Inodensia adalah rheumatic, osteoporosis, osteoarthritis, hipertensi, kholesterolemeia, angina, cardiac attack, stroke, trigliserida tinggi, anemia, gastritis,ulkus pepticum, konstipasi, infeksi saluran kemih (ISK), gagal ginjal akut, gagal ginjal kronis, prostat hyperplasia, diabetes mellitus, obesitas, TB paru, carcinoma/kanker (Wahyunita dan Fitrah, 2010). Masalah-masalah fisik yang sering terjadi pada lansia antara lain : mudah jatuh,mudah lelah,kekacauan mental akut,nyeri dada, sesak nafas saat beraktifitas, palpitasi/berdebar-debar, edema pada ekstremitas bawah, nyeripunggung, nyeri pada sendi pinggul, penurunan berat badan, sukar menahan buang air kecil, sukar menahan buang air besar, gangguan tidur dan gangguan pendengaran (Murwani dan Priyantari, 2011). Seiring dengan meningkatnya jumlah dan angka kesakitan lansia diperlukan peningkatan jenis dan kualitas pelayanan kesehatan dan perawatan.Dengan demikian program yang terjangkau dan bermutu harus diupayakan agar keberadaan lansia mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif selama mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia (Maryam dkk, 2008). Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan posyandu lansia diupayakan oleh pemerintah kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan dasar puskesmas.Upaya kesehatan melalui puskesmas merupakan upaya menyeluruh dan terpadu yang meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Departemen Kesehatan dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) telah merumuskan tatanan tersebut yang dilaksanakan dalam bentuk posyandu, yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat secara rutin setiap bulannya (Depkes RI, 2004). Program posyandu lansia sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia di setiap wilayah harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian wilayah dengan jumlah lansia yang banyak dan terdapat kasus penyakit yang tinggi pada lansia,maka pada wilayah tersebut dibutuhkan pelaksanaan program posyandu
lansia.
Sebagai
Upaya
Kesehatan
Bersumber
Daya
Masyarakat(UKBM),maka keberhasilan pelaksanaan kegiatan posyandu lansia sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat (khususnya penduduk lansia) serta aparat pemerintah desa/kelurahan dimana kegiatan posyandu lansia tersebut dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya memerlukan beberapa upaya.Upaya kesehatan dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan.Upaya kesehatan desa terdiri dari upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak dan keluaraga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat serta upaya pengobatan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan yakni : upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upayaperawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatangigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan lansia dan upaya pembinaan pengobatan tradisioanl (Depkes RI, 2004). Posyandu lansia memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas hidup lansia karena pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga mencegah risiko yang berat.Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan posyandu sebaik mungkin. Penelitian Masbiran, (2010) tentang Fakor-faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Lansia ke posyandu lansia di RW 03 Kurao Pangan Wilayah Kerja Puskesman
Nanggalo
Kecamatan
Nanggalo
Padang
Tahun
2010,
menemukanhubungan yang bermakna tingkat pengetahuan lansia, sikap kunjungan lansia ke posyandu lansia, dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia antara jarak dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia, sarana dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Nurhaida, (2011) tentang Pengaruh Peran Keluarga dan Kader Lansia Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011, menyatakan bahwa ada pengaruh peran keluarga dan peran kader terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Peran keluarga dan kader terhadap pemanfaatan posyandu lansia memiliki peranan yang sangat penting terhadap kesehatan lansia. Penelitian Munadhiroh, (2011), menyatakan bahwa responden mayoritas lansia (51,3%), berjenis kelamin perempuan (85,5%), berpendidikan dasar (57,9%), tidak bekerja (67,1%),memiliki pengetahuan dan sikap yang baik (60,5%) serta memiliki motivasi tinggi (53,9%), ketersediaan fasilitas baik (69,7%) dan peran petugas kesehatan baik (68,4%) serta pemanfaatan posyandu oleh lansia sudah tinggi (64,5%). Khotimah, (2011)menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 55 – 64 tahun, berjenis kelamin perempuan, tinggal sama bersama suami/istri dan anak, berstatus kawin, pendidikan tamat SD, pekerjaan petani, jarak ke posyandu dekat sedangkan pendapatan, pengetahuan, sikap, dukungan sosial dan peran kader termasuk katagori kurang. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan posyandu lansia yaitu pengetahaun, sikap, dukungan sosial dan peran kader.Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia yaitu umur, jenis kelamin, status tinggal, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian Henniwati, (2008) menunjukkan bahwa variabel pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan,
ada pengaruh
dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. Sedangkan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, jumlah kader tidak ada pengaruh dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut usia. Berdasarkan
hasil uji regresi logistik
ganda
diperoleh variabel yang dominan berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lanjut usia adalah jarak. Menurut penelitian Sumiati dkk, (2012) menunjukkan bahwa pengetahuan tentang posyandu lansia : sumber informasi, sasaran, pengertian, status lansia, manfaat posyandu lansia, orang yang bertugas di posyandu dan peranan lansia mempengaruhi keafktifanlansia dalam pemanfaatan posyandu. Sikap lansia terhadap posyandu sangat positif, lansia tidak terbebani terkait kegiatanposyandu lansia yang rutin. Lansia bersifat negatif terkait rencana perubahan fungsi posyandu yang melayani masyarakat umum.Keluarga terutama anak-anak lansia berperan sebagai support sisterm. Kemampuan lansia dalam mengakses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh jarak rumah dengan posyandu lansia yang intinya semakin dekat jarak rumah semakin aktif lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia. Menurut Anderson, (1974) dalam Notoatmodjo (2007), pemanfaatan pelayanan
kesehatan
predisposisi,faktor
memiliki
pendukung
tiga dan
faktor
faktor
yang
berperan,
yaitu
kebutuhan.Pemanfaatan
faktor
pelayanan
kesehatan bergantung pada faktor-faktor sosiodemografis, tingkat pendidikan, kepercayaan dan praktek kultural, diskriminasi gender, statusperempuan, kondisi
Universitas Sumatera Utara
lingkungan, sistem politik dan ekonomi, pola penyakit serta sistem pelayanan kesehatan. Menurut SK Menkes RI No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimun (SPM), target pencakupan pelayanan kesehatan pada lansia sebesar 70%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan ProvinsiSumatera Utara cakupan pelayanan kesehatan lanjut usia di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2011 adalah 60,85% dan mengalami penurunan pada 2012 yaitu 60,74% (Dinkes Kabupaten Deli Serdang, 2013). Puskesmas Batang Kuis mempunyai 9 posyandu, yang terdiridari 1 kelompok lansia Madya dan 8 kelompok lansia Pratama. Jumlah lansia yang terdaftar di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis sebanyak 2.480 jiwa laki-laki dan perempuandengan perincian jumlah lansia yang memanfaatkan posyandu sebanyak 946 jiwa dengan cakupan pelayanan kesehatan sekitar (38,1%). Berdasarkan gambaran diatas, maka penulis mengangkat beberapa asumsi diantaranya adalah : pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang manfaat posyandu lansia, ketidaksiapan petugas kesehatan maupun kader dalam memberikan pelayanan, sarana dan prasaranayang kurang yaitu minimnya peralatan dan tempat posyandu yang belum ada.
1.2
Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas yang menjadi
masalah pada penelitan ini adalah “Bagaimana Pengaruh Predisposisi (pengetahuan,
Universitas Sumatera Utara
sikap), Pendukung (sarana prasarana) dan Penguat (perilaku tenaga kesehatan, dukungan PKK, dukungan keluarga) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013.
1.3
Tujuan Penelitian Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh
Predisposisi (pengetahuan, sikap), Pendukung (sarana prasarana), Penguat (perilaku tenaga kesehatan, dukungan PKK, dukungan keluarga)
Terhadap Pemanfaatan
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013.
1.4
Hipotesis
1.4.1 Ada Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013. 1.4.2 Ada Pengaruh Sikap Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013. 1.4.3 Ada Pengaruh Sarana prasarana Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013. 1.4.4 Ada Pengaruh Perilaku Tenaga Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013. 1.4.5 Ada Pengaruh Dukungan PKK Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
1.4.6 Ada Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis Tahun 2013.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan untuk membuat suatu kebijakan
yang mendukung dan
meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia. 1.5.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Menambah bahan masukan dan kontribusi dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi lansia. 1.5.3 Bagi Lansia Sebagai bahan masukan dan informasi bagi lansia dalam upaya meningkatkan kesehatannya. 1.5.4 Bagi Peneliti Menambah pengalaman dan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi perpustakaan hingga menjadi dasar pemikiran untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara