BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan akan selalu berorientasi pada pencapaian kualitas terbaik. Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan usaha pengendalian kualitas untuk menjaga kualitas produk agar tetap berada dalam batasbatas yang diijinkan. Banyak usaha – usaha yang dilakukan untuk mencapai kualitas terbaik, diantaranya yaitu melalui Total Quality Control (TQC) atau pengendalian mutu terpadu. Salah satu tools dari TQC adalah Quality Control Circle atau gugus kendali mutu. QCC atau gugus kendali mutu (GKM) merupakan suatu kelompok yang terdiri dari 4 sampai 10 orang secara sukarela yang berasal dari lingkup kerja yang sama dan bersama – sama mengidentifikasi, menganalisis serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan bidang kerja mereka. Setelah itu, mereka menetapkan pemecahan dan menyajikan usulan kepada manajemen untuk mendapat keputusan yang hasilnya nanti akan langsung diimplementasikan. Perusahaan grup Astra yang merupakan salah satu grup perusahaan terbesar di Indonesia telah lama menerapkan konsep GKM dalam memecahkan masalah – masalah yang terjadi di perusahaanya. Bahkan seiring dengan perkembangan
1
perusahaannya, terjadi pula perkembangan dalam cara pemecahan masalah. Saat ini konsep GKM di grup perusahaan Astra telah berkembang tidak hanya untuk memecahkan masalah dalam satu bidang perkerjaan saja tetapi dilakukan secara cross-functional yaitu dilakukan oleh karyawan dari bidang kerja yang berbeda untuk memecahkan masalah yang lebih luas. Konsep GKM ini disebut sebagai Quality Control Project (QCP). Sehingga konsep GKM di perusahaan Astra dapat dibedakan dengan Quality Control Circle dan Quality Control Project. Quality Control Project adalah Quality Control Circle yang melakukan suatu pemecahan masalah sebagai suatu project dimana anggotanya berkumpul secara sukarela dan berasal dari bidang kerja yang berbeda yang berkumpul dengan tujuan memecahkan masalah yang terjadi pada lintas departemen yang saling berhubungan. Quality Control Project tidak jauh berbeda dengan Quality Control Circle hanya saja berbeda dari anggotanya (lintas departemen) dan dari sifatnya konsep ini merupakan sebuah project namun tetap dilakukan pengawasan berkelanjutan setelah diimplementasikan. Jadi dapat dikatakan bahwa prinsip – prinsip dasar Quality Control Project sama dengan Quality Control Circle hanya saja tema permasalahan yang diangkat lebih luas dan keanggotaannya cross functional. PT. Astra Agro Lestari merupakan salah satu anak perusahaan astra yang menerapkan Quality Control Project. Perusahaan ini bergerak di bidang perkebunan dan memproduksi produk – produk hasil perkebunan seperti Crude Palm Oil (CPO), karet, teh serta produk perkebunan lainnya. PT. Astra Agro Lestari memiliki anak perusahaan perkebunan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan berkantor pusat di Jakarta. Sebagai anak perusahaan Astra, PT. Astra Agro Lestari senantiasa menjaga kualitas dari setiap proses yang dilakukannya. Kualitas yang dijaga mulai 2
dari pengambilan sumber daya alam di perkebunan, pemrosesan di pabrik sampai dengan pengiriman hasil produksinya. Proses menjaga kualitas inipun diterapkan pada anak perusahaan PT. Astra Agro Lestari yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya yaitu pada PT. Sari Lembah Subur, anak perusahaan PT. Astra Agro Lestari yang menghasilkan minyak dari kelapa sawit dan berlokasi di propinsi Riau. PT. Sari Lembah Subur terdiri dari tiga perusahaan yaitu PT. SLS-1, SLS-2 dan SLS-3. Ketiga – tiganya sama – sama memproduksi minyak kelapa sawit sebagai produksi utamanya. Pada semester 1 tahun 2006 ini PT. Sari Lembah Subur-1 mempunyai masalah dengan kualitas pengambilan sumber daya alam kelapa sawit di perkebunannya khususnya pada kebun plasma yang merupakan kebun milik PT. Sari Lembah Subur-1 yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Pada observasi yang dilakukan oleh divisi komite improvement yang menangani masalah kualitas di PT. Sari Lembah Subur-1, penurunan kualitas TBS (tandan buah segar) kelapa sawit kebun plasma merupakan masalah yang paling banyak terjadi dalam semester 1 tahun 2006 ini. Untuk menangani masalah kualitas tandan buah segar kelapa sawit tersebut, PT. Sari Lembah Subur-1 mencoba untuk melakukan perbaikan kualitas dengan mengatasi masalah tersebut tidak hanya dari sektor perkebunan saja tetapi dari semua proses yang ada mulai dari pengambilan sampai dengan pemrosesan di pabrik agar masalah yang di atasi dapat lebih bermanfaat bagi semua lini dan membawa hasil yang lebih efektif. Untuk itu diterapkanlah Quality Control Project pada penanganan masalah kualitas kelapa sawit plasma ini. Alasan lain mengapa PT. Sari Lembah Subur-1 menerapkan QCP adalah karena QCP masih jarang dilakukan pada perusahaan ini. 3
Hal ini dapat dilihat pada data statistik penerapan QCC dan QCP pada PT. Sari Lembah Subur : Penerapan QCC dan QCP PT. Sari Lembah Subur-1 30 25 20 QCC
15
QCP
10 5 0
2003
2004
2005
QCC
2
28
25
QCP
0
0
1
Tahun
Gambar 1.1. Jumlah penerapan QCC dan QCP PT. SLS-1 tahun 2003 – 2005
Dari data di atas dapat dilihat bahwa penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur-1 masih minim. Padahal dari skala penyelesaian masalah, hasil yang diperoleh dari Quality Control Project akan lebih luas manfaatnya dibandingkan dengan Quality Control Circle. Oleh karena itu penulis mengambil tema tentang penerapan Quality Control Project dengan ikut serta dalam penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur-1 dan menganalisis penerapan Quality Control Project tersebut.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada PT. Sari Lembah Subur-1,
kualitas dari kelapa sawit yang berasal dari kebun plasma mengalami masalah. Kualitas ini akan sangat mempengaruhi produksi CPO (Crude Palm Oil) atau
4
minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh PT. Sari Lembah Subur-1 karena jika dari proses awal di kebun sudah tidak bagus maka untuk proses – proses berikutnya juga akan mengalami penurunan kualitas. Oleh karena itu harus diterapkan suatu pemecahan masalah yang mencangkup semua bidang proses pada PT. Sari Lembah Subur-1 mulai dari proses di kebun sampai proses pengolahan kelapa sawit di pabrik. Untuk menangani masalah yang skalanya luas dan meliputi lintas bidang pada PT. Sari Lembah Subur-1, diterapkanlah Quality Control Project yang merupakan proses pemecahan masalah dengan berlandaskan pada Quality Control Circle. Tema masalah yang dibahas pada Quality Control Project lebih luas dibandingkan dengan Qaulity Control Circle namun dasar pelaksanaannya sama dengan Quality Control Circle yang pemecahan masalahnya dilakukan suatu kelompok yang terdiri dari 4 sampai 10 orang yang bersama – sama memecahkan masalah yang ada dan hasilnya akan diajukan pada pihak manajemen untuk dapat diimplementasikan. Setelah Quality Control Project diterapkan untuk mengatasi masalah kualitas kelapa sawit plasma, penulis menganalisis penerapan QCP tersebut untuk melihat kekurangan – kekurangan yang ada sehingga akan dibuat usulan penerapan QCP yang lebih baik dari yang sudah ada. Pada observasi awal yang dilakukan terhadap penerapan QCP yang telah dilakukan pada PT. Sari Lembah Subur-1, penulis melihat bahwa penilaian atau pengukuran terhadap QCP yang dilakukan hanya sebatas pada hasil improvement dari tema masalah yang dibahas, yaitu sekitar berapa reject yang berhasil dikurangi, berapa biaya yang dihemat atau berapa peningkatan kuantitas produksi. Namun penilaian tidak melibatkan sumber daya manusia yang berperan sebagai anggota 5
kelompok QCP yang melakukan pemecahan masalah tersebut. Hal ini dikarenakan dalam melaksanakan proses GKM, anggota gugus juga harus mendapatkan kepuasan dari kegiatan GKM yang mereka lakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis juga akan membuat penilaian terhadap kelompok QCP yang mengatasi masalah kualitas kelapa sawit plasma. Hal ini dikarenakan Quality Control Project tidak lepas dari peran kelompok yang melakukan kegiatan tersebut. Kelompok yang terdiri dari karyawan ini juga menentukan keberhasilan dari Quality Control Project. Suasana dalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok juga harus dinilai agar Quality Control Project memberikan manfaat yang lebih menyeluruh tidak hanya dari hasil pemecahan masalah yang diperoleh akan tetapi juga dari keefektifan kelompok yang melakukan Quality Control Project tersebut. Dari uraian di atas maka penulis merumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu : 1. Bagaimana penerapan Quality Control Project di PT. Sari Lembah Subur-1 untuk mengani masalah kualitas kelapa sawit di kebun plasma? 2. Apa saja improvement atau perubahan yang dihasilkan dari penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur tehadap masalah kualitas kelapa sawit di kebun plasma? 3. Apakah masalah kualitas kelapa sawit plasma dapat diatasi dengan Quality Control Project? 4. Apa saja hasil analisis yang dilakukan terhadap penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur untuk masalah kualitas kelapa sawit? Apa saja kekurangannya? 5. Bagaimana usulan penerapan Quality Control Project yang lebih baik? 6
6. Bagaimanakah hasil dari penilaian kelompok Quality Control Project yang menangani masalah kualitas kelapa sawit plasma?
1.3
Ruang Lingkup Agar tugas skripsi ini lebih terarah dan mudah dipahami, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dengan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas meliputi : •
Kegiatan yang akan diamati adalah kegiatan penerapan Quality Control Project pada anak perusahaan PT. Astra Agro Lestari, yaitu PT. Sari Lembah Subur yang berlokasi di proinsi Riau.
•
Pengambilan data dilakukan pada kantor pusat PT. Astra Agro Lestari di Jakarta dan PT. Sari Lembah Subur-1 di Riau.
•
Agar tidak menjadi rancu, dalam penelitian ini menggunakan konsep Astra Total Quality Control dimana konsep GKM Astra dibagi menjadi Quality
Control
Circle
dan
Quality
Control
Project.
Yang
membedakan keduanya adalah keanggotaan, skala tema masalah yang diambil dan langkahnya ( QCC 8 langkah dan QCP 7 langkah). •
Penerapan Quality Control Project yang akan diteliti adalah penerapan Quality Control Project pada penanganan salah satu masalah yang terjadi di PT. Sari Lembah Subur-1 yaitu masalah kualitas kelapa sawit plasma di PT. Sari Lembah Subur.
7
•
Quality Control Project yang akan diterapkan mengikuti langkah – langkah
penerapan
Quality
Control
Circle/Project
dengan
menggunakan langkah PDCA. •
Analisis yang dilakukan terhadap penerapan QCP yang telah dilaksanakan adalah analisis mengenai langkah penerapan, teknik pemecahan masalah yang digunakan dan hasil improvement QCP yang dicapai.
•
Jika setelah analisis dilakukan terdapat kekurangan, maka dibuat usulan penerapan QCP yang lebih baik untuk mengatasi kekurangan tersebut.
•
Penilaian kelompok Quality Contol Project yang dilakukan adalah berdasarkan analisa tingkat kepuasan karyawan anggota kelompok QCP dengan menggunakan analisa tingkat kepuasan konsumen dimana konsumen disini adalah karyawan yang ikut serta dalam Quality Control Project yang memecahkan masalah kualitas kelapa sawit plasma.
•
Penilaian dilakukan dengan importance dan performance analysis. Dimana dalam penilaian ini dibagi dua variabel yaitu importance dan performance.
Variabel
importance
adalah
tingkat
kepentingan
karyawan terhadap faktor yang dinilai dan variabel performance adalah kinerja faktor yang dinilai dalam kelompok QCP. •
Faktor – faktor yang dinilai untuk tingkat kepentingan dan kinerja adalah karakteristik efektifitas kelompok atau gugus yang meliputi : iklim, diskusi, sasaran, pendengaran pendapat, ketidaksesuaian
8
pendapat, konsensus, kritik, keterusterangan, rencana tindakan, kepemimpinan, dan umpan balik sehingga kelompok QCP yang dinilai dapat diketahui kinerja kelompoknya berdasarkan karakterisitik efektifitas kelompoknya.
1.4
Tujuan dan Manfaat Berdasarkan permasalahan dan batasan yang telah ditetapkan, penelitian
disusun dengan tujuan sebagai berikut : Menganalisis bagaimanakah penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur untuk menangani masalah kualitas kelapa sawit kebun plasma, apa saja perubahan atau improvement yang dihasilkan serta menganalisis apa saja kekurangan dari penerapan QCP tersebut sehingga akan dibuat suatu usulan penerapan yang lebih baik dari yang sudah ada. Selain itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana hasil penilaian terhadap kelompok Quality Control Project yang menangani masalah kualitas kelapa sawit plasma tersebut. Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : Memperkenalkan Quality Control Project sebagai salah satu metode dalam pemecahan masalah antar lintas departemen dan bagaimana penerapannya sehingga membantu perusahaan lain untuk dapat memecahkan masalah yang kompleks dan membawa hasil yang lebih efektif dan menyeluruh. Selain itu penelitian ini juga memberikan manfaat bagi karyawan dan perusahaan PT. Sari Lembah Subur, yaitu :
9
• Membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas kelapa sawit plasma sehingga juga meningkatkan kualitas produksi CPO atau minyak kelapa sawit • Membantu perusahaan dalam mengusulkan perbaikan terhadap Quality Control Project yang ada sehingga menghasilkan penerapan Quality control Project yang lebih baik. • Mempermudah dalam pengambilan keputusan apabila terjadi pada masalah lain yang juga melibatkan lintas departemen sehingga juga lebih menggalakan Quality Control Project. • Mengetahui keefektifan kelompok Quality Control Project. • Memperbaiki kinerja kelompok Quality Control Project. • Mempererat hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan. • Memupuk kesadaran karyawan sehingga termotivasi untuk dapat ikut serta dalam Quality Control Project.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1
Riwayat Singkat Grup Astra
PT Astra International tbk adalah perusahaan induk dari Grup Astra yang pada awal kegiatan operasinya, bergerak dalam bidang usaha perdagangan umum terutama hasil bumi. Kemudian Astra International melakukan perluasan usaha ke bidang distribusi kendaraan dan alat-alat berat serta komponen kendaraan bermotor, disamping melakukan penyertaan baik secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan dan perusahaan yang mempunyai hubungan afiliasi yang
10
bergerak dalam berbagai bidang usaha antara lain kendaraan bermotor, jasa keuangan, industri, perkebunan, serta usaha-usaha lainnya. Kegiatan usaha Grup Astra dapat dikelompokkan menjadi 5 divisi yaitu : 1. Divisi Astra Motor meliputi : distribusi, penjualan, dan penyewaan kendaraan bermotor, bisnis mobil bekas, suku cadang, dan jasa purna jual. 2. Divisi Astra Industri meliputi : manufaktur kendaraan bermotor, komponen otomotif, dan alat-alat berat. 3. Divisi Astra Finance meliputi :pembiayaan mobil dan sepeda motor, asuransi kerugian dan jiwa, dan perbankan. 4. Divisi Astra Resources meliputi : industri berbasis perkebunan dan perkayuan. 5. Divisi Astra System meliputi :peralatan kantor, dan teknologi informasi, serta infrastruktur. PT Astra Agro Lestari merupakan salah satu perusahaan yang berada di dalam Divisi Astra Resources PT Astra International tbk, atau divisi yang bergerak dibidang pengolahan sumber daya alam seperti agribisnis dan pengolahan kayu.
11
ASTRA INTERNATIONAL
ASTRA FINANCE Consumer Finance Asuransi Bank
ASTRA RESOURCES Agribisnis Perkayuan
ASTRA MOTOR Distribusi : Astra Motor -Toyota Astra Motor - Daihatsu Astra Motor - Isuzu Astra Motor - Nissan Diesel Astra Motor - BMW Astra Motor - Peugeot Astra Motor - Honda Motorcycles Astra Motor - Suku Cadang Astra Motor - Sewa & Leasing Astra Motor - Mobill Bekasi
ASTRA INDUSTRIES Perakitan Mobil : Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, BMW, Peugeot Perakitan Motor : Honda Pabrik Komponen dan Suku Cadang : Roda 4 dan 2 Alat Berat : Mesin Konstruksi, Kontrak Pertambangan, dan Material Handling
ASTRA SYSTEM Perlengkapan Kantor dan Teknologi Informasi Infrastruktur
Gambar 1.2. Struktur grup Astra
1.5.1.1 Sejarah PT Astra Agro Lestari PT Astra Agro Lestari tbk atau Perseroan, didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, yang dibuat di hadapan Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., Notaris di Jakarta kemudian dirubah dengan nama PT Astra Agro Niaga dengan Akta No. 9 tanggal 4 Agustus 1989, 12
yang dibuat di hadapan Notaris yang sama. Akta nama telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2.10099.HT.01.01-Th89 tanggal 31 Oktober 1989 dan telah didaftarkan di Pengadilan negeri Jakarta Pusat di bawah No.2553/1989 tanggal 9 November 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989, Tambahan No. 3626. Pada tahun 1997, Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham kepada masyarakat sebanyak 10% dari modal disetor dan ditempatkan pada waktu itu, atau sebanyak Rp. 125.800.000 saham, dengan nilai nominal Rp.500 setiap saham, dengan harga penawaran Rp. 1.550 setiap saham. PT Astra Agro Lestari tbk merupakan perusahaan dari kelompok Astra International, yang mengkhususkan diri, tumbuh dan berkembang menjadi perkebunan minyak sawit terkemuka di Indonesia. PT Astra Agro Lestari tbk, yang berkantor pusat yang beralamat di Jl. Puloayang Raya Blok OR – 1, Kawasan Industri Pulogadung ini bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan penjualan minyak goreng dan penyertaan modal kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, teh, dan pengolahan serta penjualan hasil perkebunan tersebut. Visi PT Astra Agro Lestari adalah menjadi sebuah perusahaan agribisnis yang ramah lingkungan terintegrasi-inovatif dan luas. Sedangkan misinya adalah menjadi sebuah perusahaan agribisnis panutan Grup Astra Agro membiayai pengeluaran modal kerja dan barang modal melalui kombinasi pinjaman jangka pendek dan panjang, setoran modal, dan kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi usaha. 13
Perkembangan konsumsi CPO di dunia masih terus meningkat (sumber: Oilworld 2020). Konsumsi dunia atas produk kelapa sawit terhadap total konsumsi minyak dan lemak memegang proporsi 17%, sedangkan untuk negara-negara Asia proporsinya mencapai 27%. Untuk memenuhi konsumsi CPO, Indonesia dan Malaysia telah memproduksi 80% dari total produksi CPO dunia. Hal inilah yang membuat PT Astra Agro Lestari tbk percaya bahwa dengan kuatnya permintaan minyak kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri dan rendahnya biaya produksi di Indonesia. PT Astra Agro Lestari tbk Perseroan sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia, akan terus menjadi produsen yang efisien dan kompetitif, menopang prospek Indonesia sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Grup Astra Agro memiliki 2 laboratorium penelitian yang terletak di kantor pusat. Laboratorium Tanah bertanggung jawab untuk melakukan survai dan analisa kesesuaian tanah lahan yang akan dikembangkan serta merekomendasikan dosis, jenis, serta frekuensi pemupukkan tanaman yang diteliti dan diterapkan pada kebunkebun percobaan yang tersebar pada anak perusahaan (demplot). Laboratorium Proteksi Tanaman bertanggung jawab untuk mengidentifikasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman dan juga musuh-musuh alam hama dan penyakit tersebut., serta memanfaatkan tanaman-tanaman yang berguna untuk melestarikan musuh alami di kebun, serta cara-cara penanggulangannya seperti burung hantu untuk mengusir tikus pada tanaman kelapa sawit, dan lain-lain. Laboratorium mempunyai hubungan kerja sama yang erat dengan Departemen Proteksi Tanaman yang memantau jenis dan populasi hama dan penyakit. Kerja sama ini meliputi tindakan pencegahan dengan sistem pengamatan dini (Early 14
Warning System), dan tindakan pengendalian hama terpadu (Integrated Pest Management). Hasil pengamatan tersebut dilaporkan setiap hari dari perkebunan ke kantor pusat untuk didata oleh Divisi Manajemen Sistem Informasi, sehingga dari analisa dapat disimpulkan tindakan-tindakan tepat yang akan dilakukan.
1.5.1.2 Letak Geografis PT Astra Agro Lestari tbk melaksanakan kegiatan usaha mulai dari penanaman, panen, pengolahan dan perdagangan hasil tanaman yang dilaksanakan oleh perseroan sendiri maupun dioperasikan melalui 42 anak perusahaan, yang terdiri dari 30 perusahaan yang bergerak dalam bidang kelapa sawit, 2 perusahaan dalam bidang karet, 4 perusahaan dalam bidang kakao, 5 perusahaan dalam bidang perkebunan teh, serta 1 perusahaan dalam bidang penjualan minyak goreng. Secara keseluruhan per tanggal 31 Agustus 1999, Grup Astra Agro menguasai 41 proyek plasma dan KKPA seluas 41.081 hektar. Dari jumlah tersebut, 184.552 hektar ditanami kelapa sawit dan 8.854 hektar ditanami karet, 3.213 hektar ditanami teh, dan 2.882 hektar ditanami kako. Dari seluruh perkebunan yang dioperasikan, 95.558 hektar terletak di pulau Sumatera, 59.487 hektar di pulau Kalimantan, 38.736 hektar di pulau Sulawesi, dan sekitar 5.720 hektar di pulau Jawa. Grup Astra Agro juga mengoperasikan 14 fasilitas pengolahan kelapa sawit, 5 fasilitas pengolahan karet, 6 fasilitas pengolahan teh, dan 6 fasilitas pengolahan kakao.
15
Tabel 1.1. Anak perusahaan perkebunan kelapa sawit AAL Perkebunan Kelapa Sawit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Eka Durna Indonesia Tunggal Perkasa Plantation Surya Panen Subur Cakradenta Agung Pertiwi Gunung Sejahtera Raman Permai Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi Agro Menara Rahmat Letawa Mamuang Pasang Kayu Sawit Asahan Indah Waru Kaltim Plantation Laras Astra Kartika Persadabina Nusantara Abadi Gunung Sejahtera Puti Pesona Gunung Sejahtera Yoli Makmur Gunung Sejahtera Dua Indah Surya Indah Nusantara Pagi Lesatari Tani Teladan Sari Aditya Loka Karya Tanah Subur Perkebunan Lembah Bhakti Sari Lembah Subur Bhadra Cemerlang Cipta Narada Lestari Nirmala Agro Lestari Kimia Tirta Utama Sukses Tani Nusa Subur
Lokasi
Riau Riau Riau Sulsel Kalsel Kalteng Kalteng Sulsel Sulsel Sulsel Riau Kaltim Sumsel Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Sulteng Jambi Aceh Aceh Riau Kalteng Kalteng Kalteng Riau Kaltim
Sumber: Laporan Tahunan AAL (2003).
1.5.1.3 Sumber Daya Manusia Perusahaan sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia terhadap keberhasilan Grup Astra Agro dalam melakukan aktivitas usahanya. Divisi Sumber Daya Manusia PT Astra Agro Lestari tbk mempunyai misi yang jelas yaitu untuk menopang tujuan keseluruhan Grup Astra Agro dengan menciptakan : 1. Organisasi yang solid 2. Karyawan yang kompeten 3. Suasana dan kondisi kerja yang sehat Usaha yang dilakukan PT Astra Agro Lestari tbk memerlukan jumlah karyawan yang cukup besar. PT Astra Agro Lestari tbk mempekerjakan karyawannya dari
16
beberapa sumber yaitu tenaga kerja yang berpengalaman, tenaga kerja yang baru lulus sarjana, lulusan SMU pertanian, dan angkatan kerja antar daerah dan lokal. Semua karyawan yang baru direkrut menurut jenjang jabatannya harus melalui program pelatihan PT Astra Agro Lestari tbk .
Tabel 1.2. Komposisi karyawan menurut jenjang jabatan
Keterangan Direktur
Jumlah 6
Persentase 0.04%
Kantor Pusat: Manager % Senior Manager Penyelia Karyawan
47 22 305
0.35% 0.16% 2.27%
Perkebunan : Manajer Manajer Lapangan Penyelia Karyawan Administrasi Karyawan Lapangan / Pabrik Jumlah
34 126 604 688 11618 13450
0.25% 0.94% 4.49% 5.12% 86.38% 100.00%
Sumber: Laporan Tahunan AAL (2003).
Tabel 1.3. Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan Keterangan S2 + S3 S1 Sarjana Muda (D3) SLTA, SLTP, lain-lain Jumlah
Jumlah 17 608 281 12544 13450
Persentase 0.13% 4.52% 2.09% 93.26% 100.00%
Sumber: Laporan Tahunan AAL (2003).
17
Tabel 1.4. Komposisi karyawan menurut jenjang usia Keterangan < 26 26 – 30 31 – 35 36- 40 > 41 Jumlah
Jumlah 3040 3810 3225 2122 1253 13450
Persentase 22.60% 28.33% 23.98% 15.78% 9.32% 100.00%
Sumber: Laporan Tahunan AAL (2003).
18
1.5.1.4 Struktur Organisasi
Shareholders
Board of Commissioners
Audit Committee
Senior Technical Advisor
Board of Directors
President Director Vice President Director
Supporting Industries (SIN)
Downstream Industries (DSI)
Marketing
Maufacturing
Refinery
Palm Oil Commodity (POC) Transport & Non-Palm Oil (TNP)
Finance & Corporate Secretary
President Office Mgmt & Ops Improvement Internal Audit Business Development Safety, Health & Environment
Director in Charge
Corporate Function procurement Banking, Treasury, Investor Accounting Tax & Budget Corporate Legal
Plantation Dvelopment Control (PDC)
Plantation Development (PDO) Agronomic Development Control Information Technology
Engineering Development Control (EDC)
Process & Quality Control Project Development
Gambar 1.3. Struktur Organisasi PT Astra Agro Lestari tbk
19
Human Resources, General Affair & Community Development (HGC)
Human Resources (HR) General Affairs & Asset Man. Community Development
Plantation & Mill Operation (PMO)
Business Divisions Infrastructure Andalas 1 Area Andalas 2 Area Borneo 1 Area Borneo 2 Area Celebes Area Jawa Lampung Area
1.5.2
Sejarah Quality Control Circle di PT. Astra Agro Lestari Pada tahun 1990 kegiatan QCC sebagai bagian dari sistem manjemen Total
Quality Control (TQC) diperkenalkan ke kelompok perusahaan astra agro. Hanya saja motif penerapannya ketika itu hanya sekedar mengikuti pola induk perusahaan kelompok astra yang sudah jauh lebih dulu menerapkan sistem manajemen TQC. Pokok pemikiran yang melatar belakangi kegiatan QCC tidak disadari benar sehingga unsur mentalitas dasar yang memotovasi karyawan bahkan manajemen tidak mengakar. Lahirnya kelompok QCC lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Dapat dimengerti bahwa kegiatan QCC yang tidak dilandasi mentalitas dasar, akhirnya merasa bahwa kegiatan QCC hanya menjadi beban dan buang – buang waktu saja. Hanya tiga tahun kemudian (tahun 1993) kegiatan QCC di kelompok astra agro dihentikan. Pada bulan Mei tahun 1999 terjadi pergantian direksi di PT.AAL. Dua direktur senior dari Astra grup duduk sebagai pemimpin puncak. Sistem manajemen astra yang didasarkan pada konsep TQC, yang melibatkan semua jajaran dan tingkatan didalam manajemen kebijakan perusahaan, kemudian diterapkan di AAL. Karyawan biasa (floor worker) yang selama ini bekerja sekedar menjalankan perintah atasan kini mempunyai peranan seperti peningkatan kualitas dan produktivitas, penurunan biaya, adalah sasaran dimana peran serta floor worker sangat menentukan. Untuk itu kegiatan QCC diminta untuk dihidupkan kembali.
20
Program ini dimulai dengan mengadakan pelatihan di seluruh anak perusahaan untuk penyegaran kembali konsep Total Quality Control (TQC) dan Quality Control Cicrle (QCC). Banyaknya anak perusahaan yang jumlahnya 42 perusahaan dan letaknya menyebar mulai dari Aceh sampai ke Sulawesi, merupakan kesukaran tersendiri. Namun komitmen yang kuat dari pimpian puncak, akhirnya membuahkan hasil. Dimulai sejak Juli 2001 pada review 3 bulanan di setiap wilayah perkebunan ditampilkan 1 QCC yang paling pertama yang menyelesaikan temanya ditampilkan pula pada rapat pimpinan PT.AAL. Pada bulan Agustus dari 71 QCC yang terbentuk, 42 QCC telah menyelesaikan tema pertamanya. Akhirnya konvensi QCC yang pertama diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2002, diikuti oleh 12 QCC dari 42 yang telah menyelesaikan tema.
1.5.3
Sejarah perusahaan PT. Sari Lembah subur Pengolahan perkebunan kelapa sawit ini merupakan suatu kegiatan yang tidak
terputus sepanjang waktu, yang pada setiap kurun waktu tertentu hampir selalu terdapat semua tahap dan bentuk kegiatan, sehingga merupakan suatu siklus kegiatan pengelolaan yang berazas berkesinambungan produksi, kegiantan tersebut antara lain : pengolahan
tanah, pembibitan, peremajaan tanaman, pemeliharaan tanaman,
eksploitasi (pemanenan Tandan Buah Segar atau TBS), penebangan pohon-pohon sawit tua yang sudah tidak produktif, eksplorasi (perluasan areal tanam) dan
21
pengelolaan hasil sampai pengolahan TBS menjadi CPO untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Kegiatan ini telah direncanakan sedemikian rupa sehingga sepanjang tahun hampir selalu terdapat semua tahap bentuk kegiatan tersebut dengan intensitas yang hampir sama dari waktu ke waktu. Salah satu usaha pemerintah untuk mengembangkan usaha perkebunan adalah dengan pola PIR yang mana pemerintah telah menyetujui 29 perusahaan yang akan mengembangkan usaha perkebunan dengan pola PIR Trans yang terdiri dari 24 perusahaan swasta dan 5 perusahaan Negara (PTP) yang terbesar di 10 Propinsi. Dalam rangka menunjang program serta kebijaksanaan pemerintah ini maka berdirilah PT. Sari Lembah Subur sebagai salah satu Perusahaan Perkebunan di Indonesia.
1.5.3.1 Gambaran Perusahaan PT. Sari Lembah Subur merupakan salah satu anak perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang bergerak dalam bidang/sektor perkebunan yang terdiri dari perkebunan Inti, Plasma & KKPA serta tahap pengembangan di Afd. OX/OY seluas 450 Ha. Kebun PT. Sari Lembah Subur dimulai pada tahun 1987, sedangkan Pabrik mulai beroperasi bulan September 1992. Terletak di Kecamatan Pangkalan Kuras dan Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Namun sekarang setelah Otonomi Daerah terjadi Pemekaran Kabupaten yang mana sekarang PT. Sari
22
Lembah Subur berada di Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
1.5.3.2 Letak Geografis Kebun Perkebunan Kelapa Sawit PT. Sari Lembah Subur terdiri dari 3 kebun yaitu kebun PT. Sari Lembah Subur-1 pola PIR-TRANS, kebun PT. Sari Lembah Subur-2 pola PBSN (Perkebunan Besar Swasta Nasional) dan PT. Sari Lembah Subur-3 pola KKPA. Perkebunan PT. Sari Lembah Subur-1 seluas 10.000 Ha yang terdiri dari Plasma 8.000 Ha dan inti 2.000 Ha serta KKPA seluas 3.050 Ha. Perkebunan PT. Sari Lembah Subur-2 adalah perkebunan pola PBSN murni seluas 15.000 Ha. Dengan luasan areal tersebut diharapkan perusahaan dapat mencapai target Produksi TBS yang telah ditetapkan management sebesar 24 Ton/Ha/Tahun. PT. Sari Lembah Subur memiliki 3 Kebun inti, KKPA & Plasma yang terdiri dari : 1. Kebun Kampar memiliki 5 Afdeling yaitu : Afdeling OA, OB, OC1, OC2 & OY/OX 2. Kebun Tanglo memiliki 4 Afdeling yaitu : Afdeling OM, ON, OQ & OR 3. Kebun Kerumutan memiliki 4 Afdeling yaitu : Afdeling OO, OP, OS & OT 4. Kebun KKPA memiliki 8 Afdeling yaitu : Afdeling AA, BB, CC, DD, EE, FF, GG & HH 5. Kebun Plasma memiliki 9 SP yaitu : SP1, SP2, SP3, SP4, SP5, SP6,SP7,SP9A & SP9B.
23
1.5.3.3 Proses Produksi Secara umum, proses awal untuk setiap proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO melalui beberapa tahap yaitu, penanaman, panen, pengolahan produk kelapa sawit, dan pengolahan produk non kelapa sawit. Penanaman dimulai ketika Astra Agro membeli lebih dari 90% bibit kecambah kelapa sawitnya dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebua lembaga pemerintah. PPKS adalah pemasok terbesar bibit dan kecambah kelapa sawit di Indonesia. Bibit tersebut kemudian dipelihara dan setelah 3 bulan ditanam di pembibitan. Tanaman tumbuh dipembibitan selama 9 bulan kemudian dipindahkan ke perkebunan. Pada periode TBM ini, yaitu dari pemindahan kie perkebunan sampai mencapai tahapan TM (kurang lebih 36 bulan), tanaman kelapa sawit muda memerlukan pemeloharaan yang efektif. Pemeliharaan ini mencakup pemupukan yang benar atas TBM, pembebasan daerah sekitar TBM dari tanaman lain, penanaman sekitar TBM dengan tanaman penutup tanah dan dihindarinya serangan hama dan penyakit. Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan setelah 30 bulan setelah ditanam tetapi produksi komersil dimulai kira-kira 36 bulan. Tingkat kematangan TBS yang dipanen adalah sangat penting untuk memaksimalkan produksi tanaman kelapa sawit dan kualitas CPO. Seluruh buah yang lepas dari tandan dikumpulkan oleh pemanen untuk diolah bersama TBS, untuk memaksimalkan rendemen/ekstraksi CPO dan inti sawit.
24
Proses pengolahan kelapa sawit dimulai dengan panen TBS yang sudah masak dari perkebunan dan kemudian diangkut dengan truk ke tempat penampungan di pabrik pengolahan kelapa sawit untuk dipilah menurut kualitasnya. TBS tersebut kemudian diangkut ke tempat sterilisasi untuk disterilisasi dengan uap dalam ruang tertutup bertekanan untuk memudahkan pemisahan buah dari tandan. Tandan kosong kemudian dibakar untuk mendapatkan abu janjang dengan kandungan pupuk yang tinggi dan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik di perkebunan. Buah yang sudah terlepas dari tandan diteruskan ke tempat pemerasan untuk dilkeuarkan minyaknya, kemudian diteruskan ke tempat penjernihan. Di tempat penjernihan ini, minyak kelapa sawit akan diproses untuk menurunkan kadar air, menghilangkan ampas dan kotoran untuk memperoleh produk CPO. Hasil sampingan dari tempat pemerasan dalah serat, pecahan cangkang dan biji inti sawit. Serat dan cangkang kemudian digunakan sebagai bahan bakar boiler uap. Biji inti sawit diproses kembali melalui stasiun pemecahan dimana biji inti sawit dipecah, dibersihkan dan dikeringkan untuk mendapatkan hasil akhir produk inti sawit. Tingkat ekstraksi sangat ditentukan oleh kualitas dan tingkat kematangan TBS Seiring dengan meningkatnya umur tanaman kelapa sawit penghasil TBS, maka tingkat ekstraksi juga meningkat. Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). Proses pembuatan minyak goreng (Olein) melalui proses sebagai berikut :
25
1. Pembuangan getah (degumming) 2. Penjernihan warna (bleaching) 3. Penghilangan bau (deodorising) 4. Pemecahan (fractionation) Di samping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan. PT. Sari Lembah Subur memiliki 2 PKS ( Pabrik Kelapa Sawit), pabrik pengolahannya dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Pada tahun 1995, kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 60 ton TBS/jam. Dengan demikian dapat menghasilkan Rendemen CPO Golden minimal 24 % dengan Kadar FFA (Keasaman) > 2,5 %. Dalam proses produksinya PKS PT. Sari Lembah Subur menghasilkan limbah dalam bentuk gas, cair dan padat dalam jumlah yang relatif besar. Bebarapa upaya telah dilakukan untuk penanganan limbah yang dihasilkan pabrik dalam proses produksinya, seperti pembuatan dan pengoperasian kolam pengolah limbah cair, dan pemanaatan limbah padat sebagai bahan bakar boiler atau untuk dimanfaatkan terutama oleh penduduk sekitar. Sekarang Limbah tersebut juga sudah dimanfaatkan
26
sebagai Land Aplikasi melalui Pipa-pipa yang disalurkan langsung dari Pabrik ke kebun untuk kesuburan tanah maupun pohon sawit tersebut.
1.5.3.4 Sumber Daya Manusia Pada umumnya Pengelolaan Perkebunan selalu melibatkan tenaga kerja yang cukup banyak. PT. Sari Lembah Subur melibatkan karyawan sebanyak + 1.089 orang meliputi Departemen Tanaman, Pabrik, Teknik, Umum & Administrasi dengan susunan sebagai berikut : Tabel 1.5. Alokasi jumlah karyawan PT. Sari Lembah Subur JUMLAH KARYAWAN NO
PT
TOTAL STAFF SKU/BLK
BHL
1.
SLS-1
32
341
91
464
2.
SLS-2
13
480
78
571
3.
SLS-3
5
21
28
54
50
842
197
1.089
TOTAL
Sumber : Divisi HRGA PT. SLS Keterangan Tabel diatas : •
Staff terdiri dari : Administratur, KTU (Kepala Tata Usaha), Ka. Kebun, Ka. Pabrik, Ka.Teknik, CDO (Community Development Officer)/Pubilc Relations, Kapro (Kepala Proyek) KKPA, Asisten Tanaman & Asisten Administrasi.
27
•
SKU/BLK
: Non Staff ( Mandor I/Krani I) & Karyawan yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap Harian maupun Bulanan Lokal.
•
BHL
: Buruh Harian Lepas atau Karyawan yang belum diangkat sebagai karyawan Tetap atau masih dalam Training, Karyawan kontrak.
28
1.6
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (sugiyono, p51). Jadi berdasarkan rumusan masalah yang ada dan observasi awal yang dilakukan penulis, hipotesisnya adalah : 1. Diduga penerapan Quality Control Project pada PT. Sari Lembah Subur yang dilaksanakan berdasarkan prinsip PDCA dapat mengatasi masalah kualitas kelapa sawit plasma dan menghasilkan improvement atau perubahan yang signifikan dari sisi kualitas, biaya dan produktivitas. 2. Diduga penerapan Quality Control Project telah mengikuti kaidah penerapan QCC dan menerapkan konsep PDCA dalam Total Quality Control. 3. Diduga penilaian kelompok Quality Control Project dilihat dari karakteristik keefektifan kelompoknya, telah menghasilkan analisis tingkat kepuasan yang baik antara importance dan performancenya. 11 variabel karakteristik keefektifan kelompok yang dinilai memiliki tingkat kesenjangan yang rendah antara importance dan performancenya serta memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan dilaksanakan perusahaan dengan baik.
1