BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan
operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal dari dalam perusahaan yakni modal pemilik, maupun laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal dari luar yakni dalam bentuk pinjaman/hutang dari pihak lain. Selain pinjaman untuk beberapa perusahaan yang sudah go public dalam upaya menambah dana kegiatan operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham pada para investor/pemilik modal. Para ahli menyebut stock split sebagai suatu kosmetika saham, dalam arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan saham agar lebih menarik dimata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham dalam jumlah yang lebih banyak. Jadi, pemecahan saham sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis (Jogiyanto 2003:416). Meskipun secara teoritis pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis atau tidak secara langsung mempengaruhi cash flow perusahaan, tetapi banyak terjadi peristiwa pemecahan saham di pasar modal. Hal ini mengindikasikan bahwa pemecahan saham telah menjadi suatu alat yang sangat penting dalam praktik pasar modal. Terdapat beberapa alasan dibalik pelaksanaan stock split yang menurut Keown dkk. (1996) dalam Rohana et al. (2003) adalah:
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1. Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham, 2. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan, 3. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas.
Stock split yang umumnya dilakukan oleh para emiten didasari oleh tingginya harga saham suatu perusahaan, sehingga investor kurang mampu untuk melakukan pembelian dan berakibat menurunnya likuiditas dari suatu saham, dengan adanya kebijakan stock split akan menimbulkan dampak penurunan harga saham (yang disertai perubahan jumlah saham yang beredar secara proporsional). Penurunan harga ini diharapkan akan diikuti dengan meningkatnya return saham, return yang meningkat akan menarik minat investor untuk melakukan investasi. Banyaknya investor yang ikut berpartisipasi dalam aksi jual atau beli saham akan menjadikan likuiditas suatu saham meningkat sehingga berakibat pada adanya perubahan aktivitas perdagangan pada level tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa peristiwa stock split mengandung suatu informasi sehingga pasar modal bereaksi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dan Trading Volume Activity (TVA) saham. Kenaikan aktivitas perdagangan suatu saham otomatis akan berakibat terhadap kenaikan harga saham perusahaan tersebut, yang selanjutnya berpengaruh pada return pemegang saham dan akhirnya tujuan perusahaan untuk mencapai seluas-luasnya kesejahteraan para pemegang saham tercapai.
2
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN Hal ini dapat disebabkan oleh karena adanya kecenderungan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek yang baik di masa datang, sehingga saham yang ditawarkan pada publik oleh perusahaan yang bersangkutan memiliki harga yang tinggi. Bagi perusahaan adanya kenaikan harga saham tersebut dapat dinilai sebagai suatu kondisi yang menguntungkan, namun disisi lain para investor dituntut untuk mengeluarkan tambahan modal yang cukup besar untuk dapat melakukan investasi melalui pembelian saham perusahaan tersebut. Pada periode 2008 (sumber : yahoo!finance dan www.idx.com ) terdapat 8 emiten yang melakukan stock split yaitu BBCA ( Bank BCA Tbk ) , PGAS (PT.Perusahaan Gas Negara Tbk) , dan TINS ( PT.Timah Tbk), BRNA (Berlina Tbk) , DOID ( Delta Dunia Petroindo Tbk), PANS (Panin Sekuritas) , PANR (Panorama Sentrawisata Tbk) , SIIP (Suryainti Permata Tbk). Emiten ini melakukan stock split karena harga sahamnya sudah sangat mahal dan dirasakan oleh para investor terlalu mahal sehingga kurang menarik lagi, maka dari itu emiten-emiten tersebut melakukan stock split agar merangsang perdagangan saham lebih atraktif. Kenaikan harga saham yang terlalu tinggi, akan menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut mengalami penurunan dan pada akhirnya dapat menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi statis tidak fluktuatif lagi. Penurunan permintaan tersebut dapat disebabkan karena tidak semua investor tertarik untuk membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, terutama investor perorangan yang memiliki tingkat dana terbatas, yang terjadi kemudian adalah para investor akan berbalik untuk membeli saham-saham perusahaan lain. Untuk menghindari munculnya kondisi tersebut, maka upaya yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah menempatkan kembali harga saham pada jangkauan tertentu. Atau dengan kata lain perusahaan harus berusaha menurunkan harga saham pada kisaran harga yang
3
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN menarik minat investor untuk membeli. Salah satu langkah yang dapat diambil perusahaan agar saham yang dijual dapat menarik minat investor yaitu melalui stock split. Tujuan utama dilakukannya stock split adalah untuk menempatkan saham dalam kisaran perdagangan yang wajar, dimana melibatkan banyak pembeli. Dengan harga saham yang terjangkau oleh investor, maka akan mendorong investor untuk melakukan transaksi atas saham tersebut. Hal ini akan menyebabkan saham suatu perusahaan akan kembali aktif dan likuid dengan semakin meningkatnya transaksi pembelian atas saham tersebut, sehingga akan membantu perusahaan selaku emiten dari ancaman delisting. Stock split (pemecahan saham) merupakan salah satu alternatif yang dijalankan suatu perusahaan, dimana secara sederhana pemecahan saham berarti membagi lembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setalah pemecahan adalah sebesar 1/n dari harga saham sebelumnya. Langkah ini dimaksudkan untuk membuat perdagangan saham suatu perusahaan menjadi lebih aktif karena harga saham tersebut mengalami penurunan. Stock split banyak dilakukan oleh perusahaan ketika harga saham dari perusahaan tersebut naik melebihi rentang optimal, dan diyakini oleh para ahli keuangan bahwa suatu saham memiliki kisaran rentang optimal, dimana jika harga saham bisa berada pada rentang tersebut maka nilai perusahaan bisa dimaksimumkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kisaran rentang harga yang optimal tersebut sangat tergantung pada kondisi berbagai faktor yang mempengaruhi harga saham itu sendiri, baik fundamental misalnya Earning Per Share (EPS) , Dividend Per Share(DPS) dan teknikal (fluktuasi harga saham), maupun non-ekonomi (seperti faktor politis yang berkembang dalam negara tempat saham tersebut diperdagangkan). Adanya pemecahan saham yang dilakukan oleh emiten tersebut, maka setiap pemegang saham memiliki lebih banyak lembar saham tetapi setiap lembarnya akan menjadi lebih kecil nilai nominalnya.
4
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan penjelasan di atas tersebut , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT YANG DITUNJUKKAN OLEH PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN TRADING VOLUME ACTIVITY DI BEI TAHUN 2008.” 1.2.
Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan signifikan harga saham sebelum dan sesudah stock split ? 2. Apakah terdapat perbedaan signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split ? 1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menguji reaksi pasar terhadap stock split yang dilakukan oleh 8 emiten tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui/menguji ada tidaknya perubahan harga saham sebelum dan setelah perusahaan melakukan stock split di BEI . 2. Untuk mangetahui/menguji ada tidaknya perbedaan volume perdagangan relatif sebelum dan setelah perusahaan melakukan stock split di BEI . 1.4.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak berikut ini; 1. Bagi para pelaku pasar modal: diharapkan dapat memberikan manfaat, dimana dari hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai keterkaitan antara peristiwa stock split dengan volatilitas harga dan volume perdagangan saham relatif,
5
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 2. Bagi penulis: untuk mengetahui lebih dalam tentang event study mengenai suatu peristiwa yang berkaitan dengan harga saham.
6
Universitas Kristen Maranatha