BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis terjadinya perdagangan internasional antar negara-negara di dunia. Adanya perbedaaan mata uang yang digunakan baik di negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu perbedaaan nilai tukar mata uang (kurs). Perbedaaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaa n dan penawaran mata uang tersebut. Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang mendasar atau struktural, dan proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan semakin cepat mengikuti perubahan teknologi yang akan juga semakin cepat dan
peningkatan
serta
perubahan
pola
kebutuhan
masyarakat
dunia.
Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan ekonomi dan juga mempertajam persaingan antar negara, tidak hanya dalam perdagangan internasional, tetapi juga dalam investasi, keuangan, dan produksi. (Tambunan, 2004:1). Derajat globalisasi dari suatu negara dalam perekonomian dunia dapat dilihat dari dua indikator utama. Pertama, rasio dari perdagangan internasional (ekspor dan impor) dari negara tersebut sebagai suatu persentase dari jumlah atau volume perdagangan dunia, atau besarnya nilai perdagangan luar negeri dari negara itu
sebagai suatu persentase dari PDB-nya. Semakin tinggi rasio tersebut menandakan semakin mengglobal perekonomian dari negara tersebut. Kedua, kontribusi dari negara tersebut dalam pertumbuhan investasi dunia, baik investasi langsung atau jangka panjang (penanaman modal asing, atau PMA) maupun investasi tidak langsung atau jangka pendek (investasi portofolio) (Tambunan, 2004:3). Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global. Hal tersebut terjadi akibat semakin besarnya volume dan keanekaragaman barang dan jasa yang akan diperdagangkan di negara lain. Oleh karena itu upaya untuk meraih manfaat dari globalisasi ekonomi harus didahului dengan upaya untuk menentukan kurs valuta asing pada tingkat yang menguntungkan. Adanya perbedaan mata uang yang digunakan baik di negara yang mengimpor atau mengekspor akan menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata uang (kurs). Penentuan kurs valuta asing menjadi pertimbangan penting bagi negara yang terlibat dalam perdagangan internasional karena kurs valuta asing berpengaruh besar terhadap biaya dan manfaat dalam perdagangan internasional. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996: 129). Analisis makroekonomi pada hakikatnya menjelaskan mengenai tentang bagaimana kegiatan ekonomi ditentukan dan faktor- faktor penentunya, masalahmasalah yang dhiadapi setiap perekonomian dan tujuan-tujuan kebijakan pemerintah dan bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi. (Sukirno, 2004:26)
Nilai tukar antar mata uang adalah jumlah dari suatu mata uang yang diserahkan untuk mendapatkan mata uang lain. Nilai tukar ditentukan oleh bermacam- macam aturan, dan baik nilai tukar maupun aturan itu sendiri dapat berubah. Perubahan nilai tukar atau nilai kurs antar mata uang dapat berpengaruh besar terhadap penjualan, biaya, laba dan kesejahteraan individu. Selain komplikasi nilai tukar, masalah internasional- internasional khusus dan unik lainnya muncul bersumber pada kesempatan dan risiko yang ada dalam investasi dan peminjaman luar negeri. Transaksi ekspor, impor, jasa dan aliran dana modal dari suatu negara ke negara lain memerlukan pasar valuta asing, yaitu pasaran yang melakukan pertukaran (jual beli) diantara satu mata uang dengan mata uang lainnya. Untuk melakukan pertukaran tersebut perlu dibutuhkan kurs valuta asing. Penentuan sistem nilai tukar merupakan suatu hal penting bagi perekonomian suatu negara karena hal tersebut merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendorong perekonomian di suatu negara terhadap gejolak perekonomian global. Penentuan sistem nilai tukar didasarkan atas beberapa pertimbangan yakni keterbukaan perekonomian suatu negara dalam mengatur kebijakan ekonomi nasionalnya dan aktivitas perekonomian suatu negara terhadap perdagangan internasional, tingkat kemandirian suatu negara dala m mengatur kebijakan ekonomi nasionalnya dan aktivitas perekonomian suatu negara. Perkembangan nilai tukar rupiah atau permintaan dan penawaran selalu mengalami fluktuasi. Fluktuasi permintaan dan penawaran valas akan berdampak pada perekonomian suatu negara. Pengaruh fluktuasi permintaan dan penawaran
valas akan semakin besar jika suatu negara menganut sistem perkonomian terbuka termasuk Indonesia, dimana perdagangan bebas yaitu aktivitas ekspor dan impor akan sering terjadi. Bank Indonesia selaku otoritas moneter mempunyai tugas untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan UU No. 23 tahun 1999 tentang tugas Bank Indonesia untuk menjaga dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah. Secara teoritis, stabilitas rupiah mempunyai makna ganda, yaitu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap harga barang dan jasa (inflasi) dan stabilitas nilai rupiah terhadap mata uang negara lain (nilai tukar atau kurs rupiah). Stabilitas mata uang merupakan persoalan yang penting untuk mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan stabilisasi nilai tukar mata uang terkait dengan sistem devisa yang diterapkan pada suatu perekonomian. Pemilihan sistem nilai tukar secara garis besar dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu karakteristik struktur perekonomian, sumber gejolak (source of shock) dan kredibilitas pengambil kebijakan (policy marker) (Immamudin, 2008: 86). Permintaan dan penawaran valas atau nilai tukar berpengaruh terhadap besaran pertumbuhan ekonomi. Pengaruhnya terjadi antara lain melalui perdagangan internasional (ekspor dan impor), inflasi dan tingkat suku bunga. Pertumbuhan ekonomi pada umumnya dapat diukur dengan persentase dari real Gross Domestic Product (GDP). Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu liberalisasi perdagangan, aliran modal, investasi, inovasi teknologi, dan peranan human capital. Di dalam perekonomian terbuka, tingkat pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh nilai tukar. Pengaruh nilai tukar terhadap tingkat pertumbuhan dapat dilihat baik melalui jalur agregat supply (AS) yakni melalui pembentukan capital dan knowledge, maupun melalui agregat demand (AD) yakni melalui perdagangan internasional (ekspor- impor). Pergerakan nilai tukar juga bagaikan pedang bermata d ua, misalnya pada saat terjadi depresiasi pihak eksportir akan diuntungkan karena harga relatif produk ekspor Indonesia menjadi lebih murah. Sebaliknya depresiasi rupiah merugikan pihak importir karena akan meningkatkan biaya impor. Depresiasi juga meningkatkan tekanan inflasi dimana apabila inflasi meningkat cukup signifikan akan berdampak negatif bagi seluruh aspek-aspek perekonomian termasuk inflasi, tingkat suku bunga, pendapatan nasional, dan ekspor-impor. Berdasarkan latar belakang penelitian maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Te rhadap Ekspor Dan Impor Indonesia Periode 2004-2012.”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah variabel Produk Domestik Bruto (X1 ) berpengaruh secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012? 2. Apakah variabel Inflasi (X2 ) berpengaruh secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012? 3. Apakah variabel Tingkat Suku Bunga (X3 ) berpengaruh secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012? 4. Apakah variabel Nilai Tukar (X4 ) berpengaruh secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Produk Domesik Bruto (X1 ) secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Inflasi (X2 ) secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012. 3. Untuk mengetahui pengaruh variabel Tingkat Suku Bunga (X3 ) secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel Nilai Tukar (X4 ) secara parsial terhadap Ekspor (Y1 ) dan Impor (Y2 ) Indonesia periode 2004-2012.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Atau Akade mis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat teoritis berupa: 1. Memberikan tambahan sumber referensi bagi perpustakaan bidang ekonomi, khususnya mengenai perdagangan internasional. 2. Menguji apakah teori yang digunakan sebagai landasan pembentukan model dapat menjelaskan pengaruh variabel (X1 : PDB; X2 : Inflasi ; X3 : Tingkat Suku Bunga; X4 : Nilai Tukar) terhadap Ekspor dan Impor Indonesia periode 2004-2012.
1.4.2 Manfaat Praktis Atau Empiris Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat praktis berupa: 1. Sebagai persyaratan program perkuliahan S1,
program studi
Manajemen Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. 2. Menambah pengetahuan dan referensi penelitian maupun pengambilan kebijakan terkait dengan kegiatan ekspor dan impor di Indonesia khsusunya.
1.4.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan sumber-sumber resmi lainnya yang menunjang penelitian pada kurun waktu 2004-2012. Penelitian ini dibatasi hanya pada data Produk Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (USD).