BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari sektor perbankan khususnya sebagai badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekuranngan dana (deficit unit), dan lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendawijaya 2004:15) Industri perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut dimulai pada tahun 1983, ketika berbagai macam de-regulasi mulai dilakukan pemerintah, kemudian bisnis perbankan berkembang dengan pesat pada kurun waktu 1988 – 1996. Pada saat pertengahan tahun 1997 Industri Perbankan akhirnya tepuruk sebagai imbas dari terjadinya krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda perekonomian Indonesia. Perlombaan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat (giro, tabungan, dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank komersil dalam praktiknya banyak yang kurang berhati-hati atau pun menyimpang dari aturan-aturan serta ketentuan yang berlaku bagi bisnis perbankan sehingga seringkali merugikan para investor serta berdampak pada perekonomian Negara, seperti kecendrungan meningkatnya kredit bermasalah atau kredit macet. Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih melaksanakan fungsi prudential banking (prinsip kehati-hatian dalam menjalankan
1
bisnis perbankan) Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank, tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia. Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak dapat berfungsi sama sekali (Siamat,2003:48), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Menurut Sinungan (2003:84), dana-dana bank yang digunakan sebagai alat operasional suatu bank bersumber dari modal sendiri yang berasal dari pemegang Saham dan dana pinjaman dari pihak luar, serta dana berupa simpanan dari pihak masyarakat (giro, deposito, tabungan). Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk tabungan giro, deposito berjangka, dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Oleh sebab itu laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa di pakai untuk pengambilan keputusan. Selain memberikan informasi tentang kondisi bank saat ini dan masa lalu, laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memprediksi prospek bank dimasa yang akan datang. Jika semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka minat investor atas permintaan saham semakin naik, yang kemudian berimbas pada kenaikan
2
harga saham itu sendiri, jika harga saham naik maka nilai perusahaan pun ikut naik, begitu pula sebaliknya jika kinerja keuangan perusahaan itu buruk maka permintaan investor akan saham juga mengalami penurunan yang kemudian mengakibatkan harga saham akan turun maka nilai perusahaan pun ikut turun. Kinerja keuangan perusahaan perbankan akan dapat mempengaruhi harga sahamnya karena informasi dari laporan keuangan atau rasio keuangan akan mempengaruhi keputusan para investor menanamkan modalnya. Dengan demikian semakin di sadari bahwa analisis rasio keuangan sangat memegang peranan suatu penelitian dan analisa investasi. Harga saham yang meningkat dari waktu ke waktu menjadi harapan bagi semua manajemen, karena peningkatan harga saham dapat meningkatkan minat para investor untuk membeli saham tesebut atau untuk menginvestasikan modalnya (Haryetti, 2012:35) Harga pasar saham secara umum adalah harga saham yang dibentuk oleh kekuatan hukum permintaan dan penawaran yaitu dimana saham banyak diminati oleh investor maka harganya akan cenderung naik, namun sebaliknya apabila saham kurang diminati maka harganya akan cenderung turun. Investor akan memperhatikan apakah perusahaan emiten dalam keadaan kontinyu, bangkrut atau dalam keadaan mengalami resiko likuidasi. Investor yang rasional akan selalu mempertimbangkan resiko usaha. Salah satu analisis yang digunakan untuk menjelaskan pembentukan harga saham adalah analisis Fundamental. Faktor Fundamental umumnya berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan seperti likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dividen, struktur permodalan, prospek perusahaan dan umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang
3
menitik beratkan pada data-data kunci laporan keuangan perusahaan (Pradana, 2012:43). Analisis fundamental mempelajari aspek-aspek fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, kekayaan, biaya, dan evaluasi manajemen perusahaan yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Sedangkan menurut Kertonegoro (2005:113), Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut. Analisis fundamental ini bertitik tolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor berfikir rasional karena mereka menganggap adanya hubungan antara kinerja perusahaan yang bersangkutan dengan harga saham, dalam arti jika kinerja perusahaan baik maka harga saham akan cenderung naik. Analisa terhadap rasio keuangan merupakan inti dari analisis fundamental atas prestasi keuangan suatu perusahaan. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal, dan faktor atau variabel apa saja yang dapat di jadikan indikator, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengendalikannya dan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang di perdagangkan di pasar modal dapat di capai. Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa salah satu pengaruh perubahan harga saham disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan. Maka penelitian ini mengangkat permasalahan seputar pasar modal khususnya yang berhubungan dengan penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan obyek Bank Umum Milik
4
Pemerintah di PT. Bursa Efek Indonesia dengan mengambil judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Bank Umum Milik Pemerintah Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Perumusan
masalah
yang
mempunyai
arti
yang
penting
untuk
mempermudah menentukan langkah-langkah yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengaruh kinerja keuangan yang di ukur melalui loan to deposit ratio (LDR), return on assets (ROA), net profit marjin (NPM), capital adequacy ratio (CAR). secara parsial terhadap harga saham pada Bank Umum Milik pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia 2. Manakah diantara kinerja keuangan yang diukur melalui loan to deposit ratio (LDR), return on assets (ROA), net profit marjin (NPM), capital adequacy ratio (CAR). mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
5
1.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang di ukur melalui Loan to deposit rasio (LDR), return on assets (ROA), net profit marjin (NPM), capital adequacy ratio (CAR). secara parsial terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk mengetahui pengaruh dominan dari model penelitian yaitu loan to deposit rasio (LDR), return on asset (ROA), net profit marjin (NPM), capital adequacy ratio (CAR). terhadap harga saham pada Bank Umum Milik Pemerintah yang listing di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil-hasil dari penelitian ini nantinya di harapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Manfaat bagi kepentingan ilmiah Dapat digunakan untuk menambah perbendaharaan kepustakaan perguruan tinggi serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang mengambil permasalahan penelitian yang sama.
2. Manfaat untuk kepentigan terapan Memberikan informasi kepada calon investor maupun kepada emiten tentang industry-variabel yang mempengaruhi harga saham dan keuntunagan yang akan diperoleh jika berinvestasi dalam bentuk saham pada industry bank umum milik pemerintah.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
6
Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan membatasi masalah agar arah pembahasan tidak mengalami kesimpangsiuran, serta terhidar dari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan hanya pada neraca dan laporan laba rugi yang guna melihat kinerja keuangan perusahaan melalui rasio keuangan yang terdiri dari loan to deposit rasio, return on assets, net profit marjin, capital adequacy rasio selama tahun 2008 – 2012. Serta harga saham selama tahun 2008 – 2012.
7