BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan motorik halus anak merupakan sebuah koordinasi antara mata dan tangan yang melibatkan gerakan otot – otot kecil. Keterampilan motorik halus sangat berguna dalam kehidupan sehari – hari baik bagi orang dewasa maupun anak – anak. Sebagai contoh dalam memegang benda – benda kecil seperti pensil dan gunting, menjumut benda kecil, mengkancingkan baju maupun mengkaitkan tali sepatu. Seorang anak dapat dikatakan terampil dalam menggunakan jemarinya apabila ia terampil dalam mengkoordinasikan jari – jemarinya. Selain itu keterampilan motorik halus dapat menunjang kehidupan anak pada jenjang berikutnya sehingga ia dapat mandiri dalam mengerjakan aktifitasnya sehari – hari sebagai contoh seperti mengkancingkan baju maupun mengkaitkan tali sepatu. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motorik halus. Beberapa media dapat digunakan sebagai contoh meronce, menempel, menjahit maupun playdough. Oleh sebab itu pengembangan Ketrampilan motorik halus sangat penting dilakukan guna menolong anak untuk lebih mandiri dalam kehidupan kedepannya. Akan tetapi yang terjadi di TK Bhayangkari Blora keterampilan motorik halus anak dirasa belum matang. Dari 20 anak, 16 anak dirasa keterampilannya motorik halus dirasa belum matang. Terlihat pada kegiatan menggunting bentuk bunga disini cara anak memegang gunting dirasa belum matang , misalnya memegang gunting dengan cara menggunakan kedua tangannya. Sama halnya
1
pada saat kegiatan menulis dan menggambar cara anak memegang pensil ataupun crayaon masih belum matang, cara memegang pensil ataupun crayon dengan cara digenggam. Di dalam aspek keterampilan motorik, pada Permendiknas (2009) tercantum di salah satu indikatornya yang menyebutkan bahwa perkembangan motorik halus untuk menulis anak TK B ( 5 - 6 tahun ) adalah memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) .Karakteristik keterampilan motrik anak dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada saat anak berusia 3 tahun, kemampuan gerakan halus pada anak belum terlalu berbeda dari kemampuan gerak halus pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya, tetapi gerakan itu sendiri masih sangat kaku. 2. Pada saat anak menginjak usia 4 tahun, korsinasi motorik halus anak sudah mengalami
kemajuan
dan
geraknya
sudah
lebih
baik
dan
cepat
dibandingankan pada usia sebelumnya. Sehingga gerakan tersebut terlihat cenderung ingin sempura. 3. Di usia 5 tahun, anak mengalami peningkatan terhadap koordinasi motoriknya sehingga lebih sempurna. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. 4. Pada usia 6 tahun yaitu pada masa usia akhir kanak-kanak, anak telah belajar bagaimana cara menggunkan pensil dengan benar, sehingga mereka menggunakan jari-jemarinya dan pergelangan tangan untuk menggerkakan ujung pensil. Selama kegiatan pembelajaan yang
diberikan guru di Tk
Bhayangkari cenderung pada penggunaan kegiatan pemberian tugas (lemba
2
kerja). Kegiatan tersebut dirasa belum mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak, karena kegiatan pembelajaannya yang membuat anak mudah bosen dan kurang bersemangat. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian di TK Bhayangkari dikarenakan masih banyak anak yang keterampilan motorik halusnya dirasa belum matang. Peneliti ingin meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui media finger painting. Karena dalam membuat finger painting dapat melatih keterampilan motorik halus anak pada otot jari jemari tangan anak ketika mencampur adonan finger painting. Kelebihan media finger painting yaitu memberikan sensasi pada jari jemari sehingga dapat merasakan control gerakan jarinya Tujuan motorik halus yaitu untuk melatih agar anak terampil dan cermat dalam menggunakan jari jemarinya Dengan demikian melalui fenomena tersebut, peneliti ingin melihat lebih dalam lagi dan mencari jalan keluar atas masalah tersebut, sehingga melalui media finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hasil penelitian
Sukowati
(2012)
menyatakan
bahwa
adanya
peningkatan
perkembangan motorik halus melalui finger painting. Pada siklus 1 telah meningkat sebanyak 60% dan kemudian pada siklus 2 telah meningkat mencapai indikator keberhasilan sebanyak 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui media finger painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak.
3
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah kemampuan motorik halus anak dapat meningkat melalui media finger painting pada siswa TK B Bhayangkari Kecamatan Randublatung Blora?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian tentang permasalahan dengan pembatasan masalah, maka tujun penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak melalui media finger painting pada siswa TK B Bhayangkari Kecamatan Randublatung Blora
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung kepada pihak – pihak yang terkait dalam pengembangan pendidikan 1.4.1 Manfaat Teoritis a.) Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetauhan tentang penggunaan media finger painting untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak b.) Memberikan sumbangan tentang cara yang dapat di gunakan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini apabila berhasil dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pendidik dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak
4
a.) Hasil penelitian ini apabila berhasil dapat di gunakan sebagai media dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak b.) Bagi penulis sendiri sebagai sarana dalam menambah pengetauhan dan pengalaman dai beberapa teori yang telah diperoleh dibangku perkulihan dengan kenyataan dilapangan c.) Sebagai masukan bagi orangtua dalam memberikan penanganan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak salah satunya dengan media finger painting 1. 5 Sistematika Penelitian BAB 1, dalam bab 1 ini terdapat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian BAB II, dalam bab II ini terdapat: landasan teori, motorik halus, finger painting, media, kerangka berfikir, hipotesis BAB III, dalam bab III ini terdapat: metode penelitian, jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, indikator keberhasilan, teknik analisis, rancangan penelitian. Bab IV, dalam bab IV dalam bab IV ini terdapat ini pembahasan yang terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian. Bab V, dalam bab V ini terdapat penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
5