BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka bumi ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, namun udara juga dapat sebagai penghantar atau media penyebaran penyakit pada manusia. Menurut Darmono (2007), apabila kita menghirup udara dalam-dalam, sekitar 99% dari udara yang kita hirup ialah gas nitrogen dan oksigen. Udara yang kita hirup juga mengandung gas lain namun dalam jumlah yang sangat sedikit. Pada beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa diantara gas yang sangat sedikit tersebut diidentifikasi adanya
gas pencemar. Gas
pencemar dapat berasal dari asap kendaraan, gas buangan pabrik, pembangkit tenaga listrik, asap rokok, larutan pembersih, dan sebagainya yang berhubungan erat dengan kegiatan manusia. Udara yang kita hirup mengandung gas pencemar walau dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi dalam kandungan tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru sebagai saluran pernapasan pada manusia atau hewan, tanaman, bangunan dan bahan lainnya. Berdasarkan pendapat Mukono (1997), yang mengutip pendapat Saric,1980; Xu & Dockery, 1991, perubahan kualitas udara ambien, dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Parameter-parameter udara ambien seperti gas NO 2 , SO 2 , CO, O 3 , NH 3 , H 2 S, hidrokarbon, dan pertikel debu. Apabila terjadi perubahan atau peningkatan kualitas udara ambien yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa keluhan pada mata (mata terasa
Universitas Sumatera Utara
pedas dan berair), radang saluran pernapasan, sembab paru, bronchitis menahun, emfisema, ataupun kelainan paru menahun lainnya. Pertumbuhan yang cepat dari populasi dan industri, dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan pesawat udara telah membuat polusi udara menjadi masalah yang semakin serius di beberapa kota. Pada saat ini udara begitu terpolusi sehingga mengganggu kesehatan. Pada zaman industri modern sekarang ini peningkatan pemakaian bahan-bahan kimia merupakan hal yang tidak terelakkan. Sejalan dengan itu maka jumlah penyakit yang disebabkan bahan kimia ini juga turut meningkat. Hal ini terutama terjadi pada industri dimana sarana keselamatan bekerja karyawannya kurang memadai. Bahan kimia (toksikan = bahan racun) yang dipakai atau dihasilkan oleh suatu industri dapat berupa gas, padat, cairan yang tidak menguap dan yang mudah menguap. Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya. Pada umumnya zat-zat toksik masuk lewat pernapasan dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zatzat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru dan lain-lain, tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, ginjal atau cairan limfa dan menimbulkan efek kesehatan pada jangka panjang. Terdapat 2 pola penyakit di Indonesia yaitu penyakit infeksi yang memang akan terus ada dan penyakit-penyakit non infeksi yang disebabkan oleh, seperti zat-zat kimia, debu, panas, logam-logam berat, tekanan mental, perilaku hidup tak sehat dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut antara lain berupa pneumokoniosis, kanker, gangguan kardiovaskuler, keracunan zat-zat kimia/logam berat, ketulian akibat bising, kecelakaan akibat kerja dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Perkebunan Limau Mungkur merupakan salah satu industri yang mengolah hasil pertaniannya sendiri, yaitu berupa getah karet. Perkebunan Limau Mungkur memiliki pabrik karet yang beroperasi untuk mengolah getah dari deresan pohon rambung. Dalam proses inilah digunakan beberapa bahan kimia sebagai pencampur agar getah karet yang dihasilkan dalam keadaan baik atau tidak rusak. Bahan kimia yang digunakan adalah asam asetat (cuka) atau yang dikenal juga dengan nama formic acid dan ammonia (NH 3 ). Asam asetat/asam cuka dalam bentuk uap dapat menimbulkan kesulitan bernapas. Jika tertelan dalam jumlah pH yang sangat rendah sekitar pH 1 asam asetat dapat menyebabkan kerusakan lambung dan hati.
Keracunan ammonia terutama dapat menyebabkan iritasi.
Keracunan melalui inhalasi terutama menyebabkan edema paru, dan pneumoni. Asam cuka (asam asetat) juga bersifat korosif. keracunan asam asetat dapat melalui inhalasi yang ditandai oleh gejala klinis antara lain menyebabkan batuk, rasa seperti tercekik, sakit kepala, dan badan lemah. Asam asetat (cuka) dan ammonia termasuk bahan kimia iritan yaitu bahan yang jika terkena atau kontak dengan bagian tubuh yang lembab akan mengakibatkan kerusakan atau peradangan. Bahan iritan pada umumnya bersifat korosif. Berdasarkan bentuk zat, maka asam asetat dan ammonia masuk kedalam bahan iritan gas (Budi, 2004). Gejala khas dari dampak negatif ammonia dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan batuk-batuk mendadak lemas serta mata terasa perih atau pedas. Dampak lain dapat menyababkan sesak napas, radang mata dan sianosis. Sedangkan gejala khas dari asam asetat/cuka antara lain kulit dan tangan akan menjadi hitam karena keasaman yang tinggi, diare dan muntah-muntah.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan bahan kimia tersebut tentu saja mengharuskan para karyawan pabrik yang berhubungan langsung dengan bahan kimia untuk berkerja dengan cara yang aman agar terhindar dari gangguan kesehatan akibat bahan kimia. Maka karyawan yang berkerja dalam proses pengolahan karet atau berhubungan langsung dengan bahan kimia harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Berdasarkan observasi awal terhadap karyawan pabrik karet kebun limau mungkur ternyata beberapa karyawan mengeluh mengalami gangguan kesehatan seperti kulit kering atau rasa seperti terbakar, batuk kering dan mata perih pada saat berkerja didalam ruangan pabrik. Pada observasi awal terlihat para karyawan yang bekerja di dalam pabrik tidak menggunakan peralatan yang dapat melindungi diri dari bahaya-bahaya polutan. Standart penggunaan alat pelindung diri bagi karyawan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan merupakan masker dan sarung tangan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas penulis melakukan penelitian tentang “ Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Karyawan Pabrik Karet Tentang Polusi Udara di Dalam Ruangan Pabrik dan Keluhan Kesehatan di Pabrik Karet Kebun Limau Mungkur- Medan Tahun 2010 ” 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang dihadapi adalah terdapat beberapa bahan kimia yang bersifat korosif dalam bentuk gas yang berbau khas dan sangat menyengat sehingga para karyawan
mengalami
gangguan ataupun keluhan kesehatan. Oleh karena itu maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan karyawan pabrik karet tentang polusi udara di dalam ruangan pabrik dan keluhan kesehatan. 1.3. Tujuan
Universitas Sumatera Utara
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Karyawan Pabrik Karet Tentang Polusi Udara di Dalam Ruangan Pabrik dan Keluhan Kesehatan di Pabrik Karet Kebun Limau Mungkur.” 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik (umur, pendidikan, lama berkerja/ hari dan masa berkerja) karyawan pabrik karet kebun limau mungkur. 2. Mengetahui pengetahuan karyawan pabrik karet tentang polusi udara di dalam ruangan pabrik karet 3. Mengetahui sikap karyawan pabrik karet tentang polusi udara di dalam ruangan pabrik karet 4. Mengetahui tindakan karyawan pabrik karet berkaitan dengan polusi udara di dalam ruangan pabrik karet 5. Mengetahui keluhan/gangguan kesehatan yang dialami oleh karyawan pabrik karet 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Karyawan Pabrik Karet Kebun Limau Mungkur Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi staf maupun para karyawan pabrik karet sehingga para karyawan pabrik karet dapat terhindar dari gangguan ataupun keluhan kesehatan yang berasal dari bahan kimia yang dipergunakan pada saat proses pengolahan karet. 1.4.2. Bagi Peneliti
Universitas Sumatera Utara
Dengan melaksanakan penelitian ini maka wawasan dan ilmu pengetahuan penulis akan bertambah khususnya dibidang proses pengolahan karet dalam menggunakan bahan kimia dan efeknya terhadap gangguan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara