1
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ), keimanan dan sikap hidup
yang didasari dengan nilai-nilai keagamaan dan moral ( moral value ) merupakan salah satu dari beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas masyarakat suatu bangsa. Nilai-nilai tersebut juga menjadi salah satu tolok ukur tentang peradaban dan budaya suatu bangsa, dalam hal ini termasuk bangsa Indonesia. Pada satu sisi ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang berhasil dikembangkan dan menjadikan salah satu ciri masyarakat modern
sebagai
suatu
yang
menjanjikan
dan
membanggakan
telah
menunjukkan keberadaannya berhasil membantu dan mengatasi berbagia masalah-masalah kehidupan manusia, namun pada sisi lain dikemukakan bahwa kemajuan IPTEK tidak menjamin maju tumbuh berkembangnya nilainilai moral ( moral value ) sebagai bagian kebutuhan keseimbangan diri manusia dalam hidupnya ( humanisme ). Kebahagiaan, ketenangan dan maslahat ( kebaikan ) yang seharusnya kita harapkan dari kemajuan perkembangan IPTEK, namun dalam kenyataannya kebahagiaan, ketenangan dan kemaslahatan tersebut semakin jauh dari harapan, meskipun lambang-lambang kemakmuran disana-sini terlihat, namun dalam realitasnya ternyata hidup ini terasa semakin sulit dan berat secara material. Hal itu bisa jadi salah satu penyebabnya adalah suatu pandangan dan sikap konsumerisme yang berlebihan, sehingga berakibat munculnya beberapa
2
permasalahan tentang gaya hidup sebagai akibat kesulitan beban berat secara material berubah menjadi beban berat dan kesulitan secara mental spiritual, dengan beberapa indikasi yang muncul diantaranya; kegelisahan, keserakahan, individualis, berkurangnya sikap humanis diantara kita dan bervariasinya kemunculan dekadensi moral remaja dan orang tua, akibat dari ini semua sedikit banyak akan mengurangi tingkat kebahagiaan hidup manusia. Kontradiksi dalam kehidupan yang muncul salah satu penyebabnya yaitu ketidak-seimbangan antara kemajuan IPTEK atau pembangunan fisikjasmaniah dengan kecepatan pertumbungan pembangunan spiritual-rohaniah dan nilai-nilai moral ( moral value ). Realitas ini mengindikasikan bahwa kemajuan IPTEK yang canggih dan bertumpuknya modal material tidak mampu menumbuhkan nilai-nilai moral dan akhlak terpuji. Ironi yang muncul ini berakibat banyaknya peristiwa dehumanisme yang muncul diantaranya; maraknya penyalahgunaan narkotika, minum-minuman keras, pemerkosaan, pembunuhan disertai mutilasi serta beberapa kekhawatiran munculnya teror baru oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ( terorisme global ). Krisis multidimensional yang ada di negara kita sebagian dan diseluruh dunia pada bagian yang lain, kita semua sepakat semuanyan itu berpangkal dari krisis pengamalan nilai-nilai moral dan keagamaan. Berdasarkan kenyataan diatas, kita tetap menyadari dan optimis bahwa IPTEK dengan segala kelebihannya sangatlah perlu untu tetap terus menerus dikembangkan karena nilai manfaatnya yang sangat mendukung dan menunjang untuk kehidupan dan keberlangsungan kelestarian bumi dengan
3
segala isinya, disamping memang secara empiris dengan IPTEK tidak sedikit beban hidup manusia menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dalam pemenuhan dan pencapaiannya. Namun demikian bagaimanapun bentuk perkembangan IPTEK harus tetap balance dengan penguatan moral value dan keagamaan sebagai pengendali tentang penggunaan dan pemanfaatan IPTEK tersebut untuk kemaslahatan ( kebaikan ) alam ini. Islam sebagai agama universal, memiliki tatanan kehidupan sebagai pedoman hidup untuk ummatnya agar dapat memberikan kemanfaatan yang sebasar-besarnya untuk seluruh alam ini, disamping tetap menjaga dan bersama-sama agama lain untuk mewujudkan kebaikan alam ini secara terus menerus hingga akhir zaman. Pedoman hidup yang ada didalamnya, Islam disamping mangatur kabahagiaan hidup untuk akherat, juga sangat perhatian untuk mengatur kebahagiaan di dunia secara seimbang diantara keduanya. Salah satu diantara banyak pedoman hidup itu, Islam mengatur dan memotivasi ummatnya untuk mencari ilmu yang dalam pencarian ilmu itu sangat dimungkinkan terjadinya proses belajar mengajar dan proses pendidikan, termasuk didalamnya yaitu Pendidikan Agama Islam ( PAI ). Pendidikan Agama Islam ( PAI ) merupakan salah satu dari sekian banyak pendidian dan pengajaran merupakan basic ( dasar ) dari semua pendidikan dan mata pelajaran yang ada, sehingga karena itulah PAI memiliki peranan yang penting dalam mendasari semua bentuk pendidikan agar kemanfatan dan pemanfatannya tetap pada koridor yang benar, humanis dan dapat
4
dipertanggungjawabkan. Mengapa demikian ?. Sedikitnya ada 3 pernyataan sebagai argumentasinya : 1. Fitrah manusia yang selalu cenderung pada kebaikan, dalam hal ini termasuk didalamnya proses pendidikan. 2. Perubahan ruang dan waktu serta kebutuhan masyarakat menuntut pula perubahan baru konsep-konsep tertentu dalam pendidikan. 3. Pengaruh interaksi dan pergaulan hidup yang berimbas pada perubahan cara pandang, Life style dan motif serta tujuan hidup seseorang. Begitu besar perhatian Islam terhadap pendidikan. Hal itu terlihat didalam kita mencermati ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berisi tentang perintah “membaca”, artinya bagi setiap muslim beriman dan siapa saja manusia yang ingin belajar berilmu dalam prosesnya kita harus membaca; baik membaca tektual maupun membaca kontektual yang ada di sekitar kita. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Alaq : 1-5
5
Artinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Diterangkan juga dalam Al hadits tentang wajibnya mencari ilmu pengetahuan bagi seorang Muslim. Beberapa pernyataan itu menunjukkan betapa pentingnya ilmu untuk dapat mendidik dan mencerdaskan manusia agar terlayani dan tersalurkan nilai-nilai kemanusiaannya sehingga terangkat harkat dan martabatnya sebagai manusia yang utuh baik secara jasmaniah dan rohaniahnya serta kehormatannya, sehingga dengan itu dengan pendidikan akan dapat menghantarkan seseorang jauh dari keterbelakangan menuju cahaya kemulyaan terhindar dari penindasan dan penghambaan antar manusia yang satu terhadap yang lain. Pendidikan Islam dalam perspektif pengembangan ranah potensi manusia mengarah pada pembentukan kematangan akhlak sebagai bagian utama ranah afektif dan kematangan dalam olah kinestik sebagai bagian dari ranah psikomotorik serta mengembangkan kematangan dalam kemampuan olah fikir yang terarah sehingga seseorang dapat dengan jelas membedakan mana perkara yang benar dan perkara yang harus dijauhi dan ditinggalkan, ini merupakan
6
bagian utama dari ranah kognitif. Ketiga perspektif ranah pendidikan Islam tersebut dikembangkan dengan tetap menjaga porsi-porsi pengembangannya pada porsi yang berimbang sesuai dengan tingkat umur dan perkembangan psikisnya. Sementara itu perspektif ranah potensi manusia dalam pendidikan Islam dikembangkan secara bertahap menurut masing-masing individu yang berimbas pada pengembangan tingkat kelompok dalam rangka menjaga keutuhan dan menyalurkan keutuhan fungsi manusia sebagai makhluk individu di satu sisi dan sebagai makhluk sosial di sisi lain. Dalam realita yang ada ditengarai adanya suatu kontradiksi antara semangat maju dalam dunia pendidikan dengan adanya tanda-tanda dekadensi moral di kalangan remaja, meningkatnya
angka
kriminalitas
dan
banyaknya
penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan para tokoh masyarakat yang nota bene mereka adalah tokoh panutan secara politis dan tokoh panutan secara kelembagaan dalam agama maupun kelembagaan dalam organisasi masyarakat. Melihat kenyataan demikian menunjukan adanya tanda-tanda bahwa pendidikan ( Islam ) yang diperjuangkan dan dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang ada selama ini belum menunjukkan
keberhasilan yang
signifikan meskipun kita sadari bahwa factor-faktor yang mempengaruhinya tidak hanya satu dan linier pendidikan moral value yang mungkin kurang menyentuh hati ataukah memang tantangan pendidikan itu sendiri yang lebih kuat dengan arus globalisasi yang menyertainya, ataukah memang kita sadari bahwa strategi dalam manajemen pendidikan dan pengelolaan pembelajaran
7
kurang menyentuh pada kebutuhan perkembangan peserta didik di satu sisi, atau mungkinkah karena metode-metode pembelajaran yang kurang kita kembangkan disisi lain. Sementara itu pada tataran empiris lapangan kurangnya sikap keteladanan dari para pendidik yang belum banyak menyentuh peserta didik untuk meniru apalagi menjadian seorang pendidik sebagai seseorang yang dirindukan diidolakan. Banyak upaya yang sudah dilakukan sebagai usaha perbaikan dalam pola manajemen pendidikan dan pengelolaan pengajaran dengan memaksimalkan pemanfaatan hasil penemuan dalam IPTEK, diantaranya adalah pembelajaran berbasis internet dengan CD pembelajaran yang menarik dan menyentuh. Hal ini dilakukan dengan beberapa alasan dan pertimbangan salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan dan mengikuti perkembangan penemuan IPTEK ( internet ) dan atau CD pembelajaran interaktif, dapat kita olah menjadi media pembelajaran yang menarik dan diminati peserta didik, disamping itu kita sadari bahwa melalui internet yang kita aktualisasi dalam CD pembelajaran interaktif, banyak didalamnya menyediakan informasi unlimited dalam perkembangan model dan metode pembelajaran maupun informasi lain yang mendukung, sampai akhirnya pada peserta didik diharapkan dapat lebih familier dengan informasi yang selalu berkembang dan mendapatkan informasi itu lebih lengkap dan tepat guna. Mencermati kenyataan dan informasi diatas, Sekolah Menengah Pertama 1 Kudus ( selanjutnya disebut SMP 1 Kudus ), merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga sekolah yang berbasis pemanfaatan internet
untuk
8
pengembangan
CD
interaktif
dalam
rangka
pengelolaan
proses
pembelajarannya, yang sampai sekarang ini sedang dalam proses menuju salah satu dari beberapa sekolah di Indonesia menjadi sekolah bertaraf internasional ( SBI ), untuk itu model pembelajaran berbasis informasi internet untuk pengembangan CD interaktif yang menarik sebagai suatu keniscayaan. Untuk itu Penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian berkaitan pemanfaatan internet dalam pengelolaan proses pembelajaran pendidikan agama Islam dengan model Tutor Sebaya berbantuan CD interaktif di lembaga pendidikan tersebut. Penelitian yang kami maksudkan ini diberi judul " Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Metode Tutor Sebaya Berbantuan CD Interaktif Materi Zakat Fitrah dan Zakat Mal Kelas VII SMP 1 Kudus”. I.2.
Identifikasi Masalah Pengelolaan kegiatan pembelajaran merupakan salah satu proses untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, waktu dan personel yang diperlukan. Sedang pengorganisasian merupakan pembagian tugas kepada personel yang terlibat dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, pengkoordinasian, pengarahan dan pemantauan. Evaluasi sebagai proses dilaksanakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan penghambatnya.
yang telah dicanangkan, faktor pendukung dan
9
Untuk mencapai tujuan pembelajaran banyak ragam Teknologi Informasi yang dapat digunakan. Teknologi Informasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan lain sebagainya. Banyak Teknologi Informasi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Namun secara garis besar dapat dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu: 1. Audio
: Radio, telepon, pager dan lain-lain.
2. Visual
: Slide, koran, majalah dan lain-lain.
3. Audio visual
: televisi, komputer, internet dan lain-lain
Dari beragam Teknologi Informasi tersebut ada yang tergolong media interaktif dan non-interaktif. Slide, koran, majalah, televisi dan yang semisal masuk dalam kategori media non-interaktif. Sebab pengguna tidak dapat mengubah isi dan penyajian, variasi hanya terjadi pada kualitas produksi. Sedang komputer dan internet masuk dalam kategori media interaktif. Subyek didik memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Dengan internet, guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan subyek didik. Demikian pula subyek didik dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut "cyber teaching" atau pengajaran
maya,
yaitu
proses
pengajaran
yang
dilakukan
dengan
menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning
10
yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Centered Classroom), Teleconferencing, WBT (WebBased Training), dan lain-lain. 1.3.
Batasan Masalah Cakupan judul ini begitu luas sedang waktu dan kemampuan penulis
begitu terbatas. Oleh sebab itu agar penelitian ini fokus maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: Perencanaan, pengorganisasian, dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode Tutor Sebaya berbantuan CD interaktif , faktor pendukung dan penghambat serta langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi hambatan. 1.4.
Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis menyusun Rumusan
Masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Guru PAI kelas VII SMP 1 Kudus merencanakan dan mengorganisasikan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
dengan metode Tutor Sebaya berbantuan CD interaktif ?
11
2. Bagaimana Guru PAI kelas VII SMP 1 Kudus mengevaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode Tutor Sebaya berbantuan CD Interatif ?. 3. Faktor apa yang mendukung dan menghambat serta bagaimana Guru PAI kelas VII SMP 1 Kudus mengatasi hambatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode Tutor sebaya berbantuan CD Interaktif ?. 1.5.
Penjelasan Judul Judul penelitian ini mengandung beberapa istilah yang masing-masing
banyak dibahas dan menjadi perdebatan para ahli. Oleh karena itu agar ada kesamaan persepsi, istilah-istilah yang ada pada judul penelitian ini perlu didefinisikan satu-persatu: 1. Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction yang diartikan sebagai suatu upaya untuk membelajarkan subyek didik. Pembelajaran merupakan proses mengatur lingkungan agar subyek didik belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang didimilikinya. Aspek terpenting dari pembelajaran adalah membelajarkan siswa. Bukan memberikan pelajaran kepada siswa. Pembelajaran adalah proses pembelajaran antara guru dan murid. Kegiatan ini di dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah PBM (Proses Belajar Mengajar). Di dalam PBM terkandung dua hal pokok yaitu kegiatan guru dalam mengajar -dalam arti membelajrakan siswa- dan kegiatan siswa dalam belajar.
12
2. Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan adalah proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien yang di dalamnya tercakup transfer ilmu, transformasi nilai dan pembentukan kepribadian.13 Kata "Pendidikan" di sini dirangkai dengan kata "Agama Islam", sehingga Pendidikan Agama Islam berarti pendidikan mengenai seluruh aspek Agama Islam secara luas. Ada beberapa definisi Pendidikan Agama Islam yang dikemukakan oleh para ahli. Di antaranya adalah: a. Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). b. Usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu subyek didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Dari definisi di atas diketahui bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik dan membantu mereka untuk menginternalisasikannya sebagai pandangan hidup dan mengimplementasikannya dalam sikap dan perilaku. Namun yang dimaksud Pendidikan Agama Islam dalam konteks pendidikan menengah formal di Indonesia adalah al-Qur'a’n-Hadith, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Tarikh Peradapan Islam sebagaimana termaktub dalam
13
Peraturan Mendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Mendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
3. CD Interaktif CD interaktif yang dimaksudkan dan dikembangkan disini adalah CD yang digunakan dalam proses pembelajaran, didalamnya mengandung suatu proses interaktif dengan stimulus dan respon antara peserta didik dan guru pengampu. 4. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Alternatif Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan sebagai kelanjutan dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah Ula (MDU) atau Pesantren Dasar (PD). Di belakang akronim SMP ditambah kata alternatif karena lembaga pendidikan ini didirikan sebagai salah satu pilihan pendidikan formal yang berbeda dengan lembaga pendidikan formal yang lain.
1.6.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.
Bagaimana Guru PAI kelas VII SMP 1 Kudus merencanakan dan mengorganisasikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode tutor sebaya berbantuan CD Interaktif.
2.
Bagaimana Guru PAI kelas VII SMP 1 Kudus mengevaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode tutor sebaya berbantuan CD Interaktif.
14
3.
Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat serta langkah yang ditempuh oleh Guru PAI kelas VII SMP 1 Kudus mengatasi hambatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode Tutor Sebaya berbantuan CD Interaktif.
1.7.
Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dan
masukan dalam upaya pengembangan Ilmu Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) berbasis CD Interaktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan metode Tutor Sebaya. Sedang secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihakpihak terkait: 1. Bagi institusi Universitas Negeri Semarang, hasil penelitian ini merupakan sumber kajian bagi mahasiswa baik sebagai pengayaan maupun untuk penelitian 2. Bagi Perpustakaan, hasil penelitian ini merupakan input untuk menambah koleksi khazanah kepustakaan. 3. Bagi Lembaga Pendidikan yang diteliti ( SMP 1 Kudus ), hasil penelitian ini merupakan potret diri sebagai bahan refleksi untuk peningkatan kualitas pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga untuk memperluas cakrawala pemikiran dan memperluas wawasan.
15
5. Bagi Masyarakat luas, hasil penelitian ini merupakan salah satu alternatif pengelolaan pembelajaran, yakni pembelajaran dengan Teknologi Informasi berbasis CD interaktif, yang diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memecahkan problem pendidikan terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar.