BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini bisnis home industri mulai berkembang di berbagai tempat yang dimungkinkan mudah ditemui konsumen atau pembeli. selain bertujuan untuk mendapatkan profit, bisnis ini juga berperan penting sebagai income tersendiri bagi masyarakan sehingga pembukaan lapangan pekerjaan semakin longgar dan tingkat kesejahteraan masyarakat pun ikut meningkat. Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar. Setiap perusahaan berusaha menawarkan produk mereka dengan keunggulan masing-masing. Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka juga bersaing dalam masalah harga, karena hanya produk dengan kualitas terbaik dan harga paling murah, yang paling diminati dan dicari oleh konsumen. Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per unit dengan tingkat laba yang diinginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan
di
dalam
menentukan
harga
jual
produk
yang
dihasilkan(Sukiman:2011). Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke dalam setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum biaya produksi dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, 1
2
biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya (Biaya Overhead Pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi yang dihasilkan perusahaan.Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu metode full costing dan variable costing(Mulyadi,1999). Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsus biaya produksi kedalam harga pokok produksi,yang terdiri dari biaya bahan baku,biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang berprilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi dengan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi(biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung,biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasidan umum(Mulyadi,1999). Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik variabel.perbedaan antara full costing dan variabel costing yaitu terdapat pada tujuan utamanya yaitu,konsep variabel costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep full costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal, sehingga berpengaruh terhadap penentuan besarnya harga pokok produksi dan penggolongan dan penyajian dalam laba rugi(Mulyadi,1999).
3
Sedangkan harga pokok yaitu bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan, yang dapat dilakukan dengan cara memasukan seluruh biaya produksi atau hanya memasukan unsur biaya produksi variabel atau
full
costing
saja.
Dengan
adanya
perbedaan
elemen
biaya
produksi(production cost) kepada produk antara metode full costing dengan variabel costing,mengakibatkan pula perbedaan harga pokok produk. Pada metode full costing BOP tetap dibebankan kedalam harga pokok produk, oleh karena itu jika sebagaian produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian BOP tetap masih melekat pada harga pokok persedian. Metode variabel costing tidak membebankan BOP tetap kedalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap langsung dibebankan ke dalam laba rugi sebagai biaya periodenya. Oleh karena itu produk yang masih ada di dalam persediaan atau belum terjual hanya di bebani biaya produksi variabel atau BOP tetap tidak melekat pada harga pokok persediaan(Agusta,2013). Perusahaan UD.Mitra masih kesulitan dalam menentukan Harga pokok produksi dimana setiap penggunaan biaya perusahaan masih belum diidentifikasikan kedalam elemen biaya masing masing yang berpengaruh terhadap pengendalian internal perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam pengambilan keputusan penentuan harga pokok produksinya. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan variabel costing. Sebab metode variabel costing merupakan metode alternatif untuk menghitung harga pokok produksi,yang
memisahkan
informasi
biaya
menurut
prilaku
dalam
hubungannya dengan perubahan voluma kegiatan produksi yang bersifat
4
internal.metode variabel costing ini mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam pengendalian internaln perusahaan dalam pengambilan keputusan jangka pendek(Wahyuningsih,2004). Dari pejelasan sebab tersebut peneliti memilih perusahaan UD. MITRA Shuttlecock Xsport sebagai objek penelitiannya untuk menentukan Harga pokok produksi dengan metode variabel costing. Perusahaan UD. MITRA Shuttlecock Xsport bergerak di bidang pembuatan cock atau bola badminton.Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variabel Costing study kasus pada UD. MITRA Shuttlecock Xsport” B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penentuan harga pokok produksi pada perusahaan UD. MITRA Shuttlecock Xsport ? 2. Bagaimana penerapan metode variabel costing untuk penentuan HPP pada UD MITRA Shuttlecock Xsport:? C. Batasan Masalah Pembatasan yang dikemukakan yaitu data yang digunakan pada periode bulan Januari
2014 dan data yang di gunakan yaitu shuttlecock yang
bermerek Xsport.
5
D. Tujuan Penelitian 1. Adapun tujuan penelitian ini Adalah untuk menentukan Harga pokok produksi pada perusahaan UD. MITRA Shuttlecock Xsport dengan metode Variabel costing. 2. Menerapkan metode variabel costing untuk penentapan HPP pada UD. MITRA.M Shuttlecock Xsport.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pengambilan keputusan dalam menentukan harga pokok produksi sehingga tidak terjadi pemborosan didalam penggunaan biaya biaya yang akan di keluarkan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya bermaafaat sebagai bahan refrensi atau review di dalam bidang penelitian akuntansi biaya yaitu tentang penentuan harga pokok produksi.