Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Semakin banyak orang Jepang baik tua, muda, wanita, dan pria menjalankan bedah kosmetik saat mereka tidak suka dengan apa yang mereka lihat di kaca. Makna bedah kosmetik telah berkembang dari sekedar perubahan penampilan fisik. Sebelumnya, bedah plastik dikenal sebagai praktek penyamaran di antara selebritis, pelayan bar, dan tersangka yang lari dari hukum. Pada masa sekarang bedah kosmetik telah menjadi sarana untuk memperbaiki kepercayaan diri, kehidupan sosial, dan perkembangan karir seseorang. Hanya dalam beberapa tahun, bedah kosmetik muncul sebagai tren terhangat di seluruh masyarakat tidak hanya di Jepang ini, tetapi juga di seluruh Asia (Uni Orb, 2005). Permintaan akan bedah kosmetik telah melanda Jepang karena berbagai alasan, di antaranya perubahan dalam sikap masyarakat yang lebih memilih bedah kosmetik lebih murah dan tanpa prosedur pisau bedah, propaganda media, dan kompetisi untuk memperlancar pertumbuhan ekonomi yang lambat dalam pekerjaan. Pendapat masyarakat berpengaruh pada mengubah wajah seseorang tidak hanya tidak sopan tetapi juga dianggap tidak menghormati orang tua. Kaum remaja sebagai kaum yang paling berperan penting dalam perubahan fashion, dan untuk sesuatu yang baru, anak muda telah membentuk tren di Jepang, mengabaikan stigma sosial dan praktek tradisional. Dengan menjalankan bedah kosmetik, wanita muda merasa lebih bergaul, glamour, dan percaya diri sebagai individu di dalam masyarakat (Uni Orb, 2005).
Sebagai tambahan, prosedur yang aman dan harga yang terjangkau mendorong banyak orang untuk datang ke klinik bedah kosmetik yang menjanjikan masa depan yang baik. Wanita dari segala umur menjepit dan menyelipkan, menyuntik dan menanamkan, menghisap dan menjahit, semuanya dalam mencari penampilan ideal mereka. Tanpa berada di bawah pisau, seseorang bisa mendapatkan kelopak mata ganda dengan jahitan dalam waktu 10 menit dengan biaya ¥50.000, atau mendapatkan suntikan botox untuk mengurangi kerutan dan asam hyaluronic, isian tissue, untuk memperbesar hidung dan dagu (Uni Orb, 2005). Pertumbuhan bedah kosmetik di Jepang saat ini sangat tinggi. Dokter bedah kosmetik mengatakan bahwa hasil jajak pendapat pada klinik menunjukan bahwa banyak pelanggan melakukan bedah kosmetik karena rasa kekhawatiran, takut kehilangan atau mencari pekerjaan, cemas karena memiliki penampilan yang biasa saja, atau khawatir terhadap tanda-tanda penuaan. Sejak penampilan menjadi penting di Jepang, tekanan terhadap para pekerja untuk menampilkan yang terbaik terutama wanita, sales, orang yang bekerja di bidang media memaksa mereka mencoba bedah kosmetik untuk meningkatkan kecantikan dan percaya diri (Uni Orb, 2005). Kaum perempuan Jepang yang selama ini dianggap menempati posisi kedua dalam perekonomian dilihat berdasarkan total pendapatan dan kurangnya akses dalam menempati posisi yang dominan, dalam konsumsi masa karena umumnya mereka mempunyai kekuasaan dalam anggaran rumah tangga dan kekuasaan dalam perekonomian rumah tangga. Berkaitan dengan kekuatan ekonomi yang mereka miliki, kaum perempuan Jepang memiliki kunikan dalam sikap konsumen yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu fenomena yang muncul ke permukaan dalam masyarakat Jepang saat ini adalah fenomena penggunaan 整形手術(bedah kosmetik) yang semakin meningkat terutama di kalangan perempuan. Bedah kosmetik yang juga dikenal sebagai bedah plastik, pada awalnya merupakan bagian dari bedah rekonstruksi yang bertujuan untuk merekonstruksi bagian tubuh manusia atau mengurangi kecacatan pada tubuh akibat serangan penyakit, penyakit bawaan lahir, atau kecelakaan, yang kemudian pada pertengahan abad kedua puluh berkembang menjadi bedah kosmetik yang bertujuan untuk menambah nilai kecantikan dari tubuh yang tidak mengalami penyakit atau kecelakaan (Davis, 1995: 16). Fenomena menarik di kalangan remaja putri Jepang sejak tahun 1998 hingga sekarang, menurut laporan dari Psychiatry and Clinical Nourosciences (1998), cukup banyak remaja putri Jepang yang melakukan bedah kosmetik. Sebanyak 23,2% adalah remaja berusia sekitar 15 sampai 19 tahun, kemudian 16,8% berusia 20 sampai 24 tahun. Sebanyak 90,6 % remaja yang melakukan bedah kosmetik ingin mengubah bentuk wajahnya. Klinik bedah kosmetik semakin menjamur di berbagai pelosok kota besar di Jepang seperti di Tokyo. Dengan berbagai macam jasa yang ditawarkan seperti rhinoplasty (operasi mengubah bentuk hidung), blepharoplasty (operasi menambah lipatan pada kelopak mata), dan liposuction (operasi mengurangi volume lemak pada bagian tubuh tertentu), serta pilihan harga yang semakin bersaing, bedah kosmetik telah menjadi suatu komoditas (Davis, 1995: 16). Prosedur bedah kosmetik yang paling popular di Jepang adalah blepharoplasty, kelopak mata ganda yang diciptakan dengan membuat lipatan di atas mata. Selain
operasi tersebut, permintaan operasi yang meliputi pengerjaan hidung dan perawatan anti kerut, prosedur wajah umum yang lain adalah pembentukan wajah dengan menyuntikkan botox untuk mengecilkan pipi. Baru-baru ini, pembesaran dada telah menjadi kegemaran, di antara gadis-gadis remaja. Metode umum membesarkan payudara adalah penanaman dada yang diisi oleh larutan garam atau zat kimia lainnya. Sebuah teknik yang mendapat perhatian lebih saat ini adalah mengisi dada dengan lemak yang disedot keluar dari perut, bokong, atau bagian tubuh yang lain. Biaya untuk membesarkan payudara berkisar antara ¥300,000 sampai lebih dari ¥1 juta (Uni Orb, 2005). Terobsesi dengan penampilan fisik, para gadis yang menjalani bedah kosmetik kini menjadi lebih muda. Ini menjadi sebuah tren yang mengganggu. Kebanyakan pasien yang muda, berusia 10 sampai 15 tahun, pergi ke klinik bedah kosmetik dengan ibu mereka. Banyak dari mereka yang membawa foto idolanya dan meminta operasi agar mirip dengan idolanya. Ibu dan anak percaya bahwa untuk memperoleh popularitas adalah dengan terlihat cantik Penggunaan jasa bedah kosmetik di kalangan kaum remaja putri di Jepang masa sekarang ini sepertinya memiliki kaitan dengan sikap konsumsi yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta didukung dengan kekuatan ekonomi yang mereka miliki. Selain itu, pesan-pesan yang dibawa oleh media massa mengenai gaya hidup, kecantikan dan fesyen, juga sangat berpengaruh terhadap pilihan-pilihan konsumsi yang diambil dalam kehidupan sehari-hari para wanita Jepang. Dalam Skripsi ini, saya melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi 整形手術(bedah kosmetik)sebagai usaha meningkatkan percaya
diri bagi remaja putri Jepang dewasa ini. Kemudian saya ingin melihat hubungan yang terjadi antara konsumsi bedah kosmetik dengan permasalahan peningkatan kepercayaan diri
serta apa arti ‘cantik’ bagi kaum Remaja Putri di Jepang saat ini. Hal ini
dikarenakan mayoritas konsumen bedah kosmetik di Jepang adalah kaum perempuan, terutama remaja. Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini difokuskan pada fenomena yang terjadi dikalangan remaja putri Jepang di Tokyo. Landasan teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah tentang konsep kecantikan menurut remaja Jepang yang didalamnya menjelaskan perubahan-perubahan tren kecantikan di Jepang dari masa ke masa yang dihubungkan dengan konsep bedah kosmetik dan konsep kepercayaan diri menurut teori psikologi remaja yang dimana konsep dan teori tersebut sangat mendukung analsis yang saya lakukan. Untuk meneliti faktor yang melatar belakangi 整形手術(bedah kosmetik)sebagai usaha meningkatkan percaya diri bagi remaja putri Jepang, saya menganalisis kasus mengenai 整形手術(bedah kosmetik)yang dilakukan oleh lima remaja putri Jepang di
Tokyo
demi
meningkatkan
kepercayaan
dirinya.
Kelima
kasus
tersebut
menggambarkan sosok remaja yang dalam masa pubertasnya sering merasa tidak puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Ketidakpuasan ini menyebabkan mereka tidak memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan masa remajanya.
1.2 Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang melatarbelakangi 整形手術(bedah kosmetik)sebagai usaha meningkatkan percaya diri dalam masyarakat bagi remaja putri Jepang dewasa ini dalam studi kasus.
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang
lingkup
penelitian
ini
adalah
menganalisis
faktor-faktor
yang
melatarbelakangi 整形手術(bedah kosmetik)sebagai usaha bagi remaja putri Jepang dalam meningkatkan kepercayaan diri pada masa sekarang ini dilihat dari sudut psikologi remaja. Penelitian ini memfokuskan pada remaja putri yang berusia mulai dari usia 11 tahun sampai 24 tahun dan tidak terbatas oleh status perkawinan dan melakukan 整形手術
(bedah kosmetik) di Tokyo dalam studi kasus.
Penelitian ini juga memfokuskan pada penelitian terhadap fenomena dalam masyarakat Jepang modern yang terjadi pada tahun 2000 hingga tahun 2007.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan latar belakang para remaja putri Jepang melakukan 整形手術(bedah kosmetik)demi meningkatkan kepercayaan diri. Manfaat penelitian ini adalah agar dapat membantu kita untuk lebih memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Jepang pada masa sekarang yakni 整 形 手 術 ( bedah kosmetik ) sebagai tujuan untuk meningkatkan
kepercayaan diri pada remaja putri di Jepang untuk hidup dalam masyarakat khususnya di Tokyo saat ini.
1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, saya menggunakan metode penelitian kepustakaan dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan. Sedangkan untuk menganalisis data, digunakan metode deskriptif analitis, yakni data-data yang ada akan dijelaskan dan dianalisis dengan menggunakan teori yang mendukung. Korpus data adalah kasus-kasus mengenai 整形手術(bedah kosmetik)yang dilakukan oleh para remaja putri Jepang di Tokyo sebagai usaha meningkatkan kepercayaan diri yang terjadi pada tahun 2000 – 2007.
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1
Pendahuluan Merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat serta metode penelitian.
Bab 2
Landasan Teori Menjelaskan tentang landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis data-data yang ada.
Bab 3
Analisis Data Merupakan analisis data, yakni menganalisis data-data yang ada dengan menggunakan teori yang sesuai.
Bab 4
Simpulan dan Saran Merupakan simpulan dan saran yang diambil dari hasil skripsi ini.
Bab 5
Ringkasan Dalam bab ini akan dijelaskan kembali isi singkat dari keseluruhan skripsi ini.