BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Media massa berfungsi mengkonstruksi realitas yang terjadi. Bagi kaum
konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat konstruksi dan pandangan-pandangan tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi wartawan pada realitas tersebut. Realitas akan dikonstruksi lewat pandangan yang dipahami oleh wartawan terhadap sebuah fakta atau bahan berita. Etika, pilihan moral dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam produksi berita. Aspek etika dan moral yang dalam banyak hal berarti keberpihakan pada satu kelompok atau nilai tertentu, umumnya dilandasi oleh keyakinan tertentu merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi berita. Analisis framing dapat mengungkapkan perspektif jumalis atau media saat mengkonstruksi fakta sebagai bangunan realitas konstruksional. Analisis framing berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa. Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi relitas itu,
1
2
hasilnya adalah adanya bagian tertentu dari relitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media (Eriyanto, 2007: 66). Menurut Berger dan Luckman dalam Alex Sobur (2006: 91), realitas sosial dikonstruksi melalui eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi.
Konstruksi
sosial menurut mereka, tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan. Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas (Eriyanto, 2007: 15) Konflik Palestina dan Israel adalah sebuah realitas sosial, konfliknya yang berkepanjangan
membentuknya
menjadi
sebuah
peristiwa
yang
tidak
berkesudahan. Dimulai pada tahun 1948 saat Israel memproklamirkan kemerdekaan negaranya dan mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania , Syria dan Mesir. Hingga saat ini konflik masih berlangsung dan belum menemukan titik terang. Penyerangan-penyerangan di antara kedua belah pihak selalu akan terjadi ini disebabkan oleh adanya perbedaan yang menonjol dan prinsip berupa pengakuan akan keberadaan kedua negara dan bangsa tersebut di mata mereka sendiri khususnya dan di mata negara-negara lain di dunia termasuk Amerika
3
Serikat yang sampai saat ini masih berpihak kepada pemerintah Israel. Alasan kedua, kedudukan kota Jerusalem dengan mesjid Alaqsanya sebagai tempat ibadah dan bersejarah bagi kedua bangsa yang secara umum berbeda agama tersebut. Memang benar perang antara Palestina dan Israel bukan perang agama, tetapi tidak bisa dilepaskan dari sebab-sebab pemikiran keagamaan yang berasal dari kitab suci. Alasan utama mereka berperang adalah memperebutkan tanah air, termasuk juga daerah Jerusalem yang merupakan tempat suci bagi tiga agama samawi di dunia, di mana di sana berdiri mesjid Alaqsa (Alharam alqudsi ashsharif) yang dijadikan tempat ibadah umat Islam atau disebut juga sebagai Bukit Bait Allah (The Temple Mount / Har ha-Bayit) bagi umat Yahudi dan Nasrani. Dan terkenal dengan dinding ratapan (The Western Wall/The Wailing wall/ Ha Kotel Ha Ma’aravi) yang terletak di sebelah barat masjid Alaqsa sebagai tempat ibadah umat Yahudi, atau disebut Alburaq Wall oleh kaum Muslimin. Pemberitaan Palestina dan Israel menjadi semakin hangat karena konflik Palestina Israel kian memanas. Media massa mengangkat berita tersebut dengan bingkai masing-masing. Meskipun isi dari berita sepintas terlihat sama namun ada bingkai yang berbeda di setiap media massa. Pada tanggal 7 Januari 2010 harian umum Kompas dan Republika mengangkat berita tentang konflik Palestina dan Israel secara bersamaan dengan headline yang berbeda.
4
Contoh: •
Harian umum Republika menampilkan berita dengan judul “Israel Sebar Selebaran Ancaman di Gaza”.
•
Harian umum Kompas menampilkan berita dengan judul “Sistem Antirudal Israel Sukses Tangkal Roket.”
Dalam harian umum Republika Israel memberikan ancaman, meskipun tidak disebutkan objeknya, tetapi pembaca akan mengetahui objek dari ancaman itu adalah Palestina. Berbeda dengan judul yang diangkat oleh harian umum Kompas tentang sistem antirudal Israel yang menangkal roket secara tidak langsung roket tersebut mendeskripsikan serangan dari Palestina. Kedua peristiwa tersebut sama tapi dibingkai berbeda. Pada harian umum Republika, Israel memberikan ancaman kepada pasukan Palestina sedangkan pada harian umum Kompas, Israel melakukan perlawanan dengan sistem antirudal terhadap serangan roket dari Palestina. Dalam harian
umum Republika
menunjukkan
keberpihakan
dan
menyampaikan nada yang positif kepada Palestina dan memberikan nada negatif pada Israel. Sebaliknya pada harian umum Kompas ini memberikan nada yang positif untuk Israel dan negatif untuk Palestina. Hal yang sama ditemukan pada pemberitaan konflik Palestina dan Israel awal bulan maret, peristiwa yang diangkat penyilidikan pembunuhan tokoh Hamas Mahmud Al-Mabhuh.
5
Contoh: •
Harian umum Republika menampilkan berita dengan judul “Polisi Dubai Anngap Pemimpin Israel Sakit Jiwa.”
•
Harian umum Kompas menampilkan berita dengan judul “Semua Tersangka Pembunuh Tokoh Hamas Sembunyi di Israel.”
Dari berita yang kedua, harian umum Republika dan Kompas mengangkat peristiwa yang sama namun tetap berbeda dalam membingkai peristiwa tersebut. Republika, lebih senang mengutip pernyataan dari Polisi Dubai tentang pemimpin Israel
dan
menguraikan
penjelasan
tentang
kutipan
tersebut
menggambarkan apa yang sudah dilakukan Israel. Berbeda
dengan
Kompas yang
mencoba netral dengan pemilihan judul namun dalam isi berita Kompas mengklarifikasi alasan pemerintah Israel menolak untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Pemberitaan itu jelas akan menguntungkan Israel. Harian umum Republika dan Kompas memiliki latar belakang yang berbeda. Harian Kompas dibentuk oleh Partai Katolik atas desakan Presiden Soekarno pada tahun 1964. Susunan pengurus pertama Kompas sebagian besar dari Pers Partai Katolik. Pendirian harian umum Republika menjadi salah satu tanda kebangkitan agama Islam, Republika dibangun sebagai bentuk perlawanan terhadap kelompok minoritas yang menguasai konglomerasi media yang dengan sengaja menutupi kegiatan-kegiatan Islam secara Profesional.
6
Model analisis framing ini sudah banyak dilakukan oleh para ahli di bidang komunikasi, akan tetapi bagi seorang ahli bahasa, analisis ini adalah suatu hal baru. Penelitian sebelumnya telah tersaji dalam karya-karya ilmiah mahasiswa, baik itu makalah, skripsi, tesis maupun disertasi. Adapun karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang sudah tersaji diantaranya yaitu “Analisis Framing ‘Rubrik Pojok Ole-ole si kabajan’” pada Harian Umum Pikiran Rakyat oleh Nur Yulianti, dan “Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Studi Kasus Pada Surat Kabar Kompas, Pikiran Rakyat, dan Media Indonesia Edisi Maret-April 2008)” oleh Ai Jauharatus Sofiah alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil analisis yang dilakukan oleh Nur Yulianti adalah Pikiran Rakyat memiliki kecenderungan keberpihakan pada rakyat. Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ai Jauharatus Sofiah adalah terdapatnya berbagai macam keberpihakan tiap media terhadap berita yang diterbitkannya. Penelitian ini mempunyai objek yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Pada penelitian sebelumnya objek berupa pemberitaan politik
nasional. Sedangkan dalam penelitian ini berupa konflik internasional dan sudah berlangsung lama. Peneliti mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan respon pembaca sesuai dengan teori William A. Gamson. Dalam hal ini peneliti mempertanyakan hubungan pengkonstruksian sebuah berita dengan ideologi atau latar belakang dari media massa tersebut.
7
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dipilih judul Konstruksi Pemberitaan Konflik Palestina dan Israel pada Harian Umum Republika dan Kompas (Sebuah Kajian Analisis Framing)
1.2
Batasan Masalah Batasan dalam penelitian ini kerap diperlukan untuk mengarahkan dan
menyempitkan cakupannya. Agar masalah tidak menjerumus terlalu luas, penulis membuat batasan yang dijadikan pedoman yang mengarahkan masalah sesuai dengan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pemberitaan konflik Palestina dan Israel yang dikonstruksi oleh harian umum Republika dan Kompas. 1.3
Rumusan Masalah Masalah yang menjadi pokok penelitian harus dirumuskan secara jelas dan
operasional sehingga tampak ruang lingkupnya. Sesuai dengan batasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini. 1) Bagaimana harian umum Kompas dan Republika mengkonstruksi berita Palestina dan Israel ditinjau dari segi perangkat framing (framing devices)? 2) Bagaimana harian umum Kompas dan Republika mengkonstruksi berita Palestina dan Israel ditinjau dari segi perangkat penalaran (reasoning devices)?
8
3) Bagaimana pembaca memahami pemberitaan Palestina dan Israel yang telah dikonstruksi oleh Kompas dan Republika?
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah dan
rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Harian umum Kompas dan Republika mengkonstruksi berita Palestina dan Israel ditinjau dari segi perangkat framing (framing devices) 2) Harian umum Kompas dan Republika mengkonstruksi berita Palestina dan Israel ditinjau dari segi perangkat penalaran (reasoning devices) 3) Pemberitaan Palestina dan Israel yang telah dikonstruksi oleh Kompas dan Republika dipahami pembaca 1.5
Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerhati
bahasa atau pembaca. Pembaca diharapkan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh latar belakang budaya, subjektivitas dan ideologi suatu media massa dalam sebuah pemberitaan. Khususnya pada pemberitaan Palestina dan Israel yang dikonstruksi oleh harian umum Kompas dan Republika.
9
2) Manfaat Praktis Peneliti ingin memberikan sumbangan yang bermakna terhadap penelitian linguistik, khususnya dalam memahami pembingkaian dalam sebuah berita yang dikonstruksi oleh subjektivitas dan ideologi media massa.
1.6
Definisi operasional 1) Konstruksi Pemberitaan Palestina dan Israel adalah kontsruksi berita yang dimuat oleh Kompas dan Republika tentang serang-menyerang Palestina dan Israel memperebutkan kota Yerussalem. 2) Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruksionis. Pendekatan ini digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini. 3) Perangkat Framing (Framing Devices) adalah ide atau pemikiran yang dikembangkan dalam teks berita didukung dengan pemakaian simbol tertentu untuk menekankan arti yang hendak dikembangkan dalam teks berita. Simbol itu digunakan untuk memberi kesan atau efek penonjolan makna yang disajikan. Dalam penelitian ini simbol-simbol yang akan diamati seperti pemakaian kata, kalimat, grafis atau pemakaian foto dan aksentuasi gambar tertentu yang ada pada pemberitaan Palestina dan Israel.
10
4) Perangkat Penalaran (Reasoning Devices) adalah gagasan atau tema yang ditonjolkan dalam wacana berita dan dibangun dengan pembenaran-pembenaran tertentu.