1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal
yang patut disyukuri sebagai anugerah dari Sang Pencipta. Menurut Zoer’aini (2007: 184) terdapat sekitar 28.000 jenis tumbuhan di Indonesia. Tumbuhan yang tumbuh di Indonesia kurang lebih sekitar 10% dari tumbuhan yang ada di muka bumi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi anggrek spesies paling banyak. Hutan belantara Indonesia minimal menyimpan 5.000 anggrek spesies alam. Hutan Kalimantan, Iran, Sulawesi, dan Sumatera terkenal sebagai habitat sebagian besar anggrek spesies alam Indonesia. Bahkan diantara spesies anggrek tersebut ada yang termasuk dalam 27 daftar spesies Direktorat Jendral PHKA (Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam), diantaranya Ascosentrum miniatum Lindley,
Coelogyne
pandurata
Lindley,
Dendrobium
attennantum
Lindley,
Dendrobium macrophyllum papuannum J. J. Smith., Phalaenopsis gigantean J. J. Smith., dan lainnya (Kencana, 2007: 10). Anggrek merupakan tanaman hias yang penting, menurut para ahli botani terdapat 30.000 spesies anggrek yang tersebar di seluruh dunia. Karakteristik yang dimiliki anggrek dan juga warna ataupun keunikan bentuknya menjadi daya tarik dari tanaman hias ini sehingga diinginkan oleh banyak orang, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Anggrek yang disukai adalah dalam bentuk bunga potong dan tanaman pot ( Puspitaningtyas, 2003: 1).
2
Anggrek sudah dikenal 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia. Berdasarkan asal-usulnya anggrek dibedakan menjadi dua, yaitu anggrek alam dan anggrek hibrida (kultivar). Yang dimaksud dengan anggrek alam adalah anggrek yang tumbuh di alam bebas atau di habitat aslinya (hutan) sedangkan anggrek hibrida adalah anggrek hasil perkawinan silang antar spesies (Siregar dkk, 2005: 2). Kawasan hutan Provinsi Jambi merupakan tempat yang cocok untuk tumbuhnya anggrek alam. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningtyas (2002: 57) di kawasam Kebun Raya Bukit Sari menemukan 26 jenis anggrek yang termasuk kedalam 20 marga yang terdiri dari 15 jenis anggrek epifit dan 11 jenis anggrek tanah. Selain itu, penelitian yang sama juga dilakukan di kawasan Gunung Tujuh Taman Nasional Kerinci Seblat yang menemukan 20 jenis anggrek terdiri dari 18 jenis epifit dan 2 jenis anggrek tanah (Sova, 2009: 17). Penelitian di Resort Sungai Rambut Taman Nasional Berbak menemukan 30 jenis anggrek yang semuanya merupakan anggrek epifit (Pebriani, 2009: 22). Penelitian di Hutan Lindung RawangRawang Sungai Simpang Anak Sungai Pijoan Kabupaten Muaro Jambi juga menemukan 34 jenis anggrek epifit (Usmawati, 2012: 24). Kawasan Hutan alam yang berada di Jambi diperkirakan masih menyimpan berbagai jenis anggrek yang selama ini belum diketahui keberadaannya. Berbagai jenis anggrek tersebut dapat ditemukan baik di hutan sekunder, hutan lindung, Taman Nasional maupun hutan Restorasi. Hutan Restorasi adalah hutan yang dikembalikan atau dipulihkan ekosistem alamnya seperti semula.
3
Salah satu hutan Restorasi yang terdapat di Jambi adalah Hutan Harapan (Rainforest). Hutan Harapan merupakan kebanggaan provinsi Jambi dalam Restorasi Ekosistem juga penyelamatan spesies langka. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada Rabu 28 Oktober 2015 Hutan Harapan memiliki potensi menjadi tempat pertumbuhan anggrek, yaitu dengan ditemukannya beberapa jenis anggrek yang tumbuh di hutan ini. Hutan Harapan ini adalah bekas kawasan perusahaan Hutan produksi yang kini sudah dialihkan kepada pihak Restorasi Ekosistem Indonesia untuk dikelola dan dipulihkan kembali ekosistemnya (Restorasi). Hutan Harapan merupakan proyek Restorasi Ekosistem (RE) pertama di Indonesia berlokasi di Jambi dan Sumatera Selatan. Di pulau Sumatera hutan dataran rendah terakhir yang masih tersisa adalah Hutan Harapan. Restorasi ekosistem Harapan adalah salah satu inovasi dari perbaikan Hutan di Indonesia serta menjadi inspirasi bagi negara asing. Dalam surat keterangan Menteri Kehutanan No 293/ Menhut-II /2007 pada Selasa, 28 Agustus 2007 tentang IUPHHK Restorasi Hutan seluas 52.170 ha di bagian Provinsi Sumatera Selatan dan surat keterangan Menteri Kehutanan No 327/ Menhut-II /2010 pada Selasa, 25 Mei 2010 tentang IUPHHK Restorasi Ekosistem Hutan seluas 46.385 ha di wilayah Provinsi Jambi telah diatur Izin pengelolaan Hutan Harapan Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Dewasa ini hutan sebagai habitat alami anggrek mengalami perubahan dan tekanan yang terus meningkat. Belakangan ini diketahui bahwa Hutan Harapan mengalami kerusakan akibat kebakaran yang terjadi, namun bukan hanya itu perambahan kawasan juga merupakan salah satu masalah di area restorasi ekosistem.
4
Sehingga habitat anggrek semakin berkurang bahkan dapat juga menyebabkan kehilangan plasma nutfah dari berbagai jenis flora dan fauna khususnya anggrek alam Jambi. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha dan aksi penyelamatan keanekaragaman jenis anggrek yang ada di Hutan Harapan tersebut. Salah satu cara yang harus ditempuh untuk mewujudkan usaha tersebut adalah dengan melaksanakan pendataan jenis-jenis anggrek yang terdapat pada habitat alaminya. Data tersebut dapat digunakan sebagai acuan atau dokumentasi kekayaan anggrek kawasan Hutan Harapan ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirasa perlu melakukan penelitian mengenai
“Inventarisasi Anggrek (Orchidaceae) Di Harapan
Rainforest (HRF) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi”. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dari penelitan ini adalah apa saja jenis spesies anggrek (Orchidaceae) yang terdapat di Harapan Rainfores (HRF) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi? 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mendata dan menginventarisasi jenis spesies
anggrek (Orchidaceae) yang ada di Harapan Rainforest (HRF) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. 1.4.
Kegunaan Hasil Penelitiaan Kegunaan hasil penelitian ini adalah:
1.
Memberikan data jenis tumbuhan anggrek di Harapan Rainforest (HRF) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
5
2.
Sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pemerhati anggrek.
3.
Memberikan informasi ilmiah bagi yang berminat untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut sehingga dalam jangka panjang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengelolaan HRF Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
4. 1.5.
Sebagai media pembelajar biologi. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Masalah
1.5.1 Ruang Lingkup 1.
Penelitian dilakukan di HRF Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
2.
Penelitian hanya difokuskan pada pengumpulan data yang terkait dengan keanekaragaman jenis tumbuhan anggrek.
1.5.2 1.
Keterbatasan Masalah Wilayah kawasan HRF yang diamati meliputi daerah Hutan Pendidikan Universitas Jambi dan daerah hutan spot 3.
2.
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data mengenai nama tumbuhan yang berupa nama ilmiah, karakteristik tumbuhan anggrek (bunga, batang dan daun) dan habitat.
1.6
Definisi Istilah
1.
Anggrek atau Orchidaceae merupakan keluarga tanaman bunga-bungaan.
2.
HRF ini adalah bekas kawasan perusahaan Hutan produksi yang kini sudah dialihkan kepada pihak Restorasi Ekosistem Indonesia untuk dikelola dan dipulihkan kembali ekosistemnya.
3.
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan dan pencatatan.