BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yang dimaksud dengan infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum terjadi kehamilan. Kurang lebih 10-15% jumlah penduduk mengalami infertilitas. Insidensi infertilitas meningkat sejak 40 tahun terakhir. Terdapat banyak keterangan yang dikemukakan sebagai sebab kenaikan ini. Banyak wanita memperlambat masa mengandung sampai usia yang lebih tinggi, dan fertilitas menurun bersama dengan meningkatnya penyakit menular seksual yang terjadi di tahun-tahun 1970-an bisa jadi telah meningkatkan kerusakan pada saluran telur. Tambahan lagi, terdapat keterangan tentang meningkatnya keprihatinan dengan infertilitas yaitu pasangan-pasangan infertilitas lebih cenderung mencari bantuan medis. Semua faktor ini berkombinasi dan meningkatkan jumlah kunjungan untuk infertilitas melebihi 2.000.000 per tahun (William, 2001). Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan tersebut dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan, meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama setahun atau lebih, keadaan tersebut lazimnya disebut kekurangsuburan atau dalam bahasa medis disebut sebagai infertil (Hecker, 2001). Anak merupakan anugerah terbesar dalam hidup bagi setiap orang tua. Karena dengan memiliki anak, berarti mereka memiliki keturunan yang akan meneruskan generasi keluarga. (Manuaba, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Infertilitas tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia antara lain ditemukan di sumatera utara khususnya medan banyak keluarga memlihara kucing dan anjing resikonya adalah mendapat zoonesis berupa semacam kuman antara lain protozoa disentri dan toxoplasmosis. Saat ini dilaporkan bahwa infeksi oleh kuman TORCH
pada wanita bisa menyebabkan infertilitas. 70% pada wanita infertil
terinfeksi oleh kuman TORCH (vitahealt 2007). Kurang lebih 10-15% jumlah Sekitar 10-15% dari pasangan suami/istri di amerika serikat adalah infertil. Infertilitas lebih banyak dikaitkan dengan wanita akan tetapi ada sekitar 40% dari kasus yang dikaitkan dengan pria dan 20% dari kedua pasangan. Sekitar 50% dari pasangan yang menjalani pengobatan dan kemudian menjadi hamil (Yakobus, 2007). Antara 1 dalam 8 dan 1 dalam 10 pasangan mengalami kesulitan hamil. beberapa anjuaran awal dapat diberikan dan, apabila sesuai, pemeriksaan dimulai di klinik keluarga berencana. Bergantung pada usia wanita, pemeriksaan biasanya tidak dimulai sampai pasangan tersebut sudah berusaha untuk hamil selama paling tidak setahun, karena 90% akan berhasil dalam rentang waktu tersebut (Glasier, 2006). Berdasarkan catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan adalah faktor tuba fallopi (saluaran telur)sebanyak 36%, endometriosis sebanyak 6%, dan hal lain yang tidak diketahui penyebabnya sekitar 40%. Ini artinya,sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi (Kumalasari, 2012). Dalam kehidupan berumah tangga, salah satu hal yang paling kemandulan pada salah satu pasangan. Bagi seorang wanita, ketidaksuburan atau infertilitas disebabkan karena gagalnya pelepasan sel telur atau indung telur tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan sel telur yang matang. Sehingga, tidak terjadi ovulasi karena sel telur tidak masuk ke saluran telur dan tidak terjadi pembuahan (Muhammad, 2011). Perempuan yang mengalami infertilitas akan susah mengalami pembuahan alias pembuahan akan selalu gagal karena terdapat ganguan. Biarpun sperma mempunyai kualitas tinggi, namun si perempuan tidak subur, maka pembuahan akan tetap gagal. Ketidak suburan atau infertilitas tidak hanya menimpa perempuan saja. Ketidaksuburan juga bisa menyerang laki-laki. Biasanya diperkirakan, 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1 tahun (Muhammad, 2011). Di bidang reproduksi, infertiliitas diartikan sebagai kekurang mampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan. Jadi, infertilitas bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Suatu pasangan suami istri dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun dalam satu tahun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi (Muhammad, 2011). Tugas seorang bidan di komunitas sangat kompleks . seorang bidan yang sangat professional harus mampu mengenal berbagai masalah kebidanan yang dapat dijumpai di masyarakat. Salah satunya adalah masalah infertillitas pada pasangan suami istri. setiap pasangan suami istri kemungkinan besar sangat mengharapakan mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka, tetapi tidak pasangan
semua
yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama.
pasangan ini adalah pasangan infertil sehingga diperlukan pengelolaan yang benar dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009). Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam 3 bulan,
Universitas Sumatera Utara
72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang punya anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan (Manuaba 2009). Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup, maka menurut sensus penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kirakira 3 juta pasangan infertil di seluruh Indonesia (Sarwowno, 2005). Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang dinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligini, atau bercerai (Sarwono, 2005). Setiap pasangan suami istri kemungkinan sangat besar
mengharapakan
mempunyai keturunan sebagai generasi penerus mereka,tetapi tidak semua pasangan yang berhasil mendapatkan keturunan setelah menikah beberapa lama. Pasangan ini adalah pasangan yang infertil sehingga diperlukan pengelolaan yanag benar dalam menangani masalah ini sehingga pihak wanita tidak seharusnya dikatakan sebagai penyebab infertilitas pasangan suami istri (Syafrudin, 2009). Dari data-data yang ada dapat kita ketahui bahwa kejadian infertilitas yang terjadi pada pasien dipengaruhi beberapa karakteristik infertilitas. Namun belum diketahui secara pasti karakteristik apa saja yang berpengaruh pada pasien. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2013.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik infertilitas pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan 2013 1.3.2 Tujuan Khusus a. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenis kelamin. b. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan usia. c.
untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pendidikan.
d. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan pekerjaan. e. untuk mengetahui karakteristik infertilitas berdasarkan jenisnya.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi institusi RSUP H. Adam Malik Medan Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan evaluasi dalam pengelolaan dan penatalaksanaan pasien yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan
1.4.2
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk penelitian yang akan dating dan sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar.
Universitas Sumatera Utara
1.4.3
Bagi Mahasiswa D-IV Kebidanan Sebagi informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan karakteristik infertilitas pada pasien.
Universitas Sumatera Utara