Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film, ongaku, haiku dan lain-lain. Film Jepang adalah film yang diproduksi untuk diputar di Jepang dengan biaya produksi dari warga negara Jepang atau badan hukum yang didirikan di Jepang. Pemutaran film pertama kali dilakukan di Jepang dengan menggunakan kinetoscope yang diciptakan oleh Thomas Alva Edison pada bulan November 1896. Sejarah sinema Jepang berawal dari film pertama produksi orang Jepang pada tahun 1898. Film pertama produksi Jepang adalah film yang berjudul Bake Jizō (Setan Jizō) dan Shinin no Sosei (mayat bangkit). Kedua film pendek tersebut merupakan karya Shirō Asano. Tempat pemutaran film yang pertama di Jepang adalah Klub shinkō di Kobe yaitu pada bulan November 1896. Pemutaran film dilakukan dengan memakai kinetoscope. Pemutarnya adalah seorang pedagang senjata bernama Takahashi Nobuharu. Akhir-akhir ini film Jepang mulai kembali menyita perhatian para penikmatnya dengan konflik-konflik cerita yang semakin unik dan menarik. Karena banyak cerita yang unik dan menarik, serta banyak konflik yang bisa diangkat menjadi permasalahan, penulis memilih untuk mengambil permasalahan dari konflik yang ada di dalam film. Film yang permasalahannya akan dibahas dan dianalisis penulis adalah film karya Toshikazu Hirano yang berjudul Tokyo Shounen.
Film ini mengangkat tema tentang kepribadian ganda atau yang dikenal dengan dissociative identity disorder. Karena tema tentang kepribadian ganda masih jarang dibahas dan merupakan penyakit yang unik menurut penulis, serta penulis juga ingin mengetahui lebih dalam tentang kepribadian ganda, penulis memilih film ini untuk menjadi korpus data dalam menganalisis permasalahan. Dalam menganalisis permasalahan ini, penulis didukung dengan beberapa teori. Seperti, konsep masyarakat Jepang, teori psikologi dan teori penokohan yang akan dibahas secara lengkap dalam bab 2. Film Tokyo Shounen ini menceritakan tentang seseorang bernama Minato yang memiliki trauma masa kecil dan merasa sangat kesepian dalam menjalani hidup karena menjadi seorang yatim piatu. Setelah ditinggal kedua orang tuanya, Minato pun tinggal bersama neneknya. Minato juga memiliki sahabat pena yang bernama Night. Minato selalu menuangkan perasaannya dan mencurahkan semua isi hatinya dalam surat yang ia kirim kepada Night. Seperti pada saat Minato jatuh cinta dengan seorang laki-laki yang sering ia temui di tempat kerjanya yang bernama Shu. Dalam suratnya, Night selalu melarang Minato untuk bertemu dengan Shu karena Night mencintai Minato dan cemburu dengan kedekatan Minato dan Shu. Pada suatu hari, Minato mengaku pada Shu kalau ia memiliki penyakit yang aneh, ia sering mengalami hilang ingatan terutama pada saat setelah ia pergi dengan Shu, Shu pun menyarankan Minato agar memeriksakan penyakitnya itu. Setelah peristiwa itu Shu pun mulai menjauhi Minato bukan karena penyakitnya tetapi karena ia dilarang oleh Night untuk menemui Minato. Sampai akhirnya Shu pun tahu semua tentang Minato mulai dari penyebab kematian orang tua Minato sampai jati diri Night yang sebenarnya yang ternyata adalah sosok dari kepribadian Minato yang lain. Shu pun berusaha untuk
menyembuhkan penyakit Minato dan menghilangkan sosok Night dari tubuh Minato dengan cara berbicara empat mata dengan Night dan meminta pengertian dari Night dan akhirnya Night pun memahaminya dan menghilang dari sosok Minato. Karena Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) yang semakin maju, masyarakat pun semakin kurang memperhatikan masalah-masalah yang timbul di sekitarnya. Sehingga dapat memudahkan munculnya berbagai macam penyakit atau gangguan pada masyarakat seperti gangguan-gangguan psikologis. Macam-macam gangguan psikologis yang dimaksud seperti, dissociative disorders. Dissociative disorders adalah gangguan dimana integrasi normal dari kesadaran, memori dan identitas tiba-tiba berubah atau kacau (Zulkaida, 2004: 1). Dissociative disorders ada berbagai macam yaitu, dissociative amnesia, dissociative fugue, depersonalization disorder dan dissociative identity disorder. Seperti yang dialami oleh tokoh utama film ini, diceritakan bahwa Minato mengalami salah satu gangguan psikologis dissociative disorders yaitu dissociative identity disorder. Dissociative identity disorder atau pemecahan kepribadian atau yang lebih dikenal dengan kepribadian ganda, adalah adanya dua atau lebih kepribadian yang terpisah dan berbeda pada seseorang. Setiap kepribadian memiliki pola perilaku, hubungan dan memori masing-masing. Kepribadian yang asli dan pecahannya terkadang dapat menyadari adanya periode waktu yang hilang dan adanya kepribadian yang lain. Suara dari kepribadian yang lain sering bergema masuk ke kesadaran mereka tapi tidak diketahui milik siapa. Jarak dalam memori mungkin terjadi jika suatu kepribadian tidak berkaitan dengan kepribadian yang lain. Biasanya muncul di awal masa kanak-kanak karena adanya trauma berat yang terjadi pada masa kanak-kanak tersebut (Zulkaida, 2004: 5-6).
Menurut Pengertian kepribadian Menurut Awam dan Psikologi dalam Artikel Zona Psikologi (2009: 1), kepribadian menurut pengertian sehari-hari adalah ciri-ciri yang menonjol pada diri individu. Sedangkan pengertian kepribadian menurut psikologi adalah organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Dalam kasus dissociative identity disorder, kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi sekaligus. Menurut Kepribadian Ganda dalam Google Salaf Engine (2007: 1), kepribadian ganda terbentuk dari rasa traumatik masa kecil yang biasanya terjadi antara umur 4-6 tahun. Penderita menghibur dirinya sendiri dari sesuatu yang menyakitkan dengan cara menciptakan kepribadian lain untuk menampung semua perasaannya. Ada kepribadian yang tahu tentang peristiwa traumatiknya dan ada juga kepribadian yang sama sekali tidak mengetahui peristiwa traumatik itu. Akhirnya mereka terbiasa untuk saling melindungi diri dari masalah dengan cara menggonta-ganti kepribadiannya hingga mereka tumbuh dewasa. Jika ada masalah baru, itu artinya ada kepribadian yang baru juga. Tanda-tanda awal penyakit ini dapat muncul sejak remaja atau pada usia 20 tahun. Gejala-gejala dari kepribadian ganda adalah Beberapa tingkah laku atau sikap yang tidak mirip satu sama lain, hilang ingatan, depresi, trauma, fobia, marah tanpa sebab, sering panik, tertutup dan jarang bersosialisasi dengan orang sekitar.
Menurut Kepribadian Ganda dalam Google Salaf Engine (2007: 2), faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya kepribadian ganda atau dissociative identity disorder adalah kekerasan fisik atau pelecehan seksual dimasa kecil atau trauma masa kecil, kemampuan bawaan untuk memisahkan antara kenangan atau pengalaman dari kesadaran, proses yang terjadi berulang kali pada waktu yang berbeda sehingga mengembangkan kepribadian yang berbeda yang berisi berbagai memori dan melakukan fungsi yang berbeda, dan Menurut Universitas kedokteran Hanover di Jerman, Bermain game di internet secara berlebihan dengan menggunakan personalitas rekaan juga dapat menyebabkan gangguan kepribadian ganda karena permainan tersebut dapat menimbulkan depresi dan kegelisahan yang merupakan salah satu dari gejala-gejala terjadinya kepribadian ganda atau dissociative identity disorder. Universitas tersebut memperlihatkan satu contoh pada seorang pasien wanita yang telah bermain games di Internet selama beberapa jam sehari dengan periode lebih dari tiga bulan dan menggunakan berbagai personalitas yang berbeda. Menurut Bert de Wildt (2007), Selama waktu itu tokoh-tokoh rekaan secara lambat laun mengambil alih personalitas yang telah diabaikan. Pasien tersebut kehilangan kendali atas identitas dan kehidupan sosial miliknya sendiri.
1.2 Rumusan Permasalahan Penulis akan menganalisis gejala dissociative identity disorder dalam film Tokyo Shounen.
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Menganalisis gejala dissociative identity disorder pada tokoh Minato dalam film Tokyo Shounen karya Toshikazu Hirano.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gejala dissociative identity disorder yang terjadi pada tokoh Minato dalam film Tokyo Shounen karya Toshikazu Hirano. Sedangkan manfaat penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan lebih dalam dan membantu kita untuk lebih memahami tentang pengertian dissociative identity disorder, serta faktor penyebab terjadinya dissociative identity disorder.
1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan, deskriptif analitis, dan kualitatif. Metode kepustakaan adalah metode dimana data penelitian sebagian besar akan diambil dari kepustakaan, misalnya, buku, artikel, dokumen, dan laporan. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan sumber data yang akan digunakan penulis berupa buku-buku dan data dari internet. Metode deskriptif analitis adalah metode dengan penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kountur, 2002: 54). Metode deskriptif analitis bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan, gejala atau topik tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya (Koentjaraningrat, 1991: 33).
Metode kualitatif adalah suatu metode yang menggunakan kualitas data yang teruji dan akurat, metode ini sangat berhubungan erat dengan jenis metode lainnya karena membutuhkan ketepatan data sesuai dengan hasil analisis yang diteliti (Salim, 1992: 12).
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 berisi landasan teori dari latar belakang permasalahan penelitian ini yang digunakan oleh penulis. Bab 3 berisi analisis data terhadap kasuskasus latar belakang permasalahan penelitian ini dan dihubungkan dengan teori-teori ahli pada bab2. Bab 4 berisi simpulan-simpulan dari apa yang telah penulis bahas. Bab ini juga berisi masukan atau saran-saran dari penulis tentang permasalahan dalam penelitian ini. Bab 5 berisi ringkasan isi skripsi yang telah penulis bahas.