1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan dinamis dari hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang terjadinya proses globalisasi baik di sektor ekonomi, politik, budaya, industri dan teknologi informasi. Perkembangan yang cepat tersebut tidak terlepas dari kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi sehingga suatu negara yang terpisah oleh laut dan samudera yang bermil-mil jauhnya dapat dengan mudah memperoleh informasi dan teknologi tersebut. Suatu negara yang ingin dapat bertahan atau mungkin ingin semakin mengembangkan dirinya ke arah modernisasi harus dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan dalam proses globalisasi ini dan harus mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Krisis dan permasalahan yang melanda bangsa Indonesia dalam kurun waktu belakangan ini cukup memberikan dampak besar bagi sektor perekonomian dan perindustrian di Indonesia. Kondisi tersebut semakin bertambah buruk dengan situasi politik dalam negeri yang tidak stabil, ancaman disintegrasi bangsa, ancaman teror-teror dari orang-orang yang tidak
2
bertanggung jawab, bencana alam yang mengakibatkan perekonomian Indonesia semakin lesu. Ketidakstabilan kondisi dan situasi bangsa Indonesia ini akan turut memberikan dampak-dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan dalam negeri akan kesulitan untuk dapat bertahan dan berkembang agar dapat bersaing dalam menghadapi era perdagangan bebas nantinya. Hal inilah yang menyebabkan investor asing merasa takut dalam memberikan kepercayaan, ragu-ragu dalam melakukan keputusan transaksi perdagangan apalagi untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Disamping itu juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan para pengusaha Indonesia kesulitan dalam mengembangkan kegiatan produksinya antara lain karena ketidaktegasan pemerintah dalam menerapkan kebijakan-kebijakan ekonomi dan industri, masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan para pekerja, dan kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan. Berdasarkan
masalah-masalah
yang
telah
dijabarkan
diatas
maka
perusahaan –perusahaan perlu menetapkan dan menerapkan strategi manajemen yang efektif dan efisien guna menghasilkan produk yang berkualitas dan tahan lama sehingga perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan daya saingnya dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Untuk dapat mencapai strategi tersebut maka suatu industri harus lebih memperhatikan perencanaan dan pengendalian produksinya khususnya pada aktivitas penjadwalan produksi.
3
PT. Furin Jaya Co. LTD adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang manufaktur kabel-kabel listrik dan telekomunikasi. Perusahaan ini menghasilkan kabel-kabel listrik baik untuk keperluan rumah tangga, industriindustri kecil maupun besar dan perusahaan telekomunikasi. Perusahaan ini selalu mengadakan perbaikan dan pengembangan secara berkelanjutan guna menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen dengan cara selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan dan ketepatan waktu pengiriman. Kemampuan suatu perusahaan untuk bertahan dan mengembangkan usahanya dipebgaruhi oleh ketepatan waktu dalam memenuhi pesanan konsumen dari berbagai tipe produk dengan jumlah yang berbeda. Untuk mencapai hal itu maka perusahan memerlukan penjadwalan produksi yang baik dan tepat yang dapat menjamin kelancaran produksi sehingga pesanan konsumen dapat dipenuhi pada waktu yang telah ditetapkan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah PT. Furin Jaya yang bergerak dalam bidang industri kabel ini melakukan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen dan juga untuk disimpan sebagai safety stock ( cadangan pengaman ). Penyelesaian pesanan konsumen yang terlambat dapat menyebabkan berkurangnya rasa kepercayaan konsumen kepada perusahaan. Selain itu adanya ketidakpastian dalam menentukan jumlah safety stock dapat menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menentukan jumlah produksi.
4
Dari hasil survey dan interview pada PT. Furin Jaya, dapat diketahui bahwa identifikasi masalah yang dihadapi perusahaan ini adalah kesulitan dalam mengatur penjadwalan produksi guna memenuhi pesanan konsumen dari dalam negeri. Selain itu perusahaan juga belum memiliki sistem safety stock yang ekonomis. Perumusan-perumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut dalam tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana mengatasi kesulitan dalam mengatur penjadwalan produksi untuk memenuhi pesanan konsumen dari dalam negeri ? 2. Bagimana menentukan metode penjadwalan yang paling cocok untuk diterapkan pada PT. Furin Jaya?
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Penjadwalan produksi dilakukan di bagian manufaktur produk atau di bagian lantai produksinya untuk produk-produk kabel. 2. Periode yang akan dibahas adalah bulan Agustus 2005 dan hanya pada satu jenis tipe kabel yaitu NYAF 1000 volt. 3. Teknik penjadwalan produksi yang akan digunakan adalah teknik penjadwalan produksi untuk tipe Flow Shop.
5
4. Waktu proses yang akan digunakan dalam penjadwalan ini dibatasi pada waktu material handling (perpindahan bahan), waktu set up mesin dan kelonggaran yang dibutuhkan dalam tiap produksi tipe-tipe kabel. 5. Masalah safety stock tidak akan dibahas dalam penjadwalan ini karena bukan merupakan lingkup pengetahuan dalam penjadwalan produksi.
1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Untuk menganalisa metoda penjadwalan yang dilakukan perusahaan saat ini. 2. Untuk mengatasi masalah penjadwalan yang terjadi di PT. Furin Jaya. 3. Memberikan usulan metoda terbaik kepada perusahaan untuk mengatasi masalah penjadwalan berdasarkan nilai makespan terendah.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Agar perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan produksi beserta metode penjadwalan yang paling cocok diterapkan untuk menanggulangi masalah tersebut. 2. Memberikan jaminan pada konsumen dan perusahaan terhadap waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak dimana perusahaan akan berusaha untuk memenuhi janjinya dengan mengirimkan pesanan konsumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.
6
1.5 Gambaran Umum Perusahaan Mitsuba cable adalah merk kabel yang diproduksi oleh PT. Furin Jaya Co. LTD. Perusahaan ini memproduksi semua tipe kabel baik kabel telanjang maupun kabel berisolasi. Isolasi ini dibuat dari bahan thermoplastik. Perusahaan ini mulai memproduksi kabel-kabel listrik sejak tahun 1965. selama periode kabel N.G.A (kabel dengan isolasi yang terbuat dari karet), dan sudah berpengalaman selama 27 tahun yang menjadi salah satu pelopor berdirinya pabrik kabel di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya kabel-kabel yang diproduksi oleh PT. Furin Jaya telah menarik minat dan perhatian khalayak ramai, sesuai dengan meningkatnya permintaan-permintaan baik kabel-kabel telepon atau kabel-kabel listrik. Semakin majunya perkembangan zaman dewasa ini, PT. Furin Jaya telah mengembangkan pabrik dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang modern untuk menunjang proses produksi dan juga untuk menunjang pengawasan mutu (Quality Control) Di tahun 1991, perusahaan ini juga ikut berpartisipasi di dalam EQUIP (Export Quality Upgrading and Improvement Program), yang disponsori oleh Bank Dunia CERLAB (Center Inter Laboratories D’etudes Etae Realisations) oleh Mr. Louis Boude.
7
Dewasa ini, perusahaan telah melengkapi sarana-sarana untuk mengimbangi proses produksi dan permintaan-permintaan yang semakain meningkat. Kabelkabel yang diproduksi pada perusahaan ini antara lain adalah : -
-
Kabel listrik dan kawat •
kawat telanjang
•
kabel tegangan rendah (dengan PVC sebagai pembungkus)
•
kabel berisolasi XLPE
Kabel telepon •
kabel telepon berisolasi PVC yang cocok untuk digunakan diinstalasi dalam rumah
Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) yang sesuai dengan Standar Industri Indonesia (SII) yang saat ini digunakan sebagai standar dan pedoman oleh pabrik-pabrik kabel yang ada di Indonesia termasuk pabrik PT. Furin Jaya. Dengan perkembangan dewasa ini, perusahaan ini juga mengembangkan wawasannya untuk kabel-kabel listrik yang berkiblat pada standar-standar internasional diantaranya standar dari Jerman, Jepang, Inggris dan Amerika.
1.5.1
Jenis-Jenis Produk yang Dihasilkan 1.
Hantaran Tembaga Telanjang Spesifikasi ini meliputi hantaran tembaga telanjang (BBC-H dan BBC-1/2 H), untuk saluran udara tegangan rendah dan tegangan
8
tinggi, ditegangkan pada kolator isolator-isolator diantara tiang-tiang khusus untuk ini. Penghantarnya terdiri dari kawat padat atau kawatkawat yang dipilin dari tembaga polos yang dipijarkan. Standar produksinya adalah :
2.
-
Jenis keras : SPLN 41 – 5 1981 dan SII 1135 – 84
-
Jenis setengah keras : SPLN 41 – 4 1981 dan SII 1136 – 84
Kabel NYA 1000 volt Spesifikasi ini meliputi kawat-kawat berisolasi PVC untuk tegangan kerja sampai 1000 volt (pada suatu instalasi arus searah yang dihubungkan dengan baik ke tanah maka tegangan kerja yang diperkenankan adalah sampai 750 volt terhadap tanah). Kawat berisolasi ini dimaksudkan untuk dipergunakan dalam ruangan yang kering dan untuk instalasi tetap dalam pipa. Penghantarnya terdiri dari kawat padat atau kawat-kawat dipilin dari tembaga polos yang dipijarkan. Standar produksinya adalah : SII 0208 dan SPLN 42 – 1 1991
3.
Kabel NYM 500 volt Spesifikasi ini meliputi kabel berisolasi dan berselubung PVC yang tidak berperisai untuk tegangan kerja sampai dengan 500 volt, untuk instalasi biasa di dalam gedung, tetapi tidak di bawah tanah.
9
Penghantarnya terdiri penghantar padat bulat atau penghantar dipilin bulat dan tembaga polos yang dipijarkan. Standar produksinya adalah : SII 0209 – 78 dan SPLN 42 – 2 1981 4.
Kabel NYY 0.6/1 Kv Spesifikasi ini untuk kabel tanah berisolasi dan berselubung PVC yang tidak berperisai, tegangan kerja 0,6/ 1 Kv untuk instalasi biasa di dalam dan di luar gedung serta dalam tanah bila diberi perlindungan yang cukup. Penghantarnya terdiri dari kawat padat atau kawat-kawat dipilin dari tembaga polos yang dipijarkan atau aluminium. Standar Produksinya adalah : SII 0210 – 78 dan SPLN 43 – 1 1981 serta IEC 502
5.
Kabel NYAF 1000 volt Spesifikasi ini meliputi kawat-kawat fleksibel berisolasi PVC untuk tegangan kerja sampai dengan 1000 volt. Kawat-kawat fleksibel berisolasi
ini
dimaksudkan
sebagai
pengganti
NYA
untuk
dipergunakan dalam ruangan kering untuk instalasi tetap dalam pipa dan
sebagai
kawat-kawat
hubung
dalam
lemari
distribusi.
Penghantarnya terdiri dari kawat-kawat tembaga halus polos yang dipijarkan dan dipintal bulat.
10
Standar produksinya adalah : SII 2258 – 87 dan SPLN 42 – 3 1991 serta IEC 502 6.
Kabel NYMHY 500 volt Spesifikasi ini berlaku untuk kabel fleksibel berisolasi dengan 300 /500 volt. Penghantarnya terdiri dari kawat-kawat dipintai bulat dari tembaga polos yang dipijarkan. Kabel ini dimaksudkan untuk digunakan dalam ruangan kering untuk alat yang dapat dipindahpindahkan, dengan tekanan mekanis sedang. Misal mesin cuci, lemari es dan lain-lain. Standar produksinya adalah : SII 2256 – 87 dan SPLN 42 – 6 1991
7.
Control cable NYY TYPE 0,6 / 1 Kv Spesifikasi ini dimaksudkan untuk kabel kontrol yang penggunaanya pada lokasi kering atau lembab. Penghantarnya terdiri dari kawat padat kawat- kawat dipilin dari tembaga polos yang dipijarkan. Standar Produksinya adalah : IEC 502
8.
Control cable NYYHY 0,6/1 Kv Spesifikasi ini berlaku untuk kabel fleksibel dan kabel kontrol, berisolasi dan berselubung PVC tanpa perisai. Penghantarnya terdiri dari dari kawat-kawat yang dipintal dari tembaga polos yang
11
dipijarkan. Dapat digunakan di dalam dan diluar gedung atau di dalam tanah, jika diberi perlindungan yang cukup. Standar produksinya adalah : SPLN 43 – 7 9.
Twisted cable NF2X 0,6/1 Kv Spesifikasi ini berlaku untuk kabel pilin udara berisolasi XLPE atau PVC, dengan netral bukan sebagai penggantung untuk tegangan nominal 0,6 / 1 Kv, penghantar tembaga dipilin bulat berkawat banyak. Standar produksinya adalah : SPLN 42 – 10 : 1986
1.5.2
Proses Produksi Secara umum proses produksi kabel terbagi menjadi beberapa tahapan sebagai barikut : 1.
Proses drawing Proses drawing adalah proses pengecilan diameter tembaga dengan cara penarikkan melalui suatu dies dengan sejumlah tahapantahapan tertentu (sesuai dengan kebutuhan) yang bertujuan untuk mendapatkan diameter penampang yang diinginkan. Dies pada proses drawing ini merupakan alat dimana diameter lubang dimasukkan (entry) lebih besar dari pada lubang keluaran (output)
12
2.
Proses annealing Proses ini dilakukan setelah tembaga yang telah dibentuk dan telah melewati proses drawing, kawat yang dihasilkan masih sangat keras dalam proses drawing sehingga dibutuhkan suatu proses agar kawat tersebut menjadi lebih lembut.
3.
Proses Stranding Stranding adalah proses pemilinan kawat tembaga secara konsentrik. Diantara celah-celah kawat diisi dengan serbuk water blocking. Kawat pada setiap layer harus sama diameter nominalnya.
4.
Proses Extruder Proses extruder adalah suatu proses untuk membuat pembungkus kawat dari tembaga yang akan dibungkus dengan PVC, dengan tujuan agar tidak terjadi kontak langsung antar pengantar.
5.
Final rewinding Pada tahap ini dilakukan proses penggulungan kabel yang telah melalui proses outersheating. Yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah faktor kerapian dan ketepatan ukuran panjang yang dibutuhkan.
13
1.5.3
Bahan Baku Produksi Kabel Bahan baku kabel adalah sebagai berikut : a.
Penghantar ( konduktor) Berfungsi sebagai pengantar arus listrik pada kabel listrik. Bahan baku pengantar yang digunakan :
b.
-
Tembaga
-
Al Alloy
Isolasi Berfungsi untuk melapisi pengantar agar tidak terjadi kontak langsung antar pengantar. Bahan baku isolasi yang digunakan yaitu :
c.
-
PVC (Polyvinilchlorida)
-
XLPE (Cross Linking Polyetylene)
-
PE (Polyetylene)
Inner semi conductive Berfungsi untuk mengurangi stress tegangan antar penghantar dan isolasi pada kabel listrik tegangan menengah.
d.
Outersemi conductive Berfungsi sebagai perata medan listrik dan medan magnet pada kabel listrik tegangan menengah.
14
e.
Water blocking tape / powder Berfungsi sebagai penahan masuknya air ke dalam inti-inti kabel yang menimbulkan gangguan atau masalah berat pada kabel listrik.
f.
Pita pengikat Berfungsi sebagai pengikat inti-inti kabel (cores) menjadi satu kesatuan yang terpadu. Bahan baku pengikat tersebut yaitu polyester.
g.
Filler/ Inner Sheating Berfungsi untuk membentuk kabel agar menjadi bulat merata. Bahan bakunya adalah :
h.
-
PVC (Polyvinilchlorida)
-
XLPE (Cross Linking Polyetylene)
-
PE (Polyetylene)
Sheating ( selubung luar) Berfungsi sebagai pelapis pelindung luar, melindungi terhadap gangguan yang bersifat mekanik kimia.