1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Di era globalisasi ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin pesat. Persaingan bisnis tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga terjadi di dunia global yaitu meliputi semua negara-negara yang ada di dunia. Persaingan di dunia bisnis yang diakibatkan adanya globalisasi ini pada akhirnya menuntut setiap negara untuk menonjolkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh negaranya masing-masing demi menarik perhatian masyarakat. Untuk dapat bertahan di era globalisasi ini, setiap negara tentunya membutuhkan strategi-strategi khusus agar negaranya tidak dipengaruhi oleh negara lain. Jika tidak akibatnya akan menjadi fatal. Untuk menanggapi fenomena tersebut. Pada tahun 2005, Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang menjabat pada periode tersebut, bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, membentuk suatu program yang bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sebagai bentuk persaingan bisnis dalam era global ini. Program Enjoy Jakarta ini menfokuskan Jakarta untuk menjadi kota tujuan wisata. Program ini akan menyajikan keunggulan-keunggulan Jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota, antara lain wisata situs bersejarah, wisata
2
belanja, wisata bahari, wisata kuliner, atraksi, hiburan, art shop, health & spa, olahraga, serta Pusat Kesenian & Kebudayaan. Dari beberapa keunggulan Jakarta yang diangkat dalam Program Enjoy Jakarta tersebut, wisata belanja rasanya lebih menarik perhatian masyarakat. Dalam rangka menciptakan DKI Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja berrtaraf internasional, pemerintah didukung oleh pusat-pusat perbelanjaan ternama di Jakarta mengadakan diskon besar-besaran yang dilakukan secara serentak. Salah satu pusat perbelanjaan yang rutin berpartisipasi dalam mendukung program Enjoy Jakarta adalah Senayan City. Pusat perbelanjaan yang berada di daerah Senayan tersebut sejak tahun 2006 mulai mengadakan program diskon besar-besaran sebagai bentuk dukungannya dalam Program Enjoy Jakarta. Dalam rangka menjadikan DKI Jakarta sebagai tujuan wisata belanja bertaraf internasional, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta Raya turut menggelar perhelatan akbar tahunan, Festival Jakarta Great Sale sejak tahun 2009 yang sekaligus mendukung program Enjoy Jakarta. Festival Jakarta Great Sale (FJGS) ini dilaksanakan tiap tahunnya bersamaan dengan perayaan HUT DKI Jakarta, liburan sekolah anak pada bulan Juni. Waktu pelaksanaan ini sangat tepat dalam menekan jumlah masyarakat yang akan pergi ke luar negeri hanya untuk berbelanja, dikarenakan di Indonesia
3
sendiri, tepatnya di Jakarta, Festival Great Sale yang dimeriahkan tidak kurang dari 68 mall sedang berlangsung. Saat talkshow, Handaka, CEO Senayan City, menjelaskan bahwa saat ini kecenderungan masyarakat untuk berbelanja di luar negeri lebih meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya fasilitas yang memudahkan perjalanan ke luar negeri. “ Berbagai fasilitas yang mempermudah perjalanan ke luar negeri diantaranya seperti diskon penerbangan, paket tur murah, hingga harga khusus untuk penginapan. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih memilih berkunjung dan akhirnya berbelanja di luar negeri,” papar Handaka. Hal tersebutlah yang mendorong APPBI DPD DKI Jakarta Raya untuk menyelenggarakan Festival Jakarta Great Sale
yang memberikan program
diskon, penawaran menarik hingga program belanja tengah malam, dan akan digelar di 68 mall anggota APPBI DKI Jakarta selama FJGS berlangsung. Diharapkan pula FJGS 2011 akan dapat meningkatkan transaksi ritel hingga 20% dari tahun sebelumnya. “Berdasarkan data FJGS 2010, berhasil diperoleh nilai total transaksi ritel hingga Rp 7,2 triliun selama program berlangsung. Angka ini merupakan peningkatan sebesar 20% dibanding tahun sebelumnya. Diharapkan FJGS 2011 kali ini juga dapat meningkatkan transaksi seperti tahun lalu. Sehingga dapat semakin menguatkan hubungan antara pelaku bisnis di Jakarta, meningkatkan jumlah pengunjung ke mall sebanyak 20% sekaligus meningkatkan Pendapatan Pajak Daerah” papar Handaka lebih lanjut.
4
Uniknya, Senayan City menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda dengan yang ditawarkan oleh pusat perbelanjaan lainnya. Senayan City menamakan programnya itu dengan sebutan Midnight Shopping. Yang menjadi keunikan dalam Midnight Shopping ini adalah pengunjung baru dapat berburu diskon pada malam hari yaitu dimulai pukul 21.00 – 00.00 WIB. Fenomena Midnight Shopping yang dilakukan pusat perbelanjaan Senayan City itu ternyata telah mempelopori pusat perbelanjaan lainnya untuk mengadakan event serupa. Fenomena Midnight Shopping yang dilakukan oleh Senayan City sendiri ini biasanya dilakukan tiga kali dalam setahun, yaitu pada pertengahan tahun, bulan ramadhan dan akhir tahun. Hingga saat ini Senayan City telah mengadakan Midnight Shopping sebanyak sebelas kali dan acara tersebut terbukti berhasil menarik perhatian dan menyedot pengunjung untuk ikut hiruk pikuk berburu diskon. Selain turut berpartisipasi dalam Program Festival Jakarta Great Sale, event Midnight Shopping yang diselenggarakan Senayan City ini juga bertujuan membentuk citra yang positif dimata masyarakat, guna menyatakan eksistensi Senayan City sebagai salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di Jakarta yang bertaraf internasional. Melalui event ini, Senayan City ingin mengajak masyarakat untuk berwisata belanja di Jakarta, tidak perlu berwisata belanja di luar negeri karena Senayan City sendiri juga memberikan penawaran shopping yang tidak kalah menarik.
5
Ternyata dukungan yang diberikan pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta dalam mendukung Festival Jakarta Great Sale untuk menjadikan Jakarta kota tujuan wisata belanja yang bertaraf internasional tidak semulus yang dibayangkan. Seperti yang diungkapkan oleh Handaka, CEO Senayan City, berbagai fasilitas seperti diskon penerbangan, paket tur murah, hingga harga khusus penginapan telah mendorong masyarakat untuk berbelanja di luar negeri. Keadaan tersebut merupakan salah satu alasan mengapan Senayan City sendiri melakukan event Midnight Shopping sebanyak tiga kali dalam setahun dan waktunya pun bertepatan dengan waktu liburan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong masyarakat untuk berbelanja di Jakarta saja. Midnight Shopping yang dilangsungkan Senayan City pada Juni 2010 didukung oleh banyak tenant, baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang tentunya bertaraf tinggi. Partisipan yang mendukung event Senayan City umumnya adalah brand-brand terkemuka dunia. Hal ini secara tidak langsung telah memberikan image bahwa Senayan City adalah pusat perbelanjaan yang bertaraf internasional. Untuk mendukung DKI Jakarta menjadi kota wisata belanja yang bertaraf internasional, FJGS 2011 ini turut didukung oleh retailer, UKM, Kafe & Restoran, Hotel, Credit card Issuer/Bank, Maskapai Penerbangan, Tempat Hiburan & Wisata, Hotel, dll.
6
Diharapkan dengan adanya berbagai dukungan ini dapat menjaring semakin banyak pengunjung untuk datang ke Jakarta dan menjadikan Senayan City salah satu tujuan wisata belanjanya. Hal tersebut adalah yang menjadi latar belakang penulis membahas masalah Midnight Shopping tersebut, karena penulis ingin mengetahui apakah event Midnight Shopping yang diselenggarakan Senayan City benar-benar berpengaruh dalam membentuk citra pusat perbelanjaan di Jakarta sebagai pusat perbelanjaan yang layak disebut bertaraf internasional seperti yang menjadi visi dari Festival Jakarta Great Sale. Dari paparan di atas maka penulis merasa tertarik meneliti event management sebagai topik skripsi dengan judul “Pengaruh Special Event Terhadap Pencitraan Pusat Perbelanjaan Dalam Mendukung Festival Jakarta Great Sale”. 1.2
Ruang Lingkup
1.2.1
Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada bagaimana proses pelaksanaan Event Midnight Shopping sehingga dapat membentuk citra Senayan City, sebagai pusat perbelanjaan yang bertaraf internasional.
1.2.2
Perumusan Masalah 1. Apakah benar special event Midnight Shopping dapat berpengaruh terhadap pencitraan Senayan City?
7
2. Bagaimana special event Midnight Shopping berpengaruh terhadap pencitraan Senayan City? 3. Apakah special event Midnight Shopping dapat meningkatkan citra Senayan City sebagai pusat perbelanjaan bertaraf internasional?
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain :
a. Untuk mengetahui apakah benar special event “Midnight Shopping” berpengaruh terhadap pencitraan Senayan City. b. Untuk mengetahui proses perkembangan pengaruh special event “Midnight Shopping” terhadap pencitraan Senayan City. c. Untuk mengetahui pengaruh special event “Midnight Shopping” terhadap pencitraan Senayan City sebagai pusat perbelanjaan yang bertaraf internasional.
1.3.2
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain :
a. Bagi penulis Sebagai alat untuk mempraktekan teori-teori yang telah diperoleh selama dibangku kuliah sehingga penulis dapat menambah pengetahuan tentang pengelolaan aktivitas perusahaan terutama yang berhubungan dengan event.
8
b. Bagi Senayan City Mall Hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada pada Event Midnight Shopping yang telah dilaksanakannya dan melakukan evaluasi guna mengembangkan event ini menjadi lebih baik lagi di kemudian hari dan memaksimalkan dukungannya dalam Festival Jakarta Great Sale untuk menjadikan Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja. c. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai referensi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.
1.4
Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Fungsi hipotesis dalam penelitian ini adslah untuk menguji kebenaran suatu teori dan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Berikut ini adalah hipotesis yang timbul dari penelitian ini: Ha: Pelaksanaan Special Event Midnight Shopping memberikan pengaruh terhadap citra Senayan City sebagai salah satu pusat perbelanjaan bertaraf internasional di Jakarta yang mendukung Festival Jakarta Great Sale.
9
Ho: Pelaksanaan Special Event Midnight Shopping tidak memberikan pengaruh terhadap citra Senayan City sebagai salah satu pusat perbelanjaan bertaraf internasional di Jakarta yang mendukung Festival Jakarta Great Sale.
1.5 Metodologi a. Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Event Midnight Shopping di Senayan City. Event ini merupakan salah satu event rutin yang digelar Senayan City untuk meningkatkan citranya sebagai pusat perbelanjaan yang bertaraf internasional serta mendukung Festival Jakarta Great Sale.
b. Jenis Data 1.
Data Primer Data yang diperoleh langsung terhadap objek.
2.
Data Sekunder Data yang diperoleh dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
c. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner (Angket) Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis angket tertutup yaitu suatu angket dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh periset.
10
2. Wawancara Mengadakan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak yang terkait, yang dapat memberikan data-data yang diperlukan. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui catatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian. 4. Observasi Menurut Rachmat Kriyantono dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi, observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan panca indera yang kita miliki, kita sering mengamati objekobjek di sekitar kita. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung-tanpa mediator-sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. (2010 ; 110)
d. Metode Analisa Data Di dalam penelitian ini digunakan analisa data Kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Pada analisa data kuantitatif ini penulis menggunakan metode survei eksplanatif sebagai metode riset penelitiannya dan jenis analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat.
11
1.7 Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah yaitu alasan yang melatar belakangi penulis mengangkat permasalahan menjadi penelitian. Selain itu terdapat ruang lingkup yang menegaskan batasan-batasan masalah yang akan dibahas. Pada tujuan dan manfaat penelitian dipaparkan tujuan dari penelitian ini dan manfaatnya baik bagi penulis, bagi perusahaan yang bersangkutan dan bagi pihak lain. Pada bagian hipotesis ditarik kesimpulan sementara mengenai even itu sendiri. Selanjutnya pada metodologi penelitian dijelaskan metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu analisa data kuantitatif. Pada bagian terakhir yaitu sistematika penulisan dijelaskan satu per satu kajian yang ada pada tiap bab.
Bab II
Landasan Teori Pada bab ini dijelaskan teori-teori yang terkait dengan masalah yang diteliti. Terdapat empat teori utama yang diangkat penulis pada bagian ini antara lain, Komunikasi Korporat, Komunikasi Organisasi, Public relations, dan Event. Selanjutnya penulis mengembangkan teori-teori lainnya yang terkait dengan empat teori utama tersebut. Teori terkait dijelaskan dari yang paling umum sampai yang paling khusus dan setiap teori yang ditulis dapat dikaitkan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
12
Bab III
Metodologi Penelitian Bagian ini membahas tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data yang digunakan, baik data primer maupun sekunder, variabel dan indikator penelitian, dan teknik analisa data.
Bab IV
Hasil Penelitian Dalam bab ini disajikan data penelitian dan pengolahan terhadap data yang terkumpul.
Bab V
Simpulan dan saran Uraian tentang ringkasan hasil analisis dan evaluasi data yang akan menjelaskan tentang kesimpulan dan saran untuk diusulkan pada pihak perusahaan sehubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.