BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era digital ini, teknologi semakin berkembang. Banyak teknologi baru diciptakan
untuk
mempermudah
pekerjaan
seseorang,
salah
satunya
perkembangan dalam bidang fotografi. Fotografi merupakan sebuah seni dan penghasilan gambar dengan cahaya. Dahulu fotografi merupakan seni yang susah dikarenakan alat yang mahal serta kesulitan media penerapannya. Fotografi sudah menjadi hal biasa, karena hampir semua orang melakukan aktivitas fotografi pada saat ini ( Aditiawan, 2014, iii). Fotografi analog mulai ditinggalkan dikarenakan adanya sistem baru yaitu fotografi digital. Fotografi digital merupakan perkembangan dari fotografi analog, dimana perbedaan pada media penyimpanan yang awalnya berupa film menjadi media digital. Keuntungan dari fotografi digital adalah lebih mudah dan lebih irit, dimana dahulu film untuk fotografi tidaklah murah dan harus memiliki kemampuan khusus untuk mencetak hasil potret (Rambey, 2009). Namun dengan adanya fotografi digital semua itu menjadi mudah dikarenakan data yang didapat tersebut dapat dicetak diberbagai media. Pernyataan ini juga didukung oleh Arbain Rambey (2012) yang mengatakan bahwa fotografi digital sudah maju terlalu jauh dan tidak bisa mundur lagi. Fotografi digital hanya mungkin mati kalau sudah ditemukan sistem yang lebih mutakhir.
1
Karena kemudahan yang ditawarkan fotografi digital maka makin banyak orang yang meminati dunia fotografi. Namun banyak dari mereka yang hanya memotret dengan pembekalan teknis saja tanpa mengetahui ilmu fotografi yang sebenarnya. Andang Iskandar juga mengatakan (wawancara pada tanggal 07 Oktober 2015) bahwa masyarakat lebih membicarakan mengenai teknologi dan estetika saja. Indahnya foto ataupun teknologi kamera baru, tidak membicarakan akan rana ilmu fotografi. Dimana fotografi merupakan sebuah ilmu, bukan hanya teknis. Teori maupun istilah harus diketahui seorang fotografer untuk menambah wawasannya dalam fotografi. Berdasarkan survey, penulis sudah melakukan survey akan tingkat pengetahuan para peminat fotografer, yang telah disebar secara online dan dapat disimpulkan bahwa dominan responden yang sudah menekuni dunia fotografi selama kurang lebih 2 tahun banyak yang mengerti akan teknisnya namun tidak mengerti akan istilah teknis tersebut dalam fotografi. Dinyatakan lebih lanjut oleh Andang Iskandar ( wawancara pada tanggal 07 oktober 2015) bahwa fotografi bukan merupakan masalah teknis semata namun ada teorinya. Istilah fotografi penting dikarenakan bila seorang fotografer tidak mengetahui istilah-istilah fotografi maka mereka akan sulit untuk mengerti akan fotografi. Namun saat ini di Indonesia masih sangat sedikit buku yang membahas akan fotografi dalam bentuk ilmu. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di toko buku, saat ini buku fotografi sudah banyak, tetapi konten yang dibahas lebih kepada teknis fotografi. Sedangkan tidak ada yang membahas akan fotografi dalam bentuk ilmu. Berdasarkan masalah di atas, penulis akan
2
merancang buku berupa kamus visual sebagai salah satu cara karena kamus visual merupakan media yang universal, menarik dan merupakan media edukasi paling menarik untuk fotografi. Hal terbesut dibuktikan oleh Andang Iskandar melalui hasil wawancara (07 Oktober 2015) dimana kamus visual merupakan media yang paling cocok karena sifatnya yang tidak terlalu tekstual dan memuat gambar yang mendukung penjelasan dari konten yang ada. Kamus ini akan membahas fotografi dalam bentuk keilmuan yang serta pengertian dari berbagai istilah yang ada di fotografi digital .Oleh karena itu, penulis berharapan perancangan buku tersebut dapat membuat para pembaca mengetahui lebih dalam mengenai fotografi digital.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas dapat diambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana menginformasikan istilah fotografi digital melalui sebuah media buku kamus sebagai media edukasi ?
2.
Bagaimana merancang visualisasi kamus visual fotografi digital sebagai media edukasi guna memberikan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital ?
1.3. Batasan Masalah Perancangan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
3
1.
Konten dari kamus ini hanya kepada hal mengenai fotografi digital. Fotografi digital yang dimaksud mencangkup juga istilah umum fotografi, namun tidak mengcangkup fotografi analog.
2.
Jenis kata yang digunakan dalam kamus ini adalah kata istilah yang digunakan dalam dunia fotografi digital.
3.
Penyusunan kamus ini disusun dengan urutan abjad huruf dari a hingga z.
4.
Merancang kamus visual fotografi digital dengan target usia 20 – 28 tahun yang sudah belajar fotografi
1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan Tugas Akhir dengan judul " Perancangan Buku Kamus Visual Photography Digital " adalah: 1.
Merancang menginformasikan istilah fotografi digital melalui sebuah media buku kamus sebagai media edukasi.
2.
Merancang visualisasi kamus visual fotografi digital sebagai media edukasi guna memberikan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital
1.5. Manfaat Perancangan 1.
Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital mengerti tentang perancangan sebuah kamus.
2.
Bagi Masyarakat
4
Memberikan pengetahuan pada masyarakat, mengenai istilah fotografi digital agar mengetahui ilmu fotografi secara lengkap dan jelas sehingga masyarakat dapat lebih mencintai fotografi. 3.
Bagi Universitas Menambah referensi bagi akademisi mengenai perancangan kamus fotografi dan menjadi sebuah buku pedoman bagi para perancang berikutnya
1.6. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode kualitatif sebagai metode pengumpulan data. Metode kualitatif dipilih karena disusun melalui dasar ditemukan melalui induktif, membaca fenomena (Efianingrum, 2011, hlm 3). Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : Data Primer 1
Wawancara. Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi secara langsung. Mengadakan wawancara kepada para fotografer yang sudah berpengalaman, dimana penulis akan mempertanyakan istilah-istilah yang biasa digunakan dan problema yang ada di dunia fotografi mengenai istilahistilah sehingga informasi yang didapat menjadi data untuk pembuatan buku yang valid dan gampar dicerna sebagai media pembelajaran.
2
Survey. Disebar untuk menjadi bukti fenomena. Mengumpulkan data melalui survey terhadap para fotografer baik amatir maupun profesional yang akan
5
menjadi sumber informasi mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan ini.
Data Sekunder 1.
Studi pustaka. Mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan dari buku-buku yang berkaitan dengan fotografi yang memuat istilah-istilah dasar mengenai fotografi digital.
2.
Observasi lapangan. Observasi yang dilakukan adalah observasi di toko-toko buku besar untuk mengetahui jenis buku fotografi yang beredar. Baik dari segi tampilan buku dan konten buku.
1.7. Metode Perancangan Perancangan kamus ini dilakukan dengan beberapa mode : 1.
Orientasi Dalam proses ini ini dilakukan mengumpulkan fakta-fakta dan buku sebagai pedoman. Orientasi akan didukung dengan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak ahli dalam fotografi untuk menentukan informasi mengenai istilah-istilah fotografi yang akan ditampilkan dalam kamus.
2.
Analisis
6
Menganalisis style yang akan digunakan untuk membuat visual dari kamus sehingga gampang dilihat dan mudah untuk dipelajari. 3.
Brainstorming Menuliskan konsep kreatif yang ditemukan.
4.
Konseptual Desain Berangkat dari brainstorming mengenai permasalahan yang akan dibahas, penulis menyusun ide-ide konsep desain, yang kemudian direalisasikan dalam sketsa, lalu dikembangan menjadi visualisasi yang akan diterapkan dalam kamus.
5.
Sketsa Pada tahap konsep desain yang ada dicoba untuk membuat visualisasinya dengan cara mengsketsa layout.
6.
Desain Pada tahap ini proses desain dikerjakan berdasarkan skestsa konsep desain yang telah dibuat. Dan akan dikembangkan disaat proses digitalisasi.
7.
Implementasi Pada tahap ini aplikasi dari hasil desain telah dimasukan dalam kamus dan siap untuk dicetak untuk keperluan lain.
7
1.8. Skematika Perancangan
Latar Belakang Sudah banyak masyarakat yang mulai meminati fotografi digital sekarang. Namun banyak yang hanya mengerti akan teknis saja tanpa mengerti akan istilah fotografi dalam konteks ilmu.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah 1.Bagaimana
menginformasikan istilah fotografi digital melalui sebuah media buku kamus sebagai media edukasi ?
2.Bagaimana merancang visualisasi kamus visual fotografi digital sebagai media edukasi guna memberikan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital ?
Isi dari kamus ini hanya berpatok kepada hal mengenai fotografi digital. Jenis kata yang digunakan dalam kamus ini adalah kata Istilah yang digunakan dalam dunia fotografi. Penyusunan kamus ini disusun dengan urutan abjad huruf dari a hingga z. Merancang kamus fotografi digital dengan target usia 20 – 28 tahun yang merupakan kalangan akademik.
Metode Pengumpulan Data Studi pustaka: mempelajari literatur terkait Survey: pengumpulan data dengan menyebarkan sebuah survey. Wawancara: bertanya langsung kepada orang yang terkait
Target Sasaran Peminat fotografi usia 22 hingga 28 tahun
Insight kamus yang menjadi pacuan mengenai fotografi digital
pembelajaran
Konsep Perancangan Kamus visual yang mudah dimengerti dan memiliki informasi yang memadai dengan gambar yang mendukung secara visual
8