BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan industri khususnya di Indonesia menjadi semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Dengan adanya kemajuan di bidang industri serta semakin banyak berdirinya industri manufaktur maupun industri jasa di Indonesia maka menimbulkan persaingan yang semakin
ketat
diantara
perusahaan-perusahaan
tersebut.
Perusahaan-
perusahaan tersebut berkompetisi untuk menjadi yang terdepan dan memimpin pasar bisnis yang ada. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang terus mengusahakan kemajuan di berbagai sektor perekonomian tak terkecuali di sektor industri. Salah satu ciri negara yang sedang berkembang adalah mewujudkan industrialisasi di berbagai aspek kehidupan yang menyerap banyak tenaga kerja sebagai salah satu elemen berjalannya sektor industri itu sendiri. Pada era persaingan bebas yang begitu ketat bukan hanya dengan sesama perusahaan di dalam negeri tetapi juga dengan perusahaan dari luar negeri, menuntut perusahaan – perusahaan yang bergerak disektor industri untuk dapat memenuhi tingkat permintaan konsumen akan suatu produk yang
berkualitas tinggi, maka setiap produsen harus menunjukkan daya saingnya agar eksistensi produk yang dihasilkan tetap mendapat tempat dihati masyarakat khususnya para pelanggan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat bekerja secara efisien dan efektif di dalam memanfaatkan sumber daya yang ada agar dapat menjaga kualitas produknya dengan baik, dan meningkatkan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat meningkatkan produktivitas adalah dengan meminimasi masalah yang berkaitan dengan produk cacat yang disebabkan oleh part-part yang rusak. Adanya part-part yang rusak ini akan menciptakan pemborosan-pemborosan baik dari segi waktu, tenaga dan biaya. Seiring dengan perkembangan telekomunikasi dan komputerisasi maka industri-industri pendukungnya juga mengalami perkembangan yang cukup besar salah satunya adalah industri printer yang banyak melibatkan namanama perusahaan besar. Penggunaan printer menjadi bagian yang tak terelakkan lagi karena merupakan bagian penting untuk kelengkapan kebutuhan dan kenyamanan pengguna PC (Personal Computer). Maka dari itu kualitas dan teknologi dalam industri printer ini dituntut untuk terus bersaing untuk menghadapi persaingan dan mempertahankan kepercayaan yang diberikan konsumen. PT. Indonesia EPSON Industry (IEI) selaku perusahaan yang bergerak dalam industri printer, sangat mengetahui pentingnya arti dari kualitas suatu
produk, hal itu dapat dilihat pada salah satu filosofi perusahaan yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan yang berarti perusahaan tahu bahwa pelanggan tidak mentolerir kecacatan sedikit pun. Oleh karena mutu merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan maka pengendalian kualitas merupakan suatu prioritas, karena melalui pengendalian kualitas dapat diketahui hal-hal apa saja yang dapat membuat image perusahaan baik di mata masyarakat. Mengingat pemasaran produk IEI lebih difokuskan ke negara-negara di Eropa, sedangkan pemasaran di dalam negeri hanya 2 % dari hasil produksi dan mulai membidik pasar Singapura di awal 2005 dengan model SFP (Single Function Printer). Karena printer terdiri dari rangkaian beberapa jenis part dan part yang sering cacat adalah Board Main Assy dan Housing Assy Lower maka perusahaan menetapkan target yang akan dicapai agar kecacatan part-part dapat berkurang dengan cara meminimalkan jumlah cacat agar tidak melebihi dari target yang ditetapkan. Melihat pentingnya pengendalian kualitas pada perusahaan maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian skripsi pada perusahaan dengan judul “Usulan Penerapan Metoda SQC (Statistical Quality Control) untuk Peningkatan Kualitas Proses Assembly SIDM di PT. Indonesia EPSON Industry”
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah melakukan observasi lapangan dilakukanlah identifikasi dan perumusan masalah terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan antara lain adalah : 1. Bagaimana mengurangi banyaknya part yang defect pada proses assembly baik kerusakan yang disebabkan oleh part itu sendiri maupun kerusakan akibat assembly (human error). 2. Bagaimana caranya mencapai target yang telah ditetapkan setiap bulannya. 3. Part apa yang paling dominan cacat dari keseluruhan cacat yang terjadi. 4. Mengidentifikasi penyebab kerusakan part.
1.3
Ruang Lingkup Agar pembahasan dan pemecahan masalah lebih terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditentukan beberapa pembatasan sesuai masalah yang akan diteliti. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang ada di dalam perusahaan, dan banyaknya jenis printer yang dihasilkan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada jenis SIDM. Adapun pembatasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di divisi SIDM Production Engineering PT. Indonesia EPSON Industry.
2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2007 sampai bulan Juni 2007. 3. Pengambilan data berdasarkan data histori yang telah ada yakni mulai dari bulan November 2006 sampai bulan April 2007. 4. Kecacatan yang diamati adalah kecatatan atribut yaitu jumlah part yang defect setiap minggunya. 5. Analisa biaya kualitas dan biaya-biaya lainnya tidak dilakukan.
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1
Tujuan Adapun tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui apakah stabilitas proses berada dalam kondisi kendali statistik. 2. Mengetahui part apa yang dominan mengalami kecacatan. 3. Mengetahui penyebab terbesar kecacatan. 4. Mengidentifikasi dan menganalisa penyebab kecacatan yang terjadi pada proses assembly.
1.4.2
Manfaat Sedangkan manfaat dari kegiatan ini adalah : 1. Mengetahui part apa yang memiliki tingkat cacat yang paling tinggi untuk setiap model.
2. Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai metode yang efektif untuk meninjau kecacatan setiap minggu atau setiap bulannya. 3. Mengetahui proses apa yang paling banyak berkontribusi dalam menghasilkan part menjadi cacat. 4. Sebagai tambahan masukan analisa kinerja pelaporan kualitas bagi perusahaan. 5. Memberikan wawasan bagi penulis untuk mengidentifikasi secara langsung bagaimana mengatasi produk yang diluar batas kendali yang terjadi di PT. Indonesia EPSON Industry.
1.5
Gambaran Umum Perusahaan Nama EPSON diambil dari nama mini printer EP (Electric Printer) – 101 yaitu mini printer pertama yang dibuat oleh EPSON dan sukses. Kata EPSON mengekspresikan bahwa setelah sukses dengan EP-101 perusahaan membuat banyak printer yang merupakan pengembangan EP-101 sehingga diambillah nama EP “Sons” atau turunan EP atau EPSON.
1.5.1
Filosofi EPSON adalah perusahaan yang berkembang dengan cepat, dipercaya oleh dunia karena komitmen dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan, ramah lingkungan, berkepribadian dan kerjasama team yang baik.
EPSON sangat peduli dalam pengembangan keterampilan, pengetahuan dan sikap karyawan dalm menghadapi tantangan-tantangan dengan solusi yang inovatif dan kreatif.
1.5.2
Visi Memberi kontribusi bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat, serta kesempurnaan dan kebahagian masyarakat dunia melalui penawaran produk yang bermanfaat dan pelayanan yang menjawab keinginan dan kebutuhan masyarakat sekaligus menawarkan pemecahan terhadap kedua kenyataan tersebut serta masalah – masalah potensial. Melakukan inovasi dalam setiap bidang teknologi agar menghasilkan daya cipta dan berjasa bagi kemajuan teknologi. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan keharmonisan masyarakat sebagai suatu badan hukum/perusahaan yang baik yang ada di masing-masing wilayah selama bekerjasama dengan karyawan Seiko Epson di seluruh dunia, sekaligus mencapai kebersamaan dan kemakmuran global yang nyata.
1.5.3
Misi Bertekad untuk menjadi perusahaan/pabrik printer yang terbesar dan terkuat di dunia. Selalu fleksibel dalam menghadapi perubahan produksi. Meningkatkan daya saing dalam sumber daya manusia, biaya, kualitas dan pengiriman.
1.5.4
Kebijakan Perusahaan
Menjadikan Indonesia Epson Industry sebagai perusahaan yang mempunyai karakter dan sesuai dengan kondisi abad 21. Merealisasikan sebagai pabrik percontohan dalam 1 tahun, dengan : 1. Melakukan inovasi-inovasi dengan kebijaksaan dari kuantitas ke kuantitas melalui pengembangan inovasi teknologi. 2. Menjadikan Indonesia Epson Industry pabrik printer yang mempunyai daya saing yang tinggi melalui peningkatan kualitas, penurunan biaya, pengiriman
tepat
waktu,
meningkatkan
keselamatan
kerja,
dan
penggunaan teknologi mutakhir. 3. Menjadikan Indonesia Epson Industry perusahaan yang menarik dengan : a. Merealisasikan lingkungan perusahaan yang baik (lingkungan sosial, fisik) melalui pengembangan pendidikan, pelatihan, olahraga dan asrama karyawan. b. Mempunyai komunikasi yang interaktif dengan masyarakat Indonesia (pengembangan komunitas, budaya, membantu program pemerintah, beasiswa). 1.5.5
Strategi Perusahaan 1. Manajemen yang cepat dan menciptakan situasi yang menantang. Menetapkan target perusahaan dengan merealisasikan ide-ide yang kreatif dan fleksibel dengan malakukan pengambilan keputusan yang cepat, reaksi yang cepat dan tindakan yang cepat dan tepat.
2. Struktur finansial yang kuat Untuk menciptakan struktur finansial yang kuat akan dilakukan kontrol terhadap aliran keuangan, rugi laba, investasi, stok dan kontrol akunting.
3. Kualitas pabrik yang terbaik Menjadikan Indonesia Epson Industry sebagai pabrik dengan kualitas yang terbaik dengan meningkatkan sistem manajemen mutu melalui peningkatan sistem quality assurance, Incoming quality control, process quality control, outgoing quality control, customer service dan f-cost control. 4. Daya saing harga/biaya yang terbaik (tantangan biaya hingga US$ 25) Meningkatkan daya saing harga melalui perbaikan manajemen produksi, dan melakukan inovasi-inovasi teknologi melalui kegiatan scope one (supply chain management), company digital online system, purchasing and logistic sistem, meningkatkan fungsi engineering yang kuat, core technology and core part production, dan menerapkan teknologi baru. 5. Ramah Lingkungan Melakukan proses produksi dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan melalui penerapan sistem manajemen lingkungan (ISO 14001), reboisasi hutan di Kalimantan Selatan, melakukan program lingkungan pabrik dengan penerapan manajemen safety/K3, aktivitas hemat enerji, dan penyempurnaan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. 6. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan memberikan pendidikan, pelatihan kepada karyawan yang meliputi sikap mental,
kapabilitas/kemampuan, kepribadian dan pengembangan potensi diri dengan mendirikan Epson Training Center, memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi di perguruan tinggi negeri, dan bantuan-bantuan kepada yayasan pendidikan di Indonesia. 7. Mengakar yang kuat di Indonesia Walaupun Indonesia Epson Industry merupakan perusahaan PMA, Epson bertekad kehadirannya di Indonesia dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan melakukan kegiatan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengundang industri terkait di Jepang ke Indonesia, pengembangan
masyarakat
Indonesia,
membantu
pengembangan
kebudayaan dan ikut mensponsori kegiatan kesenian dan olahraga.
1.5.6
Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur Perusahaan PT. Indonesia EPSON Industry
1.5.7
Hasil Produk Produk yang dihasilkan IEI ialah produk elektronik, yang memiliki fungsi utama untuk mencetak. Tetapi kini PT. IEI mulai memproduksi produk MFP (Multi Function Printer) yang merupakan produk gabungan, yang dahulu awal pembuatannya diberi nama dengan sebutan SPC (Scanner, printer, copier). Secara garis besarnya beberapa produk yang dihasilkan PT. IEI dijelaskan sebagai berikut : 1. Single Impact Dot Matrix Merupakan salah satu produk andalan PT.IEI yang berfungsi sebagai alat cetak pada medium kertas. Produk yang disingkat dengan sebutan disebut SIDM ini merupakan produk printer yang menggunakan pita sebagai media untuk menuliskan karakter pada kertas. Ini merupakan produk printer generasi pertama yang masih tetap diproduksi PT.IEI karena masih terdapat banyaknya permintaan terhadap produk jenis ini. Keunggulan produk ini adalah kemampuan produk ini untuk beroperasi dengan biaya yang sedikit, sehingga cost yang dikeluarkan untuk mengoperasikan produk
ini
tergolong
sedikit.
Mungkin
keunggulan
ini
yang
mengakibatkan tetap adanya permintaan pada produk printer generasi pertama ini.
Macam-macam produk SIDM (Single Impact Dot Matrix) adalah sebagai berikut : a. R4C8200 b. R4CC530 c. R4NA84A d. R4CB190 e. R4C3720 f. R4NA83A g. R4CC540 h. R4C4590 i. R4NA86A j. R4NA85A k. R4C7290 l. R4C4600 2. Single Function Printer Merupakan produk unggulan dari PT. IEI yang disingkat dengan sebutan SFP produk ini merupakan alat cetak dengan medium yang beraneka ragam, mulai dari kertas, plastik, maupun kertas foto. Ini merupakan produk printer yang menggunakan tinta sebagai medium untuk menuliskan kertas atau objek lainnya sesuai dengan yang dikehendaki user. Keunggulan produk ini adalah memiliki kualitas hasil cetak yang
baik, dengan waktu cetak yang cepat, dan juga suara yang dihasilkan pada saat pengoperasian produk printer berbasis tinta ini relatif tidak berisik. 3. Multi Function Printer Produk dengan kependekatan MFP ini merupakan produk terbaru keluaran PT. IEI, yang memiliki beberapa fungsi seperti mencetak, memindai dan mengcopy suatu dokumen atau file. Produk ini merupakan produk yang memiliki banyak fungsi dalam satu alat saja. Produk ini dapat mencetak dokumen atau file dalam berbagai media seperti kertas, plastik dan kertas foto, produk ini juga memiliki fungsi untuk memindai objek baik itu dalam bentuk 2 dimensi maupun dalam bentuk 3 dimensi. Fungsi yang juga ditawarkan produk ini yaitu kemampuan untuk menggandakan dokumen seperti fungsi yang dimiliki mesin fotokopi. Keunggulan dari produk ini yaitu banyaknya fungsi yang ditawarkan oleh produk ini, serta kemampuannya untuk melakukan beberapa macam tugas dalam satu alat. Untuk konsumen di wilayah Singapura PT. IEI lebih memfokuskan pada pemasaran produk printer SFP, sementara untuk wilayah Eropa (Jerman, Inggris, Belanda, Spanyol, Prancis) dan USA pemasarannya lebih difokuskan pada produk printer MFP, sedangkan konsumen untuk seluruh wilayah di Indonesia perusahaan ini hanya menjual 5 % dari seluruh kapasitas yang diproduksi.
1.5.8
Jam Kerja •
Jam kerja Non Shift : Waktu Kerja Senin – Kamis
: 08 : 00 – 17 : 00 Wib
Waktu Istirahat
: 10 : 30 – 10 : 40 Wib 12 : 30 – 13 : 10 Wib 15 : 30 – 15 : 40 Wib
Waktu Kerja Jum’at
: 07 : 30 – 17 : 00 Wib
Waktu Istirahat
: 10 : 30 – 10 : 40 Wib 11 : 55 – 13 : 05 Wib 15 : 30 – 15 : 40 Wib
•
Jam kerja 2 Shift Operations Shift 1 : Waktu Kerja Senin – Kamis
: 06 : 15 – 15 : 15 Wib
Waktu Istirahat
: 10 : 00 – 10 : 15 Wib 12 : 00 – 12 : 45 Wib
Waktu Kerja Jum’at
: 06 : 15 – 15 : 45 Wib
Waktu Istirahat
: 10 : 00 – 10 : 15 Wib 11 : 55 – 13 : 10 Wib
•
Jam kerja 2 Shift Operations Shift 2 : Waktu Kerja Senin – Kamis
: 20: 00 – 05 : 00 Wib
Waktu Istirahat
: 23 : 30 – 24 : 10 Wib 02 : 35 – 02 : 45 Wib
04 : 50 – 05 : 00 Wib Waktu Kerja Jum’at
: 20 : 00 – 15 : 45 Wib
Waktu Istirahat
: 23 : 30 – 24 : 10 Wib 02 : 35 – 02 : 45 Wib 04 : 50 – 05 : 00 Wib
•
Jam kerja 3 Shift Operations Shift 1 : Waktu Kerja Senin – Kamis
: 06 : 00 – 14 : 00 Wib
Waktu Istirahat
: 08 : 45 – 09 : 00 Wib 12 : 00 – 12 : 45 Wib
Waktu Kerja Jum’at
: 06 : 00 – 14 : 15 Wib
Waktu Istirahat
: 08 : 45 – 09 : 00 Wib 12 : 00 – 13 : 00 Wib
•
Jam kerja 3 Shift Operations Shift 2 : Waktu Kerja Senin – Kamis
: 13 : 55 – 21 : 55 Wib
Waktu Istirahat
: 16 : 30 – 16 : 45 Wib 18 : 00 – 18 : 45 Wib
Waktu Kerja Jum’at
: 14 : 10 – 22 : 10 Wib
Waktu Istirahat
: 16 : 30 – 16 : 45 Wib 18 : 00 – 18 : 45 Wib
•
Jam kerja 3 Shift Operations Shift 3 : Waktu Kerja Senin – Kamis
: 21 : 50 – 06 : 05 Wib
Waktu Istirahat
: 00 : 30 – 01 : 10 Wib 04 : 25 – 05 : 00 Wib
Waktu Kerja Jum’at
: 22 : 05 – 06 : 05 Wib
Waktu Istirahat
: 00 : 30 – 01 : 10 Wib 04 : 40 – 05 : 00 Wib