BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pemahaman mengenai pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan salah satu hal penting untuk seorang dokter gigi khususnya dalam melakukan perawatan pada anak, yaitu membantu menegakkan diagnosa, menetapkan rencana perawatan, dan mengevaluasi keberhasilan perawatan yang telah dilakukan.1,2,3 Kemudian dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang penting dari jenazah sehingga memudahkan identifikasi dan memberikan bukti forensik yang membantu dalam proses peradilan, dan untuk individu yang masih hidup digunakan untuk klasifikasi kejahatan yang dilakukan dan sebagai bukti di peradilan.4 Pada masa anak-anak, pengamatan mengenai pembentukkan gigi geligi memiliki keakuratan yang lebih tinggi dalam memperkirakan usia sedangkan pada orang dewasa keakuratannya akan menurun karena adanya proses fisologis degeneratif seperti atrisi akibat penggunaan gigi geligi, penutupan ruang pulpa dan sklerosis dari dentin.4 Gigi geligi mempunyai enamel yang merupakan jaringan yang paling keras dalam tubuh manusia dan memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan pada pH, kelembapan, salintas, dan temperatur yang tinggi. Sifat dentin yang juga stabil dan mempunyai kerentanan yang rendah dari rangsangan ekternal sehingga proses resorpsi dan pembentukkan dentin yang baru sangat rendah.4 Kalsifikasi pada gigi
Universitas Sumatera Utara
geligi hanya sedikit dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan kalsifikasi pada tulang.5 Erupsi gigi dapat digunakan untuk meramalkan usia dan maturitas seseorang. Usia kronologis adalah usia yang diperoleh dengan mencatat tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang berhubungan dengan lama hidupnya seseorang.4 Usia kronologis digunakan untuk memantau proses pertumbuhan dan perkembangan anak.6 Perkembangan somatik berhubungan dengan usia kronologis yang merupakan hasil pengukuran dari maturasi somatik seperti perkembangan tulang, masa pubertas, dan tinggi badan atau berat badan.1,2 Perkembangan gigi geligi menunjukkan variabilitas
lebih sedikit dibandingkan dengan perkembangan lainnya dan juga
variabilitas rendah yang berhubungan dengan usia kronologis.1,2,7,8 Penilaian maturasi dental dapat ditentukan antara lain oleh erupsi gigi. 9,10 Waktu erupsi gigi permanen telah diteliti di antara populasi yang berbeda dan kelompok etnik yang berbeda.11,12 Juga dilaporkan bahwa beberapa variabel seperti faktor genetik, hormonal, geografis, budaya, jenis kelamin, status ekonomi, status gizi, ras, faktor penyakit, faktor lokal, kelainan-kelainan yang menyertai dan parameter pertumbuhan memiliki pengaruh terhadap waktu erupsi dan proses erupsi gigi.12,13 Proses erupsi gigi di dalam rongga mulut sangat kompleks. Waktu erupsi gigi pada rongga mulut berbeda-beda dan menunjukkan urutan pola yang berbeda juga antara suatu populasi.6 Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan waktu erupsi antara satu populasi dengan populasi lain yang berbeda ras. Erupsi lebih cepat pada ras Afrika
Universitas Sumatera Utara
hitam dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras Kaukasia, dan pada orang Australia pribumi lebih lambat daripada Kaukasoid.14 Jenis kelamin juga mempengaruhi kalsifikasi gigi dan waktu erupsi. Pada umumnya, anak perempuan mempunyai waktu kalsifikasi lebih cepat dari pada lakilaki dan waktu erupsi gigi pada anak perempuan juga lebih cepat dari laki-laki,9,15,16 tetapi pada gigi desidui jenis kelamin tidak mempengaruhi waktu erupsi gigi.6,23 Kebiasaan dan jenis makanan pada setiap ras juga berbeda-beda. Faktor nutrisi yang mempengaruhi proses erupsi gigi antara lain kandungan gizi, pola makan, dan jenis makanan.9 Pola makan orant Tionghoa yang kurang suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan suka mengkonsumsi makanan yang lunak. Menurut UAB Health System (2004), asupan kalsium, fosfor, vitamin C dan D mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi serta waktu erupsi gigi. Kekurangan zat tersebut dapat memperlambat waktu erupsi gigi. Zat-zat tersebut banyak terdapat pada sayur-sayuran. Kekuatan penguyahan juga mempengaruhi proses erupsi gigi.9,28 Indonesia merupakan suatu negara yang multi etnis dan multi kultur di mana populasi penduduknya terdiri dari berbagai macam suku bangsa, salah satu di antaranya adalah suku Tionghoa. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, jumlah suku Tionghoa-Indonesia berada di kisaran 4%-5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia.17
Universitas Sumatera Utara
Penelitian mengenai waktu erupsi gigi permanen ini penting, meskipun penelitian mengenai waktu erupsi gigi permanen pada etnis Tionghoa sudah ada sebelumnya, tetapi parameter yang digunakan pada penelitian ini berbeda. Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai waktu erupsi gigi permanen ditinjau dari usia kronologis ditinjau pada anak-anak usia 6-12 tahun di SD W.R Supratman 2 Medan.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan antara waktu erupsi gigi permanen antara rahang atas dan rahang bawah pada etnis Tionghoa? 2. Apakah ada perbedaan antara waktu erupsi gigi permanen antara laki – laki dan perempuan pada etnis Tionghoa?
3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui perbedaan waktu erupsi gigi permanen antara rahang atas dan rahang bawah pada etnis Tionghoa. 2. Mengetahui perbedaan waktu erupsi gigi permanen antara laki – laki dan perempuan pada etnis Tionghoa. 3. Mendapatkan urutan erupsi gigi permanen pada etnis Tionghoa.
Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai data dan informasi dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu erupsi gigi permanen pada suku-suku yang ada di Indonesia khususnya di kota Medan sendiri. 2. Sebagai data informasi pada perkembangan ilmu kedokteran gigi.
Universitas Sumatera Utara