1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang
pendidikan memegang peranan penting. Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa, sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia yang terampil, potensial dan berkualitas sebagai pelaksanaan pembangunan. Pendidikan merupakan aspek penting bagi setiap negara, terutama bagi negara yang berkembang seperti Indonesia. Indonesia sangat mementingkan pendidikan, salah satunya dalam dunia kerja, dimana banyak perusahaan yang menuntut pegawainya berpendidikan minimal sarjana, sehingga individu berusaha untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Menurut sistem pendidikan nasional, undang-undang no 2 tahun 1989, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sumardiono, 2007). Pendidikan dapat diperoleh tidak hanya di ruang sekolah, tetapi juga dapat diperoleh di lingkungan keluarga, pergaulan, dan sebaginya. Jadi, sekolah adalah model pendidikan mainstream (mayoritas). Sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi seseorang untuk memperolah pendidikannya. Sekolah hanyalah salah satu cara
2 yang dapat digunakan seorang anak untuk belajar dan memperoleh pendidikan sebagaimana sebuah sistem di dunia nyata, tak ada sebuah sistem yang sempurna demikian
pula
dengan
sekolah.
Sekolah
memiliki
kekuatan-kekuatan
dan
kekurangan, Itulah sebabnya, selalu ada peluang dan pembaharuan untuk memperbaiki sistem pendidikan dan sekolah, baik level filosofi, institusi, approach, dan sebagainya (Sumardiono, 2007). Oleh sebab itu, pendidikan dikembangkan dalam bentuk pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan formal bilamana pendidikan berlangsung dalam lingkungan sekolah. Sedangkan pendidikan non-formal, bilamana pendidikan berlangsung di luar lingkungan sekolah. Sekolah adalah sistem yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, tetapi sesungguhnya ruang lingkup pendidikan jauh lebih luas dari pada sistem sekolah. Salah satu pendidikan non-formal adalah homeschooling. Dikategorikan pendidikan non-formal karena homeschooling memiliki sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah formal baik proses belajarnya, waktu belajar dan metode belajar yang beragam (Sumardiono, 2007). Beberapa fenomena yang muncul di masyarakat mengenai siswa homeschooling, didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan beberapa orang tua dan juga masyarakat bahwa mereka mengganggap siswa homeschooling adalah siswa yang memiliki masalah dalam hal akademis dan hubungan yang tidak harmonis dengan lingkungan sekolah seperti guru dan teman. Tetapi tidak hanya itu, beberapa orang tua dan masyarakat juga menganggap
bahwa
siswa
homeschooling
adalah
siswa
yang
memiliki
keterbelakangan mental seperti Autisme ataupun kurangnya kemampuan siswa dapat fokus belajar dengan kondisi yang ramai dan lain sebagainnya.
3 Terlepas dari fenomena tersebut, homeschooling terus berkembang dengan berbagai
alasan.
Selain
karena
alasan
keyakinan
(beliefs),
pertumbuhan
homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan di sekolah, keadaan pergaulan sosial di sekolah yang tidak sehat juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan homeschooling walaupun awalnya dipersepsi sebagai kelompok konservatif dan penyendiri (isolationists), homeschooling terus tumbuh dan membuktikan diri sebagai sistem yang efektif dan dapat dijalankan (Sumardiono, 2007). Salah satu homeschooling di Indonesia khususnya Jakarta adalah homeschooling
Windsor.
Homeschooling
ini
memiliki
beberpa
keunikan
dibandingkan dengan homeschooling yang lain di Jakarta. Homeschooling Windsor merupakan homeschooling percontohan (Pilot Project) di wilayah Jakarta Pusat. Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan Nasional Tahun 2008, homeschooling Windsor merupakan homeschooling yang telah memenuhi standard ketentuan pendidikan non-formal dari Diknas, yang menggunakan kurikulum dan sistem pembelajaranya mengacu pada ketentuan Diknas. Adanya berbagai pandangan negatif maupun positif mengenai siswa homeschooling, homeschooling Windsor memperlihatkan bahwa siswa homeschooling juga dapat berprestasi tidak hanya di bidang akademik tetapi juga non-akademik. Dalam bidang akademik, prestasi yang didapatkan yaitu lulus ujian Nasional dengan persentase 100 persen setiap tahunya, juara 2 Debat bahasa Inggris se-Jakarta Pusat pada tahun 2009 serta mengikuti Olimpiade Biologi tingkat Nasional pada tahun 2009. Sedangkan dibidang nonakademik, mendapatkan juara 1 pertandingan Basket se-Jabotabak pada tahun 2009 (Data Homeschooling Windsor, 2011).
4 Pencapaian suatu prestasi pada tahap remaja merupakan hal yang penting. Pada masa remaja, mereka sudah membentuk inti dari individu sebagai manusia yang disebut identitas (Santrock, 2003). Remaja sudah memikirkan bagaimana kehidupannya dimasa mendatang serta sudah dapat berfikir realistik dan telah belajar bagaimana mereka dapat bertanggung jawab akan diri mereka sendiri dan tugas-tugas mereka. Remaja juga dituntut untuk berpendidikan setinggi mungkin dan memperoleh prestasi sebaik-baiknya untuk menunjang kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Munculnya suatu prestasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi; motivasi, Intelegensi / kecerdasan, bakat, minat dan kondisi fisik. Faktor eksternal meliputi; faktor sosial termasuk hubungan siswa dengan guru, managemen sekolah, kurikulum pendidikan serta sarana dan fasilitas sekolah (Santrock, 2009). Berkaitan dengan faktor, internal, motivasi mengarahkan pada mengapa individu bertingkah laku, berfikir, dan memiliki perasaan dengan cara yang mereka lakukan, dengan penekanan pada arah dari tingkah laku (Santrock, 2008). Selain itu dibutuhkan kecerdasan yang merupakan kemampuan memahami dunia, berfikir secara rasional dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan pada tantangan (Ali, 2007). Hakim, (2007) menyatakan bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan melukis atau bermain musik. Sedangkan minat adalah kesukaan seseorang terhadap sesuatu yang berperan dalam mengarahkan seseorang sesuai dengan bakatnya. Kondisi fisik juga dapat mendukung atau menghambat keberhasilan individu guna mencapai prestasi. Kondisi kesehatan yang selalu mengganggu atau adanya gangguan pada alat indra, dapat mengganggu
5 kegiatan belajar individu. Selain faktor internal diatas, terdapat faktor eksternal yang juga dapat mempengaruhi motivasi seseorang untuk berprestasi. Hubungan siswa dengan guru, managemen sekolah, kurikulum pendidikan serta sarana dan fasilitas sekolah memiliki peranan yang juga penting dalam kaitanya dengan motivasi siswa. Berbagai prestasi yang telah didapatkan tentu tidak muncul dengan sendirinya. Pencapaian suatu prestasi dilalui oleh beberapa proses salah satunya yaitu intrinsic dan ekstrinsic motivation (Santrock, 2008). Oleh karena itu, motivasi merupakan salah suatu proses yang penting dalam pencapaian prestasi seseorang. Dari hal tersebut, peneliti memfokuskan pada motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik Motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah dua hal yang saling berkaitan, sehingga kedua hal tersebut dapat menjadikan seseorang termotivasi (Covington & Mueller dalam Woolfolk, 2005). Motivasi ekstrinsik berupa imbalan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk berprestasi, tetapi juga dapat melemahkan motivasi bila diberikan secara tidak tepat (Santrock, 2009). Motivasi intrinsik mempengaruhi siswa untuk menguasai keterampilan (task orientation). Dengan menguasai keterampilan, mereka lebih mudah memperoleh sasaran perilaku. Dengan kata lain motivasi intrinsik inilah yang akan memberikan pengaruh terbesar pada siswa untuk berprestasi lebih baik (Woolfook, 1968 dalam Susanti, 2007).
I.2
Identifikasi Masalah Dari uraian diatas, memperlihatkan bahwa prestasi dapat timbul dikarenakan
beberapa faktor salah satunya adalah motivasi. Motivasi adalah perilaku yang mengandung energi, memiliki arah dan dapat dipertahankan (Santrock, 2008). Motivasi terbagi dalam, motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi dapat timbul oleh
6 kedua faktor tersebut, baik intrinsik ataupun ekstrinsik. Serta adanya perspektif kognitif yang merupakan proses yang paling penting dalam prestasi siswa (Santrock, 2008). Motivasi yang harus dimiliki oleh remaja adalah motivasi untuk mencapai prestasi yang baik. Motivasi tidak berdiri sendiri dalam menghasilkan prestasi yang baik, tetapi harus melalui proses dan usaha-usaha yang dilakukan. Sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar, maka cara yang diperlukan untuk memperoleh nilai akademik yang baik adalah dengan cara belajar (Santrock, 2003). Oleh karena itu, motivasi merupakan salah suatu proses yang penting dalam pencapaian prestasi seseorang. Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis bermaksud memfokuskan penelitian pada hubungan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan prestasi siswa SMA homeschooling Windsor. Sehingga judul penelitian ini adalah “hubungan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan prestasi siswa SMA homeschooling Windsor”.
1.3
Tujuan Penelitian Melalui identifikasi masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui adakah hubungan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan prestasi siswa SMA homeschooling Windsor.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Bagi
dunia
pengetahuan,
penelitian
ini
diharapkan
memberikan sumbangan pada disiplin ilmu psikologi. 2. Secara Praktis
mampu
7 a. Hasil dari penelitian ini dapat menjadikan sumber informasi kepada para pembaca mengenai motivasi dan kaitanya dengan prestasi siswa. b. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penasehat akademik dan siswa sebagai masukan untuk berusaha meningkatkan
motivasi
belajar
siswa,
karena
motivasi
berperan penting dalam pencapaian prestasi. c. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan, mengenai motivasi belajar. Sehingga dalam proses pembelajaran, para guru dapat
mendesain
materi
yang
lebih
aplikatif
untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan berprestasi. d. Hasil dari penelitian ini dapat menambah pemahaman tentang kondisi anak dalam motivasinya di sekolah. Serta memberikan bahan masukan bagaimana cara memberikan pendekatan yang tepat bagi anak–anak mereka agar memotivasi untuk dapat berprestasi disekolahnya. e. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumber informasi dan data pada sekolah homeschooling Windsor, mengenai motivasi siswanya.