1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan kekayaan alam yang melimpah. Budaya Indonesia pun beragam serta mempunyai banyak kebiasaan yang berbeda di antara masyarakatnya. Kebiasaan berbeda bukan hanya dilihat dari kebudayaannya saja, namun juga makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia pun beragam. Bahan makanan yang banyak dijadikan bahan pokok adalah nasi, sagu, dan jagung. Dari ketiga bahan pokok tersebut, nasi adalah makanan pokok di hampir seluruh masyarakat Indonesia. Nasi berasal dari beras, dan beras berasal dari padi. Industri
padi
adalah
industri
primer,
yang
terus
didorong
perkembangannya oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan harga dan nonharga. Namun di pihak lain, industri beras khususnya industri penggilingan padi belum kokoh dalam mendukung industri primer, karena minimnya sentuhan kebijakan pemerintah. Hal ini yang telah mempengaruhi kualitas, harga, dan daya saing beras Indonesia. Perhatian pemerintah terhadap industri penggilingan padi amat minim. Kredit dan kebijakan fiskal belum mendukung modernisasi industri penggilingan padi. Hal ini ditambah dengan HPP (Harga Pembelian
2
Pemerintah) yang dinaikkan hampir setiap tahun, namun "ditekan rendah" bagi pelaku industri pengolahan. Prof. M. Husein Sawit, Ahli Peneliti Utama Bidang Kebijakan Pertanian, pada Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSE-KP) mengatakan bahwa kenaikan HPP yang tidak proporsional telah mengakibatkan sebagian industri penggilingan padi, terutama skala kecil merugi. Perpadi (Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras) melaporkan 25%-30% penggilingan padi tidak beroperasi, terutama
penggilingan
padi
skala
kecil/sederhana
(Sumber:
http://bataviase.co.id). Rendemen giling gabah di Indonesia juga jauh tertinggal dibandingkan dengan rendemen giling di beberapa negara produsen padi di Asia. Rendemen giling di China 70%, Thailand 69,1%, dan di India, Bangladesh dan Vietnam masing-masing 66,6%, sedangkan di Indonesia 62,7%. Oleh karena itu, pemerintah perlu mereformasi kebijakan HPP agar mampu memberikan insentif, sehingga petani dan pelaku usaha penggilingan padi bersedia menerapkan teknologi baru. (Sumber: http://bataviase.co.id) Salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki peranan penting sebagai pemasok beras adalah Kabupaten Karawang dimana kabupaten ini sering disebut sebagai lumbung padi nasional. Di kabupaten ini terdapat banyak area persawahan dan pabrik penggilingan beras mulai dari yang kecil, sering disebut dengan Rice Milling Unit (RMU), hingga penggilingan padi yang besar dan sering disebut dengan Rice Milling Plant (RMP). Untuk RMU
3
sendiri, belum memiliki metode peramalan untuk penjualan beras sehingga dapat berdampak pada ketersediaan bahan baku. Kekurangan jumlah bahan baku ini mengganggu proses produksi yang berakibat pada tidak berproduksinya mesin-mesin produksi. Waktu menganggur ini sering terjadi pada saat bukan musim panen. Untuk mengantisipasi hal ini, pemilik perusahaan harus mencari gabah ke desa lain agar dapat menghindari proses menganggur. Salah satu tempat penggilingan padi yang belum memiliki metode peramalan penjualan adalah PB.Panca Usaha. Karena persaingan yang cukup ketat di antara RMU yang ada, maka peramalan sangatlah diperlukan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang harus di-stock di dalam gudang penyimpanan. Kekurangan bahan baku akan berakibat RMU tidak dapat memenuhi kebutuhan permintaan pasar terhadap berasnya dan kegiatan produksi tidak berlangsung dengan maksimal, sedangkan apabila kelebihan bahan baku maka bahan baku berupa gabah akan menguning sehingga menurunkan kualitas dari beras yang diproduksi yang akan berakibat kerugian bagi RMU. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai peramalan penjualan sehingga dapat mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan sehingga akan menghindari waktu menganggur. Untuk mendapatkan peramalan yang optimal, maka akan dibandingkan 2 buah metode peramalan, yaitu Regresi Linear dan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural network) dengan algoritma Backpropagation. Dari hasil penelitian ini akan didapatkan hasil
4
kesimpulan metode mana yang lebih tepat untuk diterapkan di penggilingan beras PB.Panca Usaha.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Adapun masalah yang terjadi di PB.Panca Usaha di Kabupaten Karawang ini, yaitu tidak adanya metode peramalan penjualan beras yang berdampak pada ketidaksesuaian penyediaan bahan baku. Kekurangan ketersediaan bahan baku berakibat pada kegiatan produksi yang tidak maksimal, bahkan kegiatan produksi akan terhenti sehingga pasokan beras tidak dapat memenuhi permintaan pasar, padahal pasar menampung seberapapun besarnya hasil beras tersebut sedangkan kelebihan ketersediaan bahan baku akan berakibat menurunnya kualitas beras yang dihasilkan saat produksi dilakukan karena gabah telah disimpan terlalu lama. Gabah yang disimpan terlalu lama akan menguning sehingga kualitasnya pun ikut menurun. Selain itu gabah yang diperlukan pun masih diambil dari pemilik sendiri atau mengambil dari petani lainnya.
Perumusan masalah di PB.Panca Usaha adalah sebagai berikut: •
Bagaimana melakukan peramalan penjualan beras yang optimal pada PB.Panca Usaha?
5
•
Bagaimana cara mengetahui metode yang paling optimal untuk melakukan peramalan terhadap penggilingan beras?
•
Bagaimana hasil peramalan untuk penjualan beras PB.Panca Usaha dalam 1 tahun ke depan?
•
Berapa banyak stock gabah yang harus disediakan oleh PB.Panca Usaha dalam 1 tahun ke depan?
1.3
Ruang Lingkup Pembahasan Batasan-batasan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : •
Peramalan penjualan beras dilakukan di pabrik penggilingan padi PB.Panca Usaha. Pabrik ini terletak di Pasir Kemuning Kecamatan Telaga Sari – Karawang Barat.
•
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2009 – April 2011.
•
Metode peramalan yang digunakan adalah Artificial Neural Network dengan algoritma Backpropagation dan Regresi Linear berdasarkan error terkecil.
•
Standar error yang digunakan adalah Mean Square Error (MSE).
•
Diasumsikan bahwa untuk 1 ton gabah akan menghasilkan kira-kira 0,6 ton beras.
6
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: •
Untuk mengetahui peramalan penjualan beras yang optimal pada PB.Panca Usaha.
•
Untuk mengetahui metode yang paling optimal dalam melakukan peramalan penjualan beras.
•
Untuk mengetahui hasil peramalan penjualan beras PB.Panca Usaha dalam kurun waktu 1 tahun ke depan.
•
Untuk mengetahui banyaknya stock gabah yang harus disediakan oleh PB.Panca Usaha dalam kurun waktu 1 tahun ke depan.
Manfaat penelitian yang didapat dengan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : •
Mengaplikasikan keilmuan teknik industri dalam industri penggilingan beras.
•
Membantu pabrik penggilingan beras PB.Panca Usaha untuk memastikan kelangsungan produksi penggilingan beras sehingga tidak terjadi waktu menganggur dalam proses produksi.
7
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terdiri dari: BAB I
Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang permasalah, identifikasi dan perumusan masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan supaya penelitian ini dapat terarah dengan benar.
BAB II Landasan Teori Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan melalui studi pustaka. Landasan teori dari berbagai sumber buku-buku menjadi kerangka dan dasar pemikiran serta pedoman untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di dalam penelitian ini.
BAB III Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Biasanya terdapat diagram alir atau flow chart tentang sistematika tahapan-tahapan mulai dari awal sampai penyelesaian masalah.
8
BAB IV Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data Bab ini terdapat pengumpulan data, pengolahan data dari masalah yang ada serta analisa yang didapat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
BAB V Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari pengolahan data serta analisis hasil pemecahan masalah yang merupakan jawaban dari perumusan masalah.