1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pada tanggal 17 Juni 2006 gempa sebesar 6,8 skala Richter mengguncang
Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan lempeng Ausralia dan lempeng Eurasia di Samudra Hindia dan ujung selatan Selat Sunda, serta di semua patahan aktif didarat. Salah satu dampak gempa adalah kelongsoran lereng. Getaran dan goncangan gempa membuat nilai kuat geser tanah berkurang dan membuat partikel tanah melakukan pergerakan untuk menuju ketempat yang lebih rendah, sehingga lereng menjadi tidak stabil dan mengalami longsor.
Gambar 1.1. Kelongsoran lereng akibat gempa (Iing seismic Performance conference) Usaha penanggulangan permasalahan kestabilan lereng, pada umumnya dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, mulai dari cara konvensional seperti penanaman kembali tanaman yang telah hilang (replant), maupun dengan cara teknis seperti penggunaan konstruksi kaku seperti dinding penahan tanah dari pasangan batu
2 kali atau beton bertulang, hingga penggunaan konstruksi yang relatif fleksibel seperti penggunaan material geosintetik sebagai separasi dan perkuatan. Penggunaan material geosintetik sebagai perkuatan mulai marak digunakan karena lebih efisien terhadap biaya dan waktu dibandingkan dengan metode lain. Jenis material geosintetik yang dapat digunakan sebagai perkuatan lereng adalah geogrid, geotekstil woven, dan geokomposit. Material tersebut bekerja dengan cara menahan pergeseran butiran tanah, sehingga dapat mengurangi daya dorong pada lereng, dan mencegah kelongsoran.
1.2.
Identifikasi Masalah Kelongsoran terjadi apabila tegangan geser pada massa tanah lebih besar dari
pada gaya tahanan geser yang bekerja. Parameter stabilitas lereng merujuk kepada faktor keamanan. Suatu lereng dapat dikatakan aman terhadap longsor apabila faktor keamanannya terhadap beban statik lebih besar dari 1,5. Tegangan geser dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah beban statik dan beban dinamik. Gaya dinamik dapat berupa gempa yang getarannya dapat membuat tegangan geser meningkat. Faktor keamanan lereng minimum terhadap gempa adalah 1,1. Perhitungan faktor keamanan lereng dengan perkuatan geotekstil woven terhadap beban statik biasa dilakukan, lain halnya dengan perhitungan terhadap beban dinamik. Oleh karena itu penulis hendak menganalisa pengaruh gempa sebagai beban dinamik terhadap perancangan geotekstil woven dengan perhitungan beban statik.
3 1.3. Tujuan dan Manfaat Analisa Tujuan dari penelitian dan Analisa Pengaruh Gempa terhadap Kontruksi lereng dengan Perkuatan Geotekstil woven adalah Mencari faktor keamanan terhadap beban statik dari konstruksi lereng dengan perkuatan geotekstil woven. Mencari faktor keamanan terhadap beban dinamik dari konstruksi lereng dengan perkuatan geotekstil woven. Mempelajari pengaruh gempa selaku beban dinamik terhadap rancangan geotekstil woven sebagai perkuatan lereng dengan beban statik. Mempelajari pengaruh kohesi tanah terhadap faktor keamanan kelongsoran global dari konstruksi lereng dengan perkuatan geotekstil woven yang dianalisa terhadap beban statik dan dinamik dengan menggunakan program Slope/w. Manfaat dari penelitian dan Analisa Pengaruh Gempa Terhadap Kontruksi Lereng dengan Perkuatan Geotekstil woven adalah memberikan gambaran mengenai stabilitas lereng dengan perkuatan geotekstil woven yang dianalisa dengan beban statik terhadap beban dinamik.
1.4.
Ruang Lingkup dan Batasan Ruang lingkup dalam pembuatan tugas akhir ini adalah menghitung pengaruh
gempa terhadap konstruksi lereng di daerah Lembangan, Banten yang diperkuat oleh geotekstil woven. Adapun ruang lingkup penelitian dibatasi oleh : Kondisi lereng : Sudut kemiringan = 60° , 75° dan 90° Tinggi
= 5 m , 8 m , 10 m
4 Permukaan air tanah : Lokasi permukaan air tanah diasumsikan terletak pada dasar lereng Properti tanah lapisan pengisi : c
=
5 kN/m2 , 10 kN/m2 , 15 kN/m2 , 20 kN/m2
γ
=
15 kN/m2
Ø
=
20 kN/m2
ru
=
0 kN/m2
Beban dinamik yang akan diberikan : Beban dinamik yang diberikan kepada lereng adalah beban gempa dengan percepatan puncak batuan dasar sebesar 0,18 , 0,20 , 0,23 , 0,25 Data tesebut akan diolah sampai menjadi suatu koefisien gempa, yaitu : 0,13 , 0,16 , 0,18 dan 0,219. Sebagai variasi akan ditambahkan koefisien gempa sebesar 0,3 dan 0,4. Material perkuatan : Desain panjang penjangkaran dan kuat tarik batas geotekstil woven, akan dihitung berdasarkan metode Jewell. Tebal antar lapisan ditentukan sebesar 50 cm dan 100 cm, dengan dasar perhitungan mengacu pada kondisi lereng tertinggi dan faktor keamanan sambungan diabaikan. Data batasan perhitungan : Perhitungan yang dilakukan sebatas menghitung faktor keamanan konstruksi lereng terhadap beban statik dan dinamik, dimana lereng diasumsikan tidak memiliki beban luar, beban angin, dan beban hujan. Perhitungan statik meliputi perhitungan terhadap kestabilan geser, guling dan daya dukung tanah, dan perhitungan faktor keamanan keseluruhan.
5 Perhitungan dinamik meliputi perhitungan faktor keamanan terhadap beban gempa, dengan menggunakan program Slope/w sebagai alat bantu. Alat bantu program : Program yang digunakan sebagai alat bantu perhitungan adalah program Slope/w, dengan metode perhitungan Bishop yang disederhanakan. Sebagai tolak ukur kevalidan program tersebut, akan dilakukan perbandingan perhitungan faktor keamanan lereng dengan menggunakan perhitungan manual berdasarkan metode yang sama, yaitu metode Bishop. Adapun hal-hal lain yang akan dibahas antara lain kelongsoran lereng, perkuatan geotekstil woven, gempa, program Slope/w, metode kesetimbangan gaya. Data-data yang dipergunakan sebagai input dimasukkan di dalam laporan ini sebagai lampiran.
1.5.
Sistematika penulisan Skripsi ini akan terbagi menjadi beberapa bab, yang garis besar susunannya
diuraikan sebagai berikut : a. Bab 1, Pendahuluan Pada bab ini pembahasan dimulai dengan latar belakang penulisan skripsi yaitu pentingnya dilakukan analisa pengaruh gempa terhadap kosntruksi lereng dengan perkuatan geotekstil woven. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan identifikasi masalah yang terjadi. Selanjutnya pembahasan mengenai tujuan dan manfaat analisa, ruang lingkup peneitian, dan sistematika penulisan. b. Bab II, Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka membahas tentang lereng yang rentan terhadap kelongsoran, macam-macam jenis kelongsoran, penyebab kelongsoran lereng,
6 dan stabilitas lereng. Selanjutnya pembahasan metode irisan yang menggunakan prisnip keseimbangan batas, teori-teori perancangan perkuatan lereng dengan menggunakan metode Jewell, dan perhitungan koefisien gempa berdasarkan peta zona gempa di Indonesia. Di akhir bab ini dijelaskan mengenai program Slope/w. c. Bab III, Metodologi Analisa Bab ini membahas teknik pengumpulan data, kondisi dan profil tanah dasar, parameter tanah, korelasi, struktur program Slope/w, diagram alir, input data pada Slope/w. d. Bab IV, Analisa Pengaruh Gempa terhadap Konstruksi Lereng dengan Mengunakan Perkuatan Geotekstil woven. Bab ini membahas proses analisa pengaruh gempa terhadap konstruksi lereng dengan menggunakan program Slope/w. Penjelasan data teknik tanah yang ditinjau, perhitungan faktor keamanan terhadap beban statik, perhitungan validasi program Slope/w, perhitungan faktor keamanan terhadap beban dinamik, dan penyajian hasil dari analisa pengaruh gempa dengan tabel dan grafik yang terkait. e. Bab V, Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari bahasan bab-bab sebelumnya dan disertai dengan saran.