BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan tahun 2006 atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan Negara Indonesia sepanjang zaman. Pada saat ini telah dilaksanakan uji publik kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari kurikulum 2006 / KTSP, penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru. Sebagai penunjang tersebut pemerintah menyediakan bahan ajar yaitu buku bagi guru dan buku bagi siswa.
1
2
Bahan ajar menjadi salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Salah satu bahan ajar tertulis yaitu buku teks siswa Kurikulum 2013, buku untuk siswa kelas 1 SD merupakan buku edisi pertama terbitan pemerintah pada Kurikulum 2013 yang berbasis tematik. Buku terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut terdapat beberapa kompetensi inti, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran,
materi
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran serta media gambar pembelajaran. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 mengharuskan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator
untuk
kegiatan
pembelajaran.
(Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan, 2014). Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kesadaran, pengertian, komitmen, dan
partisipasi serta
kependidikan, terutama
dedikasi dari para pendidik dan tenaga
guru sebagai ujung tombak yang secara langsung
menghadapi peserta didik. Apabila guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengubah hasil belajar peserta didik, dan dapat meningkatkan motivasi belajar, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dapat meningkatkan harga diri dengan menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran, maka visi dan misi guru sebagai pembelajar boleh dikatakan berhasil. Pembelajaran dimaksud diharapkan memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
3
Pengembangan bahan ajar sangat penting bagi pembelajaran siswa, salah satunya dengan adanya pengembangan LKS, walaupun LKS sudah lama ada dan sudah banyak sekolah yang menggunakan LKS, tetapi peneliti ingin mengembangan LKS yang berdasarkan kurikulum 2013 dengan mencakup pendekatan Scientific. Karena LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, serta dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Berdasarkan hasil observasi di SDN SUMBERSUKO 01 Kabupaten Malang yang telah menerapkan kurikulum 2013 dan menggunakan LKS, tetapi LKS yang digunakan masih memiliki beberapa permasalahan yaitu LKS masih belum mencakup dengan adanya pendekatan Scientific yang terdapat dalam indikator pembelajaran kurikulum 2013, LKS yang digunakan di sekolah kurang begitu menarik minat siswa untuk belajar, karena LKS yang diterbitkan minim gambar dan LKS hanya berwarna hitam putih. Selain itu LKS hanya berisi tentang materi dan latihan soal. Padahal LKS tersebut sebenarnya bukanlah LKS yang benar-benar secara maksimal membantu siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif menuangkan ide-idenya serta memadukan aktivitas fisik dan mental mereka dalam proses pembelajaran, karena hanya menyajikan soal-soal latihan untuk dijawab oleh siswa secara tertulis saja. Masih sangat minim LKS yang secara kreatif dirancang oleh masingmasing guru dengan tujuan untuk mengkolaborasikan aktivitas fisik dan mental siswa dalam proses pembelajaran. Masih banyak yang mengeluhkan bahwa LKS hanya berisi latihan soal-soal untuk dikerjakan siswa pada saat jam-jam kosong
4
atau sebagai tugas PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Namun, seharusnya LKS tidak hanya selalu berisi latihan soal. Latihan soal yang disajikan dalam LKS tersebut lebih tepatnya merupakan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif siswa saja. Dari permasalahan yang ditemukan tersebut mengakibatkan siswa kurang aktif
selama kegiatan
pembelajaran
berlangsung,
proses
pembelajaran terkesan monoton, dan keberhasilan pembelajaran menjadi rendah. Adapula permasalahan yang terdapat dalam buku siswa dan buku guru kelas 1 SD yaitu ketidaksesuaian anatara materi dan indikator dalam tema 2 kegemaranku subtema 1 pembelajaran 1 dan pembelajaran 2 pada buku guru siswa diminta untuk membaca teks deskriptif tetapi pada buku siswa hanya terdapat kata tentang alat olahraga. Seperti halnya dalam analisis terdahulu yang berjudul berjudul “Analisis buku siswa kelas 1 SD Tema Kegemaranku kurikulum 2013”
oleh Siti Anisah salah satu mahasiswi Universitas Negri Malang
menghasilkan kesimpulan bahwa materi dan indikator dalam buku siswa kurikulum 2013 belum sesuai. Dilihat dari temuan masalah yang ada yaitu ketidaksesuaian antara materi dan indikator pada subtema pertama yaitu tema gemar berolahraga pada pembelajaran 1 dan pembelajaran 2, pada materi atau kegiatan tersebut hanya tertulis sebuah kata dari setiap kegiatan olahraga dan alat olahraga, sedangkan pada penjabaran indikator yang ada di tentukan oleh pemerintah ialah siswa harus membaca teks deskriptif dari kegiatan dan alat-alat olahraga. Jadi dari materi membaca pada pembelajaran 1 dan 2 hanya berisi kata dari setiap kegiatan olahraga dan alat-alat olahraga belum dapat dikatakan sebagai membaca teks deskriptif, kalaupun indikator tetap menggunakan membaca teks deskriptif maka pada materi tersebut harus diberikan penjelasan lebih lanjut
5
mengenai kata yang sudah ada. Disisi lain, penjabaran indikator yang telah dibuat pemerintah dalam buku guru dengan urutan kegiatan yang ada juga memperlihatkan kurang adanya kesesuaian. Dengan melihat permasalahan dan kebutuhan lapang diatas diduga bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik belum optimal meskipun pemerintah sudah menyiapkan semua komponennya. Pelaksanaan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan yang tercantum dalam kurikulum yang disedang berjalan seperti pendekatan Scientific yang terdapat dalam kurikulum 2013, pendekatan multimedia dan multistrategi, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam. Salah satu upaya untuk menyukseskan program pemerintah untuk menggulirkan kurikulum 2013 ini adalah dengan dikembangkannya LKS tematik terpadu. LKS ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai wawasan untuk disesuaikan dengan kondisi peserta didik di masing-masing sekolah dan dapat menjawab kesemuanya itu dengan catatan guru dan peserta didik memiliki komitmen dan selalu berpikir positif bahwa pola pembelajaran yang dilakukan adalah menuju ketercapaian kompetensi sebagaimana yang dituangkan di dalam standar kelulusan. Hal ini yang menjadikan peneliti bermaksud mengangkat judul : “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tema kegemaranku sebagai Penunjang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 bagi Siswa Sekolah Dasar kelas I”.
6
B. Rumasan Masalah Dilihat dari latar belakang tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimana pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tema kegemaranku sebagai
Penunjang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Kurikulum 2013 bagi Siswa Sekolah Dasar kelas I? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengembangkan dan menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tema kegemaranku sebagai
Penunjang Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Kurikulum 2013 bagi Siswa Sekolah Dasar kelas I. D. Spesifikasi Produk yang diharapkan. Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Produk berupa LKS dengan tema “ Kegemaranku” pada kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas 1. 2. Jenis produk yang dihasilkan berupa: a. Uraian materi yang dilengkapi gambar dan teks. b. Soal-soal latihan dan kunci jawabannya. 3. Produk berbentuk media cetak. E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Pentingnya penelitian dan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) tematik terpadu ini untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran, terutama bagi siswa agar siswa lebih memahami dan mengerti materi yang ada dalam buku siswa tema kegemaranku kurikulum 2013, karena dalam kenyataannya guru masih belum menggunakan bahan ajar lainnya salah
7
satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kegiatan pembelajaran didalam kelas. Sehingga pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) tematik terpadu ini dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri di rumah dengan orang tua. F. Asumsi dan keterbatasan Penelitian dan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan Pengembangan LKS yang berdasarkan kurikulum 2013 dapat digunakan sebagai penunjang dan alternatif bahan ajar pembelajaran mandiri siswa SD kelas 1. 2. Keterbatasan Pengembangan Keterbatasan penelitian dan pengembangan sebagai berikut : Lembar Kerja Siswa (LKS) tematik terpadu ini difokuskan pada satu sub tema yang terdapat dalam Tema Kegemaranku untuk siswa kelas 1 SD. G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional Beberapa istilah yang perlu diketahui dalampenelitian pengembangan ini adalah : 1. Pengembangan
merupakan
proses
menghasilkan
bahan-bahan
pembelajaran. Pengembangan dapat berupa proses, produk dan rancangan. 2. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yang berdasarkan standar kompetensi lulusan, standar isi, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran dan penilaian. 3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran.
8
4. Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah yang mendorong siswa untuk menerapkan aktivitas sains pada kegiatan pembelajaran berupa aktivitas mengamati, menanya,
mengasosiasi/menalar, mencoba/mengumpulkan
data,
dan
membentuk jejaring 5. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang termasuk di dalamnya lembar kasus, daftar bacaan, lembar praktikum, lembar pengarahan tentang proyek dan seminar lembar kerja, dll.