perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kepribadian, peradaban dan kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang. “Pendidikan adalah proses mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
sehingga
menimbulkan
perubahan
dalam
dirinya
yang
memungkinkan seseorang berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat” (Hamalik, 2004: 79). Pembelajaran bertugas mengarahkan proses ini agar tujuan dari perubahan tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kelas adalah suatu dunia komunikasi tersendiri antara guru dan murid. Dalam proses komunikasi kadang tidak selalu berjalan mulus, kadang terjadi kesalahpahaman,
karena
kecenderungan
verbalisme,
ketidaksiapan,
dan
kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dengan adanya problem komunikasi semacam itu maka harus dicari jalan keluarnya, agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Guru dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif, selain itu guru harus mampu menumbuhkan kembali minat siswa untuk belajar. Media adalah salah satu cara yang digunakan oleh guru untuk solusi tersebut. Tidak mudah untuk menghilangkan pandangan siswa bahwa Fisika itu adalah sesuatu yang menakutkan, mendengar kata Fisika pertama kali di benak siswa adalah sesuatu yang hanya berhubungan dengan rumus dengan angka yang sangat rumit, dan tidak jarang menyebut Fisika sebagai momok yang menakutkan untuk mereka sehingga kebanyakan siswa enggan membaca buku yang berhubungan dengan pelajaran Fisika. Menurut Evita dalam Yusuf Purwadi (2009: 1): “Minat baca merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yaitu membaca sebagai suatu kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan atau mendatangkan kepuasan”. Minat baca commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan hal yang diinginkannya, yaitu membaca. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei International Associations for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) pada tahun 1996 menginformasikan bahwa melek baca siswa usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang disurvei. Data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (skor 51,7). Skor ini di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Dalam tahun 1998-2001 hasil survei dari IAEEA dari 35 negara, menginformasikan melek baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir. Publikasi IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang minat baca dari 41 negara menginformasikan melek membaca siswa Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan (Daning Hentasmaka, 2011: 1). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan minta baca adalah mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada (Daryono, 2009: 1). Hal tersebut
dimaksudkan
dengan
memasukkan
kegiatan
membaca
dalam
pembelajaran. Hamalik dalam Azhar Arsyad (2010: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran, dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan membuat metode pengajaran lebih bervariasi. Adanya media pembelajaran juga sangat membantu siswa dalam belajar suatu mata pelajaran. Media pembelajaran yang setiap tahun selalu mengalami perkembangan commit to kelemahan. user ternyata masing–masing mempunyai Tidak semua media
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran
cocok
diaplikasikan
pada
semua
materi.
Berdasarkan
penggunaannya perlu diadakan penemuan media baru yang lebih baik. Peserta didik akan cepat merasa bosan saat menerima pelajaran dengan media yang kurang menarik, maka diadakannya perbaikan dan pengembangan media guna menunjang proses belajar mengajar. Sekarang ini berkembang berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, salah satunya media cetakan. “Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Disamping buku teks atau buku ajar...”(Arsyad, 2011: 37). Buku teks sampai saat ini masih merupakan sumber informasi utama di dalam proses pembelajaran, baik bagi guru maupun siswa. Stinner (1992) dalam Soyibo (1995) menuliskan bahwa pembelajaran Sains pada umumnya dan Fisika khususnya berpusat pada buku teks sejak tahun 1820-an (Adisendjaja & Romlah, 2007: 2). Hal ini menunjukkan bahwa buku teks memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Buku teks yang beredar di pasaran memiliki ukuran relatif besar, sekitar 25 cm x 17,5 cm sehingga sulit dibawa. Padahal siswa dituntut tidak hanya membawa buku teks untuk satu mata pelajaran saja. Uraian materi yang disajikan setiap halaman juga relatif panjang. Sebagian besar buku teks hanya menggunakan sedikit gambar dan warna sehingga memiliki tampilan yang kurang menarik. Solusi yang ditawarkan melalui penelitian ini adalah mengembangkan media yang berupa buku teks tersebut sebagai sumber belajar alternatif yang mudah dibawa, uraian materi yang pendek tanpa meninggalkan konsep yang harus dipahami, dan tampilan yang menarik. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:185): “Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa kemana-mana”. Endri Mardhani (2010: 46) melakukan penelitian tentang manfaat penyuluhan dengan media buku saku tentang keamanan pangan. Hasil penelitiannya diketahui tingkat pengetahuan remaja sebelum diberi penyuluhan dengan media buku saku sebagian besar mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu sebesar 96,9%. Tingkat pengetahuan remaja setelah diberi penyuluhan dengan commit to user pengetahuan baik yaitu sebesar media buku saku sebagian besar mempunyai
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
93,8%. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yuliati (2010: 72) menyimpulkan bahwa penggunaan modul dalam bentuk buku saku sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengatasi kesulitan belajar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penguasaan konsep siswa dari 54,4% hingga 77,33%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas, diketahui bahwa buku saku dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa. Dalam tampilan buku saku ini dilengkapi dengan gambar yang mendukung materi dan warna sehingga memberikan tampilan yang menarik. Wardhani (2012) menyatakan bahwa siswa cenderung meyukai bacaan yang menarik dengan sedikit uraian dan banyak gambar atau warna (Ami, 2012: 2). Warna juga dapat menjadi bentuk komunikasi non-verbal yang dapat menyampaikan pesan secara instan dan lebih bermakna (Anna, 2011). Selain itu, dalam buku saku juga disajikan contoh soal dan latihan soal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap Gerak Lurus. Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka perlu adanya media pembelajaran Fisika yang bermakna, menarik, dan kreatif dalam bentuk pocket book. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Media Pembelajaran Fisika berupa Pocket Book pada Materi Gerak Lurus untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII “. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yangn timbul sebagai berikut: 1.
Pengemasan buku teks Fisika sebagai media pembelajaran yang begitu besar dan tebal, membuat hal itu menjadi keterbatasan dalam pembawaan buku.
2.
Sebagian besar buku teks hanya menggunakan sedikit gambar dan warna sehingga tampilannya kurang menarik yang mengakibatkan minat baca siswa terhadap buku teks tersebut kurang.
3.
Belum dikembangkannya media pembelajaran Fisika dalam bentuk pocket book secara optimal.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan dengan maksud agar lebih terarah dan mencapai tujuan yang tepat. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Produk media pembelajaran yang dikembangkan berupa pocket book (buku saku).
2.
Materi ajar yang digunakan dalam pembuatan produk adalah Gerak Lurus pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berupa pocket book Fisika materi Gerak Lurus SMP kelas VII yang memenuhi kriteria baik?
2.
Bagaimana hasil pengembangan media pembelajaran berupa pocket book Fisika materi Gerak Lurus SMP kelas VII yang memenuhi kriteria baik? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengembangkan media pembelajaran berupa pocket book pada materi Gerak Lurus yang memenuhi kriteria baik.
2.
Untuk mengetahui hasil pengembangan media berupa pocket book pada materi Gerak Lurus yang berkriteria baik. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Dalam penelitian ini, spesifikasi produk yang dikembangkan media
pembelajaran berupa pocket book (buku saku). Pocket Book merupakan media cetak yang berupa buku kecil yang berisi materi pelajaran dan contoh soal dan dapat disimpan dalam saku serta mudah commitdibawa to userkemana-mana.
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Media yang dikembangkan digunakan sebagai alat bantu pembelajaran baik di kelas maupun mandiri. Pocket book digunakan untuk menyampaikan materi Gerak Lurus, yang dikemas menarik serta dilengkapi gambar, contoh soal, dan latihan soal. Oleh karena itu, proses pembuatannya diperlukan layout yang menarik dan dicetak sebagus mungkin G. Manfaat Penelitian Dari penelitian pengembangan media pembelajaran berupa pocket book ini diperoleh manfaat antara lain: 1.
Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah wawasan dan sarana untuk menerapkan pengetahuan di bangku kuliah dalam dunia pendidikan yang ada.
2.
Bagi guru, dapat memberikan alternatif pemilihan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bervariasi. Dengan media tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat baca terhadap Fisika
3.
Bagi Siswa, memperoleh media yang menarik, kreatif dan praktis sehingga diharapkan dapat menggugah minat baca siswa. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini ada beberapa
keterbatasan dalam pengembangan seperti: 1. Dalam pembuatan pocket book Fisika ini diperlukan kemampuan dan keterampilan desain grafis dan penekanan estetika yang tinggi, untuk ini penulis memiliki keterbatasan. 2.
Pocket book hanya dapat menyampaikan informasi yang bersifat satu arah.
3.
Sulit menampilkan gerak dalam media cetakan.
4.
Dalam proses pencetakan seringkali memakan waktu.
commit to user