BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 90-95% hipertensi esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Jika tidak dilakukan penanggulangan hipertensi dengan baik keadaan ini cenderung akan meningkat.1 Tiap tahunnya, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun 2000 saja hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu 31,7% artinya hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.2 Prevalensi kasus hipertensi primer di Jawa Tengah mengalami peningkatan dari 1,87% pada tahun 2007, meningkat menjadi 2,02% pada tahun 2008, dan 3,30% pada tahun 2009. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2009, kasus tertinggi hipertensi adalah kota Semarang yaitu sebesar 101.078 kasus.3 Cara yang paling baik dalam menghindari komplikasi hipertensi adalah dengan mengatur diet / pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan komsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok. Permasalahan saat ini masih ditemukan pasien hipertensi yang tidak patuh terhadap dietnya.4 Kepatuhan pasien ditentukan oleh beberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobati sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan (teman dan keluarga), adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, dan interaksi dengan tenaga kesehatan.5
1
Kepatuhan merupakan sesuatu yang mendasar dan harus ada dalam program pengobatan yang efektif dan tepat waktu, didalam pencapaian kepatuhan dalam pengobatan hipertensi diberlakukan partisipasi aktif pasien didalam merawat kesehatannya, mencari informasi tentang penanganan penyakit pada dokter, melaksanakan program diet, dan perubahan gaya hidup.6 Diet bagi penderita hipertensi adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahannya menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung.7 Klinik 24 Jam Mardi Mulya Semarang sebagai rawat jalan tingkat I, melayani pasien umum, pasien dari perusahaan yang bekerja sama dengan Klinik 24 Jam Mardi Mulya, serta pasien yang berasal dari Asuransi Kesehatan (ASKES) baik ASKES PNS maupun ASKES perusahaan swasta (Inhealth). Pada tahun 2010, dari keseluruhan pengunjung di rawat jalan Klinik 24 Jam Mardi Mulya Semarang jumlah kunjungan penderita hipertensi yaitu 1,2% dari 17.543 pengunjung atau sebanyak 211 pasien. Pada tahun 2011 penderita hipertensi meningkat menjadi 2,17%.8 Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 penderita hipertensi di Klinik 24 Jam Mardi Mulya Semarang ditemukan masalah yang berhubungan dengan konsumsi makanan yang tidak sesuai dengan aturan, yaitu ditemukan 70% pasien pada pengolahan makanannya ditambahkan garam dapur. Pasien tetap makan makanan yang bersantan dan makan makanan yang berlemak seperti daging. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik melakukan penelitan tentang : “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Diet dengan Kepatuhan Diet Penderita Hipertensi di Klinik 24 Jam Mardi Mulya Semarang.”
2
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diet dengan kepatuhan diet penderita hipertensi. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang diet hipertensi. b. Mendeskripsikan kepatuhan diet penderita hipertensi c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang diet dengan kepatuhan diet penderita hipertensi
C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya disiplin ilmu kesehatan masyarakat b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pengajar, mahasiswa, dan peneliti yang selanjutnya berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Masyarakat diharapkan mendapatkan informasi tentang diet hipertensi
D. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Peneliti
Judul
(th)
Desain
Variabel
studi
bebas
Hasil dan
terikat 1
Aprilia
Hubungan antara status
cross
Variabel
Ada hubungan antara
(2008)
gizi, komsumsi garam
sectional
bebas:
status gizi, konsumsi
serta keteraturan minum
- status gizi
garam
obat
- Konsumsi
keteraturan
darah
dengan
tekanan penderita
garam
3
serta minum
obat dengan tekanan
hipertensi
di
- Keteraturan
puskesmas Dr. Sutomo
minum obat
kecamatan
studi
Tegal Sari
darah
penderita
hipertensi
Variabel
kota Surabaya
terikat: - Tekanan darah penderita hipertensi
2
Gede
Hubungan
kebiasaan
case
Variabel
Ada
(2008)
hidup
dukungan
control
bebas:
kebiasaan hidup dan
- Kebiasaan
dukungan
dan
keluarga lansia dengan kejadian Hipertensi di Puskesmas
hidup
Rendang
Karang Asem Bali
hubungan
keluarga
lansia dengan kejadian
- Dukungan
Hipertensi
di
keluarga
Puskesmas
Rendang
lansia
Karang Asem Bali
Variabel terikat: - Kejadian hipertensi 3
Austriani
Risiko
(2008)
perawatan
perilaku diri
pasien
hipertensi
terhadap
kejadian
Penyakit
case
Variabel
Ada
hub
antara
control
bebas:
perilaku
- Resiko
diri pasien hipertensi
perawatan
perilaku
yang
terdiri
Jantung Koroner pada
perawatan
pengetahuan,
pasien hipertensi
diri
dan
Variabel
perawatan
terikat:
diri
- Kejadian
keteraturan
dari sikap,
tindakan
(meliputi minum
penyakit
obat,
kerutinan
jantung
pengontrolan tekanan
koroner
darah,diet,
aktivitas
olah raga, dan berhenti merokok)
dengan
kejadian
penyakit
jantung koroner.
4
Dari Tabel 1.1 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini variabel bebas ialah tingkat pengetahuan tentang diet sedangkan variabel terikatnya ialah kepatuhan diet penderita hipertensi, pada penelitian sebelummya variabel bebas terdiri dari status gizi, komsumsi garam serta keteraturan minum obat, kebiasaan hidup dan dukungan keluarga lansia, Risiko perilaku perawatan diri pasien hipertensi variabel terikat terdiri dari tekanan darah penderita hipertensi, kejadian Hipertensi,dan kejadian Penyakit Jantung Koroner.9,10,11
5