BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari makna lazimnya, pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge dari seorang guru kepada murid, namun ketika dicermati dari subtansi pendidikan itu sendiri, esensi pendidikan justru tidak terletak pada aspek transfering (perpindahannya), melainkan terletak pada aspek proses dalam mentransfernya, sehingga proses merupakan satu aspek yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan, yang pada gilirannya bermuara pada out-put pendidikan itu sendiri dengan standarisasi evaluasi yang selektif, diagnosis dan penempatan.1 Sebuah pendidikan yang berhasil merupakan kolektifitas mekanis dari proses pengajaran yang berdasar pada tujuan, proses dan evaluasi. Sedangkan pengajaran dapat berhasil itu tergantung sejauh mana seorang guru mampu mengelola dan mengolah materi yang akan diajarkan beserta memilih metodenya yang paling efektif, agar pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru tersebut dapat dengan cepat serta mudah diterima oleh muridnya. Dari hal ini nampak jelas bahwa metode memegang peran yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan. Dalam pola pendidikan modern tampak jelas bahwa murid dipandang sebagai student centered (titik pusat terjadinya proses belajar). Murid belajar sedangkan guru memberikan pengalaman belajar pada murid. Dalam proses belajar mengajar agar membuahdkan hasil sebagaimana diharapkan, maka kedua belah pihak baik murid maupun guru perlu memiliki
1
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII, 1996, hlm. 9. Dalam penjelasannya Suharsimi Arikunto mengatakan, selektif, diagnosis dan penempatan merupakan fungsi dari evaluasi.
1
2
sikap, kemampuan dan ketrampilan yang mendukung proses belajar mengajar itu untuk mencapai tujuan tertentu. Perpaduan dua kegiatan yaitu proses belajar pada murid dan mengajar pada guru dapat direalisasikan dalam jenis metode. Metode ialah cara atau tehnik-tehnik tertentu yang dianggap baik, (efektif dan efisien) yang dipergunakan dalam mengajar.2 Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Oleh karena metode itu sendiri “fungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan.3 Atas dasar alur pikir seperti digambarkan ini menimbulkan minat untuk melihat kegiatan pembelajaran di SMP NU Al Ma’ruf Kudus. Dalam penglihatan sepintas penulis bahwa “metode menghafal” sebagai salah satu metode yadng selama ini dianggap relevan dalam penguasaan bidang studi AlQur’an Hadits ternyata minim ditempuh, sebagaimana yang dituturkan beberapa pengampu Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah tersebut. Dari alur di atas tersebut menarik minat penulis untuk mengadakan penelitian dalam karya skripsi dengan mengangkat judul : “Pengaruh Metode Hafalan Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits DI SMP NU Al Ma’ruf Kudus”. B. Alasan Pemilihan Judul 1. Karena metode menghafal merupakan metode yang jitu bagi siswa untuk megasah kekuatan otak agar terbiasa dan punya kecepatan atau keterbiasaan dan kreatif dalam menghafal AL Qur’an dan Hadits. 2. Karena prestasi belajar siswa sangat berpengaruh untuk mengetahui baik atau tidaknya kualitas siswa.
2
3
Daryanto, Petunjuk Praktek Mengajar, Bina Karya, Bandung, 1981, hlm. 11-12.
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, Jemmars, 1979, hlm. 76.
3
3. Karena prestasi Al Qur’an Hadist untuk mengetahui hasil dari penelitian saya. 4. Karena SMP NU Al Ma’ruf Kudus letaknya dekat dengan rumah saya disamping itu saya juga alumni angkatan tahun 2000. C.Telaah Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menjelaskan tentang “Pengaruh Metode Hafalan Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al-Ma’ruf Kudus”. Beberapa penelitian sebelumnya dalam kajian semacam ini telah mendahului penelitian ini, di antaranya adalah: Sami’an, Mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan judul: Pengaruh Metode Menghafal dan Metode Pembiasaan Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas IV di MI NU Nurul Huda Gulang Mejobo Kudus Tahun, 2012. Persamaan skripsi saya dengan skripsi sami’an yaitu sama-sama menggunakan metode menghafal dan Perbedaannya hanya pada penambahan metode pembiasaan saja4. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan Pengaruh Metode Menghafal dan Metode Pembiasaan Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas IV di MI NU Nurul Huda Gulang Mejobo Kudus Tahun, 2012. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil penelitian bahwa r xy (0,445) > r tabel (0,304). Saifurrohman, Mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan judul: Pengaruh Metode Iqro’ Terhadap Kemampuan Membaca AlQur’an Siswa Kelas III MI Hasyim Asy’ari Kalipucang Jepara, 2005. Perbedaan penelitian saya dengan skripsi saifurrohman yaitu Penelitian saya menggunakan metode menghafal dan saifurrahman menggunakan metode iqro’. Sedangkan persamaannya yaitu sama-sama bertujuan pada prestasi siswa yaitu supaya siswa mampu menghafal dan membaca Al Qur’an dengan 4
Sami’an, Pengaruh Metode Menghafal dan Metode Pembiasaan Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas IV di MI NU Nurul Huda Gulang Mejobo Kudus, Semarang: Unwahas, 2012, h. 1.
4
baik.
5)
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan
signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa r xy (0791), lebih besar daripada r dalam tabel baik pada taraf signifikansi 5 % (0,329) maupun 1 % (0,424). Muhammad Mukhlisin, Mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan judul: Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, 2005. Persamaan skripsi saya dengan skripsi Muhammad mukhlisin yaitu sama-sama bertujuan pada prestasi siswa yaitu supaya siswa mampu menghafal dan membaca Al Qur’an dengan baik . sedang perbedaanya yaitu skripsi saya menggunakan pengaruh metode menghafal dan Muhammad mukhlisin menggunakan pengaruh gaya belajar 6.) Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil r xy (0,631), lebih besar daripada r dalam tabel baik pada taraf signifikansi 5 % (0,297) maupun 1 % (0,361). Maka dapat disimpulkan bahwa skripsi milik saudara Sami’an dan Saifurrohman, memiliki kesamaan dalam pengkajian teoretis tentang “Pengaruh Metode Hafalan”, sedangkan skripsi milik saudara Muhammad Mukhlisin, memiliki kesamaan dalam pengkajian teoretis tentang “Prestasi Belajar Siswa”.Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan literatur yang berbeda dengan kedua skripsi terdahulu sehingga penulisan skripsi ini merupakan hasil karya tulis yang sah dan tidak meniru milik orang lain. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat kiranya penulis rumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Seberapa baik penggunaan metode menghafal siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015 ?
5
Saifurrohman, Pengaruh Metode Iqro’ Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas III MI Hasyim Asy’ari Kalipucang Jepara, Semarang: Unwahas, 2005, h. 1. 6 Muhammad Mukhlisin, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Kemampuan Membaca AlQur’an Siswa Kelas VII MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara, Semarang: Unwahas, 2005, h 1.
5
2. Seberapa baik prestasi belajar siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015? 3. Adakah pengaruh antara metode menghafal dengan prestasi siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015 ?
E. Penegasan Istilah Sebagai langkah awal untuk memberikan gambaran yang jelas agar tidak menjadi kekaburan
dalam menginterpretasikan
judul ini, perlu
kiranya penulis jelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul ini sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh yaitu daya yang akan timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.7 2. Metode Hafalan Metode yaitu cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan.8 Sedangkan hafalan berarti telah dapat mengucapkan dengan ingatan (tidak usah melihat buku).9 Jadi metode hafalan yaitu cara atau tehnik-tehnik belajar siswa dengan menghafalkan materi pelajaran. 3. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.10 Hasil yang dicapai dari perbuatan belajar. Adapun prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk kelas VII A SMP NU Al Ma’ruf kudus pada tahun pelajaran 2014/2015. 7
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1988, hlm. 664. 8
Ibid, hlm. 439.
9
Ibid, hlm. 38.
10
Ibid, hal 786
6
4. Al-Qur’an Hadits Al-Qur’an hadits adalah sebuah bidang studi yang diajarkan dalam kurikulum SMP NU Al Ma’ruf Kudus, yang berisikan materi tentang nilai-nilai dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan demikian penulisan skripsi ini adalah suatu usaha untuk mengetahui tentang ada tidaknya pengaruh metode hafalan terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus kelas VII A tahun pelajaran 2014/2015.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berpijak dari permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini secara singkat dapat penulis kemukakan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui penggunaan metode menghafal siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam bidang studi AlQur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui tentang ada tidaknya pengaruh antara metode menghafal dengan prestasi siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015. 2. Manfaat Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
mampu
memberikan
manfaat
diantaranya adalah : a.Manfaat Teoritis 1) Penulisan ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan Pendidikan Agama Islam pada umumnya.
7
2) Sebagai bahan acuan yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya dengan tema yang sama dan dengan data yang lebih luas. b.Manfaat Praktis 1) Bagi peserta didik meningkatkan pemahaman pelajaran Al Qur’an Hadits sehingga bisa mencapai hasil belajar yang optimal. 2) Bagi guru dapat menggugah motivasi serta minat peserta didik untuk selalu senang menghafal dan mempelajari Al Qur’an dan Hadits , sehingga anak didik mendapatkan hasil belajar dan menghafal Al Qur’an Hadits secara optimal.
G. Rumusan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai melalui data yang telah terkumpul”.11 Sehubungan dengan judul di atas dan berdasarkan pada teori-teori yang mendasarinya, maka diajukan hipotesis bahwa : terdapat pengaruh yang signifikan antara metode menghafal siswa kaitannya dengan pencapaian prestasi belajar bidang studi Al-Qur’an Hadits. Sehingga dapat digambarkan bahwa, jika tingkat menghafal siswa adalah semakin tinggi maka semakin tinggi pula prestasi belajar Al-Qur’an Hadits yang akan dicapai. Tapi sebaliknya, jika semakin rendah tingkat menghafalnya, maka semakin rendah pula prestasi Al-Qur’an Haditsnya.
H. Metode Penelitian Untuk mencapai hasil penelitian yang valid dan relieabel, maka dalam hal ini penulis akan menggunakan beberapa metode penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini yaitu : Penelitian Lapangan
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 54.
8
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di kancah atau lapangan tempat terjadinya gejala-gejala yang akan diselidiki.12 Oleh karena itu, peneliti akan langsung terjun ke obyek penelitian dalam rangka menggali data-data yang ada di lapangan. Dalam hal ini ada beberapa langkah-langkah yang akan penulis gunakan adalah sebagai berikut : a. Populasi dan Sampel Populasi disini adalah keseluruhan obyek penelitian.13 Sedangkan sampel merupakan sebagian dari atau wakil dari populasi yang diteliti.14 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMP NU Al Ma’ruf Kudus kelas VII A,B dan C tahun pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 100 siswa. Mengenai penentuan sampel, Suharsimi Arikunto memberikan batasan yaitu, “….. apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10% 15% atau 20% - 25% atau lebih …..”.15 Adapun sampelnya yaitu 25 siswa yang diambil secara acak dari tiap-tiap kelas. b. Variabel penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi variabel adalah : 1). Variabel metode menghafal siswa sebagai variabel pengaruh (x) dengan indikator : a) b) c) d)
Siswa hafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Siswa hafal terjemah Al-Qur’an dan Hadits. Siswa hafal kesimpulan Al-Qur’an dan Hadits. Siswa hafal arti kosakata Al-Qur’an dan Hadits.
2). Prestasi belajar Al-Qur’an Hadits sebagai variabel terpengaruh (y) dengan indikator nilai semester gasal kelas VII A, B dan C yang diambil secara acak. 12
Ibid., hlm. 10. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, Cet. IX, hlm. 102. 13
14
Ibid., hlm. 104.
15
Ibid., hlm. 110.
9
c. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini akan menggunakan metode sebagai berikut : 1) Metode Angket Metode angket adalah suatu cara pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tentang suatu hal yang jawabannya didapat dari responden.16 Angket ini disebarkan kepada siswa kelas VII A SMP NU Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015 untuk mendapatkan data tentang metode menghafal siswa. 2) Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
pengamatan,
pencatatan
fenomena-fenomena yang diselidiki.
yang 17
sistematis
terhadap
Tehnik ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang perilaku maupun sikap siswa terhadap metode menghafal siswa SMP NU Al Ma’ruf Kudus. 3) Metode Wawancara (Interview) Metode Wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.18 Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya SMP NU Al Ma’ruf, letak geografis, siswa, guru/karyawan, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana maupun yang lainnya. 4) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat atau mencatat dokumen yang ada.
16
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm.
173. 17
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993, hlm. 212. 18
Ibid., hlm. 234.
10
Dokumentasi dalam arti sempit adalah kumpulan verbal bentuk tulisan. Sedangkan dalam arti luas adalah meliputi, arsip dokumen, monumen, artefak, tape, foto dan sebagainya. 19 Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa SMP NU Al Ma’ruf Kudus. d. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, maka untuk menganalisa data tersebut penulis menggunakan tehnik analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan yaitu perhitungan nilai angka tentang metode menghafal siswa SMP NU Al Ma’ruf Kudus dengan prestasi belajar Al-Qur’an Haditsnya dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel. Dalam tahap pendahuluan ini adalah untuk memberikan penelitian angket yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut : -
Alternatif A diberi nilai 4
-
Alternatif B diberi nilai 3
-
Alternatif C diberi nilai 2
-
Alternatif D diberi nilai 1
2) Analisis Uji Hipotesis Analisis ini untuk menguji hipotesis yang diajukan, dengan mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan menggunakan analsis statistik, dengan menggunakan rumus korelasi product moment :
rxy
19
N x
N xy x y 2
x
Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 202.
2
N y y 2
2
11
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
xy
: Perkalian antara X dengan Y
x
: Variabel metode menghafal
y
: Variabel prestasi belajar Al-Qur’an Hadits
N
: Jumlah sampel
: Jumlah keseluruhan.20
I. Sistematika Penyusunan Skripsi Untuk mengetahui keseluruhan isi atau materi-materi skripsi ini secara global, maka penulis perlu mengemukakan sistematika skripsi ini yang terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. Bagian Muka Bagian muka ini terdiri dari : halaman sampul, halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman daftar tabel. 2. Bagian Isi/ Batang Tubuh Pada Bagian ini, terdiri dari beberapa bab antara lain : Bab satu pendahuluan, dalam bab ini meliputi tujuh sub yaitu : latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian
skripsi, hipotesis, metodologi
penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
20
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1991, hlm. 193.
12
Bab dua landasan teori, dalam bab ini berisi metode hafalan dan prestasi belajar siswa yang meliputi tiga (3) sub bab yaitu : tentang metode, yang terdiri dari 4 anak sub bab yakni, pengertian metode hafalan, tujuan dan prinsip-prinsip metode hafalan, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam metode hafalan dan macam-macam metode hafalan. Sub bab kedua prestasi belajar yang terdiri dari 2 anak sub bab yaitu, pengertian prestasi dan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prinsip-prinsip belajar. Sub bab ketiga adalah hubungan antara metode menghafal dengan prestasi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Bab tiga gambaran Umum dan Kondisi Obyektif SMP NU Al Ma’ruf Kudus, dalam bab ini terdiri dari tiga sub bab yakni pertama, situasi umum
di
SMP NU Al Ma’ruf Kudus terdiri dari, sejarah
berdirinya, letak geografis, keadaan siswa, guru/karyawan, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana. Sub bab kedua adalah, Data tentang pengaruh metode menghafal terhadap prestasi mata pelajaran AlQur’an Hadits di SMP NU Al Ma’ruf Kudus. Bab empat analisis, setelah data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan, maka selanjutnya diadakan analisis data untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan. Bab ini terdiri atas analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Bab lima penutup, dalam bab ini berisi uraian tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. 3. Bagian Akhir Dalam bagian ini terdiri dari, daftar kepustakaan, daftar riwayat pendidikan penulis dan daftar lampiran-lampiran.
13
BAB II METODE HAFALAN DAN PRESTASI SISWA
A. Kajian Tentang Metode Hafalan 1. Pengertian Metode Hafalan Pengertian metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan”.21 Menurut Muhammad Zein metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan yang merupakan jawaban atas pertanyaan “bagaimana”.22 Sedang menurut Saiful Bahri Djamarah, metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan tujuan yang telah ditetapkan.23 Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang didalamnya mengandung fungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan tersebut harus pula dikemukakan secara jelas dan tepat. Dengan demikian tujuan itu akan banyak membantu dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar misalnya membantu petunjuk untuk memilih metode belajar, untuk menentukan alat dan bahan pelajaran dan untuk menentukan prosedur penelitian. Tujuan semacam itu pada umumnya lebih menekankan pada aspek proses belajar dan bukan pada aspek pelajaran atau aspek kegiatan guru. Sedangkan kata hafalan berasal dari kata “hafal” yang berarti “telah dapat mengucapkan dengan ingatan (tidak usah melihat buku)”.24
21
WJS. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1988, hlm. 439. 22
23
Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta, 1995, hlm. 167.
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, Cet. I, 1997, hlm. 53.
14
Jika diberi akhiran “an” maka berarti mempelajari tentang pelajaran supaya hafal.25 Dan juga berarti “berusaha merapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat”.26 Menurut pendapat yang lain, hafal dalam bahasa arabnya disebut dengan al-hafidz itu mempunyai arti “memelihara sesuatu atau tidak lupa”.27 Arti al-hafidz menurut bahasa tiada bedanya dengan artinya menurut istilah, yaitu “menampakkan dan membacanya luas tanpa kitab”.28 Dari paparan tersebut di atas dapat ditarik benang merah bahwa metode hafalan adalah metode yang menitik beratkan pada daya ingatan (memory type of learning). Jadi metode hafalan maksudnya adalah suatu cara belajar dengan menggunakan daya ingatan yang tajam untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Demikian arti metode ini penting karena ia merupakan suatu teori yang mempersiapkan terlebih dahulu untuk menghadapi tiap pekerjaan. Metode inilah yang akan memimpin dari mulai hingga akhir, jadi tugasnya hanya menghantarkan saja bukan tujuan. Hal ini sesuai dengan ayat AlQur’an surat An-Nahl ayat : 125 yang berbunyi :
...ادع ا لي سبيل ربك با لحكمت والمىعظت الحسنت Artinya : “Ajaklah ke jalan Allah dengan hikmah dan ajaran yang baik” (An-Nahl : 125).29
24
WJS. Poerwadarminta, Op.cit, hlm. 38.
25
WJS. Poerwodarminta, Loc.cit.
26
Anton M Moelyono, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Balai Pustaka, Jakarta, Cet IV, 1993, hlm. 291. 27
Syaikh Abd Ar-Rabb Nawabuddin, Kaifa Tahfadzul Qur’anul Karim, Alih Bahasa, SD. Ziyat Abbas, Metode Praktik Hafal Al-Qur’an, CV. Firdaus, Jakarta, 1991, hlm. 27. 28
Ibid, hlm. 29.
15
2. Tujuan dan Prinsip-prinsip Metode Hafalan a. Tujuan Metode Hafalan Kegiatan belajar harus mempunyai tujuan. Karena setiap tujuan yang tidak mempunyai tujuan akan berjalan meraba-raba, tak tentu arah tujuan. Tujuan yang jelas dan berguna akan membuat orang lebih giat, terarah dan sungguh-sungguh. Semua kegiatan harus berorientasi pada tujuannya. Segala daya dan upaya harus dipusatkan pada pencapaian tujuan, baik bahan pelajaran, metode dan teknik pelaksanaan kegiatan belajar harus dapat menunjang tercapainya tujuan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu metode hafalan bertujuan untuk memperkuat ingatan.30 Menurut Ballard, Briged dan Clanchy, John metode hafalan bertujuan untuk pembenaran atau penyebutan kembali materi.31 Tentang pentingnya metode hafalan dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’la ayat 6-7 yang berbunyi :
....... األ ما شا ء هللا0 سنقر ئك فال تنسى Artinya : Kami akan bacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa kecuali kalau Allah menghendaki. (Q.S. Al-A’la 6-7).32 Dari ayat tersebut di atas jelaslah bahwa pentingnya mengulang ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dihafal. Dengan demikian metode hafalan bertujuan untuk memperkuat ingatan yang telah untuk dapat diulang kembali. 29
Al-Qur’an, Surat An-Nahl Ayat 125, Yayasan Penyelenggara dan Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag. RI, hlm. 421 30
Ibid, hlm. 172.
31
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 2001, hlm. 124. 32
Al-Qur’an, Surat Al-A’la Ayat 6-7, Yayasan Penyelenggara dan Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag. RI, hlm. 1051.
16
b. Prinsip Metode Hafalan Untuk mempelajari bahan hafalan diperlukan jenis belajar menghafal (memori type of learning). Belajar dengan menghafal sering menimbulkan penyakit verbalisme yaitu anak tahu menyebutkan katakata, definisi, rumus dan sebagainya tetapi tidak dipahami. Penyakit lain yang sering dijumpai akibat belajar menghafal ialah intelektualitas penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya dari buku pelajaran tanpa menghubungkannya dengan realitas kehidupan sehari-hari. Untuk menghindarkan anak dari penyakit tersebut, perlu diperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut : a. Bahan yang akan dihafalkan hendaknya diusahakan agar dipahami benar-benar oleh anak. b. Bahan hafalan hendaknya merupakan suatu kebulatan (keseluruhan dan bukan fakta yang lepas). c. Bahan yang telah dihafal hendaknya digunakan secara fungsional dalam situasi tertentu. d. Active Recall hendaknya senantiasa dilakukan. e. Metode keseluruhan atau metode bagian yang digunakan tergantung pada sifat bahan.33 3. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Metode Hafalan Dalam menghafal mata pelajaran hendaknya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Umur Umur murid menentukan kecakapan untuk menerima pelajaran. b. Keadaan Sekitar
33
Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 264.
17
Keadaan sekitar memegang peranan dalam keberhasilan dalam menghafal pelajaran, dalam artian keadaan sekitar mempengaruhi psikis siswa. c. Sifat bahan pelajaran Tiap-tiap bahan pelajaran mempunyai sifat yang berlainan, seperti ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu agama.34 4. Macam-macam Metode Hafalan Untuk mencapai hasil hafalan yang baik, perlu adanya beberapa macam cara untuk menghafal. Adapun metode hafalan para ahli telah merumuskan metode-metode yang mempermudah dan mempercepat jalannya proses penghafalan, diantaranya adalah : a. Agus Sujanto membagi metode menghafal menjadi 3 (tiga) : a. Metode K (keseluruhan) b. Metode B (bagian-bagian) c. Metode C (campuran) Metode K dipergunakan untuk menghafal sesuatu yang sedikit. Metode B dipergunakan untuk menghafal sesuatu yang banyak. Sedang metode C merupakan metode yang paling baik karena dengan metode ini anak mengamati secara keseluruhan lebih dahulu dan memperhatikan kesukaran-kesukarannya lebih dahulu, kemudian dihafalkan lebih dahulu baru nanti dihafalkan keseluruhan.35 b. The Liang Gie, pada pokoknya metode menghafal dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : a. Menghafal dengan melalui pandangan mata saja Bahan pelajaran itu dipandang atau dibatin dengan penuh perhatian sambil otak bekerja mengingat-ingat b. Menghafal terutama dengan melalui pendengaran
34
Ibid, hal 10 Agus Sujanto, Psikologi Umum, Aksara Baru, Jakarta, 1981, hlm. 44-45
35
18
Dalam hal ini bahan pelajaran itu dibaca dengan keras untuk dimasukkan dalam kepala melalui telinga. c. Menghafal dengan melalui gerak gerik tangan Yaitu dengan jalan menulis-nulis di atas kertas dengan potlot atau dengan menggerakkan-gerakkan ujung jari di atas meja sambil pikiran berusaha menanamkan pelajaran itu.36 Beberapa metode tersebut di atas, dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal suatu mata pelajaran. Metodemetode tersebut dipakai semuanya sebagai variasi untuk menghilangkan kejenuhan, ataupun hanya memilih salah satunya kalau memang dirasakannya sudah cocok bagi dirinya sendiri.
B. Kajian Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Sebagaimana yang telah disebutkan oleh WJS. Purwadarminta, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan). 37 Sedang pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Menurut Cronbach, belajar adalah Learning is shown by a change in behavio as a result of experience (Belajar merupakan perubahan kebiasaan yang dipengaruhi melalui pengalaman).38 b. Menurut Oemar Hamalik, Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.39
36
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisein, Center Study Progress, Yogyakarta, 1988, hlm. 127-128. 37
WJS. Poerwadarminta, Op.cit, hlm. 768.
38
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, CV. Rajawali Pers. Jakarta, 1984, hlm. 247.
19
c. Sedang pendapat Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Majid, memberikan pengertian belajar sebagai berikut :
التعليم هى تغيير في دهن المتعلم يطرأ على خبرة سابقت فيحدث 40 فيها تغييرا جديدا Artinya : “Belajar adalah perubahan tingkah laku di dalam kecerdasan hati si pelajar berdasar pengetahuanpengetahuan lama yang membawa perubahan baru”. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan dalam diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman dan usaha secara sadar. Perubahan itu meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah, seperti kebiasaan, kecakapan, ketrampilan dan perkembangan sifat-sifat emosional. Jadi pengertian prestasi belajar dapat disimpulkan sebagaimana pendapat Muhibbin Syah adalah segenap aspek yang berubah sebagai hasil dari proses dan pengalaman belajar siswa atau perilaku hasil belajar, suatu kecakapan nyata yang dihubungkan dengan standar kesempurnaan. Dan pada akhirnya perubahan tingkah laku itu dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik”.41 Dari uraian dan pendapat diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah tingkat kecakapan atau kemampuan aktual, yang menunjukkan kepada aspek kecakapan atau kemampuan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji
39
Oemar Hamalik, Metodik Belajar dan Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1983, hlm. 28. 40
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Majid, At-Tarbiyah Wat Turuqut Tadris, Juz I, Darul Ma’arif, Mesir, 1979, hlm. 169. 41
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1989, hlm. 22.
20
karena merupakan hasil atau usaha atau belajar yang bersangkutan, baik yang berhubungan dengan kogntif, afektif maupun psikomotorik. Atau dalam bahasa praktisnya, prestasi belajar itu merupakan pencerminan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini, tentunya ada siswa yang mencapai prestasi tinggi dan prestasi rendah. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Dalam lembaga-lembaga pendidikan, belajar merupakan key term (istilah kunci) dan utama dalam upaya pendidikan. Karena proses belajar merupakan the process of acquiring knowledge, yakni proses untuk memperoleh pengetahuan. Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai tonggak terjadinya suatu perubahan-perubahan dalam diri anak didik yang diwujudkan dalam tingkah lakunya sehari-hari. Oleh karena itu belajar merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia, karena hampir semua perkembangan dan perubahan manusia terjadi karena belajar. Proses belajar tentunya tidak lepas dari berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sejauhmana mana keberhasilan belajar tadi. Oleh karena itu akan penulis kemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dapat digolongkan sebagai berikut yaitu : a. Faktor individu ialah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. b. Faktor sosial, ialah faktor yang ada di luar individu yang bersangkutan.42 Untuk memudahkan pemahaman kedua faktor tersebut penulis akan mengklasifikasikannya, sebagaimana
diuraikan oleh Sumadi
Suryabrata di dalam bukunya Psikologi Pendidikan yaitu :
42
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya, Bandung, 1984, hlm. 101.
21
a. Faktor yang berasal dari luar diri si pelajar dan ini masih dapat digolongkan menjadi : faktor-faktor non sosial, dan faktor sosial. b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan ini pun dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis. Agar lebih jelas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar tersebut akan penulis uraiakan sebagai berikut : a. Faktor dari Luar Pelajar
1) Faktor Non Sosial Yang dimaksud faktor non sosial adalah faktor-faktor dari luar diri anak itu sendiri seperti : a) Situasi dan tempat belajar yang memadai, sejuk dan tidak gaduh dan ruang belajar yang cukup luas. b) Alat peraga yang berfungsi sebagai alat pembantu dalam memahami suatu materi pelajaran. c) Metode
dan
gaya
pengajaran
dan
pembinaan
dalam
penyampaian pelajaran yang digunakan. d) Bahan pelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. e) Hukuman dan ganjaran, hal ini bertujuan untuk menimbulkan motif belajar yang lebih giat. Oleh karena itu, agar proses belajar dapat berhasil dengan baik, maka harus dipersiapkan factor-faktor yang mendukung dan menghindari faktor yang menghambat kegiatan belajar. 2) Faktor-Faktor Sosial Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia itu sendiri. Sebagaiamana dikatakan oleh Sumadi Suryabarata bahwa faktor manusia (hubungan sesama manusia) dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti hubungan guru dengan murid jelas akan mempengaruhi keberhasilan belajar.
22
Di samping faktor kompetensi (kemampuan dasar) atau kualitas guru itu sendiri. Semua ini juga ikut mempengaruhi proses belajar seseorang. Selain faktor non sosial dan sosial yang merupakan faktor eksternal/faktor dari luar diri pelajar, juga terdapat faktor internal atau faktor dari dalam diri sipelajar, yaitu faktor fisiologis. b. Faktor dari Dalam Pelajar
1) Faktor Fisiologis Kondisi jasmani seseorang dapat mempengaruhi proses belajaranya, misalnya kesehatan badannya, pandangan mata dan lain-lain. Bila keadaan jasmani seseorang atau siswa itu dalam keadaan baik, maka akan mendukung keberhasilan proses belajar mereka. Sebaliknya bila keadaan jasmani anak itu kurang baik juga akan menghambat keberhasilan belajarnya. 2) Faktor Psikologis Diantara faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang adalah keadaan jiwa si pelajar itu sendiri seperti : a) Intelegensia : anak yang intelegensinya tinggi akan lebih baik dalam mencapai prestasi belajarnya. b) Kematangan individu : balajar akan lebih berhasil apabila dibarengi dengan kematangan individu itu sendiri. c) Minat : anak yang minatnya tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari pada anak yang minatnya rendah. d) Motif : akan membangkitkan semangat belajar yang tin Di samping itu seperti perasaan yang
tenang, adanya
perhatian terhadap pelajaran, adanya kemauan, dan lain-lain, semuanya itu dapat mempengaruhi pelajar.
kegiatan belajar seorang
23
Dengan demikian keberhasilan proses belajar seseorang pelajar
dipengaruhi
oleh
faktor
psikis
maupun
fisiknya
(internalnya) dan tidak lepas pula dari pengaruh eksternal, termasuk juga faktor sosial di mana anak hidup dan bertempat tinggal serta melakukan kegiatan belajar tersebut.
3. Prinsip-prinsip Belajar Dari berbagai teori belajar, para ahli merumuskan beberapa prinsip belajar. Prinsip-prinsip ini perlu diketahui oleh siswa dan guru dalam belajar, agar tidak menimbulkan kesalahan dalam memberikan bimbingan. Karena kesalahan dapat menimbulkan kesulitan belajar. Prinsip itu akan memberi arah bagaimana yang seharusnya dilakukan. Disini penulis akan kemukakan prinsip-prinsip belajar antara lain : a. Menurut Nasution, Dalam bukunya Dedaktik Asas-Asas Mengajar dikemukakan : 1) Agar seseorang benar-benar belajar harus mempunyai tujuan belajar. 2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksa orang lain. 3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan. 4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuan. 5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai diperoleh pula hasil-hasil sambilan atau sampingan. 6) Belajar itu lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intelektual saja, tetapi juga secara social, emosional dan etis. 8) Dalam hal belajar seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. 9) Belajar lebih berhasil apabila usaha-usaha itu memberi sukses.
24
10) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 11) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.43 b. Menurut Mustaqim, Prinsip-prinsip belajar itu antara lain : 1) Belajar akan berhasil apabila disertai kemauan dan tujuan tertentu. 2) Belajar akan lebih berhasil apabila disertai berbuat, latihan dan ulangan. 3) Belajar akan lebih berhasil apabila memberi sukses yang menyenangkan. 4) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu sendiri dan atau berhubungan dengan kebutuhan hidup. 5) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari bukan sekedar menghafal fakta. 6) Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. 7) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar. 8) Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.44 Kedua kelompok prinsip itu sebenarnya hampir sama, hal ini akan memberi petunjuk kepada siswa, apa yang harus mereka lakukan dalam belajar harus ada kemauan dan hasrat untuk mencapai sukses belajar.
43
S. Nasution, Dedaktik Asas-asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1982, hlm. 41. 44
Mustaqim, Ilmu Jiwa Pendidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1987, hlm. 31.
25
C. Hubungan antara Metode Hafalan dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Berdasarkan UU No. 28/1989 makna satu-satunya dari pendidikan Agama Islam adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang bersama-sama dengan pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan (pasal 39 (2)).45 Sedang menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri (Ditbinpaisun) pengertian pendidikan Agama Islam secara devinitif adalah : “Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.”46 Dengan demikian, sebagai sebuah bidang studi wajib di sekolah, maka pengajaran pendidikan agama Islam mempunyai 3 aspek tujuan yang hendak dicapai yaitu : 1. Aspek iman (aspek afektif), yaitu diharapkan anak didik mempunyai sikap positif, disiplin dan cinta kepada agama dalam kehidupannya (hamba yang taat). 2. Aspek ilmu (aspek kognitif), yaitu pendidikan agama diharapkan berperan sebagai motivasi instrintik anak didik untuk mengembangkan nilai intelektualitasnya.
45
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 Tahun 1989.
46
Zakiah Daradjat, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 86.
26
3. Aspek Amal (aspek psikomotorik) yaitu anak didik diharapkan mampu menanamkembangkan
kebiasan
(habit
vorming)
dan
ketrampilan
beragama untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupannya. 47 Melihat penting dan esensinya pendidikan agama Islam di sekolah, bidang studi Al-Qur’an Hadist yang merupakan salah satu bidang studi agama Islam berperang penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Sehingga posisi bidang studi ini menjadi sangat penting dan strategis dalam mengembang amanat tersebut. Memilih metode belajar khususnya bidang agama bukanlah hal yang mudah. Sebab, dilihat dari muatan aspek yang harus dikuasai, maka metode belajar menjadi sesuatu yang mutlak yang harus dikuasai oleh anak didik. Salah satu yang menjadi pertimbangan menurut Ahmad Tafsir adalah sifat bahan pelajaran atau mata studi dan tujuan yang hendak dicapai.48 Kaitanya dengan pertimbangan di atas, maka pemilihan metode belajar dengan menggunakan hafalan terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadist menjadi salah satu pilihan yang paling efektif. Karena ditinjau dari karakter, tujuan dan muatannya, Al-Qur’an Hadist lebih mengutamakan kepada daya ingat (memory). Dalam hal ini Bruno (1987) menyatakan bahwa memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan.49 Cara kerjanya adalah informasi yang diterima akan masuk ke dalam short term memory atau working memory (memori jangka pendek) melalui indera mata atau telinga. Kemudian ia mengalami encoding (pengkodean), selanjutnya informasi tersebut masuk dan tersimpan dalam long term memory atau permanent memory yakni memori
47
Zakiah Dardjat, et.al., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama, Jakarta, Cet. II, 1985, hlm. 134-135. 48
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm. 33-34. 49
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 96-97.
27
jangka panjang atau permanen. Sehingga kelak, ketika ada pertanyaan soal informasi tadi dan jika jawabannya benar, maka ia telah mengalami peristiwa kognitif yang disebut recall atau retieval. Yaitu, hal memperoleh kembali informasi yang telah terstruktur dalam ranah cipta siswa. Kaitannya dengan aspek tujuan yang khusus dalam belajar pendidikan agama, maka pemilihan pendekatan belajar (approach to learning) atau kita menentukan metode balajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa di antara teman-temannya. Konsep inilah yang mendukung bahwa pemilihan metode hafalan sangat membantu pencapaian prestasi sebuah mata pelajaran yang lebih menekankan kepada kekuatan memori seperti pelajaran Al-Qur’an Hadist. Dengan demikian tingkat prestasi belajar Al-Qur’an Hadist akan sangat ditentukan sejauhmana kemampuan atau kreatifitas daya hafal dan kekuatan memori siswa dalam menyerap informasi atau materi pelajaran Al-Qur’an Hadist. Sehingga, ketika dilakukan proses recalling atau retrievalling untuk menjawab sebuah pertanyaan kembali, ia akan melakukannya dengan baik dan dbenar.
G. Rumusan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai melalui data yang telah terkumpul”.50 Sehubungan dengan judul di atas dan berdasarkan pada teori-teori yang mendasarinya, maka diajukan hipotesis bahwa : terdapat pengaruh yang signifikan antara metode menghafal siswa kaitannya dengan pencapaian prestasi belajar bidang studi Al-Qur’an Hadits. Sehingga dapat digambarkan bahwa, jika tingkat menghafal siswa adalah semakin tinggi maka semakin tinggi pula prestasi belajar Al-Qur’an
50
Sudharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 54.
28
Hadits yang akan dicapai. Tapi sebaliknya, jika semakin rendah tingkat menghafalnya, maka semakin rendah pula prestasi Al-Qur’an Haditsnya.
H. Metode Penelitian Untuk mencapai hasil penelitian yang valid dan relieabel, maka dalam hal ini penulis akan menggunakan beberapa metode penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian
kepustakaan
adalah
metode
penelitian
yang
dipergunakan untuk memperoleh informasi atau data-data teoritis bari buku-buku (kepustakaan)51 yang mendukung penelitian yang penulis lakukan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di kancah atau lapangan tempat terjadinya gejala-gejala yang akan diselidiki.52 Oleh karena itu, peneliti akan langsung terjun ke obyek penelitian dalam rangka menggali data-data yang ada di lapangan. Dalam hal ini ada beberapa langkah-langkah yang akan penulis gunakan adalah sebagai berikut : e. Populasi dan Sampling Populasi
disini
adalah
keseluruhan
obyek
penelitian.53
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari atau wakil dari populasi yang diteliti.54 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
51
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerangan UGM, Yogyakarta, 1989, hlm. 9. 52
Ibid., hlm. 10.
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, Cet. IX, hlm. 102. 54
Ibid., hlm. 104.
29
keseluruhan Smp Nu Al Ma’ruf Kudus
kelas I tahun pelajaran
2014/2015. Mengenai penentuan sampel, Suharsimi Arikunto memberikan batasan yaitu, “….. apabila populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10% 15% atau 20% - 25% atau lebih …..”.55 f. Variabel penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi variabel adalah : 1). Variabel metode menghafal siswa sebagai variabel pengaruh (x) dengan indikator : e) Siswa hafal ayat-ayat Al-Qur’an. f) Siswa hafal terjemah Al-Qur’an. g) Siswa hafal kesimpulan Al-Qur’an. h) Siswa hafal arti kosakata Al-Qur’an. 2). Prestasi belajar Al-Qur’an Hadits sebagai variabel terpengaruh (y) dengan indikator nilai semester gasal dan genap kelas I. g. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini akan menggunakan metode sebagai berikut : 1) Metode Angket Metode angket adalah suatu cara pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tentang suatu hal yang jawabannya didapat dari responden.56 Angket ini disebarkan kepada siswa kelas I Smp Nu Al Ma’ruf Kudus tahun pelajaran 2014/2015 untuk mendapatkan data tentang metode menghafal siswa.
55
Ibid., hlm. 110.
56
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 173.
30
2) Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
pengamatan,
pencatatan
yang
sistematis
terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.57 Tehnik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku maupun sikap siswa terhadap metode menghafal siswa. 3) Metode Wawancara (Interview) Metode Wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.58 Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya Smp Nu Al Ma’ruf, letak geografis, siswa, guru/karyawan, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana maupun yang lainnya. 4) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat atau mencatat dokumen yang ada. Dokumentasi dalam arti sempit adalah kumpulan verbal bentuk tulisan. Sedangkan dalam arti luas adalah meliputi, arsip dokumen, monumen, artefak, tape, foto dan sebagainya. 59 Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa. h. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, maka untuk menganalisa data tersebut penulis menggunakan tehnik analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
57
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993, hlm. 212. 58
Ibid., hlm. 234.
59
Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 202.
31
1) Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan yaitu perhitungan nilai angka tentang metode menghafal siswa Smp Nu Al Ma’ruf Kudus dengan prestasi belajar Al-Qur’an Haditsnya dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel. Dalam tahap pendahuluan ini adalah untuk memberikan penelitian angket yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut : -
Alternatif A diberi nilai 4
-
Alternatif B diberi nilai 3
-
Alternatif C diberi nilai 2
-
Alternatif D diberi nilai 1
2) Analisis Uji Hipotesis Analisis ini untuk menguji hipotesis yang diajukan, dengan mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan menggunakan analsis statistik, dengan menggunakan rumus korelasi product moment :
rxy
N x
N xy x y 2
x
2
N y y 2
2
Keterangan :
60
rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
xy
: Perkalian antara X dengan Y
x
: Variabel metode menghafal
y
: Variabel prestasi belajar Al-Qur’an Hadits
N
: Jumlah sampel
: Jumlah keseluruhan.60
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1991, hlm. 193.
32
3) Analisis Lanjut Setelah diperoleh hasil dari koefisiensi korelasi antara variabel x dan y, atau diperoleh nilai r, maka langkah berikutnya adalah menghubungkan antara nilai r (hasil koefisiensi korelasi) dengan nilai r pada tabel (untuk taraf signifikansi 1 % dan 5 %). Apabila nilai r dihasilkan dari koefisiensi korelasi diperoleh sama atau lebih besar dari nilai r yang ada pada nilai r pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, yang berarti hipotesis yang diajukan diterima. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r yang ada pada tabel, maka hasil yang diperoleh non signifikan dan hipotesisnya ditolak.
I. Sistematika Penyusunan Skripsi Untuk mengetahui keseluruhan isi atau materi-materi skripsi ini secara global, maka penulis perlu mengemukakan sistematika skripsi ini yang terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian Muka Bagian muka ini terdiri dari : halaman sampul, halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman daftar tabel. 2. Bagian Isi/ Batang Tubuh Pada Bagian ini, terdiri dari beberapa bab antara lain : Bab satu pendahuluan, dalam bab ini meliputi tujuh sub yaitu : latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan
33
penulisan skripsi, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab dua landasan teori, dalam bab ini berisi metode hafalan dan prestasi belajar siswa yang meliputi tiga (3) sub bab yaitu : tentang metode, yang terdiri dari 4 anak sub bab yakni, pengertian metode hafalan, tujuan dan prinsip-prinsip metode hafalan, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam metode hafalan dan macam-macam metode hafalan. Sub bab kedua prestasi belajar yang terdiri dari 2 anak sub bab yaitu, pengertian prestasi dan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prinsip-prinsip belajar. Sub bab ketiga adalah hubungan antara metode menghafal dengan prestasi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Bab tiga gambaran Umum dan Kondisi Obyektif
Smp Nu Al
Ma’ruf Kudus, dalam bab ini terdiri dari tiga sub bab yakni pertama, situasi umum
di
Smp Nu Al Ma’ruf Kudus terdiri dari, sejarah
berdirinya, letak geografis, keadaan siswa, guru/karyawan, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana. Sub bab kedua adalah, Data tentang pengaruh metode menghafal terhadap prestasi mata pelajaran AlQur’an Hadits di Smp Nu Al Ma’ruf Kudus. Bab empat analisis, setelah data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan, maka selanjutnya diadakan analisis data untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan. Dalam menganalisis data, digunakan analisis kuantitatif. Bab lima penutup, dalam bab ini berisi uraian tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. 3. Bagian Akhir Dalam bagian ini terdiri dari, daftar kepustakaan, daftar riwayat pendidikan penulis dan daftar lampiran-lampiran.