1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan merupakan hal yang paling penting dan mendasar bagi umat manusia, oleh karena itu setiap manusia pastilah menginginkan hidup yang sehat, baik sehat secara fisik, jasmani dan rohani. Sehat adalah karunia tuhan yang tidak ada duanya, dengan hidup yang sehat kita dapat melakukan berbagai aktivitas dan rutinitas, dimulai dari membuka mata di pagi hari, sampai memejamkan mata di malam hari. Kesadaran akan kesehatan adalah pondasi awal dari terbentuknya pola hidup sehat. Masalah kesehatan juga bertolak dari masalah perilaku yang banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor sosial, maupun faktor lainnya selain faktor fisik dan biologi. Dengan adanya kesadaran akan kesehatan di harapkan manusia akan lebih memperhatikan pola hidup sehat di kehidupan sehari-harinya. Hidup sehat pada dasarnya merupakan pola perilaku manusia yang perubahannya dapat diajarkan secara dini, dengan melakukan perilaku hidup sehat ini diharapkan manusia dapat terhindar dari berbagai macam jenis penyakit. Kesehatan yang paripurna dijelaskan oleh badan kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) (dalam Komariyah, 2010, hlm. 28) yaitu :
Sejahtera Paripurna adalah sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, sejahtera rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit cacat ataupun kelemahan Dari pernyataan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa sehat haruslah sehat paripurna, dalam arti sehat jasmani yaitu suatu keaadaan yang lebih tertuju pada penampilan seseorang secara jasmaniah sebagai manusia yang kuat, terampil, dan energik. Penerapan pola hidup sehat haruslah diterapkan sedini mungkin dalam kehidupan. Begitupun dalam dunia pendidikan, sebagaimana dalam kurikulum KTSP 2006 untuk mata pelajaran penjas Sekolah Dasar kelas 5 Semester genap di Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2
jelaskan bahwa “Standar kompetisi. 12. Menerapkan budaya hidup sehat. Kompetisi dasar. 12.1 Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan.” Dari kurikulum yang telah disusun oleh dinas pendidikan, diharapkan tercapainya kurikulum, agar perkembangan pola hidup sehat dalam pendidikan dapat dijalankan dengan benar untuk siswa sekolah dasar, oleh karena itu haruslah seorang guru benar-benar menjalakan kurikulum di atas agar tersampaikannya pengajaran yang tersampaikan dengan baik dan benar bagi siswa, dengan dijalankannya kurikulum tersebut diharapkan siswa dapat mengetahui akibat bahaya merokok, serta siswa dapat mencegah kebiasaan merokok. Kurangnya pemahaman terhadap bahaya merokok serta dampak buruk bagi kesehatan anak. Hal tersebut perlu ditangani dengan serius dan jika tidak ditangani sedini mungkin bisa berdampak fatal bagi generasi penerus negeri ini, untuk pembinaan peningkatan derajat kesehatan generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani, anak-anak usia dini haruslah diajarkan pemahaman pola hidup sehat di lingkungan sekolah. Karena di sekolah pendidikan kesehatan merupakan salah satu usaha kesehatan sekolah yang sasaran utamanya terdiri atas semua komponen kesehatan disekolah tersebut, baik siswa, guru, kepala sekolah, penjaga sekolah sampai ke masyarakat sekitar sekolah berada. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat (Komariyah, 2010 hlm. 24) yang menyatakan bahwa :
Tujuan pendidikan kesehatan tidak dapat di pisahkan dari pendidikan pada umumnya. Dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tahun 1954 nomor 12 di nyatakan bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap, warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air Dalam hal ini kegiatan pelaksanaan pendidikan kesehatan merupakan salah satu bagian yang terdapat kaitannya dengan pelaksanaan Undang-Undang pendidikan di atas. Berhasil atau tidaknya usaha pendidikan kesehatan di sekolah tergantung pada seberapa jauh peranan dan fungsi pendidik kesehatan baik di sekolah maupun di masyarakat.
Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3
Peranan dapat di miliki oleh pendidik kesehatan menurut (Komariyah 2010 hlm, 34-36) antara lain sebagai agen pembaharuan yaitu :
a. Pendidik kesehatan sebagai fasilitator Dalam melaksanakan pekerjaannya ia selalu berusaha untuk mengajak anak didik atau temannya untuk berbuat sesuatu yang baik bagi kesehatannya. Ia bersikap berani untuk memberi bantuan tanpa pamrih. Keberhasilan untuk memberi bantuan dan rasa terima kasih atas bantuannya merupakan imbalan yang lebih berharga bagi dirinya di banding dengan kekayaan apapun. b. Pendidik kesehatan sebagai katalis. Sebagai katalis seorang pendidik kesehatan selalu berusaha membujuk atau menganjurkan anak didik atau temannya untuk membawa pada sumber yang bermanfaat atau menunjang terjadinya perbuatan atau kebiasaan hidup sehat. Keberhasilan melaksanakan tugasnya di tentukan oleh kesungguhan pengabdiannya sehingga bekal yang di harapkannya adalah terjadinya perubahan seseorang untuk pemeliharaan kesehatan secara tepat, baik sumber maupun tenaga ahlinya. c. Pendidik kesehatan sebagai promotor Sebagai promotor seorang pendidik selalu berusaha untuk mengenalkan bermacam-macam cara yang baik meliputi cara pengobatan, maupun pencegahan. Seperti fasiliator dan katalis ia pun bekerja secara sukarela. d. Pendidik kesehatan sebagai generator Sebagai generator, pendidik kesehatan selalu berusaha untuk menggugah seseorang atau sasarannya untuk mau menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat Dengan kemajuan zaman yang semakin pesat dan gaya hidup yang semakin modern, banyak menimbuklan penyebab beberapa penyakit, baik penyakit yang timbul karena kurangnya kesadaran memelihara lingkungan maupun penyakit yang timbul karena pengaturan pola hidup yang kurang baik. Merokok adalah salah satu dari penyebab timbulnya penyakit yang di sebabkan oleh kurangnya pengaturan pola hidup sehat. Perilaku merokok merupakan kegiatan buruk yang masih dilakukan oleh kalangan masyarakat sampai pada saat ini, walaupun telah banyak orang yang mengetahui dampak buruk akibat merokok tetapi jumlah perokok tidak pernah menurun bahkan cenderung meningkat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) (dalam Sufianto,H 2010, hlm 1) :
Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4
Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.00 jiwa. Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta dan Malang pada tahun 2004, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen (tahun 1995) jadi 2,8 persen (2004). Peningkatan jumlah perokok disetiap tahunnya merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan. Dapat dilihat dari pernyataan diatas yang menunjukan peningkatan perokok dibeberapa kota besar menjadi masalah yang berdampak bagi kesehatan masyarakat kota-kota besar. Kebiasaan perokok bukan saja berdampak pada dirinya sendiri, melainkan ikut berdampak kepada orang lain disekitarnya, akibat bahaya asap rokok yang ikut dihirupnya, asap rokok yang dihirup oleh perokok atau orang di sekelilingnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan ke paru-paru yang dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120mm (bervariasi berggantung negara) dengan diameter 10mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. (Sufianto,H 2010, hlm 5). Rokok secara tidak langsung dapat membunuh bagi mereka para perokok, selain itu banyak generasi bangsa perlahan menjadi perokok karena setiap hari melihat teman-teman dan orang dewasa di sekelilingnya yang merokok di tempattempat umum, selain itu iklan-iklan rokok yang diperlihatkan disembarang tempat, dan juga iklan di televisi yang merubah image bahaya rokok dengan halhal yang tidak berhubungan dengan rokok itu sendiri, demi produk rokok itu laris dipasaran, tanpa melihat bahaya negatif yang ditimbulkan dari rokok para produsen rokok saling berlomba-lomba demi mendapatkan keuntungan yang berlipat. Fakta yang mengejutkan perokok menurut (Sufianto,H 2010, hlm 3)
Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5
Adalah Dari 12% anak-anak SD yang sudah diteliti pernah merasakan merokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya ,meneruskan kebiasaan merokok ini. Selain itu dijelaskan menurut hasil survey yang dilakukan diperolehlah data yang sangat mengagetkan. Menurut (mohammad 2008, hlm 32) yaitu :
hasil survey pada tahun 2007 menunjukan bahwa sekitar 80% perokok di Indonesia mulai merokok sebelum usia 19 tahun, angka tersebut di nyatakan mengalami kenaikan 9,4% dari angka tahun 2001. Proporsi perokok remaja terus meningkat, diikuti kelompok 5-9 tahun dengan presentase 0,8% pada tahun 2001 menjadi 1,8% di tahun 2004 Bukan hanya rokok saja penyebab timbulnya penyakit yang disebabkan oleh kurangnya pengaturan pola hidup sehat. Pengendalian diri akan bahaya merokok haruslah dilakukan sedini mungkin agar tidak mengakibatkan bahaya jangka panjang, bukan hal yang tidak mungkin bangsa ini akan menjadi bangsa perokok jika hukum yang diberlakukan dalam penanganan tembakau dan rokok masih belum ditegakkan. Jika dilihat dari pernyataan diatas yaitu mengenai peranan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik kesehatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang pendidik kesehatan haruslah memiliki sifat-sifat yang dapat menjadikan orang di sekelilingnya lebih memahami arti kesehatan dan dapat menerapkan peranan penting kesehatan tersebut di dalam kehidupannya. Oleh karena itu pendidikan kesehatan haruslah tersampaikan dengan baik kepada siswa di sekolah, salah satu penyampaian yang baik dan efektif adalah menggunakan media ajar sebagai alat penyampaian materi, hal tersebut sejalan dengan pendapat Dale dalam (Arsyad. A, 2013 hlm. 27) mengemukakan bahwa :
Bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pengajaran, hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini.
Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
6
Penggunaan media dalam penyampaian bahan ajar sangatlah berperan dalam penyampaian materi yang lebih efektif dan mudah di mengerti, hal tersebut sejalan dengan Hamalik (1986) (dalam Arsyad. A, 2013:19) yaitu “media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh pisikologis terhadap siswa.” Melihat pentingnya upaya meningkatkan pemahaman pola hidup sehat pada siswa sekolah dasar dalam kehidupan sehari-harinya melalui penggunaan media audio visual maka peneliti sebagai mahasiswa program studi pendidikan sekolah dasar pendidikan jasmani yang mempelajari pendidikan kesehatan termotivasi untuk meneliti “bagaimana dampak pembelajaran pendidikan kesehatan melalui audio visual terhadap pemahaman pola hidup sehat siswa sekolah dasar”
B. Rumusan Masalah Pendidikan kesehatan adalah pembelajaran kesehatan bagi masyarakat yang mendidik masyarakat dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat
meliputi
kesehatan
lingkungan
dan
kesehatan
fisik
serta
mengembangkan pemahaman pola hisup sehat yang baik dan benar bagi masyarakat.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120mm (bervariasi berggantung negara) dengan diameter 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. (Sufianto,H 2010, hlm 5). Pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. Yang ingin penulis teliti dalam mencari jawaban masalah yang dirumuskan. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan oleh penulis maka dapat dirumuskan : 1. Pendidikan kesehatan sebagai variabel bebas (X), 2. Pemahaman bahaya merokok sebagai variabel terikat (Y) Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
7
Pokok-pokok permasalahan penelitian yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah melalui penggunaan media audio visual pemahaman siswa tentang bahaya merokok meningkat ?
C. Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dan berdasarkan permasalahan penelitian yang diajukan, Tujuan yang disusun secara sistematis akan megarahkan penelitian sesuai rencana menurut Sugiyono (2009, hlm. 282). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman bahaya merokok pada siswa kelas 5 SDN 1 Jadimulya Kabupaten Cirebon.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini yang penulis beri judul “Dampak Pembelajaran Pendidikan Kesehatan Melalui Penerapan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Pola Hidup Sehat Siswa Kelas 5 SDN SDN 1 Jadimulya Kabupaten Cirebon” diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu: 1.
Secara Teoritis Dapat digunakan sebagai masukan (bahan pemikiran) keilmuan dan informasi
bagi lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah maupun perorangan, seperti guru pendidikan jasmani, mahasiswa, dan para pembaca mengenai peningkatan pemahaman bahaya merokok melalui penerapan media audio visual. 2.
Secara Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan jasmani untuk
mengatasi kesulitan dalam mengajar Pendidikan Kesehatan melalui penerapan media audio visual.
Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
8
E. Sistematika Penulisan Skripsi Gambaran singkat mengenai seluruh sitematika penulisan skripsi sebagai berikut: a. Bagian awal, berisi: judul skripsi, lembar pengesahan, lembar pernyataan keaslian skripsi dan bebas plagiatisme motto dan persembahan, ucapan terima kasih, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. b. Bagian isi skripsi, meliputi: Bab 1
: Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan garis besar sistematika skripsi.
Bab 2
: Landasan Teori, berisi tentang teori mengenai pendidikan kesehatan, nilai-nilai pemahaman dan penjelasan bahaya merokok.
Bab 3
: Metode dan Prosedur Penelitian, menjelaskan tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, fokus penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data.
Bab 4
: Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Bab 5
: Penutup, yang berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi.
c. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang memuat tentang deskripsi mengenai perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan penelitian.
Ersa Herudi, 2015 DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PEMAHAMAN POLA HIDUP SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu