BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan dalam mewujudkan lingkungan yang kompetitif. Selama ini, pengukuran kinerja hanya dilakukan secara tradisional dan hanya menitikberatkan pada sisi finansial atau keuangan saja. Perusahaan dengan pencapaian hasil keuangan yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang berhasil. Padahal dalam mengukur kinerja suatu perusahaan tidak bisa hanya melihat dari sisi keuangan tetapi juga non keuangan. Dengan hanya melihat ukuran-ukuran keuangan saja tidak akan dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Hal ini justru akan memberikan hasil yang menyesatkan. Oleh karena itu metode Balanced Scorecard digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih optimal. Balanced Scorecard yang dikemukakan oleh kaplan dan norton (2000:17) mempunyai empat perspetif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard merupakan salah satu alat sistem pengukuran kinerja yang menerapkan strategi perusahaan sehingga tercapai keselarasan tujuan dan mendorong karyawan untuk bertindak yang terbaik bagi perusahaan. Pengukuran ini berusaha untuk membuat perpaduan pengukuran strategi yaitu pengukuran keuangan dan non keuangan, serta pengukuran internal dan pengukuran eksternal.
1
2
Tujuan dari pengukuran tersebut adalah untuk memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan nonkeuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang. Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik karena Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif-finansial, tetapi juga aspek kualitatif dan nonfinansial. Hal tersebut sejalan dengan sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan nonkeuangan (Mahmudi, 2007). Ruang lingkup sektor publik meliputi rumah sakit, pendidikan, keamanan, universitas dan transportasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumah sakitsebagai obyek penelitian yang merupakan instansi sektor publik. Peneliti menggunakan rumah sakitkarena peneliti ingin merubah cara pandang sebuah instansi yang tidak hanya menitik beratkan pada profit tetapi juga mengukur berbagai perspektif non finansial. Perspektif non finansial merupakan hal yang tidak kalah penting untuk mengembangkan sebuah instansi agar tetap bertahan hidup (going concern). Di dalam perspektif non finansial terdapat tiga perpektif yaitu yang pertama adalah perspektif pelanggan yang mengukur kepuasan pasien dan jumlah pasien yang berobat. Perspektif yang kedua yaitu perspektif proses bisnis internal yang mengukur frekuensi pemakaian fasilitas rumah sakit. Perspektif yang ketiga adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang mengukur kemampuan organisasi dalam mengembangkan instansi.
3
Penelitian-penelitian sebelumya dikemukakan oleh yang pertama, ditulis dalam olehNovella(2010:85) terdapat beberapa variasi pencapaian hasil. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran masih dianggap kurang , sedangkan untuk 3 perspektif lainnya dianggap sudah cukup baik. Maka, Balanced Scorecardcocok untuk diterapkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang karena Balanced Scorecard dapat memberikan gambaran yang lebih terstruktur dan menyeluruh dibandingkan dengan sistem tradisional yang masih digunakan. Kedua, Menari (2012:7) memberikan temuan empiris bahwa kinerja Rumah Sakit Umum Parama Sidhi secara umum masih kurang, hal tersebut ditunjukan dengan hasil analisis dari masing-masing perspektif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Balanced scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang sangat baik digunakan karena Balanced scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang diabaikan oleh pengukuran secara tradisional. Hasil pengukuran yang akurat akan memberikan gambaran keputusan yang baik kepada manejemen dalam hal perencaanaan, pengambilan keputusan untuk mewujudkan suatu visi dan misi suatu organisasi. Penelitian sebelumnyamenggunakan obyek rumah sakit yang menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja dengan metode Balanced scorecard sangat baik digunakan namun masih belum digunakan secara penuh oleh rumah sakit. Obyek yang dipergunakan oleh peneliti adalah rumah sakit swasta yaitu rumah sakit AlIrsyad dimana rumah sakit ini milik pribadi. Instusi ini belum menerapkan Balanced scorecard sebagai tolak ukur kinerja, memotivasi peneliti untuk
4
meneliti rumah sakit dalam “menganalisis pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang disampaikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat diajukan yaitu “Bagaimana hasil analisis pengukuran kinerja Rumah Sakit Al-Irsyad dengan pendekatan Balance Scorecard”. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diteliti yaitu: Untuk menganalisis apakah Balanced Scorecard dapat dipakai sebagai pengukuran kinerja pada Rumah Sakit Al-Irsyad. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat membantu untuk memperoleh suatu jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Kontribusi Praktis a. Untuk memberikan wawasan baru kepada pihak rumah sakit untuk menganalisis kinerja sekarang dan masa yang akan datang. b. Membantu rumah sakit menyusun Balanced Scorecard dan memperbaiki strategi agar tercapai hasil yang diinginkan.
2.
Kontribusi Teoritis a. Dapat menerapkan ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah serta membandingkannya dengan realita yang ada di perusahaan.
5
b. Menambah pengetahuan bagi penulis untuk dapat menganalisis kinerja yang ada di rumah sakit. c. Bagi pihak umum, untuk mngetahui cara mengukur kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yaitu suatu batasan studi yang menjelaskan fokus studi agar pembahasan tidak melebar atau bahkan menimbulkan perbedaan presepsi. Peneliti berfokus pada ruang lingkup yang meliputi empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dalam periode 3 tahun yaitu mulai tahun 2011-2013.