BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat hal tersebut pembangunan pendidikan memerlukan perencanaan, dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategisnya, baik dalam lingkup nasional maupun global. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dalam pembangunan pendidikan agar masalah seperti pendirian sekolah yang tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat ataupun sekolah yang tidak mendapatkan murid karena faktor lokasi yang jauh dari
jangkauan.
Dengan
demikian
pendidikan
harus
dibangun
dalam
keterkaitannya secara fungsional dengan berbagai bidang kehidupan, yang masing-masing memiliki persoalan dan tantangan yang semakin kompleks sehingga pendidikan harus lebih berperan dalam membangun seluruh potensi manusia agar menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan nasional. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan merupakan salah satu strategi perencanaan dan pembangunan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Sebagai bentuk upaya pemerataan dan perluasaan akses pendidikan adalah melalui strategi analisis kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan. Masih rendahnya akses pendidikan bagi masyarakat disebabkan oleh pola persebaran sekolah yang tidak representatif dengan kebutuhan penduduk dan kurangnya daya tampung sekolah. Oleh sebab itu
perlu
dikembangkan
akan
analisis
kebutuhan
yang
mana
dapat
mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan baik untuk saat ini ataupun untuk kedepannya. Sistem informasi geografis (SIG) adalah salah satu sistem yang dapat digunakan untuk keperluan mengoptimalkan sistem yang ada di atas. Berbeda dengan sistem informasi yang lain, SIG mempunyai kemampuan analisis spasial, dimana kemampuan ini dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif dibandingan dengan sistem informasi yang hanya berbasis statistik. Prasarana pendidikan dapat dilihat kondisinya berdasarkan keberadaan lokasi, seperti kemudahan terjangkaunya, luas wilayah layanan dan kondisi fisik prasarana tersebut. Mengacu pada sistem berjalan yang ada pada Diknas Jakarta Barat terdapat beberapa permasalahan antara lain data mengenai kependudukan tidak tersedia dalam bentuk basis data dan belum ada peta persebaran sekolah yang terkomputerisasi sehingga pihak Dinas Pendidikan belum dapat melakukan analisa data spasial dan non spasial serta masih kekurangan alat bantu dalam melakukan kebutuhan sekolah sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menentukan lokasi pembangunan baru. Sistem yang dapat menganalisis kebutuhan persebaran sekolah sangat penting karena dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan, terutama dalam memberikan informasi guna merencanakan prasarana pendidikan yang lebih
berorientasi pada kebutuhan berdasarkan faktor lokasi. Sistem ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi pada pengambil keputusan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, khususnya di Jakarta Barat.
1.2
Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam penulisan skripsi sistem informasi geografis ini dibatasi hanya pada wilayah Jakarta Barat yang meliputi : 1. Lingkup Wilayah pada penelitian ini adalah Wilayah Jakarta Barat yang terdiri atas 8 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 56 kelurahan. 2. Lingkup data mencakup SD – SMP dengan sensus penduduk yang berusia di bawah 14 tahun. 3. Sistem informasi geografis ini menampilkan data wilayah dan penduduk tiap kelurahan. 4. Sistem informasi geografis ini menggunakan analisa spasial untuk menentukan lokasi pembangunan sekolah baru.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian ini bertujuan menganalisa dan merancang Sitem Informasi Geografis sebagai alat bantu analisis kebutuhan dan persebaran sekolah di Jakarta Barat. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan dan pengembangan sekolah di Indonesia secara umum dan di Jakarta Barat secara khusus. Dengan demikian dapat memberikan masukan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Manfaat dari aplikasi analisis kebutuhan persebaran sekolah, antara lain : 1.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam distribusi SD SMP di Jakarta Barat.
2.
Menentukan arahan distribusi SD SMP di Jakarta Barat.
3.
Untuk memberikan layanan yang lebih baik dari permasalahan informasi sebaran sekolah dan kebutuhannya bagi masyarakat sekitar.
4.
Dengan adanya analisis kebutuhan sekolah ini dapat dijadikan sumber informasi yang aktual sehingga pejabat pembuat keputusan ( Departemen Pendidikan ) dapat menghasilkan suatu strategi spasial pendidikan untuk penentuan kebijakannya.
1.4
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam analisis kebutuhan persebaran sekolah, terdiri dari lima tahapan. Yaitu : 1. Tahap Identifikasi dan Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian untuk mengidentifikasi masalah untuk diteliti. 2. Akuisisi Data. Pada tahap ini dilakukan akuisisi data yang relevan, terutama dengan survei lapangan, dengan melihat kebutuhan dari masyarakat sekitar. Pengecekan lapangan dilakukan untuk mendapatkan kondisi riil di lapangan, mengingat data-data berbasis geografis memerlukan pengamatan lapangan sebagai basis analisis. 3. Pengolahan Data dan Pengembangan Sistem Informasi.
Pada tahapan ini pengembang sistem melakukan kompilasi data dan penyusunan basis data serta pemrograman untuk keperluan input, proses dan output data. 4. Evaluasi Sistem Sebelum diimplementasikan sistem informasi sarana pendidikan ini akan diujicoba dan dievaluasi dengan melibatkan pengguna sehingga dapat diketahui kinerja sistem serta dilakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu. 5. Implementasi Sistem Setelah melalui tahapan evaluasi dan sistem dinyatakan layak, sistem dapat diimplementasikan. Pada tahap ini sistem sudah dapat bekerja optimal, pengguna bertanggung jawab dalam memaksimalkan penggunaannya