BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan bebarengan. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencangkup program diploma, program sarjana, program meagister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggara.1 Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional menetapkan bahwa pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/ atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/ atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/ atau kesenian.2 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berasal dari pengembangan fakultas syariah
1
Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pendidikan Tinggi, (Bandung: Citra Umbara, 2012), hlm. 3. 2 Tim Penyusun, Undang-undang Guru dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm.202.
1
2
IAIN Walisongo di Pekalongan yang memiliki tiga jurusan yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Syariah dan Jurusan Usuludin. Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan lahir pada tahun 1997 bersama dengan lahirnya STAIN Pekalongan yang secara resmi dibuka oleh Menteri Agama pada tanggal 30 Juni 1997 di Jakarta.3 Kegelisahan tentang kemampuan dan penguasaan mahasiswa terhadap bahasa, terutama Bahasa Arab menginisiasi Pusat Bahasa (PB) STAIN Pekalongan yang didukung oleh semua pihak, meluncurkan program baru, yang diberi nama Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI). Seperti penuturan H. Abdul Aziz, M.Ag., selaku Kepala Pusat Bahasa dan Ketua Koordinator program tersebut, PPBAI mempunyai misi meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Arab di STAIN Pekalongan. Mutu yang dimaksud adalah dalam hal pengelolaan program dan mutu penguasan mahasiswa terhadap Bahasa Arab.4 Program pembelajaran bahasa Arab di STAIN Pekalongan mengambil beberapa aspek tujuan yang harus dicapai atau dipahami oleh para mahasiswanya. Tujuan pembelajaran bahasa Arab tersebut antara lain menyimak, membaca, dan menulis. Seseorang pengajar bahasa hendaknya
3
Tim Penyusun, Panduan Pendidikan dan Pengajaran Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Pekalongan, tahun akademik 2012/2013, (Pekalongan: STAIN Press,2012), hlm.71. 4 Admin, Peningkatan Proses Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Program Pembelajaran Intensif (PPBAI) STAIN Pekalongan, http://pusatbahasa.stainpekalongan.ac.id/index.php/berita/90-peningkatan-kemampuan-bahasa-arab-mahasiswa, diakses 04 November 2013 pukul 10.11.
3
mengajar bahasa melalui teknik yang mampu mengantarkan pada tujuan tersebut.5 Bagi suatu perguruan tinggi, salah satu pihak yang berperan strategis dalam meningkatkan kemajuan dan kualitas lembaga tersebut adalah kinerja dosen (lecturer). Dosen harus mempunyai beberapa kualifikasi yang diperlukan bagi pelaksanaan profesinya, mengingat profesi dosen berbeda dengan profesi bidang yang lain. Selain memerlukan ilmu pengetahuan juga harus menyampaikan ilmunya kepada mahasiswa. Dengan tenaga dosen yang mempunyai motivasi, berkompeten dan berkualitas akan memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apa yang disampaikan kepada mahasiswa dapat diterima dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan mahasiswa dengan kajian bidang ilmu yang dipilihnya. Disamping itu dosen juga harus mempunyai komitmen yang tinggi yang ditunjukkan dengan kehadiran pada waktu kerja, juga mempunyai rasa tanggung jawab terhadap ilmu yang diberikan kepada mahasiswa. Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggungjawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputi kualitas iman dan takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. 5
Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), hlm. 167.
4
Untuk melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, perguruan tinggi memerlukan dosen yang berkompeten. Dosen dianggap sebagai komponen terpenting pendidikan tinggi, yang dianggap sebagai jalan yang tepat membantu para kaum muda untuk dapat menjadi insan yang sempurna, yang memiliki ciri cerdas dan kompetitif. Hal ini berarti bahwa selain mengajar, dosen juga mempunyai tugas melaksanakan pembimbingan maupun pelatihan bahkan perlu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Menurut UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.6 Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Seorang dosen, khususnya guru besar yang memiliki otoritas keilmuan mempunyai tugas untuk melakukan perubahan-perubahan di bidangnya, yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Kualitas belajar mengajar akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan jika didukung dengan adanya kompetensi dosen. Sedangkan kompetensi dosen dapat diukur oleh kinerjanya sebagai dosen. Dosen secara prinsip telah memiliki peran formatifnya dalam proses pembelajaran dikampus. Oleh karena itu dosen tetap di posisikan sebagai suatu kekuatan yang berperan melawan keterbelakangan yang sekaligus berperan 6
Tim Penyusun, Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2006), hlm.8.
5
membangun kemajuan melalui bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peran sentral dalam menopang kehidupan secara umum. 7 Demikian juga dengan dosen bahasa Arab yang juga merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini dosen bahasa Arab tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan
dan
menuntun
mahasiswa
dalam
belajar.
Untuk
dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka dosen bahasa Arab harus mempunyai sejumlah kompetensi atau menguasai sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terkait dengan bidang tugasnya yaitu pembelajaran bahasa Arab. Berdasarkan pada pemikiran diatas penulis tertarik mencermati tentang persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen program pendidikan bahasa Arab, yang mana penelitian tersebut akan dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan, dengan demikian maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompetensi Dosen Program Pendidikan Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di Prodi PBA STAIN Pekalongan”. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:
7
Maemonah, M.Ag, “Persepsi Mahasiswa STAIN Pekalongan terhadap kinerja dosen dalam proses pembelajaran”, Laporan Hasil Penelitian Individual (Pekalongan: STAIN Pekalongan 2009) hlm.19
6
1. Karena kompetensi dosen bahasa Arab sangat variatif dalam proses pendidikan dan pembelajaran bahasa Arab khususnya untuk Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif di STAIN Pekalongan. 2. Karena Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan penguasaan mahasiswa terhadap bahasa terutama bahasa Arab. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di Prodi PBA STAIN Pekalongan? Untuk menghindari adanya perbedaan pengertian dan pemahaman atau interprestasi dari judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan pengertian dari judul skripsi tersebut. 1. Persepsi Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya.8 Persepsi
merupakan
suatu
proses
pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus 8
Dinas Pendidika Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi 4 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 1061.
7
mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.
9
Persepsi yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu persepsi yang berasal dari para Mahasiswa STAIN Pekalongan. 2. Mahasiswa Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.10 Dalam hal
ini
mahasiswa
yang
dimaksud
adalah
mahasiswa
Program
Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Tahun Akademik 2013/2014. 3. Kompetensi Dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh
melalui
pendidikan.
Kompetensi
menunjukan
kepada
performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan.11 Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas mentrasformasikan,
mengembangkan,
dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.12
9
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 70. Ibid., hlm. 984. 11 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 61. 12 Tim Penyusun, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 3. 10
8
Kompetensi dosen adalah kemampuan yang dimiliki oleh dosen untuk melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dengan cara mentrasformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini dosen yang dimaksud adalah dosen luar biasa Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) STAIN Pekalongan. 4. STAIN Pekalongan STAIN adalah perguruan tinggi di lingkungan Departemen Agama dan dipimpin oleh Ketua yang bertanggung jawab kepada Menteri. Pembinaan STAIN secara fungsional dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.13 Dalam hal ini STAIN yang dimaksud adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri yang ada di Pekalongan. Dengan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah bagaimana tanggapan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Arab tahun ajaran 2013/2014 terhadap kompetensi dosen luar biasa Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di Prodi PBA STAIN Pekalongan.
13
Tim Penyusun, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan: Sekolah Tinggi Agama Islam Pekalongan Tahun Akademik 2010/2011, (Pekalongan: STAIN Press, 2010), hlm. 13.
9
C. Tujuan Penelitian Sekripsi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di Prodi PBA STAIN Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan ilmiah dibidang pendidikan, khususnya tentang kompetensi dosen bahasa Arab. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi STAIN Pekalongan untuk lebih meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dengan berdasarkan pada pertimbangan hasil penelitian ini. E. Kajian Pustaka 1. Analisis Teori Menurut Miftah Thoha, persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.14 Definisi tersebut mengungkapkan bahwa persepsi dilakukan dengan menggabungkan data-data indera yang diperoleh selama 14
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 123.
10
melakukan pengamatan sehingga individu menjadi mengetahui, mengerti dan memiliki kesadaran terhadap segala sesuatu isi lingkungannya yang menjadi objek pengamatan. Persepsi juga dapat diartikan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Walgito dalam bukunya “Psikologi Sosial” menyatakan bahwa objek persepsi menjadi dua yaitu, obek persepsi manusia (person perception atau sosial percepsion) dan non manusia (non social perception atau things perception).15 Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah objek manusia atau person perception, yaitu peersepsi terhadap kompetensi dosen. Menurut E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru” mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan infestigasi menganalisis dan memikirkan, serta memberi perhatian dan persepsi yang mengarah orang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi dosen merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
15
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi, 2001) hlm. 76.
11
pembelajaran
yang
mendidik,
pengembangan
pribadi
dan
profesionalisme.16 Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa dosen adalah pendidik profesional
dan
ilmuwan
dengan
tugas
mentrasformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.17 Kompetensi yang dimaksud dalam Undang-undang meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
profesional
dan
kompetensi sosial. Dalam jurnal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kompetensi Dosen” yang ditulis oleh dosen jurusan tarbiyah STAIN Pekalongan Muh. Hizbul Muflihin, mengkaji Undang-undang No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen yang berfokus pada kompetensi dosen yang di jelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen dibagi menjadi empat kompetensi, yaitu; kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki oleh dosen dalam rangka untuk memperoleh sertifikasi sebagai pengakuan atas profesi dosen yang profesional. Adapun penjelasannya sebagai berikut:18
16
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 26 17 Tim Penyusun, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 3. 18 M. Hisbun muflihin, “ Upaya Peningkatan Kompetensi Dosen”., (Pekalongan: Forum Tarbiyah: Jurnal Pendidikan STAIN Pekalongan), No. 1 Juni, IX, 2011), hlm. 28-31
12
a. kompetensi pedagogik meliputi pemahaman dosen terhadap mahasiswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
mahasiswa
melalui
penelitian,
dalam
rangka
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki mahasiswa, b. Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi mahasiswa dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional c. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi atau kurikulum mata kuliah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologinya maupun segi psikologinya, d. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan dosen untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Selain literatur diatas, ditemukan pula beberapa penelitian relevan yang berkaitan dengan kompetensi dosen, antara lain: Dalam penelitian yang berjudul “Persepsi Mahasiswa STAIN Pekalongan Terhadap Kinerja Dosen dalam Proses Pembelajaran” oleh Maemonah, M.Ag mengungkapkan bahwa kualitas belajar mengajar akan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan jika didukung dengan adanya kompetensi dosen. Sedangkan kompetensi dosen dapat diukur oleh kinerjanya sebagai dosen. Dosen secara prinsip telah memiliki peran formatifnya dalam proses
13
pembelajaran dikampus. Oleh karena itu dosen tetap di posisikan sebagai suatu kekuatan yang berperan melawan keterbelakangan yang sekaligus berperan membangun kemajuan melalui bidang pendidikan.19 Dalam penelitian lain yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Angkatan 2011 tentang Profesionalisme Dosen dalam mengajar di STAIN Pekalongan” oleh Tri Suparni mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil angket bahwa persepsi mahasiswa profesionalisme dosen dalam mengajar baik. Fakta menyebutkan bahwa dosen yang profesional berperan penting dalam menunjang proses perkuliahan.20 Skripsi yang berjudul “Korelasi Atara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dengan Motivaasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 STAIN Pekalongan” oleh Iftitah dalam skripsi ini mengemukakan bahwa setelah diperoleh hasil angket, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa persepsi mahasaiswa tentang kompetensi dosen mempunyai korelasi yang positif dengan motivasi belajar mahasiswa, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik kompetensi yang dimilki oleh dosen, maka mahasiswa akan semakin termotivasi dalam belajar.21
19
Maemonah, M.Ag, Persepsi Mahasiswa STAIN Pekalongan Terhadap Kinerja Dosen Dalam Proses Pembelajaran” Laporan Hasil Penelitian Individual (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2009), hlm. 16. 20 Tri Suparni, “Persepsi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Angkatan 2011 tentang Profesionalisme Dosen dalam mengajar di STAIN Pekalongan”, Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm. 161. 21 Iftitah, “Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa tentang Kompetensi Dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 STAIN Pekalongan ”, Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2014), hlm. 82.
14
Dari penelitian-penelitian tentang kompetensi dosen dapat dilihat bahwa kompetensi dosen sangatlah penting sehingga harus ditingkatkan. Maka dari itu penulis ingin mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh dosen PPBAI di STAIN pekalongan dari perspektif mahasiswa sebagai sosok yang sering berinteraksi dengan dosen dalam proses pembelajaran. Peneliti mengangkat judul skripsi “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompetensi Dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di STAIN Pekalongan” karena sejauh yang peneliti tahu belum ada yang meneliti dengan judul tersebut. Disini peneliti menjadikan penelitianpenelitian diatas sebagai rujukan dan sebagai penelitian yang relevan. 2. Kerangka Berfikir Atas dasar teori yang telah penulis paparkan maka dapat dimengerti bahwa antara dosen dan mahasiswa tentu saja terjadi interaksi pada saat proses belajar mengajar. dosen sebagai pengajar atau pendidik selalu berinteraksi dengan mahasiswanya baik didalam kelas maupun diluar kelas. Dosen dan mahasiswa dapat saling mempersepsi dalam proses interaksi tersebut. Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat dibangun suatu kerangka berfikir, Masing-masing mahasiswa memiliki persepsi yang berbeda-beda disertai dengan argumen yang berbeda-beda pula, perlu adanya penelitian yang mendalam guna mengetahui secara konkret mengenai persepsi dari masing-masing mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA) angkatan 2013/2014, yang diharapkan nantinya akan menghasilkan
15
simpulan yang bermanfaat bagi civitas akademika STAIN Pekalongan. Sehingga persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen dapat dijadikan tolak ukur dan sarana untuk meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun mutu layanan baik dibidang akademik maupun non akademik. F. Metode Penelitian Dalam penelitian, metode merupakan unsur yang memegang peranan penting, karena memberi arahan tentang cara pelaksanaan penelitian sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah penelitian yang dilakukan ditempat terjadi gejala-gejala yang diselidiki yaitu untuk menganalisis permasalahan yang muncul dalam lokasi penelitian secara mendalam tentang persepsi siswa terhadap kompetensi dosen bahasa arab di STAIN Pekalongan b. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik.22
22
Sugiono , Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.(Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. 7.
16
2. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.23 Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana suatu variabel dieksplorasikan secara mandiri yaitu: “Kompetensi dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif”. Dari satu variabel terdapat empat sub variabel yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Yang mana setiap sub-variabel memiliki aspek-aspek dan pada setiap aspek terdapat berbagai indikator yang nantinya penulis gunakan sebagai panduan pembuatan angket, adapun penjabarannya adalah sebagai berikut :24
Kompetensi Dosen (Variabel) a. Kompetensi Pedagogik (Sub-Variabel) 1) Mengenal karakteristik mahasiswa. (Aspek) Indikator: a)
Dosen dapat mengetahui karakteristik mahasiswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual,
b)
Dosen memastikan bahwa semua mahasiswa mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet. Ke-12 (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 161. 24 E. Mulyasa, Uji Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm .226-251.
17
c)
Dosen dapat mengatur kelas untuk memperikan kesempatan pembelajaran yang sama pada semua mahasiswa dengan kelainan fisik dan kemampuan yang berbeda,
d)
Dosen mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku mahasiswa untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan mahasiswa lain,
e)
Dosen membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan mahasiswa,
f)
Dosen memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktifitas pembelajaran, sehingga
mahasiswa
tersebut
tidak
termarginalkan
(tersisihkan, diolok-olok, minder dsb). 2) Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajran yang mendidik. (Aspek) Indikator : a)
Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menguasai
materi
pembelajaran
sesuai
kemampuan
belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, b)
Dosen selalu memastikan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
18
c)
Dosen
dapat
menjelaskan
alasan
pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, d)
Dosen menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar mahasiswa,
e)
Dosen merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
f)
Dosen
memperhatikan
belum/kurang diajarkan
dan
memahami
respon materi
menggunakannya
peserta
didik
yang
pembelajaran
yang
untuk
memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya 3) Mengembangkan kurikulum. (Aspek) Indikator : a)
Dosen dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
b)
Dosen merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar mahasiswa
dapat
mencapai
kompetensi
dasar
yang
ditetapkan, c)
Dosen mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran,
19
d)
Dosen memilih materi pembelajaran yang: -
sesuai dengan tujuan pembelajaran
-
tepat dan mutakhir
-
sesuai dengan tingkat kemampuan belajar mahasiswa
4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan diagonis. (Aspek) Indikator : a)
Dosen melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah
disusun
secara
lengkap
dan
pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya, b)
Dosen melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar mahasiswa, bukan untuk menguji sehingga membuat mahasiswa merasa tertekan,
c)
Dosen mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan tingkat kemampuan belajar mahasiswa,
d)
Dosen menyikapi kesalahan yang dilakukan mahasiswa sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
e)
Dosen melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari mahasiswa,
20
f)
Dosen melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian mahasiswa,
g)
Dosen mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu mahasiswa dapat termanfaatkan secara produktif,
h)
Dosen mampu untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
i)
Dosen memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan mahasiswa lain,
j)
Dosen mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar mahasiswa.,
k)
Dosen menggunakan
alat bantu
mengajar,
dan/atau
audio‐visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
21
5) Memahami dan mengembangkan potensi mahasiswa. (Aspek) Indikator : a)
Dosen menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap mahasiswa untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing,
b)
Dosen merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐masing,
c)
Dosen merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis mahasiswa,
d)
Dosen secara aktif membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu,
e)
Dosen dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing mahasiswa,
f)
Dosen memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa sesuai dengan cara belajarnya masing-masing,
g)
Dosen memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik
dan
mendorongnya
untuk
memahami
menggunakan informasi yang disampaikan
dan
22
6) Melakukan komunikasi dengan mahasiswa. (Aspek) Indikator : a)
Dosen
menggunakan
pertanyaan
untuk
mengetahui
pemahaman dan menjaga partisipasi mahasiswa, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. b)
Dosen memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan mahasiswa, tanpa menginterupsi, kecuali
jika
diperlukan
untuk
membantu
atau
mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut, c)
Dosen menanggapi pertanyaan mahasiswa secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya,
d)
Dosen menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar mahasiswa,
e)
Dosen mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban mahasiswa baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa,
f)
Dosen
memberikan
perhatian
terhadap
pertanyaan
mahasiwa dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada mahasiswa.
23
7) Melakukan penilaian dan evaluasi. (Aspek) Indikator : a)
Dosen menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu,
b)
Dosen melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
c)
Dosen menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/ kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing mahasiswa untuk keperluan remedial dan pengayaan,
d)
Dosen memanfaatkan masukan dari mahasiswa dan merefleksikannya
untuk
meningkatkan
pembelajaran
selanjutnya, dan dapat membuktikan melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya, e)
Dosen
memanfatkan
hasil
penilaian
sebagai
bahan
penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. b. Kompetensi Kepribadian (Sub-Variabel) 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia (Aspek)
24
Indikator : a)
Dosen menghargai dan pempromosikan prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar ideologi dan etika bagi semua warga Indonesia,
b)
Dosen
mengembangkan
kerja
sama
dan
membina
kebersamaan dengan sesama dosen, c)
Dosen saling menghormati dan menghargai teman sejawat dengan kondisi dan kemampuan masing-masing,
d)
Dosen memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia,
e)
Dosen
mempunyai
pandangan
yang
luas
tentang
keberagamaan bangsa Indonesia. 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi mahasiswa dan masyarakat. (Aspek) Indikator : a)
Dosen
bertingkah
laku
sopan
dalam
berbicara,
berpenempilan, dan berbuat terhadap semua mahasiswa dan sesama dosen b)
Dosen membagi pengalamannya dengan mahasiswa dan sesama dosen,
25
c)
Dosen bersikap dewasa dalam menerima masukan dari mahasiswa dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
d)
Dosen berperilaku baik.
3) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi dosen dan rasa percaya diri. (Aspek) Indikator : a)
Dosen mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu,
b)
Dosen tetap mengaktifkan kelas dengan melakukan hal-hal yang produktif ketika harus meninggalkan kelas,
c)
Dosen memenuhi jam mengajar,
d)
Dosen meminta izin dan memberitahu lebih awal dengan memberikan bukti yang sah jika tidak masuk kelas,
e)
Dosen menyelesaikan semua tugas administrasif tepat waktu,
f)
Dosen memanfaatkan waktu luang selain mengajar untuk kegiatan yang produktif terkait dengan tugasnya,
g)
Dosen memberikan kontribusi terhadap pengembangan program dan mempunyai prestasi yang berdampak positif terhadap nama baik kampus,
h)
Dosen merasa bangga dengan profesinya sebagai dosen.
26
c. Kompetensi Profesional (Sub-Variabel) 1) Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata kuliah yang diampu. (Aspek) Indikator: a)
Dosen melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata kuliah yang diampu, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit,
b)
Dosen
melakukan
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan, c)
Dosen menyertakan informasi yang mutakhir di dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajara,
d)
Dosen menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang mutakhir , dan yang membatu mahasiswa untuk memahami konsep materi pembelajaran.
2) Mengembangkan keprofesionalannya melalui tindakan yang reflektif. (Aspek) Indikator : a)
Dosen melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri
27
b)
Dosen memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari kolega atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya,
c)
Dosen memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya, d)
Dosen melakukan penelitian dan membuat karya yang inovatif.
d. Kompetensi Sosial (Sub-Variabel) 1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, secara tidak diskriminatif. (Aspek) Indikator : a)
Dosen memperlakukan semua mahasiswa secara adil, memberikan perhatian dan bantuan sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa memperdulikan faktor personal,
b)
Dosen menjaga hubungan baik dengan mahasiswa dan sesama dosen,
c)
Dosen sering berinteraksi dengan mahasiswa dan tidak membatasi perhatiannya hanya pada kelompok tertentu.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik. (Aspek) Indikator :
28
a)
Dosen menerima kritikan dari mahasiswa dan memberi tanggapan yang baik,
b)
Dosen menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional,
c)
Dosen bergaul secara efektif dengan mahasiswa, dan sesama dosen.
2. Sumber Data a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data utama atau pokok dalam penelitian.25 Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah mahasiswa STAIN Pekalongan Jurusan Tarbiyah Prodi PBA angkatan 2013/2014, Dosen PPBAI STAIN Pekalongan dan dokumen PPBAI dari Unit Pengembangan Bahasa (UPB) STAIN Pekalongan. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.26 Yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian.
25 26
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 172. Ibid, hlm 133
29
3. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua anggota kelompok manusia binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian, populasi dapat berupa: guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah, hubungan sekolah, dan masyarakat dan lain-lain.27 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2013 yang berjumlah 105 mahasiswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.28 Dalam hal ini Suharsimi Arikunto menerangkan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan jika subjeknya besar dapat diambil 10%-15%, 20%-25% atau lebih.29 Karena dalam penelitian ini populasinya lebih dari 100, maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 25% dari populasi yang ada dengan demikian sampel penelitian ini adalah 25% dari 105 mahasiswa adalah 26 mahasiswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode random sampling yang berarti metode acak dimana semua anggota dalam populasi
27
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hlm. 53. 28 Suharsimi Arikunto,Op. cit., hlm. 174. 29 Ibid., hlm. 197.
30
mempunyai probabiliti atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.30 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi Yang dimaksud dengan metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis dengan fenomena yang diteliti.31 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di STAIN Pekalongan. b. Metode Angket (Kuesioner) Metode angket (kuesioner) merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.32 Metode ini digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen PPBAI di STAIN Pekalongan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada mahasiswa yang menjadi sampel penelitian. c. Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.33
30
Ibid., hlm. 58. Sugiono, Op. Cit., hlm. 145. 32 Suharsimi Arikunto,Op. Cit., hlm. 142. 33 Ibid., hlm. 137. 31
31
Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi secara lisan untuk memperoleh data-data mengenai Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di STAIN Pekalongan. d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk pencarian data tentang kegiatan yang sedang diteliti. 34 Metode ini digunakan sebagai pelengkap data atau informasi yang berasal dari arsip dan catatan atau data lain tentang mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif (PPBAI) di STAIN Pekalongan. 5. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, akan digunakan model analisis data prosentase dengan rumus: P=
𝐹 𝑁
× 100%
Keterangan: P = porsentase dari jawaban responden F = merupakan frekuensi yang sedang dicari prosentase (jumlah jawaban) N = number of case (jumlah responden)
Dengan demikian analisa statistik yang digunakan disini adalah statistik prosentase atau prioritas, dengan kategori sebagai berikut: 34
Ibid., hlm. 174.
32
No.
Prosentase
Kategori
1.
100% - 80%
Sangat Baik
2
79% - 60%
Baik
3
59% - 40%
Cukup Baik
4
39% - 20%
Kurang Baik
5
19% - 0%
Tidak Baik
Selanjutnya data kualifikasi yang berujung angka-angka hasil perhitungan/ pengukuran dapat diproses dengan baca: a. Dijumlah
dibandingkan
dengan
jumlah
yang
diharapkan
dan
memperoleh prestasi lalu ditafsirkan dengan kalimat kualifikasi. b. Dijumlahkan dikualifikasi sehingga merupakan suatu susunan yang urut data, selanjutnya dibuat tabel dan diproses lebih lanjut menjadi perhitungan pengambilan suatu kesimpulan. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dalam penulisan skripsi ini, yaitu: Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
kajian pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Persepsi dan Kompetensi Dosen. Bab ini akan membahas persepsi, yang mencangkup pengertian persepsi, jenis-jenis persepsi, faktor yang mempengaruhi persepsi dan proses persepsi. Serta akan membahas tentang kompetensi dosen, yang mencangkup pengertian kompetensi dosen,
33
macam-macam kompetensi dosen, pentingnya kompetensi dosen serta tugas dan peran dosen. Bab III Kompetensi Dosen Program Pembelajaran Bahasa Arab Intensif di STAIN Pekalongan. Bab ini membahas tentang profil PPBAI di Prodi PBA STAIN Pekalongan gambaran umum terdiri dari sejarah dan dinamika lahirnya PPBAI di STAIN Pekalongan, visi dan misi, struktur organisasi PPBAI STAIN Pekalongan, profil dosen PPBAI STAIN Pekalongan, keadaan mahasiswa PPBAI di Prodi PBA STAIN Pekalongan, sarana prasarana dan persepsi mahasiswa terhadap kompetensi dosen PPBAI STAIN Pekalongan. Bab IV Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompetensi Dosen PPBAI di STAIN Pekalongan. Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.