BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Respon merupakan suatu bagian yang menjadi indikator atau tolak ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan atas sesuatu. Respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan (reaction). Respon merupakan istilah psikologi untuk menamakan rangsangan yang diterima oleh panca indra. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), respon adalah tanggapan, reaksi, dan jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa. Baik atau tidaknya suatu gejala atau peristiwa dapat dilihat dari respon atau tanggapan yang diberikan. Respon dalam kaitannya dengan media massa adalah menjadi indikator atau tolak ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu karya. Dewasa ini, tidak sulit untuk memperoleh respon terhadap suatu karya. Respon mengalir begitu saja baik melalui media sosial, perbincangan mulut ke mulut, dan lain sebagainya. Khalayak memberikan tanggapan pribadi mereka atas suatu karya yang mereka baca, dengar, ataupun tonton. Respon dapat menjadi feedback bagi media yang memproduksi suatu karya. Dengan mengetahui respon khalayak terhadap suatu karya, maka dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas dan semakin memperbaiki diri. Karya yang memperoleh respon yang baik dapat menjadi indikator keberhasilan karya selanjutnya, sementara sebaliknya karya yang memperoleh respon yang kurang baik dapat diperbaiki lagi ke depannya. Berbicara tentang begitu banyak jenis media massa, film adalah media komunikasi audiovisual yang bertujuan mengkomunikasikan pesan tertentu kepada khalayak di suatu tempat tertentu. Menurut UU No. 33 Tahun 2009 tentang perfilman, film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan atas kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film menjadi salah satu media massa elektronik modern yang mampu menghibur sekaligus mampu mempengaruhi pikiran, sikap, maupun perilaku penontonnya. Film dapat membuat penonton terbawa suasana melalui cerita dan tayangannya, sehingga penonton seolah-olah merasakan dan mengalami apa yang terjadi di dalam film. Film memberi 1
2 dampak yang luar biasa bagi penontonnya sehingga tidak mengherankan begitu banyak khalayak yang terinspirasi lewat film. Dewasa ini, dunia perfilman Indonesia semakin mengalami perkembangan. Perkembangan ini tidak hanya terlihat dari sisi kualitas, namun juga dari sisi kuantitas. Setiap tahunnya, produksi film nasional mengalami peningkatan. Hingga April 2014, produksi film nasional meningkat 18,4 persen dibandingkan tahun lalu. Beberapa diantaranya, seperti film 99 Cahaya di Langit Eropa part 2, Sepatu Dahlan, Princess, Bajak Laut & Allien, Kau dan Aku Cinta Indonesia, Sayap Kecil Garuda, Comic 8, serta film Killers yang merupakan film kolaborasi antara Indonesia dengan Jepang. Tak ketinggalan The Raid 2: Berandal yang populer di masyarakat
film
internasional
(http://sp.beritasatu.com/hiburan/produksi-film-
nasional-naik-184-persen/54444, diakses pada 2 Maret 2015 pukul 18.41 WIB). Lembaga konsultan dan penelitian terkemuka dunia, Oxford Economics dalam sebuah studinya menyimpulkan bahwa industri perfilman Indonesia memberikan kontribusi bagi perekonomian negara sebesar 7.675 miliar rupiah, menciptakan 191.000 lapangan pekerjaan, serta menghasilkan pemasukan pajak bagi negara sebesar 785 miliar rupiah pada tahun 2010. Studi tersebut merupakan studi pertama yang mengukur dampak ekonomi secara langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh industri film dan televisi Indonesia. Temuan-temuan dalam studi ini menyoroti peran potensial dari industri perfilman dan televisi sebagai penggerak ekonomi serta menjadi pendorong untuk pengembangan industri kreatif yang senantiasa berkembang (http://www.sindotrijaya.com/news/detail/1473/industri-filmdan-televisi-berkontribusi-besar-terhadap-perekonomian-indonesia, diakses pada 2 Maret 2015 pukul 19.07 WIB). Film Indonesia tidak lagi hanya berkutat pada genre horor atau percintaan yang di dalamnya terkandung unsur-unsur seksual, akan tetapi di Indonesia mulai banyak film-film yang mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi penontonnya. Selain itu, cerita yang dikisahkan dalam film tidak lagi hanya kisah fiksi melainkan juga film biografi yang mengangkat kisah nyata seseorang. Film biografi yang pernah ada di Indonesia di antaranya adalah Soekarno: Indonesia Merdeka yang mengangkat biografi dari presiden pertama Indonesia, Jokowi yang mengangkat kisah nyata presiden Republik Indonesia mulai dari masa kecil hingga perjuangan hidupnya, Sang Kiai yang mengangkat kisah KH. Hasyim Asy’ari sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng ditangkap karena dianggap menentang Jepang, dan
3 masih banyak lainnya. Film-film ini tidak hanya memberi pengetahuan tentang kisah perjalanan hidup seseorang, tetapi juga mampu menginspirasi khalayak. Salah satu film biografi Indonesia yang mengangkat kisah nyata dan mampu menginspirasi khalayak adalah Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar. Sejak awal kemunculannya, film ini menarik perhatian yang begitu besar. Khalayak pecinta film nasional, khususnya pecinta Merry Riana begitu tertarik dengan perjalanan hidup seorang Merry Riana yang mampu meraih penghasilan satu juta dollar pada usia 26 tahun. Saat ini, Merry Riana dikenal sebagai salah satu motivator wanita termuda di Indonesia. Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar merupakan adaptasi dari buku Mimpi Sejuta Dollar yang ditulis oleh Alberthiene Endah, penulis biografi No. 1 di Indonesia. Buku Mimpi Sejuta Dollar berhasil mencapai peringkat National Mega Best-Seller
sehingga
menarik
perhatian
produser
Manoj
Punjabi
untuk
mengadaptasinya dalam sebuah film layar lebar. Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar berkisah tentang Merry Riana (Chelsea Islan) yang baru lulus SMA terpaksa mengungsi ke Singapura karena kerusuhan sosial. Merry tiba di Singapura sendirian. Dengan bekal uang yang untuk beli makan lima kali saja akan habis, ia harus mencari tempat tinggal dan bertahan hidup. Dari media sosial ia temukan sahabatnya Irene (Kimberly Ryder) yang hendak kuliah di sana juga. Dengan bantuan Irene, Merry mencari celah di antara aturan Singapura yang begitu ketat. Bukan hanya diperbolehkan tinggal di asrama, ia lolos ujian seleksi dan diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik di sana. Tapi, itu semua baru bisa didapat bila Merry membayar $40,000. Satu-satunya harapan adalah mengambil pinjaman mahasiswa, yang hanya bisa didapat jika Merry memiliki seorang penjamin. Karena tidak ada kerabat, dan Irene tidak bisa menjadi penjamin, Merry harus mencari seorang mahasiswa senior yang mau menjadi penjamin. Merry bertemu Alva (Dion Wiyoko). Ia memberi segala macam syarat sebelum akhirnya mau menolong Merry, termasuk menyuruhnya mencari pekerjaan sambilan. Merry sadar bahwa ia harus kuliah dengan betul, tapi sadar juga bahwa ia harus sukses secepatnya. Maka ia berpikir keras untuk melipatgandakan uang yang ia miliki, mulai dari bekerja menyebar brosur online business, hingga main saham beresiko tinggi. Kondisi ekonominya pun naik turun. Kemelut cinta pun terjadi ketika Alva menyatakan perasaan padanya, sementara Merry sadar betul Irene tengah jatuh cinta pada Alva
(http://jadwalfilmbioskopjakarta.blogspot.com/2014/11/sinopsis-film-
4 merry-riana-mimpi-sejuta.html#sthash.80jMv5KT.dpuf , diakses pada 2 Januari 2015 pukul 19.52 WIB) Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar disutradarai oleh Hestu Saputra dan mulai tayang di seluruh bioskop pada tanggal 24 Desember 2014. Dalam 7 hari penayangannya, film ini berhasil menarik penonton sebanyak 250.000 orang dari seluruh Indonesia dan menjadi trending topic di Twitter. Jumlah tersebut diperkirakan masih dapat terus meningkat. Menurut pantauan Solopos.com dengan hastag Film MERRY RIANA Seperempat Juta Penonton, berbagai komentar berdatangan dari pengguna internet (netizen) sehingga menjadikannya trending topic. Seperti dikutip dalam www.filmindonesia.or.id pada 12 Februari 2015 pukul 22.47 WIB, hingga akhir penayangannya di seluruh bioskop Indonesia, Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar mampu meraih 708.592 penonton dan masuk peringkat empat teratas film Indonesia sepanjang tahun 2014. Seperti dikutip dalam akun instagram merryrianaofficial, bukan hanya masyarakat biasa, tetapi mantan Presiden Indonesia BJ. Habibie, motivator ternama Andrie Wongso, hingga sutradara ternama Hanung Bramantyo turut menyaksikan Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar. Hanung bahkan memberikan komentar, sebagai berikut: “Selamat buat Hestu Saputra yang sudah mendirect film ini, beberapa adegan yang saya anggap biasa di skenario muncul menjadi sesuatu yang sangat berkesan. Saya sangat terharu, ini adalah film yang sederhana, tapi karena kesederhanaannya itu justru memberi kekuatan. Film ini memaparkan sesuatu yang apa adanya. Kadang sesuatu yang apa adanya justru akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa” Karya ini akan membahas tentang respon khalayak terhadap Film “Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar”. Penelitian mengenai respon khalayak terhadap Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar dipilih untuk mengetahui tanggapan khalayak terhadap Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar sehingga memperoleh feedback bagi industri perfilman agar dapat meningkatkan kualitas perfilman dan terus memperbaiki diri serta mengetahui adakah perbedaan respon khalayak berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan. Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar mengandung kisah inspiratif tentang perjuangan seorang gadis yang tinggal di negeri orang dengan uang pas-pasan dalam menjalani studinya hingga
5 mampu meraih penghasilan 1 juta dollar pada usia 26 tahun. Kisah ini pun sebelumnya telah dituangkan dalam sebuah buku yang masuk dalam kategori National Mega Best-Seller. Hal ini menjadi kemenarikan sendiri untuk mengetahui tanggapan khalayak apabila kisah yang sama dituangkan dalam bentuk film. Keunikan dari karya ini atau yang membedakannya dengan karya-karya yang pernah ada adalah belum pernah ada penelitian tentang Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar. Hal ini dikarenakan film ini merupakan film yang masih sangat baru, yaitu dirilis pada 24 Desember 2014. Merry Riana adalah sosok yang luar biasa, ia tidak lantas terlibat dalam dunia politik, melainkan seorang wanita Indonesia yang sukses di usia muda, memotivasi banyak kalangan, dan kini kembali ke Indonesia dalam rangka membawa dampak positif bagi 1 juta orang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana respon khalayak terhadap Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar?”
1.3 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana respon khalayak terhadap Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar? 2. Adakah perbedaan respon antara khalayak berbeda jenis kelamin dan pekerjaan?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui respon khalayak terhadap Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar 2. Untuk mengetahui adakah perbedaan respon antara khalayak berbeda jenis kelamin dan pekerjaan
6 1.4.2 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada studi komunikasi massa khususnya perfilman dan sebagai referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai respon khalayak terhadap film yang mengandung kisah inspiratif, serta memberikan saran dan kritik bagi dunia perfilman untuk terus meningkatkan kualitas perfilman Indonesia. 3. Masyarakat/Umum Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat mengajak masyarakat Indonesia untuk semakin mencintai dan menghargai perfilman negeri sendiri, Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan Secara sistematis, penelitian ini dibagi dalam 5 bab. Sistematika penulisan berisi uraian singkat tiap bab untuk menunjukkan alur pemikiran peneliti, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang perfilman di Indonesia hingga Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar, rumusan masalah “Bagaimana respon khalayak terhadap Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar?”, identifikasi masalah yang merupakan uraian dari rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat penelitian baik secara akademis, praktis, dan masyarakat/umum.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan penelitian sebelumnya (state of the art) untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan yang ada di penelitian sebelumnya dengan penelitian setelahnya. Selanjutnya ada landasan teori yang berisi pemaparan beberapa teori yang bersinggungan erat dengan bidang kajian skripsi yang dibuat, dan kerangka pemikiran yang merupakan rangkaian penalaran untuk menjelaskan alur pemikiran yang digunakan dalam penelitian.
7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari pendekatan penelitian, tipe jenis penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan operasionalisasi konsep/variabel operasional.
BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan obyek penelitian, gambaran umum responden, variabel penelitian, analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian.
BAB V PENUTUP Bab akhir ini berisi simpulan dari penelitian dan saran bagi sebagai perbaikanperbaikan yang harus dilakukan agar menjadi suatu pemecahan masalah yang baik bagi pihak yang terkait.
8