BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang masalah. Perkembangan hidup pada manusia akan membawa seorang manusia menuju
sebuah usia yang memiliki tugas untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup, menghasilkan uang, dan juga mencari pasangan hidup. Dalam perkembangan hidup manusia, tugas - tugas ini termasuk tugas tahapan usia dewasa muda. Menurut Erikson (dalam Feist & Feist, 2009), masa dewasa muda dimulai dari usia 19 sampai 30 tahun, dimulai dengan keintiman di awal tahapan dan perkembangan generativitas di akhir. Tahapan dewasa muda berlanjut selama beberapa dekade. Dewasa muda harus mengembangkan genitalitas yang matang, mengalami konflik antara keintiman dan keterasingan serta memperoleh kekuatan dasar cinta (Feist, 2009). Menurut Arnett (dalam Papalia, Old & Feldsman, 2005) masa dewasa muda diawali dengan transisi dari remaja menuju masa dewasa yang melibatkan experimentasi dan explorasi yang disebut dengan emerging adult. Dikatakan juga oleh Hurlock (2009), dewasa muda memiliki tugas untuk memulai sebuah tanggung jawab, bekerja, memiliki pasangan, membina rumah tangga dan membangun karier, bertanggung jawab menjadi warga negara dan memiliki lingkungan sosial yang menyenangkan. Menurut Anna (2013), sebagian besar waktu dewasa muda habis untuk melaksanakan kesibukan keseharian sehingga terdapat banyak orang yang lebih akrab dengan gadget pribadi serta lebih bergantung pada teknologi internet untuk mencari berbagai macam informasi dan serta pasangan hidup. Indonesia memiliki pengguna internet yang cukup besar. Menurut Subiakto (2011), pengguna internet di Indonesia mencapai 48 juta orang dan diprediksi tahun 2015 mengalami lonjakan hingga 100 juta pengguna. Dikatakan juga oleh Riyadhi (2012), pengguna Internet tertinggi terdapat pada kelompok usia 20-24 tahun yang mencapai 15,1% dari populasi pengguna internet, dimana usia tersebut merupakan usia dewasa muda. Menurut Duggan dan Smith (2013), Perkembangan Internet sendiri membuat sikap pengguna internet terhadap kencan online juga semakin positif. Pada tahun 2013
1
2
sebanyak 59% responden mengatakan setuju dengan pernyataan bahwa kencan online adalah cara yang baik untuk bertemu orang baru, sementara pada tahun 2005 jumlahnya hanya 43% (Duggan & Smith, 2013). Ini menunjukan peningkatan kesan positif terhadap penggunaan online dating. Menurut Lim (dalam Hadriani, 2015), berdasarkan hasil penelitian dari biro jodoh yang dimilikinya, sekitar 49,09% pria dan 32,72% wanita menggunakan aplikasi online dating untuk mencari pasangan. CEO biro jodoh yang beranggotakan ribuan orang dari Kuala Lumpur, Hong Kong, Penang, Singapura, dan masuk ke Indonesia pada 2 Oktober tahun 2014 ini menjelaskan, berdasarkan komposisi umur, pria 21-30 tahun lebih banyak menggunakan aplikasi kencan online dibanding pria di atas 31 tahun. Menurut Kamus Online Cambridge (2014), pengertian online dating ialah suatu cara memulai hubungan romantis di internet, dengan memberikan informasi tentang diri atau membalas informasi orang lain. Dikatakan juga oleh Kamus Online Oxford (2014), Online dating merupakan suatu cara praktis mencari pasangan romantis atau seksual di Internet, biasanya melalui situs khusus yang disediakan khusus untuk online dating. Menurut DeGenova (2006), manfaat menggunakan online dating adalah memberikan kesempatan pada setiap individu untuk berkomunikasi dan juga memberikan kesempatan untuk menyaring kembali karakter mereka melalui komunikasi tidak langsung sebelum bertatap muka. Dikatakan oleh Gershber (dalam Cahyani, 2015), pada tahun 2003, 2 dari 5 orang yang belum memiliki status hubungan di Amerika, merupakan pengguna aktif online dating, dan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Menurut Pratiwi (2013), pada tahun 2013, Setipe sebenarnya telah hadir dalam versi beta beberapa bulan terakhir dan berhasil mendapatkan hampir 3000 anggota hanya melalui perorangan. Dikatakan juga oleh Razi (dalam muthmainah & Fatimah, 2015) pada tahun 2015 Setipe.com sudah memiliki lebih dari 100.000 anggota yang terdiri dari 45% perempuan dan 55% laki-laki, anggota bisa terus bertambah mengingat pengguna internet terus bertumbuh. Adapun situs online lain yang menyediakan jasa online dating ialah situs Indonesiacupid. Menurut hasil observasi peneliti pada situs online dating Indonesiacupid pada tahun 2014, Indonesiacupid merupakan salah satu sarana online
3
dating yang menyediakan anggota online dating yang masih dalam tahap pencarian pasangan, saling bertukar informasi, membalas informasi orang lain, mengembangkan hubungan pribadi atau romantis. Berdasarkan hasil observasi pada situs tersebut, anggota pada situs indonesiacupid merupakan orang orang yang tidak sedang menjalani hubungan romantis dengan orang lain, pada saat pendaftaran pada situs ini, anggota diharuskan mengisi profile supaya anggota indonesiacupid dapat memilih dan mencari pasangan idaman. Situs online dating indonesiacupid sendiri, memiliki jumlah cukup banyak kurang lebih terdapat 10.000 pria dan 10.000 wanita yang dilihat melalui jumlah anggota yang muncul dalam suatu halaman web dikalikan jumlah halaman web yang tersedia, sehingga memudahkan antar anggota untuk menemukan pasangan yang tepat. Kesan positif terhadap online dating sebagai sarana untuk bertemu orang baru merupakan salah satu motivasi awal dari seseorang untuk melakukan online dating. Sikap publik terhadap kencan online telah tumbuh lebih positif dalam delapan tahun terakhir. 79% dari anggota online dating secara online setuju bahwa online dating adalah cara yang baik untuk bertemu orang-orang, dan 70% dari mereka setuju bahwa itu membantu orang menemukan kecocokan romantis lebih baik karena mereka memiliki akses ke berbagai mitra potensial (Smith & Duggan, 2013). Seperti halnya yang terjadi pada N, salah satu pengguna online dating yang sukses dalam melakukan suatu hubungan percintaan yang berujung pada pernikahan, pada akhirnya dia menikah dengan seseorang yang ditemuinya pada situs online dating Asiandating.com pada tahun 2010 (pursuingdreams.com). Disamping itu dikisahkan juga oleh seorang penulis buku, JN, sebelum menikah dengan suaminya, suami dari JN sempat melakukan online dating, sayangnya suami dari JN menceritakan bahwa dia pernah mengalami percobaan penipuan pada saat menggunakan online dating, dengan mengatas namakan cinta seorang wanita meminta sejumlah uang dengan alasan menyusul suaminya (writingpaths.com). Dikatakan juga oleh Cahyani (2015), terdapat banyaknya laporan mengenai harassment menjadi salah satu faktor mengapa online dating tidak terlalu populer bagi sebagian orang. 40% dari pengguna internet secara umum mengalami harassment selama mereka berada di internet, 6% dari total responden mengakui harassment tersebut terjadi saat mereka menggunakan layanan online dating (PewResearch.com, dalam Cahyani 2015).
4
Sementara itu dikatakan juga oleh Dockterman (dalam Cahyani, 2015), banyaknya pengguna online dating yang tidak merepresentasikan dirinya secara jujur juga banyak membuat ragu orang lain untuk mencoba online dating. Hal ini banyak terjadi mulai dari menggunakan foto profil yang sudah lama, memalsukan data diri, hingga catfishing, yaitu membuat profil yang sama sekali palsu dengan tujuan untuk menipu orang lain (Masden & Edwards dalam Cahyani, 2015). Sehingga dengan adanya perihal ini dapat menunjukan tentang kesan positif dan negative dari online dating. Untuk mengetahui alasan penggunaan online dating dan bagaimana pendapat orang di sekitar, serta pandangan anggota online dating mengenai diri mereka sendiri, peneliti menyebarkan kuesioner pada pada 15 orang anggota online dating dewasa muda di Jakarta, yang terdiri dari 9 orang pria dan 6 orang wanita. Menurut responden, alasan mereka menggunakan online dating adalah mencari pasangan, sekedar iseng dan kesibukan keseharian yang menyita waktu mereka sehingga tidak sempat mencari pasangan secara langsung. Selain itu, menurut responden, teman-teman mereka beranggapan bahwa anggota online dating merupakan orang yang tidak cukup memiliki keberanian untuk menunjukan dirinya secara langsung, tidak cukup percaya diri, dan takut mengalami kegagalan mendapatkan teman atau pasangan. Walaupun menurut responden sendiri, mereka tidak mengalami hal yang sama seperti yang dikatakan teman teman mereka. Sebaliknya, mereka beranggapan bahwa mereka cukup percaya diri dan berani mencoba hal baru, namun dikarenakan keterbatasan waktu yang mereka miliki, mereka menjadikan online dating sebagai alternatif untuk mencari teman baru atau pasangan. Seperti halnya dikatakan oleh Matkovic dan Lanripet (2015), Sebagian di antara pengguna online dating di Kroasia telah menjalin hubungan romantis, menjadi teman, atau terlibat dalam hubungan seksual setelah bertatap muka dan pengguna Online Dating cenderung menjaga kegiatan online dating terkait merahasiakan status online dating untuk menghindari dicap putus asa atau menyimpang. Menurut Coopersmith (dalam Miller & Morran, 2012), hasil evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang berarti, berhasil dan berharga ialah definisi dari selfesteem. Menurut Lerner dan Spanier (dalam Ghufron 2010), evaluasi ini diartikan sebagai penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menilai diri secara negatif. Jika seseorang dapat
5
melihat dirinya secara positif, maka orang tersebut dikatakan memiliki harga diri yang tinggi, begitupun sebaliknya (Lerner & Spanier, dalam Ghufron, 2010). Menurut Degenova (2004), seseorang yang memiliki Self-esteem yang tinggi memiliki pencapaian yang lebih tinggi, memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi, seseorang yang memiliki Self-esteem tinggi juga cenderung lebih mengembangkan dirinya. Sebaliknya seseorang yang memiliki Self-esteem yang rendah cenderung lebih pesimis dalam menilai kemampuan dirinya, selain itu seseorang yang memiliki Selfesteem yang rendah lebih takut untuk melakukan kesalahan dan lebih melindungi dirinya dari kesalahan. Salah satu cara mengetahui Self-esteem seseorang ialah dengan menggunakan alat ukur Rosenberg Self-esteem scale. Dengan alat ukur Rosenberg Selfesteem scale dapat diketahui tinggi atau rendahnya tingkat Self-esteem seseorang. Adapun PB seorang wanita berusia 25 tahun yang memutuskan untuk melakukan online dating dan menjadi anggota online dating, PB mengisahkan bahwa dia memutuskan untuk menggunakan online dating dikarenakan ingin mencoba pengalaman baru, bertemu orang baru, dengan cara menjadi anggota online dating. PB merasa cukup percaya diri dengan keunikan yang dia miliki sehingga dia cukup percaya diri untuk mengikuti online dating. setelah PB menjadi anggota online dating secara aktif, PB tidak kunjung mendapatkan seseorang yang mengajaknya berkenalan atau bertemu. PB yang awalnya cukup optimis terhadap online dating, menjadi pesimis dan akhirnya mulai tidak percaya diri dengan kondisinya dan mempertanyakan tentang daya tariknya terhadap lawan jenis. PB menarik kesimpulan dari pengalamannya, bahwa online dating mampu membuat seseorang mengalami penurunan self-esteem (xojane.com). Adapun pada penelitan Kim, Kwon dan Lee (dalam Grohol 2009), dinyatakan bahwa di U.S orang yang memiliki nilai Self-Esteem tinggi akan cenderung melakukan online-dating daripada orang yang memiliki Self-Esteem rendah. Orang yang memiliki self-esteem tinggi mereka lebih percaya diri profil atau biodata mereka dilihat banyak orang. Disampaikan juga oleh Kim, Kwon, dan Lee (2009), orang yang memiliki selfesteem rendah lebih cemas dalam menampakan diri pada orang lain dan cenderung untuk menghindari aktifitas yang melibatkan penilaian orang lain terhadap dirinya. Sementara itu dikatakan juga oleh Thalib (dalam Dailysocial, 2013), didalam percakapannya secara umum dengan beberapa orang, tanggapan mereka secara umum
6
menyangsikan tentang kemungkinan mendapatkan pasangan yang cocok, keamanan dalam menjalankan online dating, putus asa dalam mencari pasangan serta, kejujuran dalam menyatakan kondisi sebenarnya. Sehingga mereka beranggapan bahwa seseorang yang mengambil langkah online dating di kaitkan dengan seseorang yang memiliki selfesteem yang rendah. Dari fenomena yang telah dijabarkan diatas, Indonesia memiliki tingkat pengguna internet yang cukup tinggi diantaranya adalah seseorang yang berada pada fase emerging adult. Salah satu aktifitas yang berlangsung ialah penggunaan layanan online dating. seseorang yang berada pada fase emerging adult menggunakan media online dating sebagai alternative untuk menemukan teman atau pasangan. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya dan beberapa fenomena di Amerika, self-esteem individu yang melakukan online dating lebih tinggi daripada yang tidak melakukan online dating namun dijelaskan juga apabila seseorang yang melakukan online dating dapat mengalami penurunan atau peningkatan self-esteem. Di Indonesia terdapat pandangan yang berbeda terhadap seseorang yang melakukan online dating. berdasarkan hasil kuesioner dan beberapa fenomena, seseorang yang melakukan online dating adalah seseorang yang memiliki self-esteem yang rendah, namun ada juga yang mengatakan bahwa seseorang yang melakukan online dating merupakan seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi self-esteem anggota online dating di Jakarta. Sehingga anggota online dating yang berada di fase emerging adult dapat mendapatkan wawasan tentang guna self-esteem pada anggota online dating, serta dapat menjadi acuan dasar untuk melakukan online dating. 1.2
Rumusan Masalah. Bagaimanakah gambaran self-esteem pada emerging adult anggota situs online
dating di Jakarta.
1.3
Tujuan Penelitian Bagi peneliti dan informasi umum untuk mengetahui gambaran self-esteem pada
emerging adult anggota situs online dating di Jakarta.