BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis
yang
dipublikasikan
dari
semua
perusahaan
yang
sahamnya
diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan organisasi non komersial. (Arens et al. 2003:21). Dalam hal ini auditor ditunjuk untuk melakukan tugas tersebut. Auditor sebagai suatu profesi sangat berkepentingan dengan kualitas jasa yang diberikan agar jasa yang diberikan tersebut dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat (Suryono,2002). Agar hasil kerja auditor berkualitas auditor harus memenuhi persyaratan sehingga hasil kerja auditor dapat dipercaya dan diandalkan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Menurut Arens et al. (2003:22) tiga persyaratan menjadi akuntan publik bersertifikat yaitu : persyaratan pendidikan, persyaratan ujian akuntan, dan persyaratan pengalaman. Dengan pengalaman, auditor dapat melaksanakan tugas auditnya dengan baik dan menghasilkan hasil kerja yang berkualitas sehingga dapat dijadikan acuan pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Pengalaman dapat menggali kemampuan auditor dalam melaksanakan tugasnya sehingga mencapai hasil kerja yang berkualitas. Pada umumnya publik berasumsi bahwa pengalaman akan
1
mempengaruhi hasil kerja auditor. Semakin banyak pengalaman kerja auditor, semakin baik pula kualitas hasil kerjanya. Menurut Prinsip kesatu dalam Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1998, “Dalam melaksanakan tugasnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. (Mulyadi,2009:54). Ini berarti bahwa auditor melaksanakan semua tugasnya dengan penuh pertimbangan dan sikap yang profesional di mana hal tersebut adalah suatu bentuk rasa tanggung jawab. Auditor diharapkan dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dengan rasa tanggung jawab melalui objektifitas, integritas, keseksamaan profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Pada prinsip kedua poin enam tentang Kepentingan Publik juga menyatakan bahwa “Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititikberatkan pada kepentingan publik.” Ini berarti bahwa setiap auditor harus mengikuti standar profesi yang telah ditentukan di mana mengikuti standar profesi adalah bentuk rasa tanggung jawab auditor baik terhadap klien maupun publik. “Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab untuk memenuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Institut Akuntan Publik Indonesia telah menerapkan aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia yang mencakup kode etik profesi akuntan publik.”
(SPAP,2011:110.3). Kualitas hasil kerja auditor tidak hanya dipengaruhi akuntabilitas dan pengalaman saja, ada Due Professional Care yang juga berpengaruh. Dalam SPAP (2011:230.1) berbunyi “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan Kemahiran Profesionalnya dengan cermat dan seksama. Auditor dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Sikap skeptisme dijadikan landasan oleh auditor untuk mencapai kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Sikap skeptisme berarti sikap keraguraguan, ketidakpercayaan, kesangsian terhadap bukti audit yang diberikan klien. Tujuan skeptisme adalah untuk membuktikan bahwa bukti audit yang diberikan klien bebas dari kecurangan dan memang benar-benar obyektif, sehingga keyakinan yang memadai diperoleh atas bukti audit tersebut. Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama mengandung dua aspek yaitu skeptisme profesional dan keyakinan memadai. Pada Prinsip kelima Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa “Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung jawabnya.(Mulyadi,2009:58). Meningkatnya kebutuhan akan profesi akuntan publik sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagi lembaga hukum perusahaan di negara tersebut. Berbagai macam cara dilakukan perusahaan untuk mengembangkan diri. Penambahan modal dari kreditur, keptusan untuk berinvestasi, melakukan ekspansi dan lain sebagainya membuat profesi akuntan publik sebagai auditor semakin dibutuhkan. Salah satu manfaat profesi akuntan publik adalah memberikan informasi yang
akurat dan dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan pihak manajemen maupun pihak luar. Penilaian yang bebas dari salah saji sangat diharapkan untuk pengambilan keputusan. Keadaan ini membuat akuntan publik sebagai auditor independen dihadapkan pada situasi yang membingungkan. Satu sisi auditor hrus melakukan penilaian secara obyektif sesuai dengan standar profesi yang ditentukan, di sisi lain auditor juag harus bisa memenuhi tuntutan klien yang membayar atas jasanya sebagai auditor, sehingga hasil kerja auditor bisa diragukan kualitasnya. Maraknya skandal penipuan, kecurangan yang etjadi baik di dalam maupun di luar negeri seperti kasus Enron dan PT.KAI menyebabkan menurunnya kepercayaan publik akan fungsi auditor. Kredibiltas akuntan publik sebagai auditor dipertanyakan. Buruknya praktik-praktik akuntansi yang melibatkan auditor diindikasi sebagai penyebab tidak berkualitasnya hasil audit oleh auditor sehingga merugikan banyak pihak, baik pihak perusahaan maupun pihak luar. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditarik judul PENGARUH
AKUNTABILITAS,
PENGALAMAN,
DAN
DUE
PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. 1.2 Rumusan Masalah a.
Apakah akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care auditor secara simultan mempengaruhi kualitas audit ?
b.
Apakah akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care auditor secara parsial mempengaruhi kualitas audit ?
c.
Diantara akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care auditor, manakah yang dominan mempengaruhi kualitas audit ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care auditor secara Simultan mempengaruhi kualitas audit.
b.
Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care auditor secara Parsial mempengaruhi kualitas audit.
c.
Untuk mengetahui pengaruh yang dominan dari akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care yang mempengaruhi kualitas audit.
1.4 Manfaat Penelitian a.
Manfaat Praktis Dari penelitian ini diharapkan agar KAP dan Auditor mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas audit, serta agar mereka dapat bekerja sesuai dengan Standar Profesi yang ditetapkan dan bagi pemakai jasa akuntan diharapkan agar memilih KAP yang mampu melaksanakan tugasnya dengan benar sesuai dengan Standar Profesinya.
b.
Manfaat Teoritis Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit.
c.
Manfaat Untuk Penetapan Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang penetapan standar kualitas audit yang ditetapkan oleh IAI. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah : a.
Jenis penelitian adalah eksplanasi. Jenis penelitian eksplanasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh akuntabilitas, pengalaman, dan due professional care terhadap kualitas audit.
b.
Obyek penelitian adalah Kantor Akuntan Publik di Surabaya
c.
Subyek penelitian adalah Auditor pada Kantor Akuntan Publik