BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Proyek Saat ini kebutuhan akan tempat tinggal di Jakarta semakin meningkat. Seiring dengan berjalannya pembangunan, terjadi pula pengurangan lahan terbuka. Pembangunan hunian vertikal menjadi salah satu solusi untuk penyelesaian masalah tersebut. Hunian vertikal memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dalam jumlah banyak. Hal tersebut menyebabkan adanya pembangunan hunian vertikal yang terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta. Deputi
Perumahan
Formal
Kementrian
Perumahan
Rakyat,
Pangihutan Marpaung (2012) dalam detikfinance.com mengatakan bahwa saat ini masyarakat sudah bosan dengan kemacetan dan lebih memilih lokasi hunian vertikal di dekat Jakarta. Contohnya saja, penghuni apartemen Centre Point Bekasi adalah eks pemilik rumah yang jauh dari pusat kota. Hal tersebut yang menyebabkan hunian vertikal cenderung berada di kawasan bisnis CBD, perkantoran yang didukung oleh keberadaan pusat perbelanjaan. Tak lama kemudian terjadi penurunan minat masyarakat dengan apartemen setelah hadirnya condominium. Hal tersebut diutarakan oleh Senior Analyst Condominium & Rental Apartement Research & Advisory Cushman & Wakefield, Elizabeth Tanti Noviana (2012) bahwa sepanjang triwulan pertama 2011, tingkat hunian apartemen sewa di Jakarta tercatat hanya sebanyak 65,4%, atau turun sekitar 0,9% dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 66,3%. Menurut hasil riset Cushman dan Wakefield yang disampaikan oleh Dharmesti Sindhunatha, Associate Director Marketing & Communications and Human Resources (2012) menyampaikan bahwa aktifitas penjualan condominium kian meningkat dengan didominasi oleh proyek menengah ke atas dengan angka 67% sedangkan kelas menengah 61,3% dan kelas atas 57%. 1
2
Target pemasaran pun kian berkembang. Evie Susanti, Associate Director PT Leads Property Service Indonesia (2012) menambahkan bahwa investasi condominium saat ini didukung dengan okupansi yang tidak hanya sebatas para ekspatriat saja. Konsumen lokal di Jakarta kini banyak beralih ke hunian vertikal karena adanya keterbatasan pasokan rumah yang terjangkau harganya. Adapun hasil riset Cushman dan Wakefield yang disampaikan oleh Dharmesti Sindhunatha, Associate Director Marketing & Communications and Human Resources (2012) bahwa aktifitas penjulan condominium di wilayah sekitar Jakarta diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2013. Pembangunan membuat lahan terbuka di Jakarta semakin berkurang. Condominium dan beberapa macam hunian vertikal dapat memberikan kebutuhan akan ruang terbuka. Lahan terbuka memberikan kesempatan untuk melakukan penghijauan tetapi umumnya bangunan tinggi justru didominasi oleh pengerasan yang menyebabkan lingkungan bangunan menjadi panas.
Gambar 1.1 Pola temperatur di suatu kota yang terkena Urban Heat Island Sumber: Jurnal Ekoton Vol. 8
Pemanasan kota tersebut lebih dikenal dengan istilah Urban Heat Island. Penghijauan dapat dilakukan diberbagai tempat bahkan pengerasan pada bangunan memungkinkan untuk dilakukan penghijauan. Area pengerasan horizontal hingga vertikal pada bangunan contohnya fasade/dinding pun dapat digunakan untuk penghijauan. Hal
tersebut
telah
diterapkan
di
Singapore.
Penghijauan
dimaksimalkan dan dimungkinkan untuk setiap area bangunan. Tentu saja untuk area terbuka hijau pemerintah Singapore sendiri telah membuat
3
peruntukannya sendiri untuk wilayahnya. Penghijauan ini di Singapore lebih dikenal dengan nama Skyrise Greenery. Adapun lokasi yang telah dipilih untuk proyek pembangunan condominium ini adalah daerah Cawang, Jakarta Timur. Kawasan ini kelak akan dijadikan kawasan CBD baru di Jakarta Timur. Hal tersebut diungkapkan melalui artikel Detikfinance (2012).
Gambar 1.2 Grafik UHI dalam kawasan CBD Sumber: www.google.co.id
CBD berpartisipasi dalam efek Urban Heat Island. Hal tersebut dikatakan sebuah artikel Geography.about.com. Oleh karena itu, diharapkan penerapan konsep Skyrise Greenery ini sedikitnya berpengaruh pada iklim mikro lingkungan sekitar tapak dan terutama pada bangunan itu sendiri. Adapun hal yang telah dipaparkan di atas menjadi banyak hal atas pertimbangan penyusunan Condominium Dengan Penerapan 'Skyrise Greenery' Terkait Pendekatan Arsitektur Hijau di Jakarta Timur ini sebagai Proyek Tugas Akhir saat ini. 1.1.2 Latar Belakang Topik dan Tema Tema dari proyek ini adalah Green Architecture atau Arsitektur Hijau. Pengertian arsitektur hijau menurut Karyono, T.H. (2010) adalah arsitektur yang minim dalam mengkonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air dan material serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Prinsip arsitektur hijau menurut Brenda dan Robert Vale (1991) terdiri dari 6 hal yaitu Conserving Energy (Hemat Energi), Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami), Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan), Respect for User
4
(Memperhatikan
pengguna
(Meminimalkan
sumber
bangunan),
daya
baru)
Limitting dan
New
Resources
Holistic/mengaplikasikan
semuanya. Dari keenam hal tersebut yang akan dijadikan topik adalah 'Working with Climate' dan 'Respect for Site' tentunya dengan 'Respect for User' juga karena bangunan dibangun untuk memberikan kenyamanan pada pengguna. Ketiga hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menciptakan iklim mikro pada bangunan dan tapak yang tentunya akan berpengaruh pada lingkungan sekitar. Penghijauan tidak menghasilkan dampak negatif dan sangat ramah lingkungan. Penghijauan akan terus berkembang, berumur panjang dan bahkan akan tumbuh dengan sendirinya secara alami. Urban Heat Island sangat berhubungan dengan suhu udara yang meningkat yang membuat ketidaknyamanan. Pada dasarnya jika tidak dapat mencapai suhu standar kenyamanan thermal, minimal 1oC suhu yang dapat diturunkan saja sudah memiliki efek yang besar bagi bangunan. Dalam rangka mengatasi efek Urban Heat Island ini dapat dimulai dengan mereduksi suhu bangunan itu sendiri sebelum membicarakan kota. Hal tersebut lebih dikenal dengan istilah menciptakan 'iklim mikro' pada bangunan. Menurut
pemerintah
www.skyrisegreenery.com
Singapore mengatakan
melalui bahwa
web
resminya
penghijauan
dapat
dilakukan dimana saja termasuk pada sisi bangunan. Misalnya saja pada atap, dinding, balkon, pedestrian dan sisi bangunan lainnya. Istilah tersebut lebih dikenal dengan 'Skyrise Greenery'. Penerapan 'Skyrise Greenery' sudah berhasil dilakukan di Singapore. Peck (1999) mengatakan dengan penerapan 'Skyrise Greenery' berhasil mereduksi suhu sebesar 5,5°C dan dapat mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk AC sebesar 50% sampai 70% dengan mendinginkan suhu udara langsung luar bangunan. Penggunaan 'Skyrise Greenery' ini diharapkan dapat menciptakan iklim mikro pada bangunan condominium ini dan menurunkan suhu lingkungan tapak ataupun sekitarnya. Jika hal tersebut dilakukan dapat mengurangi efek Urban Heat Island dan akan memberikan kenyamanan thermal dengan pendekatan heat balance.
5
1.2
State of The Art Proyek penerapan 'Skyrise Greenery' ini sangat berbeda dengan proyek umumnya karena berhubungan dengan penghijauan pada bangunan yang tidak hanya semata pada lingkungan tapak. Penerapannya memiliki kontribusi yang sangat banyak, baik kedalam bangunan itu sendiri ataupun ke lingkungan. Penggunaan 'Skyrise Greenery' ini telah diterapkan dan diteliti oleh peneliti sebelumnya dan terbukti sangat efektif dan memberikan manfaat yang besar terhadap bangunan bangunan itu sendiri. Adapun suatu bangunan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat yang telah menerapkan penghijauan secara vertikal pada dinding bangunannya. Vertikal greenery tersebut tidak dilakukan sepernuhnya pada bagian dinding hanya sekitar 50-60% saja penggunaanya perlantai. D.K. Halim yang menjabat sebagai Chief Director pernah melakukan penelitian pada gedung di tempatnya bekerja itu. Beliau menemukan bahwa dengan penggunaan vertikal greenery ini dapat menurunkan suhu hingga lebih dari 3-5oC atau bahkan lebih. Bila cuaca keadaan panas maka penggunaan AC 2 lantai dapat turun sekitar 40% tetapi jika dalam keadaan cuaca mendung, dingin dan hujan penggunaan AC dapat berkurang hingga 60%. Pengaruh dan manfaat terhadap bangunan itu sendiri yaitu dapat menurunkan suhu ruangan, mengurangi penggunaan AC, mengurangi kebisingan, penyaring debu, menjadi pembayang agar matahari tidak langsung mengenai unit/dinding dan masih banyak lainnya. Tak hanya sampai disitu, penerapan 'Skyrise Greenery' ini dapat menurunkan suhu lingkungan dan menciptakan iklim mikro. Selain itu, apabila diterapkan pada seluruh bangunan di kota akan menciptakan iklim makro.
1.3
Perumusan Masalah
1.3.1 Aspek Manusia 1.
Bagaimana pola kegiatan pelaku dalam condominium baik penghuni, pengunjung maupun pengelola?
2.
Apa saja kebutuhan ruang yang diperlukan guna menunjang kegiatan penghuni, pengunjung dan pengelola?
6
3.
Bagaimana cara menentukan luasan ruang yang dibutuhkan untuk menampung dan menunjang kegiatan di condominium?
4.
Bagaimana cara menentukan zoning-zoning ruang yang mendukung kegiatan pelaku secara optimal?
1.3.2 Aspek Bangunan 1.
Bagaimana cara mendesain condominium dengan penerapan 'Skyrise Greenery' yang efektif untuk mengurangi efek Urban Heat Island dengan tetap memperhatikan estetika bangunan?
2.
Bagaimana cara menentukan denah type unit yang disesuaikan dengan kegiatan dan kebutuhan penghuni?
3.
Bagaimana cara menentukan program ruang unit hunian agar setiap unit mendapatkan view kota dan penghijauan?
1.3.3 Aspek Lingkungan 1.
Bagaimana cara menciptakan iklim mikro pada tapak dalam usaha mengurangi efek Urban Heat Island?
1.4
Maksud/Tujuan dan Sasaran Proyek Maksud atau tujuan dari perencanaan dan perancangan condominium ini adalah memberikan alternatif desain condominium yang cocok untuk kawasan perkotaan dengan penerapan 'Skyrise Greenery' untuk mencapai terciptanya iklim mikro guna mengurang efek Urban Heat Island. Selain itu, ketersediaan berbagai macam fasilitas penunjang dilakukan agar dapat memberikan pelayanan bagi penghuninya. Penerapan 'Skyrise Greenery' ini diharapkan dapat berpartisipasi dalam mengurangi efek Urban Heat Island yang dimulai dari bangunan condominium itu sendiri. Sasaran dari proyek ini adalah mengupayakan untuk mengurangi efek Urban Heat Island dengan cara menciptakan iklim mikro guna mencapai kenyamanan thermal terutama dalam pendekatan Heat Balance.
1.5
Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup bahasan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini antara lain: 1.
Deskripsi tentang Arsitektur Hijau dan 'Skyrise Greenery'.
2.
Pendesainan unit dan fasilitas condominium.
7
3.
Pengaplikasian 'Skyrise Greenery' pada desain condominium.
4.
Pengaruh penggunaan 'Skyrise Greenery' terhadap penurunan suhu bangunan dan lingkungan guna mengurangi efek Urban Heat Island.
5. 1.6
Metode penelitian
Metodologi Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analistis. Adapun pengumpulan data primer dan sekunder yang didapatkan dari perpustakaan dan penelitian terdahulu melalui jurnal maupun observasi lapangan. Berikut ini adalah studi yang dilakukan guna mengumpulan data yang diperlukan, yaitu: A. Studi Pustaka. Berikut ini adalah upaya penelitian yang akan dilakukan penyusun mengenai studi pustaka: 1. Mencari literatur sejenis yang berkaitan tentang condominium, 'Skyrise Greenery' dan arsitektur hijau. 2. Mencari data dan hal-hal yang berhubungan dengan lokasi tapak. 3. Membandingkan bermacam-macam apartemen, residential dan condotel yang terletak di Cawang, Jakarta Timur. 4. Mencari jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penggunaan 'Skyrise Greenery'. B. Studi Lapangan. Adapun hal yang akan dilakukan penyusun terkait studi lapangan yaitu survey secara langsung terkait penerapan topik untuk mengetahui seberapa besar manfaat penggunaannya dan kefektifan topik untuk diterapkan kedalam desain condominium. Hal sederhana untuk mengetahui kota terkena efek Urban Heat Island yaitu bila ditemukan suhu rata-rata yang memiliki kecendrungan kian meningkat pertahunnya. Selain itu, hal tersebut telah dilakukan pengujian apakah Jakarta terkena fenomena Urban Heat Island yang dilakukan oleh Mahasiswa geografi UI dalam www. kompasiana.com. C. Studi Peraturan Pemerintah Setempat Studi peraturan ini dilakukan untuk mengumpulkan data berkaitan tentang peraturan sebuah gedung atas penggunaan rooftop greenery,
8
vertical greenery dan pengelolaan mengenai peraturan tanah di lokasi tapak. D. Studi Banding Studi banding ini dilakukan untuk membuka wawasan nyata tentang fungsi apartemen, residential dan condotel serta fasilitasnya yang berlokasi di Cawang, Jakarta Timur terutama pinggiran kota. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan type denah unit. 1.7
Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan ini akan membahas tentang proses perencanaan dan perancangan condominium yang mengaplikasikan penggunaan
Skyrise
Greenery.
Perencanaan
dan
perancangan
"Condominium Dengan Penerapan 'Skyrise Greenery' Terkait Pendekatan Arsitektur Hijau di Jakarta Timur" akan disusun dalam beberapa bab antara lain sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Pada bagian BAB I ini terdapat pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang dan alasan pemilihan terkait dengan Condominium Dengan Penerapan "Skyrise Greenery" Terkait Pendekatan Arsitektur Hijau di Jakarta Timur. BAB ini memaparkan latar belakang pemilihan proyek, latar belakang pemilihan topik dan tema, state of art, perumusan masalah, maksud/tujuan dan sasaran proyek, ruang lingkup, metodologi, sistematika penulisan serta kerangka berpikir.
BAB II
: Landasan Teori Landasan teori ini tidak langsung terjabar mengenai condominium tetapi menjabarkan prosesnya terlebih dahulu. Tinjauannya berawal dari Apartemen yang kemudian berlanjut ke Condominium, Arsitektur Hijau dan 'Skyrise Greenery'. Pada bab ini akan dibahas pula tinjauan lokasi tapak dan teori pendukung penelitian berupa jurnal penelitian sebelumnya guna mempermudah penelitian. Tak hanya itu, bab ini pun berisikan tentang hasil survey dan penelitian langsung yang dilakukan penyusun. Pada bab
9
ini pun berisikan data informasi studi banding apartemen, residential dan condotel yang dilakukan dengan cara survey langsung. Hasil
pengamatan/penelitian
yang
dilakukan
oleh
penyusun pada bangunan yang memiliki keterkaitan dengan topik pun akan dibahas pada bab ini. Hasil pengamatan tersebut akan dianalisis kembali dan ditarik kesimpulan untuk pembuktian sederhana dalam hal manfaat dan penurunan suhu. BAB III : Metode Penelitian Metode penelitian ini berisikan tentang hal-hal apa yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Langkah-langkah serta upaya yang dilakukan guna mendukung penelitian tersebut. BAB IV : Analisis dan Bahasan Bab ini berisikan tentang hasil dan bahasan dari analisis penelitian dapat berupa diskusi atau analisis deskriptif kuantitatif dan atau kualitatif yang berkaitan dengan topik. Hasil dari analisis tersebut nantinya akan dituangkan kedalam skematik desain guna membantu perencanaan dan perancangan condominium dengan penerapan 'Skyrise Greenery'. Tak hanya itu, bab ini berisikan pula tentang analisis tapak atau site yang menyangkut 3 aspek, yaitu aspek manusia, bangunan dan lingkungan. BAB V
: Simpulan dan Saran Simpulan berisikan tentang hasil penelitian BAB IV yang sudah dapat menjawab masalah penelitian yang telah disampaikan pada BAB I. Bab ini pun akan menjawab tentang kesimpulan hasil penelitian atau hipotesis sebelumnya. Saran berisikan tentang gambaran dan usulan untuk penelitian selanjutnya, serta saran bagi pengguna yang akan menggunakan hasil penelitian ini. Selain itu, ada pula saran untuk praktisi atau pemerintahan guna menindaklanjuti dampak Urban Heat Island.
10
1.8
Kerangka Berpikir Judul Tugas Akhir Condominium Dengan Penerapan 'Skyrise Greenery' Terkait Pendekatan Arsitektur Hijau di Jakarta Timur.
Latar Belakang Adanya pemanasan kota atau yang lebih dikenal dengan Urban Heat Island.
Maksud/Tujuan dan Sasaran Proyek Memberikan alternatif desain condominium yang cocok untuk kawasan perkotaan dengan penerapan 'Skyrise Greenery' untuk mencapai kenyamanan thermal.
F E E D B
•
Permasalahan Bagaimana cara mendesain condominium dengan
penerapan
'Skyrise
Greenery'
guna
mengoptimalisasi pengurangan efek Urban Heat
A
Island.
C K
•
Bagaimana cara penyelesaian permasalahan pada tapak dan tata ruang melalui desain bangunan dan pengolahan site terkait pengurangan efek Urban Heat Island.
Penelitian dan Analisis • Studi Banding Condominium • Analisis penelitian/jurnal terdahulu • Analisis pada bangunan melalui simulasi software
Konsep Perancangan • Perancangan pada Condominium sesuai standar • Penerapan 'Skyrise Greenery'
Skematik Desain
Perancangan Gambar 1.3 Skema Gambar Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2013
Tinjauan Teori • Teori Apartemen • Teori Condominium • Teori Arsitektur Hijau • Teori 'Skyrise Greenery' • Teori Pendukung