BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini terus meningkat dan berkembang pesat, Kemampuan IKM dalam persaingan di dunia industri tidak terlepas dari kemampuan penerapan strategi pemasaran yang digunakan. Pemasyarakatan Hak Kekayaan Intelektual di kalangan pengusaha IKM dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran akan pentingnya daya kreasi dan inovasi intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh para pengusaha industri yang ingin maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya saing industri. Oleh karena itu karya temuan orang lain yang didaftarkan untuk dilindungi harus dihormati dan dihargai. Di samping itu kesadaran dan wawasan mengenai Hak Kekayaan Intelektual diharapkan akan dapat menimbulkan motivasi dan dorongan agar pengusaha IKM terdorong untuk berkreasi dan ber-inovasi di bidang produk dan teknologi produksi, serta manajemen. Kesadaran untuk pro aktif mencari informasi tentang Hak Kekayaan Intelektual dan mendaftarkannya adalah langkah mengatasi persoalan ke depan dalam berwirausaha. Peran serta pemerintah dan masyarakat, serta elemen yang peduli sangat penting. Pemerintah, misalnya, membuat program sosialisasi HKI kepada masyarakat, terlebih yang dinilai masih minim pengetahuan tentang HKI agar masyarakat selaku para pelaku IKM merespon positif dengan menginventarisir karyanya untuk kemudian didaftarkan. Sementara harus ada pihak independen yang selalu mengingatkan akan pentingnya HAKI dalam rangka berwirausaha dan menumbuhkan ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan keberhasilan suatu produk usaha IKM maka pada tahun 1998 Ditjen IKM Kementerian Perindustrian mendirikan Klinik HKI – IKM untuk memberikan layanan pendaftaran dan konsultasi subjek-subjek HKI kepada pelaku industri kecil dan menengah. Yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang HKI dan meningkatkan pelayanan terhadap dunia usaha dengan melalui
1
2 berbagai program dan kegiatan seperti pembinaan, sosialisasi, konsultasi, bimbingan layanan, promosi, dan pelatihan teknis HKI untuk dunia usaha IKM. Dikutip dari Buku Laporan Akhir Tahun 2013 Ditjen IKM Kemenperin, dalam kurun waktu 1998 – 2012 Klinik HKI – IKM secara berkelanjutan telah memberikan fasilitasi pendaftaran HKI antara lain pendaftaran merek dagang dan jasa sebarang 1962 Merek, pendaftaran hak cipta sebanyak 1222 Hak Cipta, pendaftaran paten sebanyak 13 Paten dan pendaftaran desain industri sebanyak 64 Desain Industri. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah HKI milik IKM yang dilindungi masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah IKM yang eksis secara nasional yakni sekitar 3,5 juta unit usaha. Oleh karena itu layanan Klinik HKI – IKM masih sangat diperlukan di masa kini dan pada masa-masa mendatang. Dalam rangka memberikan layanan fasilitasi pendaftaran HKI bagi IKM Direktorat Jenderal IKM pada tahun 2013 telah mengalokasikan anggaran untuk biaya pendaftaran HKI bagi IKM yang terdiri dari pendaftaran 200 merek, 6 paten, 16 hak cipta, dan 8 desain industri. Disamping itu Direktorat Jenderal IKM juga menyelenggarakan pelatihan Fasilitator HKI Tingkat Pemula dan Tingkat Lanjutan bagi aparat Pembina Industri baik di tingkat pusat maupun di Propinsi dan di Kabupaten/ Kota, dalam rangka meningkatkan jumlah fasilitator HKI di Tingkat Pusat dan Daerah. Layanan sosialisasi Klinik Konsultasi HKI – IKM memberikan berbagai informasi di bidang HKI berupa penyebarluasan seperti sosialisasi tentang HKI, buku panduan HKI, dan informasi lainnya tentang HKI. Sedangkan layanan promosi yang diberikan di Klinik Konsultasi HKI – IKM seperti melalui partisipasi dalam berbagai event pameran di dalam negeri termasuk memberikan fasilitas ruang pamer di stand Klinik HKI bagi produk yang telah terdaftar HKI-nya. Namun kenyataannya sampai saat ini bahwa Klinik Konsultasi HKI – IKM masih belum banyak diketahui oleh pelaku IKM. Sebab dari itu, dalam penelitian ini akan dijelaskan juga tentang hambatan utamanya. Mencari kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari Klinik Konsultasi HKI – IKM untuk menerapkan strategi sosialisasi yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang dibuat. Peranan strategi sosialisasi sangat
penting karena merupakan salah satu
upaya untuk membangun brand masyarakat mengenai Klinik Konsultasi HKI – IKM dalam upaya meraih keberhasilan terutama di tengah perkembangan IKM yang terus
3 meningkat akan tetapi tidak menyadari pentingnya Hak Kekayaan Intelektual. Pelayanan Konsultasi sistem HKI yang dilaksanakan oleh staf Ditjen HKI, yaitu dari staf Humas dan staf Promosi. Kegiatan sosialisasi, tidak hanya dilakukan didalam stand konsultasi, tapi juga dilakukan dengan cara jemput bola, yaitu dengan berkeliling ke stand-stand peserta pameran dengan memberikan buku-buku terkait sistem HKI dan beberapa media promosi.
1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana strategi sosialisasi Klinik Konsultasi HKI – IKM oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian Republik Indonesia untuk membangun Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual?
1.3. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian bertujuan untuk menetapkan cakupan dari masalah penelitian yang akan di teliti. Pertanyaan penelitian berguna untuk mengetahui apa saja alasan-alasan atau pertanyaan yang berkatian dari latar belakang, menyangkut semua aspek yang keseluruhan penelitian. Berdasarkan dengan penelitian yaitu mengenai yang berjudul Strategi Sosialisasi Untuk Membangun Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual. Studi Kasus : Klinik Konsultasi HKI – IKM Oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian RI, maka pertanyaaan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana strategi sosialisasi Klinik Konsultasi HKI – IKM oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dalam membangun Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual? b. Apa hambatan Klinik Konsultasi HKI – IKM oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian Republik Indonesia untuk membangun Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual?
1.4. Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
4 a. Untuk mengetahui tentang bagaimana strategi sosialisasi Klinik Konsultasi HKI – IKM oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian RI untuk membangun Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual. b. Untuk mengetahui apa hambatan dalam menjalankan strategi sosialisasi Klinik Konsultasi HKI – IKM oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian RI untuk membangun Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual.
1.4.2. Manfaat Dengan melihat dari tujuan di lakukannya penelitian ini, maka dapat dijabarkan manfaat penelitian menjadi 3 (tiga) bagian yaitu antara lain : 1.
Manfaat Akademis a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan untuk mahasiswa/ mahasiswi Universitas Bina Nusantara jurusan Marketing Communication untuk membuat skripsi. b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna sebagai penunjang di dunia kerja.
2.
Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat dan berguna bagi Klinik HKI untuk menjadi referensi dalam melakukan sosialisasi prosedur pendaftaran merek oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian RI dalam upaya meningkatkan Brand Awareness Hak Kekayaan Intelektual. b. Untuk membentuk Tim Pengelola Klinik HKI – IKM agar dapat memberikan layanan bagi masyarakat khususnya IKM untuk meningkatkan pemahaman yang terkait dengan HKI, memberikan perlindungan HKI bagi IKM dengan memberikan fasilitasi pendaftaran HKI nya.
5 3.
Manfaat Umum a. Dapat
dijadikan
referensi bagi
penelitian
selanjutnya yang berkaitan
dengan strategi pemasaran brand awareness. b. Agar masyarakat khususnya pelaku IKM mendapatkan layanan sebaikbaiknya dari Klinik Konsultasi HKI – IKM. c. Untuk menarik perhatian masyarakat sekaligus memperkenalkannya secara cepat dan taktis dalam penggunaan merek pada produk tersebut yang telah didaftarkan.
6 1.5. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam penelitian kualitatif ini, pada bab awal terdapat latar belakang penelitian, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini, diuraikan mengenai penelitian sebelumnya, landasan konseptual yang terdiri dari bidang-bidang kajian komunikasi antara lain teori komunikasi, Public Relations, lalu strategi sosialisasi, selanjutnya landasan teori lainnya yaitu tentang brand awareness, peran brand awareness, penjelasan mengenai Ditjen IKM dan Hak Kekayaan Intelektual dan yang terakhir skema kerangka pemikiran.
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, diuraikan tentang tipe, jenis, metode penelitian kualitatif dan teknik-teknik dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mengabsah data untuk mendapatkan hasil dari penelitian kualitatif ini. Menjelaskan korelasi antara metodologi penelitian dengan masalah yang ada pada Klinik Konsultasi HKI – IKM.
BAB 4 : HASIL DAN PENELITIAN Pada bab ini, diuraikan mengenai gambaran obyek penelitian, deskripsi dari hasil
penelitian
berdasarkan
pengelompokan
data.
Lalu
melakukan
pembahasan dengan cara memaparkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data. Menjabarkan hasil wawancara dari informan internal perusahaan dan informan publik.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini merupakan bagian penutup dari skripsi ini, yang berisi kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang relevan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.