BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Tanah pertanian di Indonesia pada umumnya kaya akan bahan organik dengan lapisan olah yang cukup dalam. Keadaan tersebut memungkinkan tanaman dapat dengan mudah membentuk akar pendek maupun dalam. Kondisi iklim yang kondusif di daerah tropis dapat menjadi modal dasar dalam pengembangan tanaman hias di dalam negeri. Kondisi iklim yang kondusif tersebut perlu dijadikan sebagai salah satu faktor penentu keunggulan
kompetitif
dalam
menghasilkan
produk
tanaman hias bermutu. Tanaman tropis, khususnya tanaman taman yang ada di Indonesia merupakan jenis tanaman yang kaya dengan berbagai varietas tanaman. Bila ditinjau dari ketersediaan bibit, tanaman taman tropis juga cukup potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan. Tren selera pasar negara Eropa dan Amerika saat ini mulai mengalami perubahan pergeseran dari jenis tanaman hias subtropis, seperti Pelargonium, Pentas, Begonia,
2 Petunia, Salvia dan lainnya bergeser menuju jenis tanaman hias tropis yang mulai dianggap memiliki karakter eksotis. Jenis-jenis tanaman hias tropis yang banyak dibudidayakan untuk ekspor antara lain: Aglaonema, Aloe vera, Ananas, Bamboo, Palm, Bougainvillea, Calathea, Caladium, Ficus, Codiaeum, Cordyline, Dracaena, Maranta, Monstera, Nephrolepsis, Philodendron, dan Sansevieria. Disamping itu masih banyak jenis tanaman hias tropis yang belum dimanfaatkan untuk budidaya komersial. Tanaman tersebut tumbuh
di
hutan
belantara
Indonesia
yang
perlu
dieksplorasi pemanfaatannya melalui penangkaran dan pembudidayaan secara intensif (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2005: 4-5). Kondisi ini sangat memberikan peluang pasar yang luas bagi produk-produk tanaman hias di Indonesia, mengingat potensi genetik tanaman tropis di Indonesia sangat luas. Minat masyarakat Indonesia untuk menanam tanaman hias secara komersial juga semakin besar, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan pasar tanaman hias yang semakin meluas sebagai dampak perubahan tren internasional. Industri tanaman hias di Indonesia telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat diandalkan. Menurut data Departemen Pertanian, tanaman
3 hias di Indonesia mengalami pertumbuhan yang relatif cepat selama satu dekade terakhir. Hal tersebut ditandai dengan berkembangnya daerah sentra, peningkatan jenis dan volume produksi, berkembangnya outlet dan pelaku usaha di daerah perkotaan, serta makin tumbuh dan berkembangnya unit usaha yang melibatkan baik petani maupun pengusaha. Total produksi tanaman hias pada tahun 2013 mencapai 616 juta tangkai dengan laju pertumbuhan sebesar 26 persen tiap tahunnya (Tabloid Sinar Tani, 2014: 1).
No 1 2 3 4 5
Tabel 1.1 Nilai Ekspor Florikultura Indonesia Tahun 2013 Komoditas Ekspor (USD) Anggrek 668.956 Krisan 1.031.511 Mawar 528.027 Anyelir 0 Tanaman Hias Lainnya 16.584.580 Total 18.813.074 Sumber: Data BPS yang diolah (2014)
Meskipun nilai ekspor tanaman hias dari Indonesia terus meningkat, tetapi perannya di pasar dunia masih sangat rendah yaitu sekitar 0,01% dan berada pada peringkat 51 dunia pengekspor komoditas florikultura.
4 Menurut data BPS tahun 2014 sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1 diketahui nilai ekspor tanaman hias dari Indonesia pada tahun 2013 hanya USD 18,8 juta. Jauh sekali jika dibandingkan total nilai perdagangan tanaman hias dunia yang mencapai USD 90 miliar. Nilai ekspor tersebut berada di bawah Belanda, Kolombia, Ekuador, Kenya dan khususnya negara-negara eksportir di kawasan Asia Tenggara yaitu: Thailand, Malaysia dan Singapura. Padahal secara geografis Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam di atas negara-negara Asia Tenggara lainnya. Gambar 1.1 Peta Ekspor Florikultura Dunia Tahun 2013 Sumber: Rabbobank Industry Note (2015)
Meskipun nilai ekspor tanaman hias dari Indonesia
5 terus meningkat, tetapi perannya di pasar dunia masih sangat rendah yaitu sekitar 0,01% dan berada pada peringkat 51 dunia pengekspor komoditas florikultura. Nilai ekspor tanaman hias dari Indonesia pada tahun 2008 hanya 15 juta dollar AS dibandingkan total nilai perdagangan tanaman hias dunia yang mencapai 90 miliar dollar AS. Nilai ekspor tersebut berada di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia
dan Singapura. Padahal
secara
geografis Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam di atas negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kontribusi ekspor tanaman hias pada domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2000 hanya Rp 4,6 triliun dan pada tahun 2008 kontribusi tersebut hanya naik menjadi Rp 7,7 triliun. (Kompas Online, 2014: 1). Penyebab rendahnya kontribusi ekspor florikultura di Indonesia adalah produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan produsen dari Indonesia kurang memenuhi standar kualitas yang dikehendaki pasar. Mutu produk yang relatif rendah disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan dalam negeri antara lain: terbatasnya pemasok bibit, rendahnya SDM tenaga pembibitan, dan kurangnya adopsi
teknologi
budidaya
tanaman
hias.
Faktor
lingkungan luar negeri yang turut berperan adalah standar
6 kualitas importir yang tinggi dan persaingan dengan negara produsen tanaman hias lainnya (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2005: 45). Oleh sebab itu perusahaan produsen florikultura nasional dituntut untuk mengembangkan strategi bisnis yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif di pasar internasional berdasarkan analisa yang cermat atas lingkungan
perusahaan.
Manajer
perusahaan
harus
memahami lingkungan organisasi yang mengitarinya karena lingkungan selalu mengalami perubahan yang memberikan konsekuensi positif maupun negatif, sehingga harus dilakukan analisis agar tidak menghancurkan individu dan organisasi. Kesadaran terhadap lingkungan organisasi mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi dimana manajemen akan selalu mengumpulkan
dan
mempertimbangkan
berbagai
implikasi data yang berkaitan dengan faktor lingkungan (Schermerhorn, 2003: 13). Strategi bisnis perusahaan harus terus dievaluasi pada kurun waktu tertentu. Menurut Rangkuti (2014: 1928) alat analisis lingkungan yang banyak digunakan adalah analisis SWOT yang dijabarkan melalui matriks evaluasi faktor eksternal atau EFE (External Factors Evaluation)
7 dan matriks evaluasi faktor internal atau IFE (Internal Factors Evaluation). Beberapa peneliti terdahulu telah menggunakan matriks EFE dan IFE dalam penelitian mereka tentang evaluasi strategi bisnis pada organisasi atau industri. Parwati dan Wijayanti (2013: 56-61) dalam penelitiannya tentang analisa faktor lingkungan dalam pemilihan strategi bisnis pada industri sandang di Magelang, menggunakan matriks EFE dan IFE dan berhasil membuat positioning industri sandang adalah stability dan strategi yang sesuai adalah wait and see atau berhati-hati dalam melakukan investasi. Demikian pula Sidauruk (2010: 72-77) yang menggunakan matriks EFE dan IFE untuk menganalisa lingkungan perusahaan untuk mengembangkan strategi bisnis pada PT. Godongijo Asri Depok, diperoleh hasil positioning perusahaan adalah growth dan strategi yang sesuai untuk dikembangkan adalah
strategi
intensif,
misalnya
promosi
gencar,
perluasan pangsa pasar dan peningkatan kualitas dan jenis produk. PT.
Selektani
Horticulture
adalah salah
satu
produsen bibit tanaman hias (nursery) di Indonesia yang berfokus pada pasar ekspor, khususnya ke Belanda, Jerman dan Amerika. Produk bibit yang dikembangkan meliputi
8 sekitar 200 kombinasi yang terdiri dari beberapa jenis tanaman bunga, tanaman indoor dan tanaman naungan yang dikembangkan dalam media polybag atau pot. Berdasarkan company profile PT. Selektani Horticulture, diperoleh
informasi
bahwa
perusahaan
memiliki
keunggulan produk bibit yang terjamin kemurnian spesies dan
varietas,
bebas
dari
benih
gulma,
kapasitas
perkecambahan dan vigor yang baik, ukuran benih normal dan seragam serta bebas dari penyakit bawaan. PT. Selektani Horticulture memiliki visi menjadi market leader untuk produk bibit tanaman hias, namun tantangan yang dihadapi adalah persaingan ketat dengan perusahaan pembibitan tanaman hias dari Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura. Oleh sebab itu sangat menarik untuk merumuskan alternatif strategi yang sesuai untuk diterapkan oleh PT. Selektani Horticulture agar dapat meraih keunggulan kompetitif dan memenangkan persaingan bisnis di bidang pembibitan tanaman hias. Strategi bisnis tersebut harus disusun berdasarkan analisa faktor-faktor lingkungan, baik lingkungan Berdasarkan
internal uraian
maupun tersebut,
eksternal
perusahaan.
peneliti
bermaksud
mengangkat judul penelitian: “Analisis Faktor Lingkungan
9 Eksternal
dan Internal
untuk Menentukan Strategi
Bersaing pada PT. Selektani Horticulture di Surabaya”. Perumusan Masalah Permasalahan
yang
dapat
dirumuskan
dalam
penelitian ini : 1. Bagaimana posisi strategis PT. Selektani Horticulture melalui analisis faktor lingkungan eksternal dan internal? 2. Alternatif strategi apa yang sesuai untuk PT. Selektani Horticulture
sehingga
dapat
meraih
keunggulan
kompetitif yang optimal? Tujuan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui posisi strategis PT. Selektani Horticulture
melalui
analisis
faktor
lingkungan
eksternal dan internal di Surabaya. 2. Untuk menganalisis alternatif strategi yang sesuai untuk diterapkan oleh PT. Selektani Horticulture untuk dapat
10 meraih
keunggulan
kompetitif
yang
optimal
di
Surabaya.
Ruang Lingkup Terdapat banyak pendekatan analisis strategis yang dapat dilakukan, namun ruang lingkup penelitian ini fokus pada pendekatan analisis strategis yang sesuai untuk diterapkan pada bisnis hortikultura pada perusahaan PT.Selektani Horticulture di Surabaya dalam meraih keunggulan kompetitif. Kerangka Teori PT. Selektani Horticulture merupakan perusahaan pembibitan
hortikultura
yang
dijalankan
dengan
manajemen yang profesional. Tantangan manajemen perusahaan ini adalah menerapkan strategi bisnis yang tepat dalam rangka meraih keunggulan kompetitif dalam industri hortikultura di tingkat internasional. Oleh sebab itu perumusan strategis harus didasarkan atas analisis faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang dinilai
berpengaruh
dalam
penciptaan
keunggulan
11 kompetitif. Penentuan aspek-aspek faktor eksternal dalam penelitian ini mengacu pada rumusan David (2006: 42) yang terdiri atas: aspek ekonomi, aspek sosial, budaya, demografi, lingkungan, aspek kekuatan politik, hukum, pemerintahan, aspek teknologi dan aspek kompetitor, sedangkan penentuan aspek-aspek faktor internal dalam penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Setyobudi (2008) serta hasil observasi pendahuluan pada PT. Selektani Horticulture yang mencerminkan kondisi perusahaan saat ini. Opportunity Faktor Eksternal: 1. Kompetitor 2. Sosial, budaya, demografi dan lingkungan 3. Ekonomi 4. Politik, hukum dan pemerintahan 5. Teknologi (David,2006:42)
External Factors Evaluation
Threats
Internal External Matrix
Lingkungan Perusahaan
Faktor Internal: 1.Bahan baku 2.Kualitas produksi 3.Mitra kerja 4.SDM 5.Pemasaran 6.Sistem informasi 7.Budaya kerja 8.Permodalan 9.Leadership 10.Distribusi (Internal Perusahaan)
Strength Internal Factors Evaluation
Weakness
Gambar 1.2 Kerangka Teori
Alternatif strategi bisnis
12 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan manajemen strategis dan dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Agrobisnis dan Florikultura Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pihak manajemen perusahaan dalam menyusun perencanaan strategi dalam meraih keunggulan kompetitif di masa mendatang. b. Bagi Importir di Luar Negeri Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran potensi Indonesia sebagai salah satu produsen komoditas florikultura yang kompetitif di tingkat internasional. c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat
tentang
penerapan
strategi
perusahaan agrobisnis dan florikultura.
pada
13 3. Manfaat Kebijakan Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi program-program pemerintah pusat dan daerah di sektor
agrobisnis
dan
hortikultura
untuk
memperkuat neraca ekspor perdagangan luar negeri.
Asumsi Penelitian Penelitian ini didasarkan atas beberapa asumsi, antara lain: 1. Faktor internal yang dipertimbangkan dalam penelitian ini didasarkan atas keterangan dari narasumber pihak manajerial PT. Selektani Horticulture sesuai kondisi internal perusahaan yang dirasakan saat ini. 3. Faktor
eksternal
yang
dipertimbangkan
dalam
penelitian ini didasarkan pada teori para ahli, namun hanya dipilih aspek-aspek yang berhubungan dengan kondisi yang dirasakan di PT. Selektani Horticulture. Sistematika Penulisan Tesis Laporan tesis ini disajikan dalam sistematika penulisan, sebagai berikut:
14 Bab 1. Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, kerangka teori, manfaat penelitian dan asumsi penelitian. Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab ini terdiri dari landasan teori yang terdiri dari konsep dan teori manajemen strategis, konsep dan teori strategi bersaing, konsep analisis lingkungan organisasi dan penelitian terdahulu. Bab 3. Metode Penelitian Bab ini terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian, sumber data, data dan unit analisis, batasan istilah, instrumen penelitian, lokasi penelitian, prosedur pengumpulan data dan analisis data. Bab 4. Temuan Penelitian dan Pembahasan Bab ini terdiri dari hasil analisis faktor lingkungan internal,
eksternal,
matriks
internal
eksternal,
pembahasan dan alternatif strategi yang sesuai untuk diterapkan. Bab 5. Kesimpulan dan Saran Bab ini terdiri dari susunan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta susunan saran yang direkomendasikan terkait dengan hasil penelitian.