Edisi 374 – 25 Desember 2015
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 1
Edisi 374 – 25 Desember 2015
PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred Wapemred Sekretaris Bendahara
: Willy Wuisan : Herschel Najoan : Meilien Langi-M : Yance Pua
Visi Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda Karundeng Tumbel Tanah Toraja Hartoyo Tismail
Editorial
3
Renungan
4
Opini
9
Tulisan Ellen G. White
12
Inspirational Story
16
Cerita Untuk Anak
19
Pathfinder
20
Artikel
21
Palakat – Aneka Berita
23
Catatan Kami
29
Buletin BAIT adalah media rohani khusus untuk anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (untuk kalangan sendiri). Redaksi Buletin BAIT menerima Renungan, Artikel Rohani, Kesaksian, dan Berita kegiatan gereja yang sesuai dengan visi dan misi BAIT Ministry. Redaksi berhak melakukan proses editing, menentukan rubrik dan tidak memuat materi yang tidak sesuai visi dan B uetika l e t ijurnalistik. n B A I T Renungan, O n l i n e Artikel, - w w wKesaksian . b u l e t dan i n . Berita b a i t dapat o n l i dikirim n e . o rmelalui g Halaman 2 misi atau email
[email protected] Kunjungi website BAIT di www.buletin.baitonline.org, alamat lama www.baitonline.org
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Seorang Yang Terlupakan
M
asih sementara suasana Natal dengan kegiatan semua orang merayakan kelahiran Yesus, ada seorang yang sering kali dilupakan. Yang saya maksudkan bukan orang yang kita rayakan ulang tahunnya. Kadangkalanya kita kurang memberi tempat utama untuk Yesus, tapi pasti biasanya kita tidak akan melupakanNya. Yang pasti kita bertanya siapakah dia?, Dalam tulisan disini saya maksudkan adalah ayah dari Yesus yaitu Yusuf, yaitu orang yang sangat dipercaya Allah sehingga Dia menempatkan anakNya, Putra Tunggal Allah Bapa lahir dari keluarganya untuk dikasihi dan diasuh. Adalah sungguh besar tanggung jawabnya itu. Seorang yang bernama Yusuf benar-benar adalah orang yang terlupakan dalam kisah Natal. Tetapi demikianlah tugasnya merupakan unsur yang sangat penting dalam rencana Allah yang sangat luar biasa. Pada saat kita membaca kisah kelahiran Yesus, kita akan mengetahui bahwa sifat Yusuf adalah orang yang jujur, lurus, adil, melindungi, berbelas kasihan, dan berani. Namun, lebih dari semua itu, dia sangat taat dan penurut, Sewaktu malaikat mengatakan kepadanya untuk memperistri Maria, ia menaatinya. Dan kemudian waktu malaikat mengatakan padanya untuk melarikan diri ke Mesir bersama dengan Maria dan bayi Yesus, ia melakukannya. Sama hal dengan Maria yang dipilih Allah dengan teliti untuk mengandung Putra Allah, begitu juga Yusuf pun dengan sengaja dipilih untuk mencukupi kebutuhan istrinya yang masih muda dan bayi Yesus. Dengan mempercayai Allah sesungguhnya, Yusuf mengikuti apa saja yang Allah minta supaya ia bisa lakukan. Bagaimana dengan saya dan saudara-saudara sekalian, apa yang Allah minta dari kita semua pada hari ini?. Apakah kita mau berjanji untuk melakukan apa saja yang Dia inginkan kita lakukan?. Kita pasti sudah dapat banyak belajar dari Yusuf tentang ketaatannya, walaupun dia adalah seorang yang sering terlupakan pada hari Natal. Kita harus membuktikannya dengan menuruti dan mengasihi kepada Allah adalah ketaatan kita pada perintah-perintahNya. Semoga jangan sampai kita merupakan orang-orang yang berada disekitar kita, amin. Selamat Natal bagi yang merayakan.
Salam dari kami,
Willy U. Wuisan Redaksi
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 3
Edisi 374 – 25 Desember 2015
S
audara, tahun 2015 sebentar lagi akan berlalu dan kita akan menutup lembaran terakhir dari buku harian tahun 2015. Lembaranlembaran baru akan kita buka. Kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun 2016 yang akan kita masuki. Biasanya di akhir tahun banyak pertanyaanpertanyaan yang tidak dapat terjawab, misalnya akankah tahun 2016 lebih baik dari tahun 2015, atau akankah tahun 2016 lebih buruk dari tahun 2015. Akankah kita hidup dengan sehat wal‟afiat melewati seluruh tahun 2016 nanti, ataukah hidup kita akan berhenti di tahun itu ? Kita tidak tahu jawabannya, hanya TUHAN saja yang tahu. Kenapa? Karena bagi manusia, segala sesuatu adalah tidak pasti. Jika ditinjau dari sudut religiusnya, kira-kira adakah hal yang pasti dari semua „ketidak-pastian‟ itu? Ada!! Ada yang pasti yaitu dengan berlalunya tahun 2015, maka dunia ini menjadi semakin tua dan sudah 1 tahun lagi semakin dekat kepada
waktu kiamat yang kita yakini adalah kedatangan YESUS KRISTUS yang kedua kali ke dunia ini. Hanya, tanggal dan tahunnya yang kita tidak tahu - kapan. Biasanya, pada hari pertama dari tahun yang baru, ketika bunyi terompet dan lagu-lagu gembira, ketika kembang api dan berbagai makanan lezat belum berakhir, banyak orang termasuk saudara dan saya - menjadi semakin serius terhadap hidup ini. Mengapa? Karena itu adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi hidup kita. Mengevaluasi apa yang telah kita buat di masa lalu, dan memikirkan perubahan-perubahan yang ingin kita buat di masa mendatang. Kita merencanakan untuk membuat langkah-langkah baru agar hidup kita menjadi lebih baik. Dan hal ini dapat terlihat pada salah satu dari tradisi-tradisi yang paling terkenal atau populer yang dibuat orang pada „TAHUN BARU‟ yaitu: MEMBUAT RESOLUSI. Orang-orang Babilonia di Timur Tengah percaya bahwa, APA SAJA YANG DIBUAT OLEH SESEORANG PADA HARI PERTAMA DARI TAHUN YANG BARU, AKAN MEMPUNYAI PENGARUH DI DALAM KEHIDUPANNYA PADA SELURUH TAHUN ITU.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 4
Edisi 374 – 25 Desember 2015 Kita biasa mendengar kata „RESOLUSI.‟ Apa sebenarnya arti resolusi itu? Dan MENGAPA serta APA yang menjadi tujuan manusia dalam membuat resolusi? Ada beberapa arti „resolusi,‟ dan salah satunya adalah: memutuskan dengan ketetapan hati, atau menentukan suatu tindakan yang akan dibuat di masa depan. Itulah arti resolusi. Mengapa dan apa yang menjadi tujuan manusia dalam membuat resolusi karena: 1. Manusia ingin berbahagia 2. Manusia ingin melakukan segala sesuatu dengan lebih baik lagi dan menjadi orang-orang yang lebih baik 3. Karena, setiap resolusi yang kita buat menyatakan secara tidak langsung bahwa kita sementara mengontrol diri kita, bahwa kita bukanlah korban dari suatu keadaan, bahwa kita tidaklah dikendalikan oleh bintang-bintang, atau oleh nasib, 4. Tetapi kita adalah orang-orang yang dapat membuat pilihan-pilihan untuk merobah hidup kita. Sesungguhnya hidup kita berada di dalam kendali diri kita sendiri. Hidup kita berada di dalam tangan kita sendiri. Ellen White mengatakan: “Benar, kita tidak dapat merobah diri kita sendiri; tetapi oleh kuasa memilih yang kita miliki, kita dapat menentukan akan jadi apa kita ini, dan itu tergantung kepada kita sendiri untuk menentukannya.” Saudara, apakah saudara telah membuat Resolusi-resolusi Tahun Baru? Kalau iya, apa resolusi yang telah saudara buat untuk tahun 2016? Apa yang saudara harapkan untuk dicapai tahun itu ? Apa yang saudara harapkan untuk diselesaikan? Resolusi apa yang biasa dibuat oleh manusia? Rata-rata, setiap orang Amerika membuat 1.8 (hampir 2) resolusi tahun baru. Ketika sisa dari manusia di seluruh dunia ini dimasukkan dalam hitungan, jumlah orang yang membuat resolusi meroket hingga ratusan juta orang. Dari New York ke Paris ke Sydney ke Jakarta, persamaan yang sangat menarik ditemukan dalam dua resolusi yang biasa yang mereka buat: Orang ingin terlihat lebih menarik dengan mengurangi berat badan. Orang ingin hidup lebih sehat dengan lebih banyak berolah raga dan lebih sedikit merokok. Nah, ada beberapa resolusi tahun baru yang biasa dibuat oleh orang, di tahun yang baru saya akan: Lebih banyak berolah-raga Pulang kantor pada waktunya Tidak membawa pekerjaan ke rumah Bertemu dengan lebih banyak teman Mengunjungi keluarga lebih sering
Lebih banyak mendengar kepada anak-anak Menjadi lebih baik dan manis budi Lebih banyak tersenyum Makan lebih sedikit Menabung Lebih sabar terhadap anak-anak Di awal tadi saya katakan bahwa ada satu hal yang pasti ketika tahun berganti yaitu dunia ini menjadi semakin tua, dan sudah 1 tahun lagi semakin dekat kepada waktu kiamat yaitu kedatangan YESUS yang kedua kali ke dunia ini. Apa yang harus menjadi resolusi kita? Jawabannya terdapat dalam Kejadian 12:1-8. Kejadian 12:1-8. (1) “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (6) Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. (7) Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” MAKA DIDIRIKANNYA DI SITU MEZBAH BAGI TUHAN YANG TELAH MENAMPAKKAN DIRI KEPADANYA.” Ayat-ayat ini mengatakan bahwa Abraham mendirikan MEZBAH. Mezbah yang pertama adalah: MEZBAH MENGENAL TUHAN. Apa mezbah yang kedua yang didirikan oleh Abraham? 8) Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, LALU IA MENDIRIKAN DI SITU MEZBAH BAGI TUHAN DAN MEMANGGIL NAMA TUHAN. Mezbah yang kedua adalah MEZBAH PENGAKUAN AKAN KEBERADAAN TUHAN. Mezbah ketiga yang dibangun oleh Abraham dicatat dalam Kejadian 22:9. “Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.” Mezbah ketiga adalah MEZBAH IBADAH DAN PERNGORBANAN. Dalam ayat-ayat yang baru saja kita baca, kita dapati bahwa kemanapun Abraham pergi, ia selalu mendirikan MEZBAH: Mezbah itu didirikan agar seluruh keluarganya mengenal Tuhan. Mezbah itu didirikan agar seluruh keluarganya mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang telah menciptakan dunia dan segala isinya.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 5
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Mezbah itu didirikan agar seluruh keluarganya beribadah dan memberikan ucapan syukur kepada Tuhan. Nah pertanyaan yang ingin saya ajukan kepada Saudara saat ini, apakah saudara juga mendirikan mezbah yang sama di dalam rumah tangga saudara agar keluarga saudara mengenal Tuhan, agar anak-anak saudara mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang telah menciptakan dunia ini dengan segala isinya, agar keluarga saudara beribadah dan mengucapkan syukur serta memuji Tuhan? Saudara, apakah mezbah pagi dan petang masih ada di ruang tamu kita? Apakah masih ada lagu-lagu pujian dan belajar FirmanNya pagi dan petang di dalam rumah kita? Apakah membaca Firman Allah setiap hari masih terus menjadi jadwal rutin kita? Saya ingin mengutip kembali tulisan dari penulis Ellen White tentang “IBADAH KELUARGA” atau MEZBAH KELUARGA: “Di dalam setiap keluarga , haruslah ada waktu yang tertentu untuk kebaktian pagi dan petang. Betapa tepatnya jika para orang tua mengumpulkan anak-anak mereka sebelum makan malam, untuk berterima kasih kepada Bapa yang di surga karena perlindunganNya sepanjang malam, dan meminta kepada Allah pertolongan, tuntunan serta penjagaanNya sepanjang hari! Betapa layaknya, juga, ketika senja tiba, orang tua dan anak-anak berkumpul bersama-sama sekali lagi menghadap Dia dan berterima kasih kepadaNya atas berkatberkatNya pada sepanjang hari yang telah berlalu.” (CG 520) Saudara, kebaktian keluarga tidak boleh dikuasai oleh keadaan. Anda tidak boleh berdoa hanya sekali-sekali saja dan, ketika Anda mempunyai pekerjaan harian yang besar, berdoa diabaikan. Jika itu menjadi praktek kehidupan keluarga kita, maka hal itu akan menuntun anak-anak kita untuk melihat bahwa doa tidaklah mempunyai manfaat yang khusus. Sesungguhnya, doa berarti sangat banyak bagi anak-anak
Allah, dan persembahan ucapan syukur itu harus tiba di hadapan Allah pada pagi dan petang." Saudara, mengadakan mezbah keluarga pagi dan petang secara rutin adalah resolusi yang terbaik. Ada satu kata kunci yang amat penting dalam menjalankan resolusi tahun baru kita ini dengan sukses. Kata kunci itu adalah: PRIORITAS. Resolusi apapun yang kita buat, resolusi apapun yang kita tetapkan, buatlah itu menjadi prioritas utama, tidak hanya sekedar soal “ KALAU ADA WAKTU.” Kalau ada waktu, saya akan berolah raga Kalau ada waktu, saya akan membaca Alkitab Kalau ada waktu, kami akan berdoa Kalau suasana hati sedang baik, saya akan berlaku sabar kepada anak-anak Saudara, jika kita ingin agar resolusi kita akan terus dilaksanakan pada sepanjang tahun ini serta mencapai yang terbaik di dalam hidup kita, buatlah resolusi itu menjadi hal yang utama, menjadi PRIORITAS UTAMA: TIDAK PEDULI APAPUN YANG TERJADI, saya akan berolah raga TIDAK PEDULI APAPUN YANG TERJADI, saya akan membaca Alkitab saya setiap hari TIDAK PEDULI APAPUN YANG TERJADI, saya akan berdo TIDAK PEDULI APAPUN YANG TERJADI, saya akan berlaku sabar kepada anak-anak saya Kata kuncinya adalah: PRIORITAS. Resolusi kita harus didasarkan pada prioritas. Saudara, apakah penting untuk membuat satu resolusi? Jawabannya adalah “YA.” Itu sebabnya, mulai hari ini dan seterusnya, penuhi gelas kehidupan kita dengan mengamalkan resolusi yang kita buat, kemudian teguklah dalam-dalam ke dalam hidup kita sehingga kegembiraan, kesuksesan dan kebahagiaan dapat dicapai pada sepanjang tahun ini.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 6
Edisi 374 – 25 Desember 2015
S
ecara umum arti dari gratification (gratifikasi) merujuk kepada uang sogok/uang suap/uang semir yang penulis persempit maksudnya dan ingin mengelaborasi dari segi ini. Dalam dunia bisnis atau usaha praktek tersebut sering kita jumpai, apakah di organisasi yang bersifat mencari keuntungan/laba (profit organization) atau organisasi yang bersifat tidak mencari keuntungan/nir-laba (non-profit organization). Itu sebabnya sering kita temukan kata-kata seperti ini “hadiah,” “upeti,” dan sejenisnya. Gratification yang kalau diberi nilai angka mendapat jumlah sembilan belas, menurut Wikipedia, ”gratification” is the pleasurable emotional reaction of happiness in response to a fulfillment of a desire or goal. Dengan kata lain “gratification” (gratifikasi) adalah motivasi prilaku yang berperan dalam seluruh berbagai sistem manusia. Ketika Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, beliau pernah berkata kepada Ketua “Corruption Eradication Commission” (Komisi Pemberantasan Korupsi)Abraham Samad waktu itu
untuk memonitor penggunaan anggaran kota yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). “Mr. Abraham, please help us monitoring this money (APBD)is very a lot,” said Jokowi in his speech during a signing of commitment and socialization of gratification control program in the environment of Jakarta Provincial Government at City Hall. Sebuah grup band yang yang dikenal dengan nama “Metallica” memberikan hadiah kepada Jokowi berupa sebuah “bass guitar” sebagai kenang-kenangan. Oleh karena Jokowi waktu itu sedang mengikuti pemilu yaitu sebagai calon presiden, maka bass guitar tersebut diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena barang tersebut merupakan hadiah/gratifikasi yang sanksinya bisa dipenjarakan atau kena denda dan dianggap melanggar hukum. Ada banyak kisah mengenai gratifikasi versi Alkitabiah yang perlu disimak guna menjadi pelajaran buat kita. Dalam Perjanjian Lama (Old Testament) ada dua tokoh yang ingin penulis angkat. Tokoh yang pertama adalah Abram sebelum namanya disebut atau diganti dengan Abraham. Kisah ini terdapat dalam kitab Kejadian 14. Ketika Abram mengalahkan Kedorlaomer dan juga para raja sekutu, maka segala pampasan yang dibawa musuh seperti harta benda dan manusia termasuk Lot anak saudaranya diambil kembali. Melihat peristiwa itu, berkatalah raja Sodom kepada Abram: “Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu” (ayat 21). Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: “Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 7
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.” (ayat 22-23).Dalam kisah ini Abram tidak mau menerima upeti/gratifikasi yang ditawarkan oleh raja Sodom. Tokoh yang kedua yaitu Elisa yang kisahnya terdapat dalam kitab 2 Raja-Raja 5. Kisahnya sudah kita tahu bersama dan menjadi populer di kalangan kanak-kanak, bagaimana Naaman seorang terpandang di kerajaannya menderita penyakit kusta dan disembuhkan oleh Elisa seorang nabi di Samaria (Israel) berkat kesaksian dari seorang pelayan pada isteri Naaman ialah anak perempuan/gadis dari Israel yang ditawan. Naaman seorang panglima raja Aram (Syria), selain selaku pemimpin tentara/pembesar/pahlawan, juga tentara yang berani dan dihormati. Pada waktu mendengar kesaksian atau anjuran dari pelayannya, Naaman menyampaikan hal itu pada sang raja Aram. Kemudian raja tersebut mengirim surat kepada raja Israel dan sebagai persembahan Naaman pergi membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas, sepuluh potong pakaian (Baca 2 Raja-Raja 5:5). Walaupun Naaman telah datang dengan kereta kuda di pintu rumah Elisa, tapi Elisa tidak mau berjumpa dengannya. Gantinya Elisa menyuruh seorang suruhan (messenger) padanya dan mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, makatubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir” (2 Raja-Raja 5:10). Naaman menjadi gusar atau panas hati, dia menyangka Elisa akan ke luar bertemu dengannya dan berdoa kepada Tuhan agar penyakitnya akan sembuh. Bukankah sungai-sungai di Damsyik (Damascus) lebih baik dan jernih atau bening dari Israel? Bukankah aku dapat mandi dan menjadi tahir di sana? (Baca 2 Raja-Raja 5:11-12).Namun, akhirnya saran dari para pegawainya diindahkannya. “Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.” (2 Raja-Raja 5:14). Pelajaran yang perlu disimak dari kisah penyembuhan panglima Naaman oleh nabi Elisa adalah: 1) Di Israel ada Allah, ada mujizat, ada kesembuhan, “God works for those who appreciate His favors and respond to the light given them from heaven.” (Ellen G. White, Prophets and Kings, p. 254), 2) Di pihak lain Allah tidak menghiraukan banyak penderita kusta di Israel oleh sebab ketidakpercayaan mereka telah menutup pintu kebaikan bagi mereka.Itu sebabnya Yesus mengatakan: “Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu” (Lukas 4:27), 3) Tujuh kali berasal dari angka “tujuh” merupakan angka yangsempurna dan sering digunakan sertadijumpai dalam Alkitab. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: “Sekarang aku tahu, bahwa di
seluruh bumi, tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!” (2 RajaRaja 5: 15). Tetapi Elisa menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak menerima apa-apa.” Sekalipun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak. (Baca2 Raja-Raja 5:16). Dalam kisah yang kedua ini, nabi Elisa menolak menerima hadiah/gatifikasi dari panglima Naaman. Jadi, baik Abram maupun Elisa dalam dua kisah di atas masing-masingmenolak atau tidak menerima upeti/hadiah/gratifikasi. Pemberian Allah yang terbesar bagi dunia ini, khususnya umat Kristen (Nasrani) adalah Yesus, Anak-Nya yang tunggal. Setiap tahun pada umumnya umat Kristiani merayakan Natal secara tradisi. Walaupun para penganut GMAHK tidak menganggap 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus karena Alkitab tidak menyebutkan, namun percaya pada penjelmaan Yesus merujuk pada Yohanes 3:16. Para penganut GMAHK setiap kwartal atau triwulan rutin mengadakan Perjamuan Suci (Holy Communion) di mana hal ini mengingatkan pada manusia begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, lahir menjelma menjadi manusia di Bethlehem, mati di kayu salib di bukit Golgotha, bangkit dari kubur pada hari yang ketiga sesuai nubuatan, serta memberikan pengharapan pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali. Inilah karya Allah terbesar, wujud dari rencana keselamatan (plan of salvation) bagi manusia.Inilah kabar baik (good news) yaitu Injil dari Kejadian 3: 15 yang digenapimerupakan inti dari seluruh isi Alkitab. Bukankah ini adalah kasih karunia berupa pemberian atau hadiah/gratifikasi dari Allah secara cuma-cuma/gratis?.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 8
Edisi 374 – 25 Desember 2015
NUBUATAN-NUBUATAN DIGENAPI -- 22 Kemenangan Akhir ira-kira pada waktu ini, fanatisisme mulai muncul. Beberapa orang yang mengaku percaya sungguh-sungguh pada pekabaran itu, menolak firman Allah sebagai penuntun yang mutlak atau tidak bisa salah, dan menyatakan dituntun oleh Roh, menyerahkan dirinya dikendalikan oleh perasaan, kesan dan imaginasi mereka sendiri. Sebagian menampakkan kesungguh-sungguhan yang buta dan fanatisisme sempit, menolak semua orang yang tidak setuju pendapat mereka. Pendapat-pendapat dan kekhawatiran fanatik mereka tidak mendapat simpati dari pengikut-pengikut Advent yang besar itu. Namun, mereka menjadi celaan bagi kepentingan kebenaran. Dengan cara ini Setan berusaha untuk menentang dan menghancurkan pekerjaan Allah. Orang-orang sangat digemparkan oleh pergerakan advent. Ribuan orang-orang berdosa bertobat dan orang-orang yang setia dengan rela bekerja menyiarkan kebenaran, bahkan pada masa
K
penangguhan itu. Raja kejahatan kehilangan pengikutnya, dan untuk mendatangkan celaan kepada pekerjaan Allah, ia berusaha menipu beberapa orang yang mengaku beriman, dan mendorong mereka melampaui batas atau ekstrim. Dan kemudian agen-agennya siap untuk menangkap setiap kesalahan, setiap kegagalan, setiap tindakan yang tidak sesuai atau tidak senonoh dan mengangkatnya tinggi-tinggi di hadapan orang-orang dan dibesar-besarkan agar orang-orang Advent itu dan imannya dibenci orang. Dengan demikian, semakin banyak jumlah mereka yang bisa dikumpulkan membuat pengakuan iman pada kedatangan Kristus kedua kali sementara kuasanya mengendalikan hati mereka, semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh menarik perhatian kepada mereka sebagai wakil dari seluruh umat percaya. Setan adalah "pendakwa saudara-saudara" (Wah. 12:10), dan adalah roh Setan yang mengilhami orang-orang untuk memperhatikan kesalahan-kesalahan dan kekurangankekurangan umat Allah, dan menunjukkannya dan
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 9
Edisi 374 – 25 Desember 2015
menyiarkannya kepada orang-orang lain, sementara perbuatan-perbuatan baik mereka berlalu tanpa disebut-sebut. Setan selalu giat pada waktu Allah bekerja bagi keselamatan jiwa-jiwa. Pada waktu anak-anak Allah datang berkumpul di hadirat Tuhan, Setan juga menyusup bersama mereka. Pada setiap kebangunan rohani ia siap sedia membawa mereka yang tidak disucikan hatinya dan yang pikirannya tidak seimbang. Pada waktu orang-orang ini menerima beberapa bagian dari kebenaran, Setanpun bekerja melalui mereka untuk mengemukakan teori-teori yang akan menipu orang yang tidak waspada. Tak seorangpun terbukti menjadi seorang Kristen yang benar hanya karena ia berada di antara anak-anak Allah, bahkan di rumah perbaktian sendiri dan di sekeliling meja perjamuan Tuhan. Setan sering di sana pada saat-saat yang paling khidmat dalam bentuk mereka yang bisa dipakainya sebagai agennya. Raja kejahatan memperebutkan setiap inci kemajuan dimana umat Tuhan maju dalam perjalanan mereka menuju kota surgawi. Sepanjang sejarah gereja tidak ada kemajuan pembaharuan yang diperoleh tanpa menemui hambatan yang serius. Demikian juga pada zaman Paulus. Dimana saja rasul itu membangun sebuah gereja, di sana ada beberapa orang yang mengaku menerima iman, tetapi yang membawa ajaran yang menyimpang atau bida'ah, yang jika di terima akan menghilangkan kecintaan kepada kebenaran. Luther juga menderita kebingungan dan tekanan besar dari orang-orang fanatik yang mengatakan bahwa Allah telah berbicara lansung melalui mereka, yang, lalu menetapkan buah pikiran dan pendapat-pendapat mereka di atas kesaksian Alkitab. Banyak yang kurang iman dan pengalaman, tetapi yang merasa cukup percaya pada diri sendiri dan yang suka mendengar dan menceriterakan sesuatu yang baru, diperdaya oleh keangkuhan guru-guru baru, dan bergabung dengan agen-agen Setan dalam kerjanya merobek-robek apa yang Allah suruh Luther bangun. Begitu juga Wesley bersaudara dan yang lain-lain, yang telah menjadi berkat bagi dunia oleh pengaruh dan iman mereka, menemui tipu muslihat Setan dalam setiap langkahnya. Setan mendorong orang-orang yang terlalu bersemangat, yang tidak berpikiran stabil, dan yang tidak disucikan menjadi fanatik dalam berbagai tingkatan. William Miller tidak bersimpati dengan pengaruhpengaruh yang menuntun kepada kefanatikan. Ia menyatakan, bersama Luther, bahwa setiap roh harus diuji dengan firman Allah. "Sijahat itu," kata Miller, "mempunyai kuasa besar atas pikiran sebagian orang sekarang ini. Dan bagaimanakah kita tahu jenis roh yang ada pada mereka? Alkitab menjawab, 'Dari buahnya kamu mengetahui' . . . . Ada banyak roh yang pergi ke dunia ini. Dan kita disuruh untuk menguji roh-roh itu. Roh yang tidak membuat kita hidup sungguh-sungguh dan tenang, benar, dan saleh di dunia sekarang ini, ia bukan Roh Kristus. Saya semakin yakin bahwa Setan memegang peranan penting dalam gerakan pengacauan ini . . . . Banyak di antara kita, yang pura-pura disucikan seluruhnya, mengikuti tradisi manusia, dan nyata-nyata adalah bodoh mengenai kebenaran
seperti yang lain-lain yang tidak berpura-pura." -- Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp 236,237,282. "Roh kesalahan akan menuntun kita jauh dari kebenaran. Dan Roh Allah akan menuntun kita ke dalam kebenaran. Tetapi, katamu, seseorang mungkin bersalah, tetapi berpikir bahwa ia mempunyai kebenaran. Lalu apa? Kami menjawab, 'Bahwa Roh dan Firman itu tidak bertentangan'. Jikalau seseorang memyakinkan dirinya sendiri dengan firman Allah dan menemukan keharmonisan yang sempurna dengan seluruh firman itu, ia boleh percaya bahwa ia mempunyai kebenaran. Tetapi jikalau ia temukan roh yang menuntunnya itu tidak harmonis atau selaras dengan seluruh maksud hukum atau buku Allah, maka baiklah ia berhati-hati berjalan, agar jangan tertangkap jerat sijahat." -- The Advent Herald and Signs of the Times Reporter, Vol. VIII, No. 23 (Jan. 15, 1845), "Saya sering mendapatkan lebih banyak bukti kesalehan dalam hati melalui mata yang bersinar, pipi yang basah, dan ucapan yang tersendat-sendat dari pada semua suara gaduh dalam dunia Kristen." -- Bliss, "Memoirs of Wm. Miller," pp.236,237,282. Pada zaman Pembaharuan musuh-musuhnya menuduhkan semua kejahatan kefanatikan kepada orang-orang yang berusaha sungguh-sungguh menentang kefanatikan itu. Cara yang sama ditempuh oleh penentang-penentang pergerakan advent. Kaum ekstremis dan kaum fanatik tidak puas dengan salah melukiskan dan membesar-besarkan kesalahan, mereka menyebarkan laporan-laporan palsu yang sama sekali tidak mempunyai kemiripan dengan kebenaran. Orang-orang ini digiatkan oleh prasangka buruk dan kebencian. Ketenangan mereka diganggu oleh pemberitaan kedatangan Kristus yang sudah di muka pintu. Mereka takut kalau-kalau itu benar, namun masih berharap supaya tidak benar, dan inilah rahasia pertentangan mereka melawan orang-orang Advent dan kepercayaan mereka. Fakta bahwa orang-orang fanatik berusaha menjadi sejajar dengan orang Advent sehingga tidak lagi menjadi alasan mengatakan bahwa gerakan itu tidak berasal dari Allah seperti kehadiran orang-orang fanatik dan penipu-penipu dalam gereja pada zaman Paulus atau Luther menjadi alasan yang cukup untuk mengutuk pekerjaan mereka. Biarlah umat Allah bangun dari tidurnya, dan memulai pekerjaan pertobatan dan pembaharuan yang sungguh-sungguh. Biarlah mereka menyelidiki Alkitab untuk mengetahui kebanaran yang di dalam Kristus. Biarlah mereka mengadakan penyerahan yang menyeluruh kepada Allah, sehingga tidak lagi ada tanda-tanda bahwa Setan masih giat dan siap siaga. Setan akan menunjukkan kuasanya dengan berbagai macam penipuan yang mungkin menggerakkan seluruh malaikat yang sudah jatuh untuk membantunya. Bukanlah pekabaran kedatangan kedua kali yang menimbulkan kefanatikan dan perpecahan. Hal ini nyata pada musim panas 1844 pada waktu orang-orang Advent berada dalam keadaan ragu dan bingung mengenai posisi mereka yang sebenarnya. Penyiaran pekabaran malaikat yang pertama dan "seruan tengah malam" cenderung secara langsung
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 10
Edisi 374 – 25 Desember 2015
menindas kefanatikan dan pertikaian. Orang-orang yang turut dalam gerakan yang sungguh-sunmgguh ini hidup secara harmonis. Hati mereka dipenuhi kasih satu sama lain dan kasih kepada Yesus, yang mereka harapkan kedatangan-Nya yang segera. Hal satu iman, satu pengharapan yang berbahagia mengangkat mereka mengatasi pengendalian setiap pengaruh manusia, dan terbukti sebagai perisai melawan seranganserangan Setan. "Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, maka mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka." (Matius 25:5-7). Pada musim panas tahun 1844, yaitu pertengahan antara musim panas dan musim gugur pada tahun itu juga, waktu
yang diperkirakan sebelumnya nubuatan 2300 hari akan berakhir,, yang kemudian diketahui diperpanjang, pekabaran itu disiarkan dalam kata-kata Alkitab, 'Mempelai datang! Songsonglah dia!'" Yang menuntun kepada pergerakan ini ialah karena ditemukan bahwa dekrit Artahsasta mengenai pembangunan kembali Yerusalem yang menjadi permulaan masa 2300 hari itu, mulai berlaku pada musim gugur tahun 457 SM, dan bukan pada permulaan tahun sebagaimana dipercayai sebelumnya. Dengan menghitung mulai dari musim gugur 457 SM, yang 2300 tahun (hari) itu akan berakhir pada musim gugur tahun 1844 -- Diagram opposite page 328; also Appendix. Bersambung …..
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 11
Edisi 374 – 25 Desember 2015
N
asib Egar tidak sebaik hatinya. Dengan pendidikannya yang rendah, pria berumur sekitar 30 tahun itu hanya seorang pekerja bangunan yang miskin. Dan bagi seseorang yang hanya berjuang hidup untuk melewati hari demi hari, Natal tidak banyak berbeda dengan hari-hari lainnya, karenanya apa yang terjadi pada suatu malam natal itu tidak banyak yang diingatnya. Malam itu di seluruh negeri berlangsung kemeriahan suasana natal. Setiap orang mempersiapkan diri menghadapi makan malam yang berlimpah. Tapi di kantong Egar hanya terdapat $10, jumlah yang pas-pasan untuk makan malamnya dan tiket
bis ke Baldwin, dimana dia mungkin mendapatkan pekerjaan untuk ongkos hidupnya selama beberapa berikutnya. Maka menjelang malam, ketika lonceng dan lagu-lagu natal terdengar dimana-mana, dan senyum dan salam natal diucapkan tiap menit, Egar menaikkan kerah bajunya dan menunggu kedatangan bis pukul 20:00 yang akan membawanya ke Baldwin. Salju turun deras. Suhu jatuh pada tingkat yg menyakitkan dan perut Egar mulai berbunyi karena lapar. Ia melihat jam di stasiun, dan memutuskan untuk membeli hamburger dan kentang goreng ukuran ekstra, karena ia butuh banyak energi untuk memindahkan salju sepanjang malam nanti. "Lagipula," pikirnya, "sekarang adalah malam natal, setiap orang, bahkan orang seperti saya sekalipun, harus makan sedikit lebih special dari biasanya."
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 12
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Di tengah jalan ia melewati sebuah bangunan raksasa, dimana sebuah pesta mewah sedang berlangsung. Ia mengintip ke dalam jendela. Ternyata itu adalah pesta kanak-kanak. Ratusan murid taman kanak-kanak dengan baju berwarna-warni bermain-main dengan begitu riang. Orang tua mereka saling mengobrol satu sama lain, tertawa keras dan saling olok. Sebuah pohon terang raksasa terletak di tengah-tengah ruangan, kerlap-kerlip lampunya memancar keluar jendela dan mencapai puluhan mobil-mobil mewah di pekarangan. Di bawah pohon terang terletak ratusan hadiah-hadiah natal dalam bungkus berwarnawarni. Di atas beberapa meja raksasa tersusun puluhan piringpiring yang berisi bermacam-macam makanan dan minuman, menyebabkan perut Egar berbunyi semakin keras. Ia mendengar bunyi perut kosong di sebelahnya. Ia menoleh, dan melihat seorang gadis kecil, berjaket tipis, dan melihat ke dalam ruangan dengan penuh perhatian. Umurnya sekitar 10 tahun. Ia tampak kotor dan tangannya gemetar. "ya ampun, nona kecil", Egar bertanya dengan pandangan tidak percaya, "udara begitu dingin. Dimana orangtuamu?" Gadis itu tidak bicara apa-apa. Ia hanya melirik Egar sesaat, kemudian memperhatikan kembali anak-anak kecil di dalam ruangan, yang kini bertepuk tangan dengan riuh karena Sinterklas masuk ke dalam ruangan. "Sayang..., kau tidak bisa di dalam sana" Egar menarik napas. Ia merasa begitu kasihan pada gadis itu. Keduanya kembali memperhatikan pesta dengan diam-diam. Sinterklas sekarang membagi-bagikan hadiah pada anak-anak, dan mereka meloncat ke sana-sini, memamerkan hadiah-hadiah kepada orang tua mereka yang terus tertawa. Mata gadis itu bersinar. Jelas ia membayangkan memegang salah satu hadiah itu, dan imajinasi itu cukup menimbulkan secercah sinar di matanya. Pada saat yang bersamaan Egar bisa mendengar bunyi perutnya lagi. Egar tidak bisa lagi menahan hatinya. Ia memegang tangan gadis itu dan berkata "Mari, akan saya belikan sebuah hadiah untukmu." "Sungguh?", gadis itu bertanya dengan nada tidak percaya. "Ya. Tapi kita akan mengisi perut dulu." Ia membawa gadis itu di atas bahunya dan berjalan ke sebuah depot kecil. Tanpa berpikir tentang tiket bisnya ia membeli 2 buah roti sandwich, 2 bungkus kentang goreng dan 2 gelas susu coklat. Sambil makan ia mencari tahu tentang gadis itu. Namanya Ellis dan ia baru kembali dari sebuah toko minuman dimana ibunya bekerja paruh waktu sebagai kasir. Dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah anak yatim St.Carolus, sebuah sekolah kecil yang dibiayai pemerintah untuk anak-anak miskin. Ibunya baru memberinya sepotong roti tawar untuk
makan malamnya. Egar menyuruh gadis itu untuk menyimpan rotinya untuk besok. Sementara mereka bercakap-cakap, Egar terus berpikir tentang hadiah apa yg bisa didapatnya untuk Ellis. Ia kini hanya punya sekitar $5 di kantongnya. Ia mengenal sopir bis, dan ia yakin sopir itu akan setuju bila ia membayar bisnya kali berikutnya. Tapi tidak banyak toko-toko yang buka di saat ini, dan yang buka pun umumnya menaikkan harga-harga mereka. Ia amat ragu-ragu apakah ia bisa membeli sesuatu seharga $5.
Apapun yang terjadi, katanya pada dirinya sendiri, saya akan bayarBAmemberi gadis ini hadiah, walaupun itu kalung saya sendiri. Kalung yang melingkari lehernya adalah milik terakhirnya yang paling berharga. Kalung itu adalah 24 karat murni, sepanjang kurang lebih 30 cm, seharga ratusan dollar. Ibunya memberinya kalung itu beberapa saat sebelum kematiannya. Mereka mengunjungi beberapa toko tapi tak satupun yang punya sesuatu seharga $5. Tepat ketika mereka mulai putus asa, mereka melihat sebuah toko kecil yang agak gelap di ujung jalan, dengan tanda „BUKA‟ di atas pintu. Bergegas mereka masuk ke dalam. Pemilik toko tersenyum melihat kedatangan mereka, dan dengan ramah mempersilakan mereka melihat-lihat, tanpa peduli akan baju-baju mereka yang lusuh. Mereka mulai melihat barang-barang di balik kaca dan mencari-cari sesuatu yang mereka sendiri belum tahu. Mata Ellis bersinar melihat deretan boneka beruang, deretan kotak pensil, dan semua barang-barang kecil yang tidak pernah dimilikinya. Dan di rak paling ujung, hampir tertutup oleh buku cerita, mereka melihat seuntai kalung. Kening Egar berkerut. Apakah itu kebetulan, atau natal selalu menghadirkan keajaiban, kalung bersinar itu tampak begitu persis sama dengan kalung Egar. Dengan suara takut-takut Egar meminta melihat kalung itu. Pemilik toko, seorang pria tua dengan cahaya terang di matanya dan jenggot yang lebih memutih, mengeluarkan kalung itu dengan tersenyum. Tangan Egar gemetar ketika ia melepaskan kalungnya sendiri untuk dibandingkan pada kalung itu. "Ya Tuhan", Egar menggumam, "begitu sama dan serupa." Kedua kalung itu sama panjangnya, sama mode rantainya, dan sama bentuk salib yang tertera diatas bandulnya. Bahkan beratnya pun hampir sama. Hanya kalung kedua itu jelas kalung imitasi. Dibalik bandulnya tercetak: „Imitasi : Tembaga‟. "Samakah mereka?" Ellis bertanya dengan nada kekanakkanakan. Baginya kalung itu begitu indah sehingga ia tidak berani menyentuhnya. Sesungguhnya itu akan menjadi hadiah natal yang paling sempurna, kalau saja……kalau saja……. “Berapa harganya, Pak?” tanya Egar dengan suara serak karena lidahnya kering.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 13
Edisi 374 – 25 Desember 2015
“Sepuluh dollar.” kata pemilik toko. Hilang sudah harapan mereka. Perlahan ia mengembalikan kalung itu. Pemilik toko melihat kedua orang itu berganti-ganti, dan ia melihat Ellis yang tidak pernah melepaskan matanya dari kalung itu. Senyumnya timbul, dan ia bertanya lembut, “Berapa yang anda punya, Pak ?” Egar menggelengkan kepalanya, “Bahkan tidak sampai $5.” Senyum pemilik toko semakin mengembang “Kalung itu milik kalian bayar dengan harga $4.” Baik Egar maupun Ellis memandang orang tua itu dengan pandangan tidak percaya. “Bukankah sekarang hari Natal?” Orang tua itu tersenyum lagi, “Bahkan bila kalian berkenan, saya bisa mencetak pesan apapun dibalik bandul itu. Banyak pembeli saya yang ingin begitu. Tentu saja untuk kalian juga gratis.”
“Sekarang pulanglah, memberkatimu selalu.”
Ellis.
Hati-hati
di
jalan.
Tuhan
“Kemana anda pergi, Pak?” tanya Ellis pada orang asing yg baik hati itu. “Saya harus pergi bekerja. Ingat sedapat mungkin bersekolahlah yang rajin. Selamat natal, sayang.” Ia mencium kening gadis itu, dan berdiri. Ellis mengucapkan terima kasih dengan suaranya yang kecil, tersenyum dan berlarilari kecil ke asramanya. Kebahagiaan yang amat sangat membuat gadis kecil itu lupa menanyakan nama teman barunya. Egar merasa begitu hangat di dalam hatinya. Ia tertawa puas, dan berjalan menuju ke stasiun bis. Pengemudi bis mengenalnya, dan sebelum Egar punya kesempatan untuk bicara apapun, ia menunjuk salah satu bangku yg masih kosong. “Duduk di kursi kesukaanmu, saudaraku, dan jangan cemaskan apapun. Sekarang malam natal.”
“Benar-benar semangat natal.” Pikir Egar dalam hati. Selama 5 menit orang tua itu mencetak pesan berikut di balik bandul : 'Selamat Natal, Ellis Salam Sayang, Sinterklas' Ketika semuanya beres, Egar merasa bahwa ia memegang hadiah natal yang paling sempurna seumur hidupnya. Dengan tersenyum Egar menyerahkan $4 pada orang tua itu dan mengalungkan kalung itu ke leher Ellis. Ellis hampir menangis karena bahagia. “Terima kasih. Tuhan memberkati anda, Pak. Selamat Natal.” kata Egar kepada orang tua itu. “Selamat natal teman-temanku.” Jawab pemilik toko, senantiasa tersenyum. Mereka berdua keluar dari toko dengan bahagia. Salju turun lebih deras tapi mereka merasakan kehangatan di dalam tubuh. Bintang-bintang mulai muncul di langit, dan sinar-sinar mereka membuat salju di jalan raya kebiru-biruan. Egar mengendong gadis itu di atas bahunya dan meloncat dari satu langkah ke langkah yang lain. Ia belum pernah merasa begitu puas dalam hidupnya. Melihat tawa riang gadis itu, ia merasa telah mendapat hadiah natal yang paling memuaskan untuk dirinya sendiri. Ellis, dengan perut kenyang dan hadiah yang berharga di lehernya, merasakan kegembiraan natal yang pertama dalam hidupnya. Mereka bermain dan tertawa selama setengah jam, sebelum Egar melihat jam di atas gereja dan memutuskan bahwa ia harus pergi ke stasiun bis. Karena itu ia membawa gadis itu ketempat dimana ia menemukannya.
Egar mengucapkan terima kasih, dan setelah saling menukar salam natal ia duduk di kursi kesukaannya. Bis bergerak, dan Egar membelai kalung yang ada di dalam kantongnya. Ia tidak pernah mengenakan kalung itu di lehernya, tapi ia punya kebiasaan untuk mengelus kalung itu setiap saat. Dan kini ia merasakan perbedaan dalam rabaannya. Keningnya berkerut ketika ia mengeluarkan kalung itu dari kantongnya, dan membaca sebuah kalimat yang baru diukir dibalik bandulnya : 'Selamat Natal, Ellis Salam Sayang, Sinterklas' . Saat itu ia baru sadar bahwa ia telah keliru memberikan hadiah untuk Ellis…… Selama 12 tahun berikutnya hidup memperlakukan Egar dengan amat keras. Dalam usahanya mencari pekerjaan yang lebih baik, ia harus terus menerus berpindah dari satu kota ke kota lainnya. Akhirnya ia bekerja sebagai pekerja bangunan di Marengo, sekitar 1000 km dari kampung halamannya. Dan ia masih belum bisa menemukan pekerjaan yang cukup baik untuk makan lebih dari sekedar makanan kecil atau kentang goreng. Karena bekerja terlalu keras di bawah matahari dan hujan salju, kesehatannya menurun drastis. Bahkan sebelum umurnya mencapai 45 tahun, ia sudah tampak begitu tua dan kurus. Suatu hari menjelang natal, Egar digotong ke rumah sakit karena pingsan kecapaian. Hidup tampaknya akan berakhir untuk Egar. Tanpa uang sepeserpun di kantong dan sanak famili yg menjenguk, ia kini terbaring di kamar paling suram di rumah sakit milik pemerintah. Malam natal itu, ketika setiap orang di dunia menyanyikan lagu-lagu natal, denyut nadi Egar melemah, dan ia jatuh ke dalam alam tak sadar. Direktur rumah sakit itu, yang menyempatkan diri menyalami pasien-pasiennya, sedang bersiap-siap untuk kembali ke pesta keluarganya ketika ia melihat pintu gudang terbuka sedikit. Ia
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 14
Edisi 374 – 25 Desember 2015
memeriksa buku di tangannya dan mengerutkan keningnya. Ruang itu seharusnya kosong. Dia mengetuk pintu, tidak ada jawaban. Dia membuka pintu itu dan menyalakan lampu. Hal pertama yg dilihatnya adalah seorang tua kurus yang tergeletak di atas ranjang, di sebelah sapu-sapu dan kain lap. Tapi perhatiannya tersedot pada sesuatu yang bersinar suram di dadanya, yang memantulkan sinar lampu yang menerobos masuk lewat pintu yang terbuka. Dia mendekat dan mulai melihat benda yang bersinar itu, yaitu bandul kalung yang sudah kehitam-hitaman karena kualitas logam yang tidak baik. Tapi sesuatu pada kalung itu membuat hatinya berdebar. Dengan hati-hati ia memeriksa bandul itu dan membaca kalimat yang tercetak di baliknya. 'Selamat Natal, Ellis Salam Sayang, Sinterklas' Air mata turun di pipi Ellis. Inilah orang yang paling diharapkan untuk bertemu seumur hidupnya. Inilah orang yang membuat masa kanak-kanaknya begitu tak terlupakan hanya dengan 1 malam saja, dan inilah orang yang membuatnya percaya bahwa
sesungguhnya Sinterklas memang ada di dunia ini. Dia memeriksa denyut nadi Egar dan mengangguk. Tangannya yang terlatih memberitahu harapan masih ada. Ia memanggil kamar darurat, dan bergerak cepat ke kantornya. Malam natal yang sunyi itu dipecahkan dengan kesibukan mendadak dan bunyi detak langkah-langkah kaki puluhan perawat dan dokter jaga. “Jangan kuatir, Pak…. Siapapun nama anda. Ellis disini sekarang, dan Ellis akan mengurus Sinterklasnya yang tersayang.” Dia menyentuh kalung di lehernya. Rantai emas itu bersinar begitu terang sehingga seisi ruangan terasa hangat walaupun salju mulai menderas diluar. Ia merasa begitu kuat, perasaan yang didapatnya tiap ia menyentuh kalung itu. Malam ini dia tidak harus bertanya-tanya lagi karena ia baru saja menemukan orang yang memberinya hadiah natal yang paling sempurna sepanjang segala jaman………. ***
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 15
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Umat Allah Meninggalkan Babel Yesaya 44:28; 45:1-4; Ezra 1:1-11. Dikirim oleh Max Kaway
H
AMPIR dua tahun berlalu sejak Babel dikuasai oleh orang Media dan Persia. Dan lihatlah apa yang terjadi sekarang! Ya, orang Israel meninggalkan Babel. Bagaimana sampai mereka bisa bebas? Siapa yang mengizinkan mereka pergi? Koresy, raja Persia yang memberi izin. Lama sebelum Koresy lahir, Allah menyuruh Yesaya nabiNya menulis tentang Koresy: ‟Kau akan melakukan apa yang Kuinginkan kaulakukan. Pintu-pintu gerbang akan dibiarkan terbuka supaya kau menawan kota itu.‟ Dan Koresy memang ambil pimpinan dalam menawan Babel. Orang Media dan Persia masuk ke kota itu pada malam hari melalui pintu-pintu gerbang yang telah terbuka. Tetapi Yesaya nabi Allah juga berkata bahwa Koresy akan memberi perintah supaya Yerusalem dan baitnya dibangun kembali. Apakah Koresy memberi perintah ini? Ya, memang. Inilah yang dikatakan oleh Koresy kepada orang Israel: ‟Sekarang, pergilah ke Yerusalem dan bangunlah bait Allah, Allahmu.‟ Dan itulah yang hendak dilakukan oleh orang-orang Israel ini.
Tapi tidak semua orang Israel di Babel dapat melakukan perjalanan jauh untuk kembali ke Yerusalem. Perjalanan itu sangat jauh, kira-kira 800 kilometer, dan banyak di antara mereka sudah terlalu tua dan sakit-sakitan sehingga susah untuk menempuh perjalanan yang begitu jauh. Dan ada alasan-alasan lain mengapa beberapa orang tidak pergi. Tetapi Koresy berkata kepada mereka yang tidak pergi: ‟Berikanlah perak dan emas dan pemberian-pemberian lain kepada orang-orang yang akan berangkat pulang untuk membangun Yerusalem dan baitnya.‟ Maka, banyak pemberian diberikan kepada orang-orang Israel ini yang akan pulang ke Yerusalem. Juga, Koresy memberikan kepada mereka perkakas-perkakas dan cangkir-cangkir yang dulu diambil oleh Raja Nebukadnezar dari bait Allah ketika ia membinasakan Yerusalem. Sangat banyak yang dibawa pulang oleh orang-orang ini. Setelah kira-kira empat bulan perjalanan, orang Israel sampai di Yerusalem tepat pada waktunya. Tepat 70 tahun sejak kota itu dibinasakan, dan negeri itu ditinggalkan kosong sama sekali tanpa penghuni. Tapi walaupun orang Israel sekarang kembali di negeri sendiri, mereka akan mengalami beberapa kesukaran, sebagaimana akan kita ketahui nanti. ***
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 16
Edisi 374 – 25 Desember 2015
PENUNTUN ADMINISTRASI AMBASSADOR B A G I A N 2 Mengerti Orang Muda Senior
menjadi orang di dalam hak-hak mereka sendiri, dengan perasaan mereka sendiri dan menentukan nilai-nilai sendiri.
Setiap tahap pengembangan usia di dalam orang muda memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologi yang harus dipenuhi. Klub Petualang dan Klub Remaja keduanya memiliki tuntutan-tuntutannya yang spesifik sebagaima yang telah digariskan di dalam Penuntun Administrasi mereka. Ini juga benar untuk Remaja usia pertengahan dan Remaja usia akhir. Remaja usia pertengahan adalah pada umumnya dianggap sebagai mereka yang berusia 16-17 tahun. Remaja usia akhir dimulai pada usia 18 tahun (di beberapa negara usia ini adalah usia menjadi “dewasa secara sah”) dan seterusnya sampai pada awal usia 20-an. (Untuk tujuan dari Klub Ambasador dan presentasi ini, batas usia yang lebih tinggi/di atas akan ditetapkan pada usia 24 tahun).
Ciri-ciri/Karakteristik Mental Mereka akan suka bertanya tentang segala sesuatu dan menginginkan bukti untuk segala sesuatu sebelum mereka menerimanya. Pada umumnya menghargai apa yang mungkin muncul sebagai “beasiswa dan sering condong untuk menerima jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap penting atau terkenanl (pendapat tentang aktor-aktor favorit atau lebih cendrung kepada musik). Ideal sekarang telah dibentuk dan ditetapkan dengan bentuk rencana tentang bagaimana untuk mendapatkannya.
REMAJA USIA PERTENGAHAN Mereka yang disebut “late bloomer” atau yang perkembangannya terlambat akan secara tiba-tiba menghadapi sebuah semburan pertumbuhan yang cepat, sementara kebanyakan dari yang lainnya mulai untuk melambat tingkat pertumbuhannya. Di dalam kebanyakan kasus ini adalah tahap usia pada akhir dari mana berat badan yang sepenuhnya dicapai. Penemuan akan diri sendiri telah mencapai puncak dan individualitas mengambil alih semua proses. Mereka
Ciri-ciri/Karakteristik Fisik Seksualitas menjadi sebuah kekuatan untuk dikenal. Tinggi dan berat badan berada pada titik 85 % atau lebih dari kedewasaan mereka. Ada satu kesadaran diri sendiri tentang otot-otot dan bentuk pengembangan sehingga program kebugaran menjadi penting untuk banyak orang.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 17
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Ciri-ciri/Karakteristik Sosial Mereka suka berkelompok dan ingin untuk dikelilingi oleh teman-teman khusus mereka. Kritis dan sering lebih kepada brutal secara terangterangan dengan opini mereka tentang orang lain. Sangat peka, sering kali dituntun oleh opini publik yang dirasakan dan apa yang dianggap oleh teman-teman sebaya mereka anggap sebagai tingkah laku yang keren. Mencari uang mulai mengambil langkah yang penting sehingga menyebabkan banyak orang mentukan untuk meninggakan sekolah. Ciri-ciri/Karakteristik Spiritual Bergantung pada pilihan kelompok dari teman sebaya, mereka meungkin dapat memperkuat ketertarikan dan nilai-nilai rohani mereka atau kehilangan daya tariknya. Apa yang belum dilakukan sampai saat ini untuk menyiapkan mereka dengan sebuah dasar untuk pemikiran spiritual dan disiplin internal menjadi lebih sukar untuk dapat dicapai. Mereka memulai proses dari menentukan pendekatan mereka sendiri kepada agama dan peran yang akan Allah mainkan di dalam kehidupan mereka. Proyek pelayanan berfokus pada apa itu hidup sesungguhnya.
REMAJA USIA AKHIR Secara fisik ini adalah suatu waktu dari sebuah pertumbuhan yang lambat; mereka yang disebut sebagai “late bloomer” (yang perkembangannya terlambat) akan menyusul yang lain dan seringkali meliwati mereka. Kepribadian dan karakter telah pasti. Anak-anak yang suka berteman ini sekarang menemukan ekspresinya, bukan di geng atau kelompok, tetapi di dalam hubungan klub-klub, kelompok persaudaraan, rumah kecil untuk sementara, gereja, kelompok sobat kental yang berpusat pada olah raga tim, dll. Apapun keraguannya telah ada hubungan dengan agama yang mungkin telah diajarkan dan sebuah dasar yang memuaskan untuk iman yang telah ditemukan, atau ada ketidak-pedulian dengan agama sebagai sebuah peninggaln dari masa kanak-kanak, dengan kekecewaan yang disebabkan oleh sinisme. Ketertarikan di dalam seks menemukan ekspresi di dalam cinta dan perkawinan dan ditemukannya sebuah rumah tangga di dalam beberapa variasi tentang sebuah komitmen atau hubungan secara eksperimen dengan sebuah komitmen perkawinan yang tertunda untuk beberapa tahun. Proyek-proyek pelayanan akan lebih berhasil ketika berfokus pada penggunaan ketrampilan-ketrampilan yang telah dikembangkan..***
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 18
Edisi 374 – 25 Desember 2015
BUDAYA DAN PRAKTEK-PRAKTEK KEKERASAN POLIGAMI DI DUNIA MUSLIM: SATU KAJIAN HISTORIS DAN TEOLOGIS Disusun Oleh; Pdt. Kalvein Mongkau, S.Ag (Segala Isi ulasan dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis) Bab 2. TINJAUAN HISTORIS KEKERASAN MENGATAS-NAMAKAN AGAMA Lanjutan ….. G. Pertikaian Antara Katholik dan Protestan. Hendrikus Berkhof menulis dalam buku Sejarah Gereja, Kaisar Karel V (Charles V) dari Spanyol sudah menyerang kaum Protestan dengan mengenakan kutuk negara kepada pada Philip dari Hessen dan Johan Frederik dari Saksen, anak Frederik yang Bijaksana. Anggota-anggota perserikatan Smalkaden tetap besekutu. Cuma Maurits dari Saksen (bagian timur) yang membelot kepada pihak kaisar karna mengejar khormatan dan keuntungan. Dalam pertempuran di Mühlberg (1547) kedua raja yang telah dikutuki itu ditangkap kaisar. Kaisar Karel V ini memberikan perjanjian atau konsesi yang dikenal dengan “Interim Ausburg”terbit tahun 1548, artinya memberikan beberapa konsesi sementara kepada golongan Protestan agar mereka takluk kepada Gereja Roma. Isi konsesi itu adalah membolehkan para klerus (imam) untuk menikah dan membiarkan kaum awam untuk mengikuti upacara Perjamuan Kudus. Namun keadaan berubah setelah Maurits dari Saksen yang tadinya membelot berpihak kepada kaisar, tiba-tiba melawan kaisar karena merasa sakit hati karena ia dibenci oleh rakyat selaku pengkhianat dan ia kecewa pula oleh sebab kaisar tidak segera menepati janji-janjinya untuk memberikan
jabatan dan wilayah kekuasaan. Ia akhirnya berbalik memihak Protestan. Pada saat yang sama banyak raja beragama Katholik di Jerman sudah merasa bosan diperintah oleh Kaisar Spanyol. Jadi tak sukar bagi pangeran Maurits dari Saksen, Jerman bagian Timur untuk menghasut raja-raja Jerman beagama Katholik itu untuk melawan kaiasar secara sembunyi-sembunyi. Dan sekonyong-konyong kaisar Karel V itu diserang mereka dan kaisar itu hampir saja tertawan. Akhirnya golongan Protestan berkuasa di Jerman dan oleh Perjanjian Passau (1552) kaisar itu terpaksa membebaskan kedua raja yang pernah ditawan Karel V yakni Philip dari Hessen dan Johan Frederik dari Saksen. Akhirnya pertikaian antara Katholik dan Protestan diselesaikan di tahun 1555 melalui perdamaian di Ausburg. Pada perdamaian itu, agama Reformasi bukan saja dibiarkan sementara, tetapi juga diakui sebagai agama resmi yang setara dan sama haknya dengan gereja Katholik Roma. Itu suatu pengakuan yang luar biasa. Namun sayang sekali perdamaian Ausburg tak memberikan kebebasan beragama sebenarnya, karena Cuma Gereja Lutheran saja yang diakui. Golongan Zwingli da sekte-sekte kaum fanatik dengan tegas dikecualikan dari perjanjian itu. Apalagi, kebebasan itu tidak mencakup dengan rakyat, yaitu tiap-tiap rakyat tidak diberikan kebebasan untuk memutuskan sendiri agama mana yang mau dianutnya. Melainkan hanya
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 19
Edisi 374 – 25 Desember 2015
mereka yang dianggap tuan-tuan tanah atau raja-raja. Dan tiap-tiap raja menentukan untuk daerahnya agama mana akan berlaku di daerahnya, menurut aturan yang dirumuskan demikian, “Cuius regio, illius religio” (Latin: “siapa punya daerah, dia punya agama”). Namun Protestan Lutheran kurang mendapatkan untung dari perdamaian di Ausburg itu. Lutheranisme terkurung di dalam batas yang tak sesuai dengan perkembangannya yang sebenarnya. Banyak perkara yang belum diputuskan di Perdamaian Ausburg yang mana tidak memuaskan kedua pihak akhirnya menjadi bibit peperangan baru pada beberapa waktu kemudian yaitu Perang 30 Tahun, 1618-1648.) Namun demikian barang siapa tak setuju dengan agama yang berkuasa dalam negerinya boleh mengungsi ke daerah lain. Ketetapan ini adalah satu kemungkinan yang belum terbuka pada masa inkuisisi masih gencar berkuasa pada abad-abad pertengahan.1 Dewasa ini tentu saja gereja Roma Katholik sudah berusaha menampik berbagai tudingan yang memojokkan gereja tersebut oleh menstigmakan dan mengidentikkannya dengan kekejaman dan kekerasan yang dipraktekkan selama berabad-abad oleh Inkuisisi sebagai satu lembaga peradilan yang kejam dan tidak manusiawi. Inkuisisi ini tetap dibela oleh gereja Roma Katholik sebagai satu lembaga yang berjasa besar dalam membela dan mempertahankan ajaran-ajaran gereja dan kewibawaannya. Dalam satu artikel berjudul Status: Inquisition in the Catholic Churchditulis oleh Benjamin D. Wicker menampik bahwa harus dibedakan antara fakta-fakta Inkuisisi dan fiksi dengan maksud untuk melindungi umat Katholik saat ini dari pengaruh yang dari luar gereja itu saat mereka mengetahui faktafakta sesungguhnya yang pernah terjadi dalam sejarah gereja di abad-abad pertengahan terkait kekecaman para pendahulu gerejanya. Karena pasti para pemimpin gereja mengkhawatirkan bahwa apabila para penganut Katholik 1 Hendrikus Berkhof, Sejarah Gereja, hlm. 150. 151; Istilah Cuius regio, illius religioatau Cuius regio, eius religioadalah satu frase dalam bahasa Latin yang diterjemahkan sebagai "siapa punya daerah, dia punya agama, " berarti agama pemeritanh mendikte agama dari yang diperintah. Para penguasa negara-negara ang berbahasa Jerman dan raja Charles V, sang Kaisar Romawi Sucu (Holy Roman Emperor), setuju kepada prinsip itu di dalam Perdamian di Ausburg, yang mana mengakhiri konflik bersenjata antara tentara-tentara Katholik dan Protestan di kekaisaran Romawi Suci. Prinsup tersebut diterapkan kepada semua wilayah Kekaisaran itu kecuali kepala-kepala Gerejani, dan para kesatria dan beberapa kota di dalam negara-negara gerejawi itu, yang memiliki isyu-isu dialamatkan di bawah prisip-prinsip terpisah dari Reservatum ecclesiasticum dan Declaratio Ferdinandei. Prinsip itu hanya memperluas legitimasi kepada dua agama di dalam Kekaisaran, yakni Katholikisme and Lutheranisme, mengecualikan agama-agama reformis lainnya seperti Calvinisme, dan agama-agama radikal lainnya seperti Anabaptisme; dan praktek penyembahan lain di seberang dua bentuk yang sah itu dilarang dengan sengaja dan dengan secara legal dianggap satu bidaah, satu kejahatan yang dapat dihukum mati. Walaupun tidak bermaksud memberikan gagasan modern terhadap "kebebasan hati nurani," para individu yang tidak menganut agama milik pangeran tertentu diijinkan untuk meninggalkan daerah itu dengan hartaharta miliknya(lihatpenjelasan istitah “Cuius regio, eius religio” yang dapat diakses dalam situs: en.wikipedia.org/wiki/Cuius_regio,_eius_religio).
yang tulus dan jujur mengetahui apa sesungguhnya yang dilakukan gereja melalui Inkuisisi di masa lalu itu maka sudah pasti akan menimbulkan keragu-raguan atas ajaran-ajaran dan kepemimpinan gereja. Dan memungkinkan mereka untuk keluar dari gereja Katholik. Para kaum terpelajar Katholik telah membuat blog situs yang bernama Catholik Education Center yang dapat diakses www.education.org dengan tujuan untuk memberikan pendidikan sejarah gereja terkait keberadaan Inkuisisi yang sebenarnya kepada para penganut Katholik. Di dalam blog itu tercantum pernyataan sebagai berikut: “Dengan semua yang dikatakan, kita harus membedakan antara fakta-faktadan fiksi. Seperti penyelidikan seksama baru-baru ini sudah ditunjukkan, baik oleh Protestan dan para sekularis, dari abad ke-16 hingga dewasa ini, sudah dilebihlebihkan dengan ramai kejahatan-kejahatan dari Inkuisisi agar untuk melanjutkan tujuan mereka sendiri, merekayasa cerita tentang kepercayaan iblis yang memikat tentang para inkuisitor dan juga para paus. Secara menyedihkan, kesalahan-kesalahan ini, sudah diulang-ulang terlalu sering sehingga itu sudah menjadi “fakta-fakta.”2 Para penganut Katholik menanggapi satu isyu: apakah peran inkuisisi telah mainkan di Gereja Katholik? Isyu itu sudah ditanggapi oleh Benjamin D. Wickersebagai berikut:Menurut Paus Yohanes Paul II, “Inkuisisi milik dari satu fase siksaan di dalam sejarah Gereja, yang mana . . . orang-orang Kristen [harus] diuji di dalam satu roh ketulusan dan keterbukaan-pikiran.”3Menurut Wicker bahwa untuk menguji Inkuisisi secara wajar, harus dibedakan antara prinsip yang mana mengamankannya, dan tindakan-tindakan dari mereka yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan prinsip tersebut. Prinsip— bahwa Gereja harus mengawal iman melawan penyimpangan-penyimpangan—adalah satu kewajiban hukum ilahi(band. Matius 18:18; 2 Timotius 1:14). Tindakan-tindakan diambil untuk mengimplementasikan proses yang kadang-kadang dapat dipertanyakan dan bahkan tercela. Namun, oleh sebab berabad-abad lamanya kesalahan informasi, kita harus berhati-hati untuk membedakan fakta dari fiksi.4Gereja Roma Katholik berupaya menunjukkan fakta Inkuisisi yang sebenarnya menurut versi gereja itu sendiri dengan mengemukakan pengujian-pengujian dari beberapa ayat Alkitab dan dari Kathekhismus Katholik sebagai berikut:5
2 Benjamin D. Wicker, Status: Inquisition in the Catholic Church,dalam blog Catholik Education Center, diakses pada tanggal 21 Mei 20123 dalam situs http://www.catholiceducation.org/ 3 Pope John Paul II, “Address to the International Symposium on the Inquisition,” 31 Oktober 1998, dikutip dalamBenjamin D. Wicker, Status: Inquisition in the Catholic Church, dalam blogCatholic Education Center, diakses pada tanggal 21 Mei 20123 dalam situs http://www.catholiceducation.org/ 4 Ibid. 5 Benjamin D. Wicker, “Assessing the Inquisition,” Status: Inquisition in the Catholic Churchdalam blogCatholic Education Center, diakses pada tanggal 21 Mei 20123 dalam situs http://www.catholiceducation.org/
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 20
Edisi 374 – 25 Desember 2015 “Prinsip ke atas mana Inkuisisi dibangun adalah dapat dipertahankan secara menyeluruh; memang, para penganut Katholik di mana saja memiliki tugas untuk mempertahankannya. Gereja sudah diberikan oleh Kristus Sendiri misi untuk mengawal kekayaan iman dari penyimpangan atau korupsi”(band. Matius 28:16-20; Markus 16:14-20; Yohanes 21:15-19; 1 Tesalonika. 2:13; Yehudia 3; Katekhismus, no. 84-90, 172-75, 813-16). Menurut Benjamin D. Wicker,bahwa betapapun, harus dibedakan antara prinsip ini dan kekayaan oleh mana iman harus dipertahankan. Gereja itu sendiri, seperti yang dibuktikan di dalam Katekhismus, tidak mempertahankan praktek-praktek yang tidak dapat ditolak dari Inkuisisi: “Pada masa lampau, praktek-praktek kejam secara umum digunakan oleh pemerintah secara absah untuk mempertahankan hukum dan peraturan, seringkali tanpa protes dari para Pastor dari Gereja, yang mereka sendiri menyerap di dalam pengadilanpengadilan mereka sendiri resep-resep hukum Romawi berkenaan dengan siksaan. Yang tak dapat ditolak dari faktafakta ini adalah, Gereja selalu diajarkan tugas pengampunan dan rahmat. Gereja melarang para imam pemumpahkan darah. Pada masa baru-baru ini itu sudah menjadi bukti bahwa praktek-praktek kejam bukanlah keharusan untuk aturan publik, bahkan itu bukan di dalam konformitas dengan hak-hak asasi yang absah dari pribadi manusia. Sebaliknya, praktek-praktek ini menuntun seseorang malah semakin terpuruk.Adalah keharusan untuk bekerja demi pembasmian mereka. Kita harus berdoa demi korban-korban dan demi para penyiksa mereka” (no. 2298).6 Selanjutnya, Gereja tidak mengumandangkan bahwa para individu di dalam Gereja, sekedar menjadi anggotaanggota tubuh Kristrus, adalah para anggota yang sempurna menyerupai Kristus di dalam segala tindakan mereka. Melainkan, “„Gereja . . . menggenggam orang-orang berdosa ke dadanya, selalu kudus dan selalu di dalam kebutuhan akan penyucian, mengikuti secara konstan jalan penebusan dosa (Penitensia) dan pembaharuan.‟ Semua anggota Gereja, mencakup para pendetanya, harus mengakui bahwa mereka adalah orang-orang berdosa. Di setiap orang, lalang dosa akan masih bercampur dengan gandum yang baik dari Injil hingga akhir zaman” (Catechism, no. 827, mengutip Vatican II, Lumen Gentium, no. 8).7 Namun demikian Gereja Katholik mengakui bahwa mereka harus belajar dari kesalahan-kesalahan mereka. Meskipun ada fakta-fakta tersebut di atas, Paus Yohanes Paulus II mengamarkan para penganut Katholik: “Namun pertimbangan terhadap faktor-faktor meredakan tidak membebaskan dari celaan Gereja dari kewajiban untuk mengungkapkan penolakan mendalam karena kelemahan dari
6 7
Ibid. Ibid.
begitu banyak anak-anaknya laki-laki dan perempuan yang menodainya, mencegahnya dari mencerminkan sepenuhnya pencitraan akan Tuhannya yang disalibkan, saksi unggul dari kasih yang sabar dan penurutannya yang rendah hati. Dari saat-saat menyakitkan masa lampau ini satu pelajaran dapat ditarik untuk masa depan, menuntun semua orang Kristen untuk melekatkan sepenuhnya kepada prinsip luhur yang dinyatakan oleh Konsili: “Kebenaran tidak dapat menentukan dirinya sendiri kecuali oleh kebajikan dari kebenaran itu sendiri, saat itu menang terhadap pikiran dengan kelemahlembutan dan kekuatan.”8 Namun demikian,para kaum terpelajar Katholik telah membuat blog situsyang bernama Catholic Education Center yang dapat diakses www.education.org dengan tujuan untuk memberikan pendidikan sejarah gereja terkait keberadaan Inkuisisi yang sebenarnya kepada para penganut Katholik. Di dalam blog itu tercantum pernyataan sebagai berikut: “Dengan semua yang dikatakan, kita harus membedakan antara fakta-faktadan fiksi. Seperti penyelidikan seksama baru-baru ini sudah ditunjukkan, baik oleh Protestan dan para sekularis, dari abad ke-16 hingga dewasa ini, sudah dilebih-lebihkan dengan ramai kejahatan-kejahatan dari Inkuisisi agar untuk melanjutkan tujuan mereka sendiri, merekayasa cerita tentang kepercayaan iblis yang memikat tentang para inkuisitor dan juga para paus. Secara menyedihkan, kesalahan-kesalahan ini, sudah diulang-ulang terlalu sering sehingga itu sudah menjadi “faktafakta.”9Berdasarkan penjelasan tersebut nampak bahwa gereja Katholik berusaha mendiamkan, menampik maupun hendak menghilangkan fakta-fakta historis tindak kekerasangereja melalui lembaga Inkuisisi yang sudah terjadi pada abad-abad pertengahan itu. Dan benar, walaupun ada satu hal yang ruwet untuk memiliki fakta-fakta tentang Inkuisisi, namun Paus Yohaes Paulus II justru menulis satu surat tentang Inkuisisi untuk terbitan dari Minutes Kongress 1998. Bahkan dalam berita yang dimuat dalam harian Vatican City, tertanggal 15 Juni 2004 (Zenit.org).- Paus Yohanes Paulus II mengulangi pernyataan tentang “pentingnya penyelidikan akan sejarah sehingga Gereja dapat membersihkan ingatannya terhadap dosa-dosa anak-anaknya, secara khusus, Inkuisisi.”Lalu Paus berkata, "Gantinya persembahan kepada dunia kesaksian dari satu kehidupan yang diilhami oleh nilai-nilai iman," Paus melanjutkan, orang-orang Kristen pada kesempatan itu"menuruti kesukaan hatinya di dalam jalan-jalan pemikiran dan tindakan di mana adalah bentuk-bentuk sebenarnya yang 8 Pope John Paul II, Tertio Millennio Adveniente, no. 35, quoting Vatican II, Declaration on Religious Freedom Dignitatis Humanae, no. 1., dikutip dalamBenjamin D. Wicker “Learning from our mistakes,” Status: Inquisition in the Catholic Church, dalam blog Catholic Education Center, diakses pada tanggal 21 Mei 20123 dalam situs http://www.catholiceducation.org/ 9 Benjamin D. Wicker, Status: Inquisition in the Catholic Church,dalam blog Catholik Education Center, diakses pada tanggal 21 Mei 20123 dalam situs http://www.catholiceducation.org/
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 21
Edisi 374 – 25 Desember 2015 berlawanan dengan kesaksian dan skandal."10Tentu saja kesaksian dan skandal yang dimaksudkan Paus ini adalah berhubungan dengan tindakan-tindakan kekerasanyang dibuat gereja Roma Katholik di masa lalu yakni di Zaman Kegelapan terkait Inkuisisi yang mengadili dan menyiksa serta membunuh orang-orang yang dianggap bidaah atau mereka yang melawan ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan gereja saat itu. Pada satu sisi, memang para cendekiawan dari gereja Roma Katholik berusaha menampik berbagai tudingan dari para sejarawan non Katholik bahwa gereja ini saratdan identik dengan kekerasan di masa lalu, tetapi di sisi lain gereja ini tidak henti-hentinya mengadakan pengalihan isyu dengan mengatakan bahwa fakta-fakta sejarah yang terdokumentasi dalam berbagai literatur adalah rekayasa fiktif dan bukan satu fakta sebenarnya dengan satu alasan mendasar bahwa gereja Katholik sudah diberikan oleh Kristus Sendiri misi untuk mengawal kekayaan iman dari penyimpangan atau korupsi, dan bahwa gereja itu harus mengawal iman melawan penyimpangan-penyimpangan—adalah satu kewajiban hukum ilahi.Namun demikian, secara jelas mereka sendiri tidak mau mengakui dan bertanggung jawab atas penumpahan darah yang tak bersalah terhadap lebih dari 75 juta orang bahwa oleh karena mereka sendiri tidak mau kehilangan muka di hadapan warga gerejanya bahkan para simpatisan dari luar Katholik. Sejak buku-buku sejarah sudah dituliskan kembali, ternyata hanya beberapa orang mengetahui beberapa rincian secara spesifik dari kampanye pembunuhan ini yang berlangsung lebih dari 1200 tahun, membunuh 75juta orang.11 Bahkan pada satu pihak,gereja Katholik mengkleim bahwa Negara bisa mengambil alih untuk melaksanakan penghukuman bagi para bidat yang tidak bertobat atau yang telah menjadi penentang gereja,namun di pihak lain, gereja itu sendiri mengelak dari fakta bahwa kewenangan Gereja tidak selamanya setuju dengan penghukuman yang diadakan oleh Negara.12Menurut Benjamin D. Wickerbahwa satu hal yang harus disadari bahwa di dalam mengambil alih terhadap bidaah yang terhukum kepada kekuasaan sekuler, Gereja dengan sengaja mengambil alih penghukuman-penghukuman untuk bergeser dari hukuman pemenjaraan kepada pembakaran di tiang pembakaran. Lebih lanjut, malah dengan segala tindakan pencegahan secara prosedural, ada dari para inkuisitor yang tidak mengikuti hukum-hukum Gereja dan semua terlalu mudah mengambil alih suatu jumlah signifikan
dari “para bidat” untuk dibakar hidup-hidup. Betapapun, selaku penganut Katholik, Benjamin D. Wickermencoba menyangkal bahwa para penulis pamlet dan sejarawan antiKatholiksudah membesar-besarkan secara menyolok jumlah (para bidat yang dibakar) yang mana menegaskan bahwa ada jutaan yang mati di tiang pembakaran. Menurutnya, sesungguhnya jumlah sebenarnya adalah jauh lebih kurang (hanya berkisar 3.000—5.000orang), inilah kematian menakutkan yang agak nyata dan tak dapat disangkal.13 Bersambung ……
10
Ibid. Lihat kembali artikel berjudul The True Face Of The Roman Catholic Inquisition -- Rotten Spiritual Fruit From The Abyss Of Hell, diakses pada tanggal 21 Mei 2013 dalam situs http://www.cuttingedge.org/News/N1676b.cfm; lihat juga Artikel berjudul the Horor of the Church and Its Holy Inquisition, diakses tanggal 21 Mei 2013 dalam situshttp://www.geocities.com/ 12 Benjamin D. Wicker “Learning from our mistakes,” Status: Inquisition in the Catholic Church, dalam blog CatholicEducation Center, diakses pada tanggal 21 Mei 20123 dalam situs http://www.catholiceducation.org/ 11
13
Ibid.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 22
Edisi 374 – 25 Desember 2015
32 Orang Ditamatkan Pada Pelatihan Medical Missionary oleh Eden Way Indonesia Oleh : Tim BAIT
32 orang ditamatkan oleh Eden Way Indonesia pada pelatihan Medical Missionary yang diadakan dalam 4 kelompok. Penamatan yang diadakan di gereja Advent Warukapas ini adalah penamatan angkatan ke 6 untuk Unklab Medical Missionary, Angkatan ke 1 Parakletos Warukapas Medical Missionary, Unima Medical Misionary angkatan ke 3 dan Kaima Medical Missionary angkatan ke 1. Acara penamatan ini dihadiri dan memberikan renungan pdt. Martinus Roring, direktur kesehatan Daerah Konfrens Minahasa.
Menurut Koordinator Pelatihan pdtm. Glen Rumalag, mereka yang ditamatkan ini seperti telah mengalami seleksi alam. Pada awalnya begitu banyak yang mengikuti pelatihan namun berjalannya waktu banyak yang mundur sebelum menyelesaikan pelatihan. Sebagai contoh untuk UMM, pada awalnya ada lebih dari 60 orang yang mendaftar tapi yang ditamatkan hanya 12 orang, Untuk Unima awalnya 50 an orang namun yang ditamatkan tidak lebih 10 orang, dari Kaima sempat mencapai 30an orang namun yang ditamatkan hanya 2 orang.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 23
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Makanan Keras pdt. E. Kumayas di Jemaat Warukapas Oleh : Tim BAIT
Pada hari minggu malam (20/12) itu, selain lagu-lagu pujianm ada juga kesaksian-kesaksian di antaranya dari Frendly Gerung dan Nikson Tombeng. Mereka menyaksikan bagaimana mereka mengikuti pelatihan dan bagaimana mereka mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari. Sabat tanggal 19 Desember 2015, jemaat Warukapas dikunjungi oleh pendeta pensiunan yang tidak mau merasa tamu di jemaat Warukapas. Pdt. E. Kumayas, MA. Menyatakan bahwa sejak awal berdirinya jemaat ini beliau sudah ikut terlibat di jemaat ini sehingga beliau tidak mau disebut tamu.
Pada renungan yang dibawakan oleh pdt. Martinus Roring, beliau mendorong semua yang mengikuti pelatihan untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari. Beliau mengatakan sebesar apapun, sehebat apapun pelatihan yang diikuti, kalau tidak dipraktekkan di masyarakat “nothing”, tidak ada artinya apa-apa. Di akhir acara, diadakan penyerahan sertifikat dengan disaksikan oleh para instruktur dan juga direktur kesehatan DKM. Selanjutnya, pdt. Marthinus mengadakan doa penyerahan untuk semua peserta pelatihan.
Pada sabat itu (19/12) mantan direktur penerbitan Daerah Konfrens Minahasa itu memberikan makanan keras bagi jemaat Warukapas terlebih dalam menjadi umat Tuhan dan dalam pemeliharaan sabat. Beliau mengatakan “kalaupun jadi Advent karena ikut istri atau ikut suami, itulah cara Tuhan memanggil anda”. Beliau juga melanjutkan bahwa tidak
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 24
Edisi 374 – 25 Desember 2015
semua orang Advent diselamatkan, komitmen anda mengikut Tuhan.
tetapi
tergantung
Setelah acara khotbah sabat siang itu, dilanjutkan dengan acara perjamuan suci. Selanjutnya seperti biasanya, dilanjutkan dengan acara makan siang bersama.
Tahun 2015 ini terdapat 4 jemaat, 4 perkumpulan dan 7 sekolah sabat cabang di daerah ini. Keempat jemaat yaitu jemaat Merauke, Mopah Lama, Asmat dan Boven Digoel. Sementara itu terdapat 4 perkumpulan yaitu Ulilin, Karang Indah, Camp15/Asiki dan Amk/Sengge. Untuk Sekolah sabat cabang terdapat di Kumbe, Jagebob, Sota, Bade, Kepi, Syuru dan Uwus.
Papua Selatan Terus Berkembang Dalam Pekerjaan Tuhan Oleh : Tim BAIT
Pekerjaan Tuhan di Papua Selatan mulai mengembangkan sayapnya sejak tahun 1968. Ketika itu di Papua Selatan baru terdapat satu perkumpulan dengan 8 anggota baptis dan 15 orang anak. Saat ini pekerjaan Tuhan di wilayah ini terus berkembang.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 25
Edisi 374 – 25 Desember 2015
sejak ditahbiskan hingga saat ini terdapat 150 anggota baptis dan 80 orang anak.
Saat ini terdapat PAUD dan SD di Merauke dan satu training center pendidikan di Bade. Direncanakan tahun 2020 nanti terdapat 2 PAUD, 3 SD dan 1 SMP di wilayah ini. Jemaat Boven Digoel digembalakan oleh pdt. Rafles Mawikere. Jemaat yang belum lama ini ditahbiskan oleh pdt. Leslie Umbora ini memiliki anggota baptis 37 orang dan 20 orang anak.
Saat ini jemaat Asmat digembalai oleh pdt. Frans Bihoy. Sejak ditahbiskan tahun 2012 oleh pdt. Steve Dike, sekarang ini terdapat 94 jiwa anggota baptis dan 29 orang anak. Untuk sekolah sabat cabang Kepi, Bade dan Amk/Sengge digembalai oleh pdt. Jerry Samokari dan pdt. Melky Sakul. Dari ketiga cabang ini terdapat 34 anggota baptis dan 20 orang anak. Untuk jemaat Merauke Kota, jemaat Mopah Lama, Perkumpulan Karang Indah, Cabang Kumbe dan Jagebob digembalai oleh pdt. Wagimin. Untuk jemaat Mopah Lama,
Perkumpulamn Camp 15 / Asiki saat ini dibantu oleh 2 orang missionary dari 1000MM. di mana saat ini terdapat 17 orang anggota baptis dan 8 orang anak. Untuk perkumpulan Ulilin saat ini terdapat 5 orang anggota baptis. Dan untuk cabang Sota saat ini ada 17 orang anggota bapts dan 5 orang anak. Di
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 26
Edisi 374 – 25 Desember 2015
mana masing-masing dibantu pelayanannya oleh 2 orang missionary dari 1000MM.
perkumpulan dan 10 cabang dengan target keanggotaan 708 anggota baptis.
Secara keseluruhan saat ini di Papua Selatan ada 354 anggota batis dan 162 orang anak yang dilayani oleh 4 pendeta dan 6 missionaris. Ditargetkan tahun 2020 nanti akan ada 5 pendeta dan 26 missionaris yang akan melayani 5 jemaat, 3
Kita doakan semoga pekerjaan Tuhan di Papua Selatan ini akan terus berkembang untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 27
Edisi 374 – 25 Desember 2015
Pendeta dan Anggota Gereja Injili Beralih Menjadi Advent di Jawa Tengah Oleh :Pddt. Supriyono Sarjono
Ternyata betul, mereka semua rindu masuk Advent. Selanjutnya pdt Sarjono menganjurkan agar pendeta dan semua anggota mendalami ajaran Advent yang akan dilayani oleh pdt Devy gembala jemaat Pati dan pdt Jandri gembala Blora.
Bulan Septembet 2015 Pdt Robby dan istri setelah mengetahui sebagian ajaran gereja Advent melalui materi kuliah universitad Satya Wacana, literatur siaran TV, Internet dll, ingin menjadi anggota gereja Advent dan ingin menyerahkan bangunan Gereja yang sudah lengkap dengan IMB gereja bersama tanah 2 kapling yang culup luas kepada Gereja Advent. Hal itu disampampaikan kpd pdt Supriyono Sarjono, pdt Devy Lututkey dan pak Bobi Suyono ketua jemaat pati. Selanjutnya pdt Supriyono Sarjono bersama bpk Imam Supoyo salah satu anggota Excom CJM bulan september 2015 bertemu dengan pdt Roby bersama seluruh anggota jemaatnya.
Puji Tuhan akhir November 2015 pdt Roby dan Istrinya dibabtis dan disusul babtisan pertama 15 anggota jemaatnya pada 19 Desember 2015. Anggota jemaat Injili Ngawen ini dibaptiskan oleh pdt. Glen Matindas. Setelah acara baptisan, keetua jemaat Blora memberikan sambutan di gereja Injili Ngawen.
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 28
Edisi 374 – 25 Desember 2015
sukar. Tidak ada tempat berteduh, tempat berlindung yang paling aman, selain datang kepada Tuhan dengan doa setiap saat. Jadikanlah doa sebagai alat komunikasi dengan Boss kita yang disurga sebab Dia dapat melakukan segala cara untuk memproteksi kita dari segala macam masalah yang kita hadapi. Semoga dengan membaca Buletin Bait saat ini, ditengah kesibukan dalam pekerjaan, kita semua boleh terinspirasi lagi untuk memaknai “Kuasa Doa” dalam kehidupan kita dan akan lebih banyak berdoa sehingga lebih banyak kuasa dalam hidup ini.
KAMI
Redaksi
Ketika Yesus dan ketiga muridNya masih berada atas gunung, murid-murid yang lain menghadapi masalah dimana seorang ayah membawa anaknya yang kerasukan setan dan meminta murid-murid Yesus untuk mengusir setan sekaligus menyelamatkan anaknya itu. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, sebagaimana yang pernah mereka lakukan, muridmurid ini lalu menyuruh setan itu pergi dalam nama Yesus. Namun aneh, setan itu tidak pergi. Murid-murid coba melakukan segala macam cara untuk mengusir setan itu, tetapi si setan tetap membandel dan tidak keluar dari dan miminta sang bapak ini untuk anak ini. Akhirnya dengan perasaan malu, murid-murid Yesus menyerah menunggu boss mereka yaitu Yesus. Ketika Yesus turun dari gunung, segera bapak itu mendatangi Yesus dan berteriak minta tolong. Mendengar permintaan ini, hati Yesus menjadi penuh dengan amarah, pilu, dan sedih. “Apa katamu: jika Engkau dapat?” Yesus berpaling kepada murid-murid, lalu berkata dengan tatapan yang sedih; “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat!” (Lukas 9 : 17-43ª). Yesus mengusir setan itu dan mengembalikan anak itu kepada ayahnya. Pertanyaannya, mengapa murid-murid tidak dapat mengusir setan itu? Murid-murid bertanya kepada Yesus; “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.” Doa yang dimaksud di sini bukanlah doa mantera, atau doa ritual keagamaan. Doa yang dimaksud di sini adalah doa yang terpancar dalam kehidupan, doa yang sungguh-sungguh, doa yang dilandaskan pada keyakinan yang kuat bahwa jawaban akan datang dari Yesus sebagai sumber kehidupan dan keselamatan. Ketika doa dan kehidupan menjadi satu integritas yang utuh, kuasa Allah menjadi nyata dan utuh juga di dalam kita. Menjelang kedatanganNya, umat-umat Tuhan akan dihadapkan pada berbagai-bagai masalah yang pelik dan
Buletin BAIT Online-www.buletin.baitonline.org
Halaman 29