I
rssN0852-6877
ffi,&ffiffffiffiffi BULETINPERTANIANTERAPAN Jqnuur!2005
Thn.I2,No.I
Eksplorasi Nematoda Entomopatogen dari Kupang Nusa Tenggara Timur Terhadap Cy la.sforminr;us FABRICUS (Jacquallne A. Bunga) K.ajia-nBeberapa Jenis Legum'Penutup Tanah Dalan Rehabilitasi Lahan Kritis Bersolum TiPis (Rupa Matheus d.an Naems Boroj Pengaruh Unsur Gerakan dan Kesimpulal Pesan dalam Presentasi Multimedia Tentang Pengoperasiaa Traktor untuk Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Kupang Nusa Tenggara Tlmur (Joseph Pra ulra. Tlcoalu) Efek Dosis dan l-arna Biokonversi Ampas Tebu Sebagai Pakan Oleh Jamur Tiram Putih {Pleuroius ostreatus} Terhadap Kadar Protein dan [gggonen Serat atrr''ru * -HEij;f-tilfiti;{ Pengamh tlmur Panen, Sterilisasi Tanah dan Penambahan Inokulum Rhizobium Terhadap Pecampilan Vegetatif Hijauan Kacang Trrng;ak fvigna unguiculata) sebagai Pakan (Ecrncdette
B. Koter.)
Kajian Behe:apa Pena,rganan MasaJah salinitas Pada Tanah di Nusa Tenggara Timur R.S. Moato) R.S. MoatQ IMellnd.a. IMellnda. Pengamh,lumlah PohoI. Induk Produktif Per Rumpun Pisang Sarangan Terh.adap FroduksiEuah (Zotnal Arlfin Can Effendl Pa-
Jdrvi$A ynuanfi]
Rabies Pada Anjing dan Dampaknya Pada Manusia (Esuraldus Vlera, dkk )
OLEH .. DITERBITI(AN (P3M) MASYAIIAKAT DANPENG4BPIAN"IAPA uNrTPENELTTLAN KUPANG NEGERI PERTANIAN POLITEKNIK :'.;:'+,;i:.-.i''...i;1:'..'',-.::|''.'.:
.,. t,
,,fodn.
Ihn.l2
N o ,l
,-r:.
Hol;,.|,.r.1 ' 30.' -;i;?i .'i; -'.a i-'"
1-.
:
::
!
Ste/cnus dGlturutdonAnr-Rochann T., EfekDosis dan Lamo. Biokintersi...
Hkn- (2942)
29
. ETEK DOSIS DAIY I,AilA BIONO!ilTERSI AMPASITEBU SEBAGAI PAIIAI| OLEE rtAUIrR TIRAU PIUTIII |^lcrttvlfrts osffcarsl TERBADAP KADAR PRCrTIIII DAI{ KODIPOITEITSERAT Stefaaus Ghunu'f dan E. Arrr^a Rochsrs
Termldl? ,.'
AAgTRAC:r rnryficrdJo'l- Wed o! Sl,tg,r &tE Bagase Elo btwtd Bg wrldrtc Root ftt rgi (Pleutoas os,rv,trfut4 tb erttdc- Mein Mst Fif:? Conrynads Ndf Atrd. AdI. rhis wrirneft uas done in Biosaierlie Iabordory of rtg@Iogu wAU biolog,iel siene fTtsBanfuoq fiomJury lo August. Tte aimof this eq)edment uas to ttuEstigded thc effed of inoathms dovge and length of bio @ruErted bC Pteurvtus osl,Teartus to cluntge qude prctein @rdlert and fifur -of @rrynnerts ctuange, ptotcin bdwntrcrcion elfrcienc!, and. digestible enetgg sugar-ane ,bagasi,et bioonetercion (A'|ts). 'I1E trial ua.s done fused on Randomired Comptetetg design ECD) utldeh be aftanged bg fadofial 4x4 and thrce times rcpti@tiotls. The first faaor utas illor:t@ doage (D), a nsistr;d of-to, 25, 40, and SS g kgt. tl:c wndl'aAruras -oaa length of biocrrnversion (w), @nsisted of 20, so, 4b ina so days. ,prc obtained analgsis bg arlalgsis of uafiane (Ar{ouA), and for a lcr:r:lut the diffenntition among treatments uras used Dwtan bfuItiple Range Test (DMRry. Vaiables uhich be mea-surcdurcrc qude prutein @rdrentana 6t* almpnert |ffiF and ADF cttonge. Tlw rcsssll/itsof tFr;se qeriments there utas rw intqaion behpen tle itwanhtms dosagg and the lergth of bicnrurcrsron to crudc prctein gah, fiber ampnerx, ioss decreasing ttc fiirc1. The length of bioanuercion giue highlA signieft eIT.a (p
PEITDAIII'LUAIT Ampas tebu merupakan Iimbah produksi industri gula, mempunyai peluang dan potensi untuk aigunat
serat ampas tebu b€rdasarkan metod.eanalisis serat Van Soestadalah NDF 94,68 7o, ADF 69,92 a/o,lignhemisetulosadan lignosehrbsa 43-52 7o, hemisefulosa20,0-32,2 o/o,sehrlosa4o,3-5s,3s a/od,antignin ll,2-1s,27 6/o (Arora 7977; nangnekar d d, 1936). Hasil analisis proksimatrrya adaJahBK9g,ZS 9/o, 1 Staf Pengajar Jurusan Peternakan politeknik pertarrian Negeri Kupang r staf Pengajar Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fagrct unpad Bandung
3O ranrlBn,
rHN. 12, NoMaR 1, JANUARI2oos a
o/o,Ca0,1O prnoteinkasarL,O|.2,l1a/o,kmak O,$a/o,serat kasar 53,95olo,abu 2,OL o/6,P O,lL o/o, dalcp 19,40 MJ tg-t (C'ohl, 19751.IGndungan proteln ampas tebu jauh o/o hbih rendah dibarrdingfoan kandr:ngan Drotein dari rumput lapangan yaihr 8,2 (nartaclidkk,
1986).
Berdasarkan hal tersebut, perlakuan Upbgrs nampalmya. *4f* harapan yang cukup besar, karena muxah dan mudah uniuk
memberikan
ditenapt<ara dapat
niuogen d.an mendegradasi lignin, sehingga ikatan komptreks pada
meningkatkan
pakan berserat menjadi ikatan sderbanaSalah sanr aplikasi telmobgi menggunakan
jamur
tiram putft
secaftr biologis adalah bb'konversi
FetaAs
Jamur
affi^s).
dengan
ini dikenal dapat
menghasitkan enn'l.l, tbnol otrsllase (lakase, peroksidase, dan tirosinasel' mono dan dbksigenase yang rnqrnpu mendegrada.si selu.bsa lcistatin dan Hgnin Bb-konversi ini tidak saja menunrnkan kadar figrth dan unsur-unsur
kaftohidxat
sep€rti selulosa dan bernisetulos4 juga meningbatkan tumbuhrrya
nisetiup
jamur.
Dengan demikian,
stnrktural lainnya
kandungan
protein karcna
pengolahan ampas tebu dengan
menggunakan mlsoorganisme jamur akan mengbasilkan pakan yang berkualitas dan eneryinya yang dapat dberna (EDD) lebih ting€[ Inolnrlum
jamur
tiram
putill
pemula
s€bagai kultur
diinokulasikan dalam mediun bio-konversi pada saatkulnr
fstgrtef)
yang
milicnobaberada pada fase
ekspon€nsial Dosis inolruhrm jamur pada fbmentasi substrat padat sangat ber:variasdda:i O,5 sanpai der^gan 2O a/odari totaf berat bahax fermentasi FIaI ini berkaitan dengan aktivitas @i@ ya:lg dihasilkan jamur dam lprne bb-konvetsi
pertumbuhan
Selain ihr, alrtivitas enzim :/ang dihasilkan untuk mendegradasi substrat secara optimal sangat ditentukan oleh larnq proses biokonversi Jamr:r tinam putih rnempu memecatr lignin 5O{O
o/o rrtda kulit jeruk
dan rarrting anggur, dengan waktu
fermentasi 70 hari, sebab pada ha-ri ke-70 dicapai degnadasi Iignin yang optimal lFlegel dart Mevoot'rson" mempelajad
1986 doimn Santosa, 1996). Tujr:an dari penelitian ini adalah
interaksi
antara
dosi;s inokulum
dan
lerne bbkonversi
terhadap
perubahan kandr:ngan komponen s€rat, protein kasar dan elisforrsi protein hasil biokonversi ampas tebu oleh jamur tiram putih-
stefarus
G,w?d4dan Ana Rochano. T.,' ETek Dosis dan lana.Iliokozruersi
... Hlm- (29421'
3l
a' UATERI DA'tr ETODE '
'',"
PEITEI,fTIAIT
serpihan empas tebu d.ipeibleh dari pT. Rajawali II _ rc. Jatitujuh, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat i',lnokulum i:rnur tiram putih (pleutohts oslredt4 American Type Culture Collection (ATCC 327g31, diperoleh dari Laboratorium Mikologi, PPAU Itmu H-$.ati ITB. Bahan "aitir yang digunakan a/o o/o terdiri dari 10 dedak, o,s caco",.i,s vo srpsum (c{iso4.2Hzo}, dan o,5 o/o pupuk NPK (Sudawiria, 1997). Kadar air substrat bio-konversi 62,s o/o kg-r, untuk menunjang pertumbuhan jamur tiram putih dan sebagai bahan pelamt TAt-?Atmtkanan, kapas dan alkohol. Alat-alat -vangdigunakan delam penelitian ini adalah : l) lemari fermentor terdiri dari rak-rak, 2) ruang inkubasi, 3) timiangan elektrik kapasitas 3000 g dengan terkecil skala l0 mg 4) kantong plastft polipropilen ukuran 20 x 40 cm dengan ketebalan 0,8 'n"r, sl cincin pararon, 6! thermometer, 7) higrometer, g| Iampu spirihrs, 9f spatc! 1o| autoctrave dan mang steam boilcr, llf laminar air floqr station, L2l ember, dan 13) selang. ,.. Percobaan bio-konversi menggunakan Rancangan Acak Iengkap Faktorial 4 x 4 dengan ulangan 3 kari (Gazper, 199r; steel dan Torrie, 1993; Gomez d.an Gomez, 1995). sebagai farrtor pertama adalah dosis inokul ,m jr-ur tiram putih [Dl, -vangterdfuiatas 4 levell'aigu Dro = 10, Dzs = 25, D+o= 40, dan Dss= 55 g kg-r substrat dan f,alrtorkedua ada_lahlama bio-konversi (W.) terdiri dari 4 level vaitu \il:o = 20, W36=30, W+o= 40, dan VJ56= 5C hari. Peubah yang rrierns[ kadar proteia kasar iMetode AOAC, r99o] dan penrbahan kads komponen serat NDF, ADF (petunjuk van soest, Lg77l. untuk menentukan perubahan (peningkatan atau penumnan) pmtein dan komponen serat dihitung berdasarkan rumus yang d.iformulasikan Nicolini dkk (1932 dalant Santosa, 1996) sebagai berilmt:
Penhgkdad
pernilurron
Komponen
(oh) =
KI _K2 x lOO oi
K1 Keterangan: Kl = kandungan komponen pada susbtrat ATTB lO = kandungan komlrcnen pada substrat ATB
32 paxryap, THN. 12, NoMoR 1, JANUARI2oos
yang " diperoleh
Data
per-rgaruh
mengetahii
untuk
perlakuan.
r"agam (Anova|
anafisis
menggunakan
dianalisis
perbedaan
Untuk
menentukalr
tanjut
menggqna-t''all'
1l-,
penganrh
gerlakpan,
antar
Berganda nuncanka42,er, : 1995).
uji
ditakukan
Uji
Jarak
1991; Steel dan Torrie, 1993; Gomez dan Gomez,
tfets Doeb Inokulu^or dan Lama den Lcma Blo-tonversl EfeL Dogb Inotuhi,ponlngketsr Rader Proteln Kesar Ampas terbedep Peccntere Blo-konverrl Tebu. Rataan
persentas€
konversi yang diinokulasi beberapa hari disajikan Tabel 1.
dcngan jamur
kasar
protein
kadar
peningkatan
tiram
putih
Tnpas
tebu bio-
dan difermentasi
selarna
pada Tabel 1.
Efek Dosis Inokqlum dan Larna Bio-konversi terhadap Rataan Persentase Peningkatan Kadar Protein Kasar Arnpas Tebu' Dosis tnokulum (Gram)
[.ama Biio-konversi {W) {Han}
(D)
Rataan
Wso
Wao
Wso
Wzo
'17,88
tM22
119,50
lof),6i
102,80
Dzs
87,+0
109,19
143,11
1+1,3+
720,'26
Dqo
92,06
116,93
126,O3
124,55
tL4,A9
Dss
93,52
118,45
12o,+6
119,27
11283
Dro
97,72
a
yang diikuti Angfa-angla rryat.a{PO,03i
Keterangan:
b
ll2,20 huruf
127,28
c
123,69
bc
yang sama ke arah baris tidak berbeda
Tabel I menunjukl
25 g kgt (Dzs) dengan lamg
kadar protein kasar peningkatan 40 bari {W*) mengbasilkan o/ojika olo ftontrol) menjadi 6,88 tertinggi (143,11 o/o)atau meningkat dari 2,83 dengan perlakuan lainnya. Peningkatan terendah adalah pada dibandingkan o/o)atau dosis inokulum 10 g kg-r (Dro) dan larna bio-konversi 20 hari (Wzol (77,88
bio-konversi
meningkat menjadi 4,o7 o/odari kontro|2,2g dosis inokulum
dan lar',a bio-konversi,
s€makin meningkat
7o. Dengan dernilrian semakiTr tin8gi maka kadar
protein
hingga dosis 25 g kgr dan lama bio-konversi
lama bio-konversi 50 hari [Wso], dosis inokulum
kasar substrat 40 hari- Pada
4O g kglfDrc] ataupun 55 g kg-t
Sfefonus Ctunu dqn Ana Rochona T., Ejbk Dosis dot lanno Biokortuersr ... Hkn- (2942)
(Dss), persentase t'
inokulun
kadar
pmtein
yang linggi,
dosis inokulum
menurun.
kenaikan
dan lama
kadar
protein -nka
bio-konversi
protein kasar semakin meningkat
Hal ini menjelaskan
hilgga
tidak
bahwa dosis peningkatan
sebanding
pe.rsentase pedngkatan
mencapai optimum
33
kadar
pada dosis 25 g
ftg-t (Dzs! dan larna bio-konversi 40 hari (W+o) Hasil analisi5
rag€rm menunjukkan
{41 lam4 bio-konversi
dosis inolrulum
[P>0'O5) meninglatkan perlekuan
faktor
bahwa
interaksi
udak memberikan
antara
perlakuan
pengaruh yang nyara
kadar protein kasar emlras tebu, tetapi secar€r mErndiri
lama
bio-konversi
memberikan
pengamh
sangar
nyata
peningkatan
dosis
(P
y'ng
kadar
protein
merryebabkan
kasar
seiring
pertumbuhan
dan tebal schingga kemungkinan
dengan
misetium
sangat cepat, kompak,
terjadi pembelahan sel hifa dua kati lipat yang
sangat cepat pada larns bio-konversi
4O hari
Setelah 40 hari, jamur
memasuki fase stasioner. Pada saat tersebut pertumbuh€rn jemql karena
sebagian
pembenhrkan
protein
bakal
kasar
dari
buah jamur,
substrat
mulai larnbat,
Arnpas tebu digunakan
sehingga nutrisi
dalam
mul,ai
substrat
unnrk menjadi
berkurang, Hasil peneJitian ini berbeda dengan yang cliiaporkan Tripathi dan yadav (199U menggunakan jo-ur yang sarra dntern bcntuk inokulum cair SO ml kgr substrat jerami gandum dengan -waktu fermentasi 45 hari, trrersentase peninBkatan kadar protein kasar 311,11a/o dari !,8 a/o (kontroq menjadi 7,4 o/o. Sedangkan Santosa (19961 melaporkan persentase peningkatan protein kasar 140,38 o/o dari 3,50 o/o (kontrolf menjad.i g,4l o/o dengan menggunakan j"-ur yang sama dan ketebalan yang sama pada dosis 10 dan walrtu fermentasi 40 harl Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh jenis substrat serta komposisi zat makanan dan komponen serat substrat yangdigunakan. Hasil uji Duncan
pengaruh perlakuan
bahwa peningkatan kadar protein (127,28 o/o atau kandungannya
lams bio_konversi menunjrrkkan
kasar pada terna bio-konversi 4O hari (Wrc) 6,27 "/"1 tidak nyata (P2O,OS, tingginya 50 hari {Wsol (123,69 o/o atau kandungannya
dibandingkan larna bio-konversi 6,68 o/ol, tetapi r:/ata (P<0,O51 dibandingkan 30 hari (Wsol (112,20 a/o atau kandungannya 6,\2 a/ol dan sangat nyata (p<0,0U dibandingkan 20 hari (wro)
34 .pa.envrn, TIiN. 72, NoMoR l, JANLIARI2oos
5,58 o/ol. t alna bio-konversi 50 hari (Wsol tidak
{87,72'o/o atau kandungannya
nyat4 {PO;OS} tinggrnya dibandingkan 3p sedangkan antar pe'rlakuan Pti [Wso], tainnya sangat nyata (P
meningkatkan
Pengamh
faktor
utama
lama bio-konversi
sangat nyata meningkatkan
kadar protein kasar, hal ini enat kai1sry1ys dengan perhrmbuhan
enzim he1is61ulase, s€lulase dan phenol peroksidasi. Semakin
diproduksinya
lama pros€s hidrolisis
berjalan,
maka produk
substrat,
ernzjm, tersebut
didukung
semakin banyak
yang dihasilkan
mendegradasi
yang terikat
nitrogen
semakin
hemiselulosa,
pada karbohidrat
erlrrm yang berdifusi meningkat.
selulosa,
stmktural
dan
dapat
pernyataan Paterson (1989), bahwa jarnur tiran
lignin
1O spesies
unnrk
membebaskan
Masing-nasing lignin,
sehingga Hat ini
putih menghasilkeq
maupun
lignoselulosa
kedalam
diuraikan.
enitm peroksidase yang aktif sebagai mineralisasi dari
miselium dan
sebagai solubilisasi protein
dengan
semakin laina waktu bio-konversi. Menurut
Hadar et aL {1993}, Pleurois ostreafrrs akan nengdegradasi bahan onganik 2O o/osetelah 30 hari inkubasi, sehingga lama bio-konversi sangat :' berpengarah terhadap perhrnbulmn dan pembentukan miscliru'n yang dapat tnenembus bio-konversi
ke dnlnrn substral sangat
Berdasarkan
mempengaruhi
hal tersebut
peningkatan
terbukti
bahwa lama
protcin
kadar
kasar.
Linko
(19771dan Fardiaz (1992) nnenjelaskan bahwa pada tar''a hidrilisis tertentu tidak akan
meninqkatkon
produk,
karena
nutrisi
substratnya
sudah
habis
atau
karena adanya penghambat umpan balik dari produk. EIek Doits Inoknlurn d,an LeEa Penunrnan Kadar ltDF Anpas Tebu. Rataan persentase penunrnan diinokulasi
dengan jamur
Blo-konversl
Terhadap
Persentase
kadar NDF ernpas tebu fermentasi y"rrg
tiram putjh dan difermentasi
selama ireberapa hari
tercantum pada Tabel2. Tabel 2 menunjukl€n
bahwa perlakuare dosis inokulum
55 g kgr [Dss)
dengan lama bio-konversi 50 bari (Wso) menghasiTkan penumnan kadar NDF tertinggi (16,10 3/ol atau menurun da-ri 88,9b "/o lkontro$ menjadi 74,59 o/o dan terendah pada perlakuan dosis inokulurn
lO g kgt (Dro| dan larna bio-konversi
Sfe/crurs Ghwu dan Anr Rochanary'.Efrt -il . '*.
no"o dan Loml.Biokrinuersi ... Hhn- (2942)
35
i;l
20 hari (Wzol{5,3O o/olatau.menu+l menjadi 83,12 a/o dari kontrol gT,7T o/o. Dengan demikian semakin tinggi aFF inokulun 6[s1 tam4 bio-kornrel5i rnaka kadar NDF arnpas tebu semakin Tampak pula pada Tabel 2 ba6wa #r*rr. dosis 55 g kgr (Dsslpada setiap level l^,'ra,bio-konversi derntkiar?pula tarna biokonversi 50 hari (wso) pada setiapfievel dosis inolmlum memberikan -----tingkat S. Penurunan t€rtinggt
f
Tabel 2' Efek Dosis Inoftulum dan Lfgra Bio-konversi terhadap Rataan persentase Penurunan lhdar nDF empa$Tebu. Bio-konversi W) {had}
(Dl (Gram)
Wzo
Dro
-5,3O
D:s
'8r56
1..,-9,56 ;':10,16
D
-8,79
Dss
-9,63
t'10,81
Rataan
-8,O/.
:-1O,27v
Huruf tcaFital [bO,OSl. huruf nyata (P<0,01|
Wao
$
Rataan
-13,89
-13,90
-10,66^
-15,03
-15,90
'f,-.ttt,ss .rs,16
- 12,418
-t6,0r
-t2,63tJ
-15,18
-16,10
-12,g3a
-l4,gy
_15,49"
.rg^-a 'yang $-;
ke arah kolom tidak berbed.a nvara berbeda ke arah baris berbeda saigat
E
Hasil analisis dosis inokulun
ragam
menunjhkkan
dan larna bio-konversi
ba-hwa interaksi
antara
perlalman
tjdak memberikan pengamh yang nyata [Fo'05) menumnkaD kadar NDF empas tebu, tetapi seca.ra mandiri masingmasing faktor perl,akuan yaitu dosis inokulum maupun l,ama bio-konversi memberikan pengaruh yang sanga_tnyata (p<0,0U. Pola penurunan kadar NDF yang cenderung meningfuat hal ini mempe.rlihatkan bahwa terjadi peningkatan kadar isi ser, rrin ungkinkan ahivitas dari enzim yang dihasilkan jarnur tiram putjh pada substrat arnpas tebu pendegradasi bahan-bahan organik (hemiselulosa, selulosa! menjadi monosakarida yang dala'" anelisis serat Van Soest akan menjad.i fraksi yang terlarut del'.rn deterjen netral dan pada gilirannya akan raenyebabkan kadar NDF menurun. Hal ini sesuai yang diielaskan oleh Reksohadiprodjo (t9gg), bahwa menunmnya kandungan dinding sel disebabkan oleh terdegradasinya fralcsi hemiselulosa dan selulosa, sehingga mengakibatlan kedua fraksi tersebut terbawa larut oleh larutan NDS pada pengujian metode Van soesl
36 re.ezve& TrrN.t2, NoMoR 1,JAr{LIARI2oos
don
hemiselulosa
Meringkatrrya
iarut"
kadar
mako
NDFnya
berdampak terhadap persentase penumnan
dan pada gilirannya
*.ttotun
yang
selulosa
NDF
yang neningkal :Hasil uji Duncan bahwa penumnan
pengarrh
perlakuan
(D) menunjukkan 55 g kgr (Dss) (12,93 o/o atau
dosis inokulum
NDF pada dosis inokulum
kanduirganrrya@,+L\ %) tidak nyata [F>o,Osl tingginya dibandingkan dosis 4O '(O*) g kg-r 77,07 o/o}maupun dengan dosis 25 g {f Z,Og Yo atau taoarrrgarroy" kgr {Dz,s)(12,41 oh atau kandungannyaTT,L4 o/ol. Juga antara dosis 40.g kgt (D+o)dengan dosis 25 g kgr {Das} tidak nyata [F>0,05]. Sedangkan dibandinekan dosis iO g tgt {Dro) (10,66 7o atau kandungannya 78,4L 7o}, semua perlakuan . l
sangat nyata (P
kg-t,
hal
ini .:ada kaitan
perhrmbllhan
dengan
dosis
tingkat
inokulum
lembat menem:'bus ke dalem substrat dan sebagian substrat yang disesuaikan
dosis 55 g kgtl
tingginya
merata dan kompak
tumbuh nenutupi
selunrh
lignohemiselulosa kedua
substrat,
larut
Artinya, baik dosis 25, 40 maupun
inokulum
tingkat
25 g kg-l tidak
penurunan
25 g kg I substrat
bio-konversi
dan
er:ztm, pendegradasi
Pada
barlvak.
semakin
tersebut sangat nyata lebih tinggi dibanding
terhadap tin$lat
jumta*h
kadar NDF yang semakin
pada penrrrunan
dengan dosis 4O maupun
substrat
lebih banyak. Dengan dernilcian kandungan
yang
tersebut
Sebaliknya pada
kadar NDF, karena miselium
ke dalam diduga
sehingga
dan lignoselulosa
komponen
berdampak
menembus
rendah,
tidak terhidrolisis
dengan lam4 bio-konversi.
persentase penurunan
yang
serta sistem koloninya yang
dari miseliuna yang kurang kompak
sudah dibonglar
populasi
kadar NDF pada dosis 10 g
dan nendah.aya tingkat penumnan
mikrooryanisme
kepadatan
tingkat
gilirannya
tinggi, dan 1*nurtrnan
dosis 1O g kg-i, sedangkan
memberikan
55 g kg-1 memberikan
respon yang nyata. respon sama )esar
kadar NDF ampas tebu. Dengan dsmikian, sudah cukup
Narnun dernikierr agar terjadi tjngkat
digunakan
penunrnan
untuk
Frsentase
dosis
degradasi NDF. kadar fr[pp rneka
diperlukan larna bio-konversi { Fardiaz, L992l'. Elerdasarkan
hasit uji Duncan
pengaruh
perlakuan
lama bio-konversi
bahwa l)€numnan kadar NDF pada larna bio-konversi 50 hari a/o atau kandungannya 74,58 %) tidak nyata (P>O,OS)tingginya [S/so] (15,48
menunjukkan
stefants, Gtant
dan Ano Rrchana T, EfekDosis dan Lo.tna Biokonuersi ... Hbn- (2942)
37
, :, dibandingkan 40 hari (w+ol {12,63 o/oatau kqndung€urnya zs,l6 o/of, tetapi w5s -: sangat uyata (P
rerhedap
per:ente,se
Rataan persenta-sepenurunan'kadar ADF arnpas tebu fermentasi yang diinokulasi dengan io-ur tiram putih dan difermentasi s4rem4 beberapa hari tercantum pada Tabel3. Tabel 3 menunjukr
38 pa.rrrvrn, Tr{td.i2, NoMoR 1, JANUARI2oo5
se:makin fi-g$
i
ADF ampas
maka
dan larna bio;konversit
dosis inekulum
tebu semakin menumn. Tampak pula pada tabel 3, bahwa dosis 55 g kgt (Dss) pada setiap level lama bio-konversi, dernikidii pula ilada lama bio-konversi 50 -
hari
.
E
memberikan
(Wso) pada setiap level dosis inokulum
tingkat
penumnan
tertinggi Tabet 3. Efek Dosis Inokulum dan tra.ma tsio-konversi terhadap Rataaa Perscntase Penurunan Ikdar ADF Ampas Tebu. Lama Bio-konversi {W} (hari}
Dosis Inokulum
Wso
Rataan
-5,99
-7,95
-5,12A
-5,16
-6,68
-8,34
-s,b9t
-3,55
-5,22.
-6,7I
-8,53
-6,09 a
Dss
-3,69
-5,54
-6,96
-8,60
-6,20 a
Rataan
-3,06.
-5,22u
-6,F9"
-8,36 a
{D} (Gram)
Wzo
Dto
-1,60
-4,94:
Dus
-3,40
D
Keterangan:
I{asil
Wlo o/o
Huruf kapital yang sama ke arah kolorn tidak berbeda nyata {P>O,OS) dan hunrf kecil yang berbeda ke atatr baris berbeda sangat nyata (P<0,01)
analisis
dosls inokulirm
Wgo
memmjukl(alr
ragam
Can lama bio-konversi
(F0,051
menurunkan
nasing
ialtcr
interaksi
bahwa
antara
perlakuan
tidak memberikan penganrh -vang nyata
kadar ADI' ampas tebu, tetapi secara mandid
perlalc.ran
yaitu
dosis
lana
ma.upun
inokulum
masing-
bio-konversi'
memberikan pengamh yang sangat nyata {P
bio-konversi tinggi
dosis
penumnan meninglat
penumnan
kadar ADF mengindikasikan
inokulum
dan
tama
kandungan
ADF
mengikuti
bio-konversi pola
meka penumnan
dosis da:r lama bahwa semakin
tingkat yang
persentase cenderung
sesuai dengan tingkat dosis yang diperlakukan
perlakuan dosis inokulum [D] menunjukkan o/o atav kandungannlra bahwa penumnan ADF pada dosis 55 g kgt [Dss) (6,20 61,13 o/o)tidak nyata [F,0,05) tingginya dibandinglan dosis 40 g kgt [D+o){6,00 a/o atau kandungalnya 6O,93 o/o), maupun dibandingkan dosis 25 g kgt (Dzs| Hasil uji Duncan pengarrh
{5,89
o/o atau kandungannya
inokulum
6O,73 a/ol. Sebaliknya,
semua perlakuan
sangat nyata (P<0,0U lebih tinggi penurunanrrya
ftg-t (Dro) (5,12 7o atau kandungannya 60,98 7o).
dosis
dibanding dosis 10 g
ste/crulsGt'uru!dan Ano Rochanar-, -EtekDosisdaL Iarnlrliokcinuersr'... Hbru(2942) 39 - ' ' :.; ., Hasil penelitian i''i -tttsgam.oiL; bahwa dengan meningkatnya dosis inokulum, rneka meningkat pura,_,g!.,tivitas enzim pendegrad.asi d.inding sel Fenomena ini mengimformasikan behwa enzim yang dihasilkan oleh miselium jo*ur tiram putih mulai menyerang ikatan-ikatan hidrcgen dan merenggangrya ikatan lignohemiselulosa dan lignosihllosa, akibatnya kand.ungan hemiselulosa
terlarut mulai meningkal seningg#;u-lah kadar aor meli;., ;;; Berkura' Snya kadar ADF mengintlikasikal bahwa telarr berlangsung degradasi hemiselulosa dan selulosa. Keadann tersebut akan minyebabkan jumlah material isi sel yang larut meningfuat dan akhirnya struktur dinding sel substrat ainpas tebu menjadi lebih rapuh dibanding tanpa bio_konversi Berdasarkan uji Duncan pengaruh pe'rlakuan la-a bio-konversi menunjukkan bahwa penurunan kadar ADF pada larna bio_konversi S0 hari o/o (8'36 [wso) atau kandungannya s,g,.li?o/d sangat nyata (p<0,01) lebih tinggi dibanding perlarruan lainnya, o.qi$p'. pura yang terjadi antar sesrma perlakuan' Dari hasil uji kedua rqnor perlarcuan tersebug maka dosis inokurum 25 g kg-r dengan lama bio-konveoi go trari fDzswsolmemberftan respon yang elisien terhadap penunrnan kadar ADF ampas tebu. Keadaan tersebut mengindika"*"o bahwa penumnan kadar ADF akibat pengaruh lams bio-konversi sejalan derrgan pertumbuhan miseliura.iamur tiram pudh yang secara serempak mendegradasi hemiselulosa dan selulosa akibat enzim hemiseluiase dan selulase yang dihasilkannya. pendapat ini erat kaitannya dengan yang dijelaskan oleh zadrazti dam Kurtzman (1gg4l dan Hadar qt at'' (1993), bahwa j"-ur mengeluarkan enzim heniselulase dan selulase untuk mendegradasi selulosa dan hemiselulosa. Dengan demitcien enzilo hemiselulase memecah komponen hemiselulosa .menjadi araban, galaktan dan xylan' Perombakan hemiserulosa ini akan berjalan rebih rernadibanding dengan komponen yang tain fWoolfiord, l9g4). Hasil penelitian ini sesuai -yangrrilapr6alsn oleh Badve at ar. (r9gz) bahwa penurunan kadar ADF g,69 o/o dati kontror (sg,g0 o/ol pada'Tnpas tebu yang diinokulasi jamur Pleurotus ostreatus dengan lerns fbrmentasi 45 hari
4O parrwre
rrfrit,.-12,NoMoR 1, JANUARI2oo,
. .
l
:\i;n.. ,|,,4: ,
':"..:
.
_ -'l
r'-
...
.
DAII gARAlr
'r(tgtrPttr.Alt
,
Berdasdrkan
hasil
analisis
dan
pembahasan,
maka
simpulan
ditarik
sebagai berikug:1.. Tidak
terdapgl .
interaksi
antara
dosis
dan lama
inokulum
bio-konversi
_. -. 1
terhadap peiitingkatan kadar protein kasar dan penuruna4 komponen serat - .:tR.
Frnpas tebu-$ib-konversi.
Tingkat dosis inokulum
25 g kg-t substrat dengan
bio-kerrversi 40'hari memtxirikan respon yang lebih efisien terhadap F-" penurun€rn'"kom1rcnen serat, dan juga optimum terhadap peningkatan :-.
i
protein kasei bio-konversi arnpas tebu. 2.
Dosis inokulu.m berpengamh
sangat nyata terhadap penurunan
komponen
sera' NDFdan ADF. 3.
l^ama bio-konVersi berpengaruh kass.rr pengry4an
komponen
sangat nyata terhadap peningkatan serat NDF dan ADF dibandingkan
protein dengan
am pas tebU"tanpa bio-konversi (AT1B). Bed{pqkan
simpulan
di
atas
maka,
sarar--r yang
dapat
riirekomenCasikan adalah : ; 1. Sebailcnya ernp?.s tebu dioiah terlcbih dahuiu sebelum dimanfaatkan ..:. sebagai bahan paican sumber energr bagi ternak ruminansia. 2. Perlu pengkajian lebih ianjut pada komponen serat yang irain serta Energi Dapat Dicerna [EDD) dari 6mpas ATTB dan ampas tebu bio-konversi {ATB). DAT"IAR PUIYTAI(A AOAC. 1990. OIficial Methods of Analysis. l2tt Edition" Association of The OIficial Analytical Chemists. Washington D.C. Arora, S.P. t977. The Role of Tleated Roughages in Animal Production S5istern in Developing Countries. New Feed Resources. FAO. Animal Produciion and Health, Rome. Badve, V.C., P.R. Nisal., A.L. Joshi, and D.V. Rangnekar. 1987. Studres on The use of Lignoelfutose Degrading Fltngi to Improve TrE I,htffiiue Vafue of Stgarane Bagasse and. Sorglatm Straus. rr-' Singh, K., T.W. Flege1, and J.B. Schiere (Editors). Biological, Chemical and Physical Treatment of Fibrous Crop Residues as Animal Feed. Proceedings of An International Workshop Held in New Delhi, Ittdia, 20 - 21 January 1987, Wageningen, The Netherlands. p. 1L2-125.
Steforurs GtunudantuuRochanoT.,
EtekDoses dntLamo.Ihbkonuersr
... Hyn- (2942)
4t
Fariiaz, S. 1992. Fisiologi fenttertasL Proyek Openasi dan perawatan Fasilitas, Pusat Antar universitas (pAUl Bekerja sama Dengan Lcmbaga Su'''berdaya Informasi Institut perianian Bbgor, Bogor. Gasperz, V. 1991. Teknis Analisis dalnrn Penelitjan percobaan. Edisi pertama. Ta::sito, Bandung. Gohl, Bo. 1975. Tropical Feeds. Feeds Iniormation Su--aries and Nutritive . Value. FAO of The U.N. Rome. Gomez, K.A., dan A.A. Gomez; 1995. Pnosedur staiiSin< untuk pcnelitian Penarrian- Edisi Kedua. Penerjemah :. Endang Sjamsudd.in dan Justika S. Baharsjah. Pendamping : Andi Haldm Nasution. penerbit Universitas lndonesia (UI-PRESSI. Hadar, y', Z.Kerem, and B. Gorodecki. 1993. Biodegrad.atioaof Lignoellulosic Agrtslhural l7astes bg Plettrofrrc oestafiis. Journaf of Biotechn66ry. Hartadi, H., S. Reksohad.iprodjo., and Aerubi. 1984. Ttte use pleurottts sp. to Improue the eualtg of Ric- Stranufor ktmfuzant. Abstracts. First Workshop on Biological, Chemical and Physical Evaluation' of Lignocellulosic Residues. yograkarta. Morrison, I.M. 1980. Hemie'thttosic Contamination of Acid Detergent Residues and. Replaement bg Cethttose Residues in Cefl Wail Arzalgsi^s.Journal ry ScienceFood Agriculture. Paterson, a 1989. Biodegradation of Lignin and cetrulosic Materials. 1rr.Animal Production and Health Division, FAO: Biotechnologr tio. Livestock Production. prenum press, Newyork and london. p. 24s;s9. Rangnekar, D-v., v.c. Badve., s.T. Ktrarat., B.N. sobale, and A.L. Joski. 19g6. E-ffea of llqh - Presslre steam Treatment on chemianl composition and. Digesfuilitg: in uitro of Roughages. Elsevier Scientinc pruri"ft-g Company, Amsterdam. Animar Feed science and rechnolog:t. T:61-20. Reksobaciprodjo, S. 1988. Pakan Ternak Gembala. Badan penerbit Fakultas Ekonomi, Yoglakarta santosa, u. 1996. Efek Jerami Padi aarlg Difermentasi oleh Jamur Tiram putitr (Pleurod'ts ostreatts) terhadep- Perqjerru"lcan sapi Jantan perana]cart _ ongole. Disertasi. Program- easciJariana, uniiersitas padjadjar€rn, Bandung. Schneider, B'H-, and P. Flatt. 1975. TtteEvaluation of Feed.s through Digestibility Erperiments. Universitv of Georgia press, Athens. Steel, R'G'D., dan J.H- Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Ed.isi Kedua. pr Gramecia pustaka utpma, Jakarta. Suriawiria, U. 1997. Budidaya Jernur Kayu. penerbitan Ktrusus untuk program Pendididikan dan pelatihrolrybisnis perjamural di pedesaan. yayasan Panca Bhakri pakuan, opo Golongan Kary;Jawa Barat. Tripathi, J'P', and J.S. Yadav. 1gg2. optimisdion of Sotid sttbstr66eFerm.entation of whed straut into Animal reed bg Pleurois osr.eaus : a pilot effort. rn:
42
PAFTNER, IIIIV. 12, NOMOITi,JANTJARI2OAS
BLiair,R., and P.J. Van Soest (Editorsf. Journal furimaf Feed Science and Tehcnoiogr,3T: 39-72. Wooliord, ht.K. 1984. The Silage Fermentation. Marcel Deker Inc' NewYork' USA' 'i.g'|g. Ptart Fiber and.Its RoIein Ilerbiwra Nutridon-The Cornell Van Soest, p.J. Veterinarian. 67(3): 307-326. Zadrazrl,F.., ald It.H. kurrzman, Jr. 1984. The Biolory of Pleurotus Cultivation in fire Tmpics. in: Chang, S.T., and T.H. Quimio [Editors]' Tropical Mushroomsl eiobgical Nature and Cultivation Methods. The Chinese University Fress,Honglong. p. 277-296.
