perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relefan 1. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job Performence),
secara
etimologis performance
berasal
dari
kata to
perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan, sedang kata performance berarti “The act of performing; execution” (Webster Super New School and Office Dictionary), menurut Henry Bosley Woolf performance berarti “The execution of an action”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja atau performance berarti tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan, oleh karena itu performance sering juga diartikan penampilan kerja atau perilaku kerja (Uhar Suharsaputra, 2013). Rusli Lutan (2004: 65) berpendapat bahwa “Kinerja guru adalah kiat atau prosedur kerja yang dilaksanakan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yaitu mengajar baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan sehinnga menghasilkan tujuan yang ditetapkan” Muhammad Rohmadi (2012: 48) menjelaskan bahwa “Kinerja seorang guru terkait erat dengan unjuk kerja atas hasil pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang diperoleh melalui evaluasai kerja” Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja yang dimaksud adalah hasil dari kedisiplinan dan kompetensi profesional guru yang diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sebagai seorang pendidik guru memiliki beberapa faktor yang commit to user berpengaruh terhadap kinerjanya. Menurut Sabrina Fauza (2010) dalam 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 blog nya dijelaskan bahwa terdapat Sembilan faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru yaitu: 1) Tingkat pendidikan seorang guru. Tingkat pendidikan ini akan sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja guru. Kemampuan seorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, karena melalui pendidikan itulah seseorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Selama menjalani pendidikannya seseorang akan menerima banyak masukan baik berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang akan mempengaruhi pola berpikir dan prilakunya. Ini berarti jika tingkat pendidikan seseorang itu lebih tinggi maka makin banyak pengetahuan serta ketrampilan yang diajarkan kepadanya sehingga besar kemungkinan kinerjanya akan baik karena didukung oleh bekal ketrampilan dan pengetahuan yang diperolehnya. 2) Supervise pengajaran Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya. Kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penelitian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan pengembangan pengajaran berupa perbaikan program dan kegiatan belajar mengajar. Sasaran supervisi ditujukan kepada situasi belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya tujuan pendidikan secara optimal. 3) Program penataran yang diikuti oleh seorang guru. Untuk memiliki kinerja yang baik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang memadai, dan dapat mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya kepada para siswa untuk kemajuan hasil belajar siswa. Hal ini menentukan kemampuan guru dalam menentukan cara penyampaian materi dan pengelolaan interaksi belajar mengajar. Untuk iitu guru perlu mengikuti program-program penataran. 4) Iklim yang kondusif di sekolah Iklim yang kondusif di sekolah juga akan berpengaruh pada kinerja guru, di antaranya : pengelolaan kelas yang baik yang menunjuk pada pengaturan orang (siswa), maupun pengaturan fasilitas (ventilasi, penerangan, tempat duduk, dan media pengajaran). Selain itu hubungan antara pribadi yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah akan membuat suasana sekolah menyenangkan dan merupakan salah satu sumber semangat bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. 5) Kondisi fisik dan mental yang baik. Guru yang sehat akan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya commit to user faktor kesehatan harus benardengan baik. Oleh karenanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 benar diperhatikan. Begitu pula kondisi mental guru, bila kondisi mentalnya baik dia akan mengajar dengan baik pula. 6) Tingkat pendapatan seorang guru. Agar guru benar-benar berkonsentrasi mengajar di suatu sekolah maka harus diperhatikan tingkat pendapatannya dan juga jaminan kesejahteraan lainnya seperti pemberian intensif, kenaikan pangkat/gaji berkala, asuransi kesehatan dan lain-lain. 7) Guru bersikap terbuka, kreatif, dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana kerja yang demikian ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan di sekolahnya. 8) Kemamuan manajerial kepala sekolah Kemampuan manajerial kepala sekolah akan mempunyai peranan dalam meningkatkan kinerja guru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan suatu pola kerjasama antara manusia yang saling melibatkan diri dalam satu unit kerja (kelembagaan). Dalam proses mencapai tujuan pendidikan, tidak bisa terlepas dari dari kegiatan administrasi. Kegiatan adminstrasi sekolah mencakup pengaturan proses belajar mengajar, kesiswaan , personalia, peralatan pengajaran, gedung, perlengkapan, keuangan serta hubungan masyarakat. Dalam proses administrasi terdapat kegiatan manajemen yang meliputi kemampuan membuat perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Bila kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial yang baik, maka pengelolaan terhadap komponen dan sumber daya pendidikan di sekolah akan baik, ini akan mendukung pelaksanaan tugas guru dan peningkatan kinerjanya. Selain hal di atas, ada 5 hal utama yang berpengaruh terhadap kinerja seorang guru, khususnya adalah guru penjasorkes. Hal tersebut adalah: 1) Peningkatan kompetensi guru Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui pendidikan pra jabatan maupun melalui pendidikan dalam jabatan. Pendidikan pra jabatan dapat dilakukan memalui Lembaga Pencetak Tenaga Kependidikan (LPTK) sedangkan pendidikan dalam jabatan ditekankan pada kemampuan guru agar dapat meningkatkan evektiftas mengajarnya, mengatasi persoalan-persoalan praktis dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. 2) Layanan supervisi Layanan supervise merupakan bentuk pembinaan dari kepala sekolah kepadacommit para gurunya. to user Layanan supervise ini adalah sebuah upaya pembimbingan yang dilakukan oleh kepala
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 sekolah kepada para guru untuk meningkatkan kinerjanya. Kegiatan supervise yang dilakukan kepala sekolah terhadap para guru, khususnya adalah guru pendidikan jasmani adalah untuk mendorongpara guru agar lebih termotivasi akan pentingnya kinerjanya dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan demikian akan melahirkan generasi bangsa yang lebih berkualitas dan mandiri dalam menghadapi persoalan hidup ke depan. Setelah dilakukannya supervisi oleh kepala sekolah hal yang paling penting adalah pengewasan. Pengawasan mutlak diberikan kepada guru pendidikan jasmani secara periodic dan terstruktur sehingga sasaran yang ingin dicapai dari pengawasan itu lebih jelas dan berdampak terhadap kinerja guru pendidikan jasmani. 3) Fasilitas pembelajaran Agar mencapai tujuan pendidikan jasmani yang berkualitas tidaklepas dari sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar. Fasilitas ini memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran, antara lain: a) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dan bekerjasama di era globalisasi. b) Meningkatkan keterampilan dan kualitas fisik untuk mendukung aktifitas sehari-hari. c) Meningkatkan kemandirian dalam intrakurikuler maupun ekstrakuriluler. Tersedianya fasilitas pembelajaran yang memadai dapat mengoptimalkan kemempuan guru dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Apalagi pembelajaran pendidikan jasmani sangat membutuhkan dukungan vasilitas yang memadai guna menghasilkan proses pembelajaran yang optimal. 4) Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kedudukan individu yang mengatur segala alur administrasi dan manajerial guna mendukung terwujudnya roda organisasi yang sehat dan solid dalam mencapi tujuan pendidikan. Kunci keberhasilan setiap pemimpin pendidikan adalah kemempuan membawa kelompok untuk produktif dalam berbagai bentuk aktivitas pendidikan. Peranan pemimpin mencakup beberapa tugas dan tanggung jawab. Namun kepedlian yang mendasar adalah memilih program yang sesuai dan menyajikannya kepada kelompok guru yang efektif. Dengan model kepemimpinan semacam ini dapat mendorong para guru pendidikan jasmani lebih bergairah dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. 5) Motivasi berprestasi Motivasi berprestasi sangatlah penting dalam proses to user pembelajaran dicommit sekolah. Setidaknya para guru harus memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 motivasi berprestasi untuk meningkatkan kegairahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Mengapa sangat penting karena guru sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Guru berperan dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Jadi, sebelum guru dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, guru harus mempunyai motivasi untuk dirinya sendiri. (Husdarta 2009:75-91) c. Hakikat Penilaian Kinerja Guru Pada dasarnya suatu pekerjaan harus dinilai keberhasilannya. Hal ini bisa terjadi dalam segala bidang pekerjaan, demikian pula dengan bidang kependidikan maupun dalam bidang nonkependidikan. Indikatorindikator ketercapian kinerja pun harus dipahami sebagai bekal dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Hal itu selaras dengan pendapat Muhammad Rohmadi (2012 : 27) tentang penilaian kinerja. Langkah-angkah yang harus dilaksanakan untuk melakukan penilaian adalah: 1) Mengembangkan indicator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati. 2) Menyusun berbagai instrument penilaian. 3) Melakukan pencatatan terhadap capaian indicator. 4) Melakukan analisis dan evaluasi. 5) Melakukan tindak lanjut. Dengan langkah-langkah tersebut sebuah penilaian kinerja dapat dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan apapun dalam bidang kependidikan maupun dalam bidang nonkependidikan. Penilaian terhada kinerja guru sangatlah penting. Guru merupakan sebuah jabatan fungsional yang harus diukur bagaimanakah kinerjanya dan sudah sesuaikah dengan tujuan pendidikan nasional. Muhammad Rohmadi (2012:28) berpendapat “Untuk mencapai tujuan tersebut, sebuah evaluator pertama kali harus bisa menyusun prosedur spesifik dan menetapkan standar”. Dari pendapat beliau untuk bisa melaksanakan sebuah penilaian kinerja maka harus mempunyai langkah-langkah atau prosedur yang jelas, terarah dan harus mempunyai standart atau tolok ukur yang jelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 d. Konsep Dasar Penilaian Kinerja Guru Konsep dasar penilaian kinerka guru perlu dilaksanakan agar hasil pelaksanaan jawabkan,
dan
penilaian
penilaian
kinerja
kinerja
guru
dapat
dipertanggung
guru harus memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut: 1) Berdasarkan ketentuan Penilaian kinerja guru harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku. 2) Berdasarkan kinerja Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru adalah kinerja yang dapat diamati dan dipantau sesuai dengan tugas guru sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. 3) Berlandaskan dokumen Penilai, guru yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian kinerja guru harus memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem penilaian kinerja guru, terutama yang berkaitan dengan dimensi tugas utama dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga penilai, guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian kinerja guru mengetahui dan memahami tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian. 4) Dilaksanakan secara konsisten Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara teratur setiap tahun yang diawali dengan evaluasi diri, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a) Obyektif Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas sehari hari. b) Adil Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua guru yang dinilai. c) Akuntabel Hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat dipertanggungjawabkan. d) Bermanfaat Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan karir profesinya. commit to user e) Transparan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
f) g)
h)
i)
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut. Berorientasi pada tujuan Penilaian berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Berorientasi pada proses Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, tetapi juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai hasil tersebut. Berkelanjutan Penilaian penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung secara terus menerus (on going) selama seseorang menjadi guru. Rahasia Hasil Penilaian kinerja guru hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang berkepentingan (Syawal Gultom, 2012: 8-10)
Menurut Husdarta (2009:99) secara umum konsep kinerja dalam manajemen sumber daya manusia dibentuk atau disebabkan oleh 3 faktor. “Secara umum terbentuknya kinerja disebabkan oleh 3 faktor yaitu: (1) faktor kemampuan, (2) faktor upaya, (3) faktor kesempatan atau peluang”. Ketiga hal tersebuat sangatlah penting dalam tercapainya sebuah kinerja. Ketidak hadiran salah satu faktor dapat mengakibatkan tidak bernilainya faktor yang lain. Faktor kemampuan merupakan fungsi dari pengetahuan, keterampilan, dan kemempuan teknologi bagi seorang guru dan faktor ini dapat memberikan indikasi terhadap batas kemungkinan kinerja yang dapat dicapai oleh seorang guru. Sedangkan upaya merupakan fungsi dari kebutuhan, sarana, harapan dan ganjaran. Hal yang terakhir yang juga sangat penting adalah peluang, peluang ini adalah pemberian kesempatan bagi seorang guru untuk terus mengembangkan kemampuannya agar tujuan pendidikan tercapai dan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang. Prestasi kerja atau kinerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Hal ini terpenuhi seandainya prestasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 dapat tercapai secara maksimal oleh seseorang. Pencapaian hasil kerja ini sebagai bentuk perbandinagan seseorang dengan standar kerja yang telah ditetapkan. Disini apabila hasil kerja yang dilakukan seseorang sesuai dengan standar kerja atau melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu telah mencapai prestasi kerja. Artinya bahwa proses-proses yang berlangsung pada kinerja seseorang dengan kondisi yang ada pada diri manusia. Sebab pada kenyataannya manusia sebagai elemen utama dalam produktivitas, maka dalam meraih hasil dari kinerjanya mereka harus memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul. Hal tersebut bisa diartikan bahwa kemampuan seseorang bisa menjadi dasar bagi faktor lain untuk melaksanakan kinerjanya. Kemampuan ini ditunjang oleh adanya lingkungan sebagai
faktor lingkungan
yang ikut mempengaruhi.
Lingkungan bisa mendorong semakin meningkatnya kinerja seseorang ataupun sebaliknya menurunkan kinerja seseorang. Kinerja yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang akan mendapatkan hasil kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan dalam lingkungan kerjanya. Bagi seorang guru kinerjanya akan dinilai oleh kepala sekolah. Penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah tersebut berkaitan dengan kegiatan dalam pembelajaran. Rusli Lutan, (2002: 171) menyatakan, “Penilaian pada awalnya tertuju pada performa guru dalam kaitannya dengan prestasi atau hasil belajar para siswa”. Memiliki kinerja yang baik sangat penting bagi seorang guru. Kinerja yang dilakukan akan dinilai oleh pejabat yang berwenang. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kemampuan sesuai dengan tugasnya, maka sebuah penilaian kinerja profesi guru harus benar memperhatikan konsep dasarnya atau prinsip-prinsip yang berkenaan dengan penilaian kinerja tersebut. Penilain kinerja profesi guru harus berlandaskan kinerja, dokumen, ketentuan dan dilaksanakan dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 konsisten, sehingga hasil penilaian kinerja profesi guru bener-benar bisa dijadikan evaluasi bagi tenaga pendidik yaitu guru.
2. Profesi Guru a. Pengertian Profesi Guru Istilah profesi berasal dari bahasa Inggris
yang berakar dari
bahasa Latin profesius dengan kandungan arti menyatakan atau mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan. Achmad Sanusi,dkk 1981:18 menjelaskan bahwa “…sebuah pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan terspesialisasi dan keseringnya masyarakat persiapan akademik yang lama dan intensif” (dalam Usada dan Suharno 2009:2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa profesi adalah sebuah jabatan atau pekerjaan yang yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa; “Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Dasar hukum bahwa guru menjadi sebuah profesi adalah tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yaitu UU No.2/1989. Seperti yang dikemukakan oleh Achmad Sanusi, dkk (1991: 29-30) : Suatu perkembangan yang menggembirakan muncul menyusul keluarnya UU No.2/1989 tentang system pendidikan nasional (UUSPN). Dalam UUSPN tenaga kependidikan mendapatkan perhatian yang amat besar, melebihi bidang-bidang yang lain. Ada 6 pasal (pasal 27-32), terdiri atas 23 ayat, yang secara khusus menyangkut tenaga kependidikan.ini menunjukkan bahwa kedudukan tenaga kependidikan begitu penting dalam rangka upaya memajukan pendidikan secara keseluruhan. (dalam Usada dan Suharno 2009: 7) Jadi dapat disimpulkan bahwa profesi guru talah memiliki badan hukum dan perundang-undangan, sehingga commit to user tidak perlu dikhawatirkan lagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 tentang dasar hukumnya. Selain itu, profesi kependidikan (guru) harus memiliki kemampuan atau kompetensi yang sesuai dengan profesi seorang guru atau ekspert dalam bidang pendidikan pada khususnya keguruan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, dan keahlian itu diperoleh sebagai profesionalisasi yang dilakukan sebelum orang itu memangku jabatan atau setelah memangku suatu jabatan tertentu.
b. Ciri-ciri Profesi Guru Achmad Sanusi, dkk (1991: 20-21) mengemukakan tentang ciriciri utama sebuah profesi, sebagi berikut: 1) Suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi social yang crusial. 2) Suatu pekerjaan yang menuntut derajat keterampilan atau keahlian tertentu. 3) Pemerolehan keterampilan atau keahlian tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis dengan mengguanakan teori dan metode ilmiah. 4) Suatu ekerjaan yang didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit, dan bukan hanya common sense. 5) Upaya mempelajari dan menguasai disiplin ilmu dan keterampilan atau keahlian tersebut membutuhkan masa pendidikan atau latihan yang lama di Pergurun Tinggi. 6) Proses pendidikan untuk pekerjaan tersebut juga merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai professional di kalangan para siswa atau mahasiswa. 7) Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang pelaksanaanya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi. 8) Tiap anggta profesi mempunyai kebebasan untuk memberikan judgeme-nya sendiri dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah dalam lingkup kerjanya. 9) Dalam praktek melayani masyarakat, angota profesi otonom dan bebas dari campur tangan orang luar. 10) Pekerjaan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan oleh karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula. (dalam Usada dan Suharno, 2009: 13-14) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Dalam hal yang sama menurut Rochman Natawidjaja (1989) mengemukakan adanya beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut: 1) Ada standar unjuk kerja yang baku dan jelas. 2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadahi dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu. 3) Ada organisasi profesi yang mewadahi para anggotanya untuk mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraanya. 4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para anggotanya dalam melayani masyarkat. 5) Ada system imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku. 6) Ada pengakuan masyarakat (professional, penguasa dan awam) terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi. (dalam Usada dan Suharno 2009: 13-14) Hal serupa juga dikemukakan oleh Robert W. Richey (1974) dalam Asep Ruhendi (2012) ciri-ciri professional keguruan adalah: 1) Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi. 2) Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru. 3) Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan. 4) Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi. 5) Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursuskursus,workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service. 6) Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career). 7) Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara lokal. Dari beberapa paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa to user oleh setiap orang yang sdang sebua profesi tidak serta commit merta dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 melakukan pekerjaan tertentu atau oleh seseorang yang telah memiliki jabatan fungsional tanpa memiliki sebuah keahlian atau kompetensi dalam bidang tersebut (kependidikan-guru) melainkan sebuah profesi (guru) itu dilakukan oleh seseorang yang benar-benar ahli yang telah medapatkan pendidikan atau pelatihan, pengakuan dari masyarakat, ada landasan hukumnya, dan memiliki etika terhadap profesi tersebut.
c. Persyaratan Profesi Tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru yang sangat kompleks maka seseorang yang mempunyai profesi (guru), maka profesi ini memerlukan beberapa persyaratan. Hal ini dikemukakan oleh Moh Ali (1985) dalam Moh. Uzer Usman (2007: 15) antara lain: 1) Menuntut adanya keteramplan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam. 2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. 3) Menuntut adanya tingkat pendidikan kegutuan yang memadai. 4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakanya. 5) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Selain persyaratan tersebut, masih ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong dalam suatu profesi antara lain: 1) Memiliki kode etik sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 2) Memiliki klien objek layanan yang tetap, seperti dokter dan pasiennya dan guru dan muridnya. 3) Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. (Muh. Uzer Usman, 2007: 15) Selain persyaratan yang harus dipenuhi seorang guru dalam mengemban tugasnya, seorang guru pun harus bisa menguasai prinsip mengajar, agar guru dapat melaksanakan tugas sebagai seorang guru yang profesional. Hal ini diungkapkan oleh Hamzah B. Uno, (2008:16) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 mengenai prinsip-prinsip mengajar yang harus dikuasai oleh seorang gur agar menjadi seorang guru yang profesional. Prinsip tersebuat antara lain: 1) Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pembelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi. 2) Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. 3) Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pembelajaran dan penyesuaianya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta dudik. 4) Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi) agar peserta didik lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diterima. 5) Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan materi pembelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan pesertadidik menjadi jelas. 6) Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. 7) Guru harus tetap menjaga konsentrasi peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati,meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkanya. 8) Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial baik didalam kelas maupun diluar kelas. 9) Guru harus mendalami dan menyelidiki perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaanya tersebut. Untuk menjadi seorang guru yang profesional haruslah menguasai prinsip-prinsip pembelajaran. Hal ini memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang bermutu. d. Kompetensi Guru Sebagai Pendidik Profesional Moh. User Usman (2007: 14) berpendapat bahwa “Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak”. Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen “Kompetensi adalah perangkat pengetahuan, to user keterampilan, dan perilakucommit yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 guru atau dosen untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Menurut Husdarta (2009:111) “Kompetensi adalah suatu pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan. Kompetensi dapat pula dimaknai sebagai kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja”. Selain itu Abin Syamsudin menjelaskan bahwa “Kompetensi sebagai suatu tampilan yang rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dengan penuh kesenangan”(Husdarta, 2009:111) Menurut Mohammad Rohmadi (2012: 56-58) ada beberapa stadar kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru untuk menjadi seorang guru professional antara lain: 1) Kompetensi Pedagogik a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik moral, cultural, emosional dan intelektual. b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang di ampu. d) Menyelenggarakan embelajaran yang mendidik. e) Memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang mendidik. f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik. Untuk mengaktualisasikan berbagi potensi yang dimiliki. g) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik. h) Menyelenggarakan penlaian dan evalusi proses dan hasil belajar. i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. j) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatka pembelajaran. 2) Kompetensi Kepribadian a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia, dan teladan bagi perserta didik dan masyarakat. c) Menampilkan diri sebagi pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d) Menjunjung etos kerja, tanggung jawab yang tinggi rasa bangga menjadi guru dan percaya diri. e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 3) Kompetensi Sosial a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. b) Berkomunikas secara efektif, empatik, dan santun dengan sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d) Berkomunikasi dengan profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4) Kompetensi Profesional a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikiran keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu. b) Menguasai SK dan KD mata pelajaran yang diampu. c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e) Memanfaatkan teknologi dan informasi & komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dari paparan diatas setiap guru harus memenuhi ke-4 kompetensi guru tersebut. Seorang gur yang profesional tidak sekedar mengetahui namun juga harus bisa mengamalkan kompetensi sehingga dapat mewujudkan kegiatan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan pemaparan William Ahur Ward dalam Rohmadi (2012: 60) “Guru biasa - berbicara, Guru bagus - menerangkan, Guru hebat - mendemonstrasikan, Guru agung- memberikan inspirasi”. Jadi berdasrkan pemaparan di atas dapat ditegaskan bahwa menjadi seorang guru profesional adalah guru yang dapat melakukan aktivitas pembelajaran berdasarkan perecenaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Untuk mencapainya diperlukan sebuah komitmen yang tegas bagi pelaku profesi (guru) agar benar-benar menjadi sebuah guru yang profesional.
e. Sikap Profesioanal dan Kode Etik Guru Sikap profesional dan kode etik guru sangat penting dalam commit toUji userkompetensi dan penilaian kinerja peningkatan kualitas pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 guru haruslah menyentuh sikap profesional dan kode etik guru. Tidak terbatas pada kemampuan intelektual,juga tidak terbatas pada kemampuan pedagogic dan profesional. Namun penilaian kinerja guru haruslah berhubungan dengan perilaku guru sebagao sebuah profesi. Hal ini berhubugan dengan bagaimana perilaku guru dalam memahami, menghayati dan mengamalkan kompetensi dan sikap profesionalnya. Pola perilaku tersebut berkaitan dengan: 1) Figur dan teladan, 2) Sikap terhadap organisasi profesi, 3) Sikap sebagai pendidik profesional, 4) Sikap terhadap peraturan perundang-undangan. 5) Sikap terhadap teman sejawat, 6) Sikap terhadap peserta didik, 7) Sikap terhadap lingkungan kerja, 8) Sikap terhadap memimpin, 9) Sikap terhadap pekerjaan. (Mulyasa, 2013:181-195) Profesi guru berhubugan dengan peserta didik yang secara alami mempunyai persamaan dan perbedaan. Tugas melayani keberagaman orang sangat memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi, terutama jika langsung berhubungan dengan peserta didik. Meskipun semua orang tidak dikaruniai dengan sikap seperti itu, namun bila seseorang telah memutuskan untuk memilih dunia pendidikan khususnya guru maka akan selalu dituntut belajar dan berperilaku seperti itu. Secara probadi ataupun kelompok, guru selalu dituntut untuk meningkatkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru sebagaimana juga dengan profesi lainnya tidak mungkin dapat meningkatkan mutu dan martabat profesinya tanpa meningkatkan atau menambah pemahaman dan kompetensinya karena ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni yang menunjang profesinya selalu berkembang dengan sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Menurut Samsudin (2008: 3) “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengembangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan kreatif, sikap sportif dan kecerdasan emosi”. Sedangkan menurut Rusli Luthan dan Soepartono (2004: 20) berpendapat bahwa “Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan untuk menungkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual dan emosional”. Aip Syariffudin dan Muhadi (1992: 4) berpendapat bahwa : Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses yang merupakan sebuah bagian dari keseluruhan ilmu pendidikan yang mengguanakan aktifitas jasmani atau gerak sebagai alat pendidikan tersebut maupun tujuan yang hendak di capai sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan itu sendiri yang diperoleh melalui jalur formal pada sekolah-sekolah.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Tujuan dari pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas fisik siswa, membantu siswa untuk menjaga kesegaran jasmani dan kesehatan melalui penarapan nilai-nilai positif, gerak dasar dan perkembangan jasmani. Aip Syarifudin dan Muhadi (1992: 4) berpendapat bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah: 1) Memacu perkembangan dan aktifitas sistem: peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan persyarafan. 2) Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi dan berat badan. 3) Menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportifitas dan tenggang rasa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 4) Meningkatkan keterampilan melakukan aktivitas dan memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya melakukan aktivitas jasmani. 5) Meningkatkan kesegaran jasmani. 6) Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani. 7) Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani. Sedangkan menurut Aryadi Rachman (2013), “Tujuan Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ingin dicapai adalah mencakup perkembangan individu secara menyeluruh. Artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual” Hal diatas senada dengan pendapat Waluyo (2011: 34) bahwa: “Tujuan pendidikan jasmani yang ideal adalah program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial dan moral dengan maksud, kelak anak muda itu menjadi seorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia” Menurut
Husdarta
(2009:9)
mengemukakan
bahwa
secara
sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk: 1) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. 2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong pertisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi melalui aktivitas jasmani baik secara kelompok atau perorangan. 5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. 6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan jasmani itu tidak hanya mendidik secara fisik namun juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 mendidik sikap, perilaku, dan karakter melalui pendidikan jasmani itu sendiri secara menyeluruh yaitu afektif, psikomotor dan kognitif.
c. Fungsi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Fungsi pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani baik aspek fisik maupun emosional. Seperti yang dikemukakan oleh Waluyo (2011: 34) Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, perkembangan sosial 2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang obtimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melaui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan. 5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat megembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. 6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Menurut Samsudin (2008: 3) bahwa fungsi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah: 1) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang serasi, selaras, dan seimbang. 2) Meningkatkan perkembangan sikap mental, soial dan emosional yang serasi, selaras, seimbang. 3) Memberikan kemampuan dan menjelaskan manfaat pendidikan jasmani olaraga dan kesehatan dan memenuhi hasrat bergerak 4) Meningkatkan perkembangan dan aktifitas sistem peredaran darah, pernafasan, pencernaan dan syaraf 5) Memberikan kemampuan untuk memelihara meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Selain fungsi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dipaparkan oleh Samsudin, fungsi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi: 1) Aspek organik a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan. b) Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot. c) Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama. d) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terusmenerus dalam waktu relative lama; dan e) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cedera. 2) Aspek neuromuskuler a) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot. b) Mengembangkan ketermpilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir dan menarik. c) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun, melenggok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok. d) Mengembangkan ketermpilan dasar manipulatif, seperti memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli. e) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan. f) Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, bela diri. g) Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki, berkemah, berenang, dan lainnya. 3) Aspek perseptual a) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. b) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yangcommit beradatodi: userdepan, belakang, bawah, sebelah kanan, atau sebelah kiri, dari dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 c) Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan mengoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki. d) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis. e) Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan / kiri dalam melempar atau menendang. f) Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu, kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri. g) Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang. 4) Aspek kognitif a) Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan. b) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika. c) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi. d) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungus tubuh dan hubunganya dengan aktivitas jasmani. e) Menghargai kinerja tubuh: penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya. f) Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problemproblem perkembangan melalui gerakan. 5) Aspek sosial a) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan di mana berada. b) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok. c) Belajar berkomunikasi dengan orang lain. d) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok. e) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat. f) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat. g) Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif. commit to user h) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 i) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik. 6) Aspek emosional a) Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani. b) Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton. c) Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat. d) Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas. e) Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan. Secara umum pendidikan jasmani memiliki beberapa fungsi dan manfaat, manfaat pendidikan jasmani di sekolah antara lain: 1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak. Didalam pendidikan jasmani anak dapat belajar sambil bergembira memlaui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan anak untuk bergerak maka semakin besar kemaslahatan bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. 2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya. Dengan bermain dan bergerak anak-anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Hal ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan dan hubungan sosialnya dan bahkan harga diri yang menjadi dasar perkembangannya kelak. 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna. Peran pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan dasardasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. 4) Menyalurkan energi yang berlebihan. Anak adalah makluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi ini dapat disalurkan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. 5) Merupakan proses pendidikan yang serempak baik fisik, memtal maupun emosional. Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. (Husdarta, 2009:14-16) Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa fungsi penjasorkes bersifat menyeluruh bagi individu yang menyangkut pribadi commitdan to user sebagai individu dengan tumbuh berkembangnya imajinasi dan fungsi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 organ tubuh sehingga terjadi keselarasan antara aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor dalam diri individu.
d. Peran Guru Dalam Proses Belajar-Mengajar Waluyo (2011: 37) menjelaskan peran guru dalam pembelajran adalah : 1) Guru sebagai perencana pembelajaran. Kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi. 2) Guru sebagai pengelola pembelajaran. Tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa terpaksa apalagi tertekan. 3) Guru sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator guru harus menempatkan diri sebagi orang yang memberikan pengarahan dan petunjk agar siswa dapat belajar secara optimal. 4) Guru sebagai evaluator. Yaitu memberkan evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk melihat berbaga kelemahan guru dalam mengajar. Evaluasi sumatif digunakan sebagai bahan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam melakukan pembelajaran. Selain peran guru di atas, guru juga mempunyai peran yang lain. Yaitu peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi dan peran guru secara psikologi menurut Moh. Surya dan Rochman Natawijaja (1994). 1) Peran guru dalam pengadministrasian. a) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatankegiatan pendidikan. b) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi suatu anggota masyarakat. c) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. d) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disilpin. e) Pelaksana administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar, guru pun bertanggung jawab atas kelancatan jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan administrasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 f) Pemimpn generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. g) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah pendidikan. 2) Peran Guru Secara Pribadi a) Petugas sosial, yaitu seseorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. b) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan. c) Orang tua, yaitu mewakili orang tua orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. d) Pencari teladan, yang senantiasa mencari teladan yang baik untk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. e) Pencari keamanan, yaitu senantiasa mencarikan keamanan bagi siswa. 3) Peran Guru secara Psikologis a) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikayang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsiprinsip psikologi b) Senima dalam hubungan antar manusia, yaitu orang yang mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan mengguanakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan. c) Pembentuk kelompok sebagai alat atau jalan dalam pendidikan. d) Catalytic agent, orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan. e) Petugas kesehatan mental, yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan khususnya kesehatan mental siswa. dalam Moh. User Usman (2007: 13-14) B. Kerangaka Berfikir
Profesi adalah sebuah jabatan atau pekerjaan yang yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Dalam hal ini adalah seorang guru. Seorang guru harus memiliki tangung jawab dalam menjalankan tugas keprofesian yang di embannya. Khususnya adalah guru pendidkan jasmani olahraga dan kesehatan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan siswa secara menyeluruh. Yaitu tidak hanya aspek fisik namun juga aspek emosional dan juga sikap agar kelak peserta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani itu sendiri. Dalam pembelajaran, seorang guru yang notabene sudah menjadi sebuah profesi harus memberikan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada. Kinerja dalam hal ini adalah kedisiplinan seorang guru, perilaku dan etika seorang guru yang harus sesuai dengan kode etik guru, menguasai kompetensi standart minimum seorang guru. Kompetensi
guru
merupakan
kemampuan
seorang
guru
dalam
melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dengan penguasaan kompetensi ini diharapkan guru dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap proses pembelajaran. Kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik. Dari semua kompetensi guru yang ada, keseluruhannya merupakan standar bagi seorang guru. Memiliki kompetensi yang mumpuni dan kualitas sumberdaya yang baik merupakan suatu bentuk syarat kinerja yang baik. Dengan pencapaian kompetensi ini diharapkan dapat memaksimalkan kinerja sebagai seorang guru. Kinerja yang baik merupakan sebuah bentuk profesionalisme dalam mejalankan profesinya. Seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ideal adalah profesional, berkompeten, menguasai materi pembelajaran mampu bersosialisasi dengan baik terhadap peserta didik maupun terhadap guru dan karyawan yang lain, mampu menunjukkan kewibawaan sebagai seorang guru yang menjadi tauladan badi peserta didik.
commit to user