HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Oleh: AURA FADHILAH K7412031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2016
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Aura Fadhilah
NIM
: K7412031
Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEARSIPAN
KELAS
XI
PROGRAM
KEAHLIAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penelitian lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juni 2016
Yang membuat pernyataan,
Aura Fadhilah
ii
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh: AURA FADHILAH K7412031
Skripsi Diajukan dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA MEI 2016
iii
PERSETUJUAN
Nama
: Aura Fadhilah
NIM
: K7412031
Judul Skripsi
:Hubungan Antara Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Peserta Didik Dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Kearsipan Kelas XI Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Surakarta,
Juni 2016
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd
Dr. Andre N. Rahmanto, M.Si
NIP 19611122 198903 2 001
NIP 19770715 200501 1002 iv
PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Aura Fadhilah NIM : K7412031 Judul Skripsi :Hubungan Antara Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Peserta Didik Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari , tanggal dengan hasil LULUS dan revisi maksimal 3 bulan. Skripsi telah direvisi dan mendapat persetujuan dari Tim Penguji. Persetujuan hasil revisi oleh Tim Penguji: Nama Penguji Ketua : Dr. Djoko Santosa, T.H., M.Pd Sekretaris : Dra Patni Ninghardjanti, M.Pd Anggota I : Dr. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd Anggota II : Dr. Andre N. Rahmanto, M.Si
Tanda Tangan
Tanggal
Skripsi ini disahkan oleh Kepala Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran pada Hari : Tanggal : Mengesahkan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Kepala Program Studi PAP,
Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd NIP 196101241987021001
Dr. Andre N. Rahmanto, M.Si NIP 19770715 200501 1002
v
ABSTRAK
Aura Fadhilah. K7412031. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2016 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan 1) persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 2) minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 3) persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey, populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Batik 1 Surakarta kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran Tahun Pelajaran 2015/2016 sejumlah 75 peserta didik dengan teknik proportional random sampling sebanyak 63 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan metode anagket dan dokumentasi nilai mata pelajaran Kearsipan. Teknik analisis data yang diunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi ganda. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) terdapat hubungan antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, hal ini ditunjukkan dengan rhitung sebesar 0,564 dengan signifikasi 0,000 < 0,05. 2) terdapat hubungan antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, hal ini ditunjukkan dengan rhitung sebesar 0,524 dengan signifikasi 0,000 < 0,05. 3) terdapat hubungan antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan Fhitung sebesar 19,734 dengan signifikasi 0,000 < 0,05. Dalam penelitian ini dilaporkan bahwa persamaan regresi liniear Y = 58,836 + 0,127 X1 + 0,237 X2. Hal ini berrati rata-rata prestasi belajar (Y) meningkat atau menurun sebesar 0,127 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dan akan mengalami peningkatan atau penurunan 0,237 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit minat belajar vi
peserta didik (X2). Besarnya sumbangan yang diberikan masing-masing variabel adalah: 1) Sumbangan relatif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 57,5 %. 2) Sumbangan relatif minat belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 42,5%. 3) Sumbangan efektif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 22,9 %. 4) Sumbangan efektif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 16,9 %. Kata Kunci: keterampilan mengajar guru, minat belajar peserta didik, prestasi belajar
vii
ABSTRACT
Aura Fadhilah. K7412031. THE CORRELATION ON PERCEPTION STUDENT OF TEACHER SKILL LEARNING AND STUDENT INTEREST IN LEARNING WITH THE LEARNING ACHIEVEMENT OF ARCHIVES SUBJECT AT ELEVENTH GRADE OFFICE ADMINISTRATION SKILL COMPETENCY IN BATIK 1 SURAKARTA VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2015/2016. Skripsi, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret Surakarta, May 2016. The purpose of this research is to determine correlation: 1) the perception student of teacher skill learning with the learning achievement of archives subject at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016. 2) student interest in learning with the learning achievement of archives subject at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016. 3) the perception student of teacher skill learning and student interest in learning with the learning achievement of archives subject at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016. This research used quantitative with survey approach, the population of this research is student at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016 is 75 student with technique proportional random sampling is 63 respondents. Data collection techniques is to use questionnaire method and documentation of archives subject score. Analysis data techniques used techniques of multiple liniear regression analysis. Based on the results of the research, it can be concluded that: 1) there is a correlation the perception student of teacher skill learning with the learning achievement of archives subject at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016, it is shown by rstatistic of 0,564 with significance level of 0,000 < 0,05. 2) there is a correlation student interest in learning with the learning achievement of archives subject at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016, it is shown by rstatistic of 0,524 with significance level of 0,000 < 0,05. 3) there is a correlation the perception student of teacher skill learning and student interest in learning with the learning achievement of archives subject at eleventh grade office administration skill competency in Batik 1 Surakarta Vocational High School in academic year 2015/2016 with Fsstatistic of 19,734 with significance level of 0,000 < 0,05. With result is double a double liniear equation Y = 58,836 + 0,127 X1 + 0,237 X2. It mean that the learning achievement (Y) increase or decrease by 0,127 in every unit of increase or decrease in the perception student of teacher skill learning (X1) and by 0,237 in viii
student interest in learning (X2). The contribute of each variable is: 1) relative contribution of the perception student of teacher skill learning (X1) with the learning achievement (Y) equal to 57,5 %. 2) relative contribution of student interest in learning (X2) with the learning achievement (Y) equal to 42,5%. 3) effective contribution of the perception student of teacher skill learning (X1) with the learning achievement (Y) equal to 22,9 %. 4) effective contribution of student interest in learning (X2) with the learning achievement (Y) equal to 16,9 %. Keyword: teacher skill learning, student interest in learning, the learning achievement
ix
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah: 286)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
x
PERSEMBAHAN
Dengan
penuh
syukur
kepada-Mu,
kupersembahkan skripsi ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta, doa yang tak pernah
berhenti
dan
dukungan
serta
kesabaran bapak dan ibu, serta kakakku. Teman-teman
terdekatku
yang
selalu
mendukungku Finda, Hastin, Riska, Dara, Dwi Ningrum, Isti, Hera, Liska, Wimbang, Fauzan, Rizkan, Yoga, Andy Novian, Inda, Husna, Farah Kurnia, Rulita, Berty, Liza, Ervinda. Suami dan anakku kelak Teman-teman PAP 2012 Almamater
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan kepada Allah SWT, Rabb semesta alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang memberikan rahmat dan barokahNya, sehingga persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa selama terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, Peneliti menyampaikan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi ini.
2.
Dr. Munawir Yusuf, M.Psi., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi ini.
3.
Dr. Imam Sujadi, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi ini.
4.
Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi ini.
5.
Kepala Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin penelitian guna menyusun skripsi ini.
6.
Dr. C. Dyah S. Indrawati, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7.
Dr. Andre N. Rahmanto, S.Sos M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. xii
8.
Susantiningrum, S.Pd.,SE.,M.AB selaku Pembimbing Akademis yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama di bangku perkuliahan.
9.
Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
10. Drs. Yusuf, selaku kepala sekolah SMK Batik 1 Surakarta yang telah memberikan kesempatan guna mengambil data dalam penelitian. 11. Drs. Agus Suwartanto selaku kepala sekolah SMK PGRI 3 Kota Madiun yang telah memberikan kesempatan guna mengambil data dalam uji coba penelitian. 12. Dra. Dwi Niscayawati, selaku guru mata pelajaran Kearsipan SMK Batik 1 Surakarta yang telah memberikan bantuan dan bimbingan untuk kelancaran dalam penelitian ini. 13. Siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran yang bersedia membantu mengisi angket dan data yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. 14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan peneliti. Meskipun demikian, Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Peneliti
xiii
Juni 2016
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... x HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... xi KATA PENGANTAR ....................................................................................... xii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 Identifikasi Masalah .................................................................................. 6 Pembatasan Masalah ................................................................................ 7 Rumusan Masalah .................................................................................... 7 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 10 B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 53 C. Hipotesis.................................................................................................. 55
xiv
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H.
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 56 Desain Penelitian .................................................................................... 56 Populasi dan Sampel .............................................................................. 59 Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 59 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 61 Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 68 Teknik Analisis Data .............................................................................. 70 Prosedur Penelitian ................................................................................. 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. B. C. D.
Deskripsi Data ........................................................................................ 80 Uji Prasyarat Analisis .............................................................................. 88 Pengujian Hipotesis ................................................................................. 92 Pembahasan Hasil Analisis Data .......................................................... 101
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................................. 107 B. Implikasi ............................................................................................... 108 C. Saran ...................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112 LAMPIRAN ...................................................................................................... 113
xv
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar 1.1- 1.3 Minat Belajar Peserta Didik ............................................ 121
2.
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian....................................................... 78
3.
Gambar 4.1 Distribusi Variabel Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru ...................................................................... 85
4.
Gambar 4.2 Distribusi Variabel Minat Belajar Peserta Didik ..................... 86
5.
Gambar 4.3 Distribusi Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan ..................................................................................................... 88
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Tabel 1.1 Rekap Nilai Mata Pelajaran Kearsipan Kelas XI AP..................... 5
2.
Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................... 48
3.
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................... 52
4.
Tabel 3.1 ragam penelitian kuantitatif ......................................................... 57
5.
Tabel 3.2 Kerjcie – Morgan ...................................................................... 60
6.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X1 ................................................... 81
7.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ......................................................... 82
8.
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner .................................................. 83
9.
Tabel 4.4 Analisis Deskripsi Data................................................................ 83
10. Tabel 4.5 Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru ... 84 11. Tabel 4.6 Minat Belajar Peserta Didik ........................................................ 86 12. Tabel 4.7 Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan .................................. 87 13. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data ............................................................ 89 14. Tabel 4.9 Hasil Uji Independensi ................................................................. 90 15. Tabel 4.10 Hasil Uji Liniearitas (X1 – Y) ................................................... 91 16. Tabel 4.11 Hasil Uji Liniearitas (X2 – Y) .................................................... 92 17. Tabel 4.12 output SPSS Hasil Uji Koefisien Korelasi X1 dengan Y ............ 93 18. Tabel 4.13 Output SPSS Hasil Uji Koefisien Korelasi X2 dengan Y ........... 94 19. Tabel 4.14 Output Hasil Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y ...................................................................................... 95 20. Tabel 4.15 Output Hasil Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y ...................................................................................... 95 21. Tabel 4.16 Output Hasil Uji Koefisien Regresi ........................................... 96
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Matriks ...................................................................................................... 115
2.
Angket ........................................................................................................ 116
3.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 120
4.
Gambar 1.1- 1.3 Minat Belajar Peserta Didik ............................................ 121
5.
Tabulasi Data Try Out ............................................................................. 122
6.
Uji Validitas Variabel X1 ........................................................................... 123
7.
Uji Validitas Variabel X2 ................................................................................... 129
8.
Uji Reliabilitas Kuesioner .......................................................................... 131
9.
Kesimpulan Uji Validitas dan Reliabilitas X1............................................ 132
10. Kesimpulan Uji Validitas dan Reliabilitas X2............................................ 133 11. Dokumentasi Uji Coba .............................................................................. 134 12. Tabulasi Data Penelitian ........................................................................... 135 13. Output Deskripsi Data ................................................................................ 137 14. Output Normalitas ...................................................................................... 139 15. Output Independensi ................................................................................. 140 16. Output Hasil Uji Liniearitas (X1 – Y) ....................................................... 141 17. Output Hasil Uji Liniearitas (X2 – Y) ........................................................ 143 18. Output SPSS Hasil Uji Koefisien Korelasi X1 dengan Y ........................... 144 19. Output SPSS Hasil Uji Koefisien Korelasi X2 dengan Y ........................... 144 20. Output Hasil Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y ................ 145 21. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif .............................................. 146 22. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 149 23. Daftar NIlai Kearsipan Kelas XI AP 1 ...................................................... 150 24. Daftar NIlai Kearsipan Kelas XI AP 2 ...................................................... 151 25. Tabel r ........................................................................................................ 152
xviii
26. Tabel f ........................................................................................................ 153 27. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................................. 154 28. Daftar Nama Peserta Didik ....................................................................... 157 29. Perijinan .................................................................................................... 159
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga formal tempat terjadinya interaksi dari berbagai komponen pendidikan yang memegang peranan penting dan menentukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu kurikulum, fasilitas belajar-mengajar, guru, peserta didik, dan sebagainya. Dua diantara beberapa komponen pendidikan yang berperan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah guru dan peserta didik. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 52 Ayat 1 menegaskan bahwa tugas pokok guru adalah merencanakan pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Dalam berbagai kajian diungkapkan bahwa secara umum sesungguhnya tugas dan tanggung jawab guru mencakup aspek yang luas, lebih dari sekedar melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Selain itu, menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 39 Ayat 2 menyatakan bahwa tugas guru adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbngan dan pelatihan. Dalam upaya menciptakan pembelajaran yang berkualitas peran guru sebagai pendidik yaitu membimbing peserta didik menuju kearah perubahan yang positif, serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, menggairahkan, menyenangkan. Namun, pada kenyataannya beberapa guru di Indonesia tidak mengindahkan aturan Undang-undang yang telah ditetapkan tentang tugas pokok guru sebagai pendidik khusunya mengajar. Hal ini, disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Menurut kutipan berita online Republika 24 November 2015 yaitu:
xx
Di sisi lain, sebagian guru tidak bisa belajar karena disibukkan dengan: 1) mengurus hal-hal administratif terkait pembelajaran. Kinerja guru diukur dari keberhasilannya mengumpulkan sejumlah dokumen, bukan dari proses mengajar di kelas dan prestasi peserta didiknya, 2) mengisi pelatihanpelatihan terkait Kurikulum 2013 sehingga jarang hadir di sekolah. Dampaknya, kelas sering kosong atau yang mengajar guru pengganti yang belum tentu kompeten dalam mapel yang diajarkannya. Permasalahan lain terkait pelaksanaan pembelajaran adalah kualitas guru yang dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik. Menurut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranata mengatakan bahwa uji kompetensi guru (UKG) 2015 terdiri dari kompetensi pedagogik dan kompetensi professional mendapatkan hasil DI Yogyakarta (62,58), Jawa Tengah (59,10), DKI Jakarta (58,44), Jawa Timur (56,73), Bali (56,13), Bangka Belitung (55,13), dan Jawa Barat (55,06). Jika diperinci lagi untuk hasil UKG untuk kompetensi bidang pedagogik, dengan rata-rata nasional 48,94 berada di bawah standar kompetensi minimal (SKM), yaitu 55. Artinya bahwa pedagogik berkaitan cara mengajarnya yang masih kurang baik, perlu diperhatikan (Solopos, 5 Januari 2016) Kemudian diketahui bahwa keberhasilan pencapaian pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat, salah satunya dari prestasi belajar peserta didik. Menurut Djamarah dan Zain (2014: 114) menyatakan bahwa sederetan angka yang terdapat di buku rapor adalah bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar. Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai setiap peserta didik pada periode tertentu. Hakikatnya, prestasi belajar yang dimiliki oleh setiap individu peserta didik berbeda. Hal tersebut berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yaitu a) faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik meliputi: kesehatan, intelegensi, bakat, minat,
xxi
motivasi, cara belajar b) faktor eksternal berasal dari luar diri peserta didik, meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan, teman, guru, peralatan, dan alam.
Faktor eksternal mempengaruhi prestasi belajar peserta didik salah satunya yaitu guru. Guru sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran dianggap penting pada hakikatnya perlu menguasai keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar (KDM) atau teaching skills merupakan kemampuan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors). Menurut Hamalik, (2003:36) menyatakan bahwa proses belajar dan hasil belajar para peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar mereka dan membimbing mereka. Keterampilan ini dapat menjawab pertanyaan pokok tentang how to teach atau bagaimana membelajarkan peserta didik. Selain keterampilan mengajar guru, dalam mencapai prestasi belajar yang optimal maka dapat pula dipengaruhi oleh faktor internal salah satunya adalah minat belajar peserta didik itu sendiri. Minat secara sederhana dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tinggi atau keinginan terhadap sesuatu hal. Istilah minat merupakan terminologi aspek kepribadian, yang menggambarkan adanya kemauan, dorongan (force) yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek lain yang sejenis. Objek dari minat bisa berbagai macam, baik makhluk hidup, aktivitas, benda mati, pekerjaan dan lain-lain. Minat akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik. Dengan demikian minat diduga menentukan prestasi belajar peserta didik. SMK Batik 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta kejuruan favorit berada di Kota Surakarta. Sekolah berorientasi pada kompetensi keahlian bsinis dan manajemen, memiliki 4 program keahlian. Salah satu program keahliannya adalah Administrasi Perkantoran. Program Keahlian Administrasi Perkantoran ini paling diminati setiap tahunnya pada saat penerimaan peserta didik baru. Pada program ini, salah satu mata pelajaran yang dipelajari ialah Kearsipan. xxii
Mata Pelajaran Kearsipan merupakan mata pelajaran yang mempelajari proses kegiatan pengurusan atau pengaturan arsip dengan menggunakan suatu sistem tertentu sehingga arsip dapat ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan. Dalam pencapaian penilaian, mata pelajaran kearsipan sangat berbeda dengan mata pelajaran lain di kelas XI program keahlian administrasi perkantoran. Karena pada dasarnya, mata pelajaran kearsipan mempunyai karakteristik hafalan, mengedepankan teori, menganalisis praktik penyimpanan arsip sesuai situasi dan kondisi. Persepsi peserta didik kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran secara keseluruhan terhadap keterampilan dasar mengajar khususnya pada mata pelajaran kearsipan sudah cukup baik dan menganggap bahwa mata diklat Kearsipan adalah pelajaran yang terkesan gampang. Namun, berdasarkan pernyataan dari peserta didik mengungkapkan bahwa saat proses pembelajaran guru kurang melakukan variasi ketika mengajar yang menyebabkan rasa kebosanan dan kejenuhan. Selain itu, peserta didik lainnya berpersepsi bahwa tidak ada ruang untuk mereka untuk santai sejenak. Sehingga secara tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Pengamatan peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), gambaran secara umum tentang minat belajar peserta didik kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran kurang. Karena peneliti mengamati sebanyak tiga kali (gambar 1.1- 1.3), saat proses pembelajaran banyak ditemui peserta didik berbicara dengan teman sebelahnya dan memilih tidur di meja belajar tanpa memperhatikan guru menjelaskan terkait materi yang diberikan di depan kelas. Selain itu, hampir di setiap jam pembelajaran berlangsung beberapa peserta didik yang keluar kelas secara bergantian untuk memilih tidak mengikuti pelajaran. Senada hal sama yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta menyampaikan bahwa mata pelajaran kearsipan di kelas XI adalah mengutamakan kegiatan praktik dibandingkan dengan teori, kemudian kendala saat proses pembelajaran berlangsung adalah seringnya peserta didik tidak mendengarkan guru menjelaskan materi dan xxiii
lebih memilih melakukan aktifitas lain seperti: berbicara sendiri, mengantuk di dalam kelas saat pelajaran berlangsung.
Terkait prestasi belajar peserta didik, peneliti mendapati fakta bahwa beberapa peserta didik mendapatkan rata-rata nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah semester gasal (UTS), dan nilai ulangan semester gasal (US) mata pelajaran kearsipan kurang dari batas ketuntasan minimum yaitu 80 yang dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 1.1 Rekap Nilai Mata Pelajaran Kearsipan Kelas XI AP Jenis
Jumlah Di Atas Prosentase Ulangan KKM Rata-rata XI AP 1 21 55% 1 UH XI AP 2 22 60% XI AP 1 14 37% 2 UTS XI AP 2 22 60% XI AP 1 11 29% 3 US XI AP 2 22 60% Sumber: Arsip Data Kesiswaan SMK Batik 1 Surakarta No
Kelas
Jumlah Di Bawah KKM 17 15 24 15 27 15
Prosentase 45% 40% 63% 40% 71% 40%
Hal ini didukung penelitian sebelumnya, bahwa keberhasilan pembelajaran di dukung oleh faktor-faktornya. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Arga Lacopa Arisana dan Ismani, menunjukkan bahwa: (1) Kedisiplinan Siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II tahun ajaran 2011/2012. (2) Persepsi Siswa tentang Kualitas Mengajar Guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II tahun ajaran 2011/2012. (3) Kedisiplinan Siswa dan Persepsi Siswa tentang Kualitas Mengajar Guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II tahun ajaran 2011/2012.
xxiv
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Atika Prama Deswita Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP- PGRI Sumbar. Dengan hasil pengujian hipotesis uji t persepsi siswa tentang gaya mengajar guru berpengaruh berarti dan positif terhadap hasil belajar Akuntansi, uji t minat belajar siswa berpengaruh berarti dan positif terhadap hasil belajar Akuntansi. Sedangkan uji f berpengaruh berarti dan positif antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar Akuntansi. Berdasarkan uraian masalah yang telah dikemukakan, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Peserta Didik Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
peneliti
dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.
Guru belum menerapkan keterampilan mengajar dengan baik dan benar.
2.
Kejenuhan yang dialami peserta didik saat pembelajaran terjadi disebabkan guru tidak melakukan variasi dalam penyampaian materi.
3.
Kurangnya minat belajar dikarenakan kebosanan yang dirasakan peserta didik.
4.
Kurangnya perhatian peserta didik untuk mengikuti pelajaran dikarenakan peserta didik memilih untuk keluar kelas saat pelajaran berlangsung.
5.
Kurangnya
semangat
belajar
peserta
didik
dikarenakan
peserta
didik
menganggap gampang mata pelajaran Kearsipan. 6.
Kurang kondusifnya kelas dikarenakan peserta didik berbicara dengan teman sebelahnya dan mengantuk saat pelajaran berlangsung.
7.
Masih terdapatnya beberapa peserta didik yang memiliki rata-rata nilai UH, nilai UTS dan nilai US kurang dari batas ketuntasan minimum.
xxv
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru, minat belajar peserta didik, dan prestasi belajar pada mata pelajaran kearsipan di SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Untuk membatasi masalah yang diteliti, maka perlu dijelaskan istilah-istilah variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut: 1.
Persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dalam penelitian ini dibatasi keterampilan mengajar guru mata pelajaran kearsipan, meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan menutup pelajaran.
2.
Minat belajar belajar dalam penelitian ini dibatasi minat belajar mata pelajaran Kearsipan selama satu semester.
3.
Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi nilai akhir atau nilai raport mata pelajaran kearsipan semester ganjil/ gasal.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah terdapat hubungan positif antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016?
xxvi
3. Apakah terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui hubungan positif antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menghasilkan informasi yang rinci, akurat, dan aktual yang dapat memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan yang sedang di teliti. Adapun manfaat dari hasil penelitian yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan.
xxvii
b. Sebagai referensi peneliti berikutnya untuk mendapatkan informasi tentang persepsi peserta didik terhadap keterampilan mengajar guru, minat belajar peserta didik, dan prestasi belajar. c. Tenaga pendidik dapat memahami hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat dipraktikan di dalam kelas, mengidentifikasi komponen keterampilan dasar mengajar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. d. Memahami
hakikat
minat
belajar
dan
menambah
wawasan
cara
membangkitkan minat belajar peserta didik, sebagai usaha membina minat agar menjadi lebih produktif dan efektif. e. Memahami hakikat prestasi belajar dan memahami tujuan tes prestasi belajar dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: a. Bagi Sekolah Masukan informasi kepada SMK Batik 1 Surakarta terkait fakta yang berada di lapangan untuk lebih memperhatikan dan memperbaiki segala sesuatunya yang dirasa masih kurang untuk kedepannya. b. Bagi Peserta Didik a) Dengan minat belajar memperkecil kebosanan peserta didik terhadap mata pelajaran Kearsipan. b) Meningkatkan semangat peserta didik untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam mata pelajaran Kearsipan. c) Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran Kearsipan dalam ingatan peserta didik. c. Bagi Guru Membekali guru dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar dan bagaimana cara menyikapi keanekaragaman minat peserta didik guna meningkatkan prestasi belajar khususnya guru mata pelajaran Kearsipan. xxviii
d. Bagi Peneliti Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.
xxix
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Tinjauan Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru a. Persepsi Peserta Didik Menurut Rangkuti (2009:105) menyatakan bahwa persepsi adalah proses digunakan seorang indvidu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Dalam hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Menurut Winarno (2008: 73) berpendapat bahwa persepsi merupakan penerimaan (receiving) dari suatu peristiwa yang mempunyai konsekuensi terhadap orang atau kelompok. Sedangkan menurut Ruky (2002: 193) persepsi merupakan penafsiran unik terhadap situasi dan bukan pencarian yang benar terhadap situasi. Proses persepsi meliputi interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan, dan penafsiran yang semuanya sangat tergantung pada pengindraan data. Interaksi pada bahasan ini dapat berlangsung pada kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Menurut Karwati dan Priansa (2014: 131-132) memahami pengertian peserta didik setidaknya dapat diselami tiga perspektif, yaitu: 1) Perspektif Pedagogis Perspektif ini memandang peserta didik sebagai homo educantum atau disebut dengan makhluk yang menghajatkan pendidikan. 2) Perspektif Psikologis Perspektif ini memandang peserta didik sebagai individu yang berada proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing.
xxx
3) Perspektif menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Pasal 1 Ayat 4 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Berdasarkan uraian dan pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan persepsi peserta didik adalah penafsiran informasi oleh anggota masyarakat yang menghajatkan pendidikan.
b. Keterampilan Mengajar Guru Guru yang paripurna adalah guru yang dapat menguasai keterampilan dasar dalam mengajar secara baik. Menurut Asril (2010: 67) bahwa keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Senada hal sama yang dikemukakan oleh Suryono dan Hariyanto (2011: 212) bahwa keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang mengajar pada hakikatnya terkait dengan tafsiran sejauh mana kemampuan para guru mampu di dalam menerapkan berbagai variasi metode mengajar. Pendapat Suryono dan Hariyanto tersebut menjelaskan bahwa seorang guru memerlukan pemahaman tentang latar belakang pengetahuan peserta didik, lingkungan pembelajarannya, dan tujuan pembelajaran untuk menentukan metode yang akan digunakan ketika mengajar. Sedangkan menurut Djamarah (2010: 99) keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai dalam mengoptimalkan perannya dikelas. Penelitian relevan terkait dilakukan oleh Nur Atikah, Etin Solihatin, Agus Martono (JURNAL PPKN UNJ ONLINE Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013 http://skripsippknunj.org ISSN: 2337-5205) dengan judul “Hubungan Antara Keterampilan Dasar Guru Dalam Mengajar Dengan Hasil Belajar PKn Siswa di MAN 3 Jakarta Pusat”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara keterampilan dasar guru
xxxi
dalam mengajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas X di MAN 3 Jakarta. Besar variansi Hasil Belajar Pkn Siswa Ditentukan Keterampilan Dasar Guru Dalam Mengajar Sebesar 20,11 %. Berdasarkan
uraian
dan
pendapat
para
ahli
diatas,
peneliti
menyimpulkan keterampilan mengajar guru adalah keterampilan standar yang harus dikuasai oleh guru di dalam menerapkan berbagai variasi metode mengajar.
c. Komponen Keterampilan Mengajar Guru Setiap peserta didik memliki kemampuan berbeda di dalam menyerap informasi dan berbeda dalam cara menunjukan kemampuannya dalam memahami pengetahuan. Hal ini guru berusaha menggunakan keterampilan mengajar
untuk
membantu
peserta
didik
menyerap
informasi
dan
pemahamannya. Dalam kaitannya, guru perlu menguasai komponen yang terdapat pada keterampilan mnegajar. Menurut Allen dan Ryan (1969) dalam bukunya Micro Teaching yang dikutip oleh Rohani (2010: 257) ada 14 (komponen keterampilan mengajar) adalah: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14)
Stimulus Variation (Variasi Stimulus) Set Induction (Siasat Memulai/Mengawali Pengajaran) Closure (Siasat Mengakhiri/Menuup Pengajaran) Silence and Non Verbal Cues (Isyarat/Sasmitra) Reinforcement of Student Partisipation (Penguatan pada Keterlibaan Pelajar dalam Pengajaran) Fluency in Asking Question (Kefasihan Bertanya) Probing Question (Pertanyaan Melacak/Menggali) Higher Order Question (Pertanyaan Tingkat Tinggi) Divergent Questions (Pertanyaan Divergen/ Belum Pasti) Recognizing Attending Behavior (Mengenal Tingkah Laku yang Tampak) Illustrating and Use of Example (Pengilustrian dan Penggunaan Contoh) Lecturing (Berceramah) Planned Repetition(Pengulangan yang Direncanakan) Completeness of Communication (Kelengkapan Berkomunikasi)
xxxii
Menurut Bahan Penataran Wawasan Kependidikan Guru Agama Islam SMP/SMTA 1985 yang diterbitkan Depdikbud RI yang dikutip oleh Rohani (2010: 258) , dijelaskan bahwa setidaknya terdapat 9 komponen keterampilan mengajar yang dapat diobservasikan dalam pengajaran mikro, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Bertanya Dasar Bertanya Lanjutan Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Mengajar Menjelaskan Pelajaran (Penyajian Bahan) Membuka dan Menutup Pelajaran Mengelola Kelas Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Sedangkan menurut Karwati dan Priansa (2014: 80-88), terdapat 9 komponen keterampilan dasar mengajar guru, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Keterampilan Membuka Pelajaran Keterampilan Bertanya Keterampilan Memberi Penguatan Keterampilan Mengadakan Variasi (Stimulus Variation) Keterampilan Menjelaskan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan Mengelola Kelas Keterampilan Pembelajaran Perseorangan (Individual) Keterampilan Menutup Pelajaran (Closure Skills)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka peneliti menyimpulkan dan berpendapat bahwa keterampilan dasar mengajar yang wajib dikuasai oleh guru meliputi 1) keterampilan membuka pelajaran; 2) keterampilan bertanya; 3) keterampilan memberi penguatan;
xxxiii
4) keterampilan mengadakan variasi; 5) keterampilan menjelaskan; 6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; 7) keterampilan mengelola kelas; 8) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; 9) keterampilan menutup pelajaran. Komponen keterampilan mengajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Keterampilan Membuka Pelajaran Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka pelajaran. Menurut Karwati dan Priansa (2014: 81) membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang diakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Menurut Wardani (1984) dikutip oleh Asril (2010: 70) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka adalah menyiapkan mental peserta didik agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, membangkitkan minat dan perhatian peserta didik apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar. Membuka pelajaran tidak hanya memusatkan perhatian peserta didik yang dilakukan pada awal pelajaran, melainkan dapat dilakukan pada tiap penggal pelajaran, tiap penggal awal kegiatan, dan setiap kali beralih topik. Barnawi dan Arifin (2015: 129) mengemukakan kegiatan yang termasuk membuka pelajaran yaitu 1) menarik perhatian peserta didik; 2) memotivasi peserta didik; 3) memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar serta pokok persoalan xxxiv
yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu; 4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru; 5) menanggapi situasi kelas. Menurut Suwarna et al. (2006) dikutip oleh Barnawi dan Arifin (2015: 128-129), keterampilan membuka pelajaran bertujuan untuk: a) Membantu siswa mempersiapkan diri sejak diri agar sejak semula sudah dapat mebayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya; b) Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipeajari dalam kegiatan belajar mengajar; c) Membantu siswa untuk mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan; d) Membantu siswa untuk mengetahui hubungan antara pengalamanpengalaman yang telah dikuasainya dan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya. Komponen dan aspek berkaitan membuka pelajaran menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 74-75) adalah: a) Menarik Perhatian Peserta Didik Cara yang digunakan guru untuk menarik perhatian peserta didik, antara lain: gaya mengajar, penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi. b) Menimbulkan Motivasi Untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan cara menunjukan kehangatan
dan
keantusiasan,
menimbulkan
rasa
ingin
tahu,
mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat peserta didik. c) Memberikan Acuan Acuan merupakan usaha memberikan gambaran yang jelas kepada peserta didik mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Usaha-usaha yang biasa dikerjakan guru antara lain: mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan.
xxxv
d) Membuat Kaitan Bahan pengait sangat penting digunakan bila guru ingin memulai pelajaran baru. Usaha guru untuk membuat bahan pengait antara lain: membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang dikenal peserta didik, guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, atau guru menjelaskan konsep terlebih dahulu kemudian uraian secara terperinci. Peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan membuka pelajaran yaitu kegiatan mempersiapkan mental peserta didik agar siap memasuki persoalan yang dibicarakan, dapat dilakukan setiap penggal pelajaran, setiap penggal awal kegiatan, dan setiap kali beralih topik.
2) Keterampilan Bertanya Barnawi dan Arifin (2015:145) menjelaskan bahwa keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Sedangkan menurut Majid (2013: 234) “Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian dan perlu dipertanyakan”. Guru perlu memiliki keterampilan bertanya yang ditujukan kepada peserta didik dan guru mampu memotivasi peserta didik untuk bertanya kepadanya dalam proses pembelajaran. Dalam pemeberian pertanyaan kepada peserta didik guru harus bersikap ramah. Sikap ramah guru ditunjukan dalam penampilan melalui gaya mengajar, suara, ekspresi wajah, dan gerakan badan. Sehingga aliran komunikasi, pengetahuan, dan proses transfer keilmuan akan semakin cepat dan tepat. Tujuan keterampilan bertanya menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012:62) meliputi: xxxvi
a) b) c) d)
Merangsang kemampuan berpikir siswa; Membantu siswa dalam belajar; Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri; Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi; e) Membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan yang dirumuskan. Terdapat 2 jenis bertanya yang diajukan oleh seorang guru, yaitu bertanya dasar dan bertanya lanjutan. Barnawi dan Arifin (2015: 149) mendefinisikan a) bertanya dasar adalah kemampuan guru dalam mengajukan pertanyaan untuk mengetahui daya ingat peserta didik b) bertanya lanjutan ialah kemampuan bertanya seorang guru dalam pembelajaran untuk mengetahui kemampuan berpikir peserta didik yang lebih kompleks. Menurut Asril (2010: 82) komponen-komponen yang termasuk keterampilan dasar bertanya meliputi: a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. b) Pemberian acuan pertanyaan Guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan, agar peserta didik dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan. c) Pemusatan kearah jawaban yang diminta Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit. d) Pemindahan giliran menjawab Pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta peserta didik yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. e) Penyebaran pertanyaan Dengan maksud tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada peserta didik tertentu, atau menjabarkan respon peserta didik kepada peserta didik yang lain. f) Pemberian waktu berpikir
xxxvii
Dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjukkan peserta didik merespons pertanyaannya. g) Pemberian tuntunan Bagi peserta didik yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemeberian tuntunan perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya. Komponen-komponen
keterampilan
bertanya
lanjutan
menurut
Hasibuan dan Moedjiono (2012: 63) meliputi: a) Perubahan tuntunan tingkat kognitf pertanyaan Untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik diperlukan pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi). b) Urutan pertanyaan Pertanyaan diajukan haruslah mempunyai urutan yang logis. c) Melacak Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan. Melacak dapat dikerjakan dengan meminta peserta didik untuk memberikan penjelasan tentang jawabannya, memberikan alasan, memberikan contoh yang relvan, dan sebagainya. d) Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik dalam kegiatan bertanya. Djamarah (2010: 105-106) menyebutkan bahwa hal-hal yang perlu dihindari dalam keterampilan bertanya sebagai berikut: a) b) c) d)
Mengulangi pertanyaan sendiri; Mengulangi jawaban peserta didik; Menjawab pertanyaan sendiri; Meminta jawaban serentak.
xxxviii
Peneliti menyimpulkan keterampilan bertanya yaitu kegiatan yang menarik perhatian peserta didik untuk meminta jawaban atau balikan atas pertanyaan yang disampaikan oleh guru yang hakikatnya dapat diwujudkan dari bertanya dasar dan bertanya lanjutan.
3) Keterampilan Memberi Penguatan Barnawi dan Arifin (2015: 141) menjelaskan bahwa keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan memberi respons positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku tertentu. Keterampilan guru dalam memberi penguatan bagi peserta didik menjadi perhatian yang sangat penting, daripada guru memberikan hukuman bagi peserta didik. Menurut Majid (2013: 237) penggunaan penguatan dalam kelas mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar peserta didik dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku peserta didik yang produktif. Sedangkan menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 58) tujuan keterampilan memberi penguatan terdiri dari: a) b) c) d)
Meningkatkan perhatian siswa; Melancarkan atau memudahkan proses belajar; Membangkitkan dan mempertahankan motivasi; Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang produktif; e) Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar; f) Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik / divergen dan inisiatif pribadi. Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaanya, agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 227) mengemukakan komponen keterampilan memberi penguatan antara lain berupa: xxxix
a) Penguatan verbal. Berupa kata atau kalimat yang disampaikan guru, contoh “baik, bagus, searatus untuk kamu, itu baru jempol” dan sebagainya. b) Penguatan gestural, diberikan dalam bentuk mimik, gerakan terhadap siswa. Contohnya mengacungkan jempol, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan dan lain-lain. c) Penguatan dengan cara mendekat ke arah siswa, misalnya berdiri atau duduk di samping siswa yang sedang berdiskusi, sedang praktik keterampilan dan lain-lain. d) Penguatan dengan sentuhan, misalnya dengan menepuk-nepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, pada anak-anak kecil dapat dilakukan dengan mengusap rambut kepala siswa. e) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, misalnya siswa yang berhasil diminta untuk memimpin kegiatan, membantu rekan lain yang mengalami kesulitan belajar. f) Penguatan berupa tanda atau benda, misal memberi tanda bintang (dapat dipajang di kelas), memberi komentar pujian pada buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS), buku PR siswa, atau buku rapor siswa. Menurut Djamarah (2010: 123) empat prisnsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberi penguatan kepada peserta didik, yaitu: a) Hangat dan antusias b) Hindari penggunaan penguatan negatif c) Penggunaan bervariasi d) Bermakna Peneliti menyimpulkan keterampilan memberi penguatan yaitu memberi respons positif bagi peserta didik saat pembelajaran untuk mempertahankan kegiatan peserta didik yang produktif.
4) Keterampilan Mengadakan Variasi Istilah variasi belajar mengajar merupakan upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan berbagai komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Istilah variasi dalam kamus popular diartikan sebagai “selingan” atau pergantian. Hamid Darmadi (2010) dikutip oleh
xl
Majid (2013: 262), menyatakan bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran merujuk pada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun secara spontan, dengan maksud meningkatkan perhatian peserta didik selama pelajaran berlangsung. Sedangkan menurut Suryono dan Hariyanto (2011: 228) “Menggunakan variasi diartikan sebagai aktivitas guru dalam konteks proses pembelajaran yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajar siswa selalu menunjukkan ketekunan, perhatian, keantusiasan, motivasi yang tinggi dan kesediaan berperan serta secara aktif”. Inti tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuh kembangkan perhatian dan minat peserta didik agar belajar lebih baik. Peserta didik adalah individu yang unik, heterogen dan memiliki interest yang berbeda-beda. Peserta didik ada yang memiliki kecenderungan auditif yaitu senang mendengarkan, visual yang senang melihat dan kecenderungan kinestetik, yaitu senang melakukan. Ada tiga prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan variation skills menurut Karwati dan Priansa (2014: 83-84), yaitu: a) Kejelasan Maksud Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. b) Berkesinambungan Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian peserta didik dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran. c) Direncanakan Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Komponen-komponen variasi yang sering dilaksanakan meliputi variasi dalam metode dan gaya mengajar guru, variasi penggunaan media, bahan-bahan dan sumber belajar, serta variasi dalam pola interaksi dan xli
kegiatan peserta didik. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 66-67) komponen keterampilan variasi antara lain: a) Variasi dalam gaya mengajar guru Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen: (1)Variasi suara Dapat berupa keras-lemah suara, cepat-lambat suara, tinggi-rendah suara, besar-kecil suara.
(2)Pemusatan perhatian saat mengajar Pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model. (3)Kesenyapan Pada saat guru menerangkan sering diperlakukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan semacam ini bertujuan meminta perhatian peserta didik. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan bila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke mengajar segmen mengajar yang lain. Jika hal ini dikerjakan, tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengedepankan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah ke segmen berikutnya. (4)Kontak pandang Untuk
meningkatkan
hubungan
dengan
peserta
didik
dan
menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontak pandang perlu dikerjakan selama proses mengajarnya. (5)Gerakan badan dan mimik Gerakan badan dan mimik memiliki peran penting dalam proses komunikasi, berupa perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan badan. (6)Perubahan posisi guru xlii
Perhatian peserta didik dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi. b) Variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran Ditinjau dari reseptor penerima rangsangan yang disampaikan, maka media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi: (1)Media dan bahan pengajaran yang dapat didengar (oral). (2)Media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat (visual). (3)Media dan bahan pengajaran yang dapat disentuh, diraba, atau dimanipulasikan (media taktil). c) Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik. Rentangan interaksi dapat bergerak di antara dua kutub yang ekstrem, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan peserta didik sebagai pusat kegiatan. Perubahan interaksi di antara kedua kutub tadi akan berakibat pada pola kegiatan yang dialami peserta didik. Kegiatan mengadakan variasi memiliki sejumlah manfaat bagi peserta didik dan kualitas pembelajaran. Asril (2010: 86) mengungkapkan manfaat keterampilan variasi dalam proses pembelajaran adalah: a) Menumbuhkan perhatian peserta didik. b) Melibatkan peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran. c) Dengan bervariasinya cara guru menyampaikan proses pembelajaran, maka akan membentuk sikap positif bagi peserta didik terhadap guru. d) Dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik. e) Melayani keinginan dan pola belajar peserta didik yang berbedabeda. Sementara Edi Soegito dan Yuliani Nurani (2003) dikutip oleh Barnawi dan Arifin (2015: 137) berpendapat bahwa pengadaan variasi memiliki fungsi atau manfaat untuk: a) mengurangi kebosanan peserta didik dalam mengikuti pelajaran; b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik; c) memacu peserta
xliii
didik dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran dan mengikat perhatian peserta didik pada pelajaran yang sedang mereka ikuti; d) menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik pada hal-hal baru yang sedang dipelajari; e) menumbuhkan perilaku belajar positif pada diri peserta didik; f) meningkatkan partisipasi peserta didik dalam interaksi kegiatan pembelajaran; g) memperlancar dan menjelaskan komunikasi antar guru dan peserta didik. Peneliti menyimpulkan keterampilan mengadakan variasi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi saat pembelajaran dalam meningkatkan perhatian peserta didik, dapat direalisasikan dengan variasi gaya mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan pengajaran, variasi pola interaksi peserta didik. 5) Keterampilan Menjelaskan Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 215) bahwa menjelaskan adalah mendeskrispsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan sesuai dengan waktu dan hukum-hukum, prinsip, konsep, kaidah, dan aturan yang berlaku. Guru yang terampil adalah guru yang mampu melaksanakan kegiatan transfer keilmuan atau transfer of knowledge melalui keterampilan menjelaskan. Keterampilan menjelaskan menurut Asril (2010: 70) adalah penyajian secara lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Keterampilan menejelaskan berkaitan dengan stimulus guru agar peserta didik mampu terlibat dalam eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran. Tujuan memberi pelajaran (Majid, 2013: 241) adalah sebagai berikut: a) Membimbing peserta didik agar mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar; b) Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah atau pertanyaan;
xliv
c) Untuk mendapat feedback dari peserta didik mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalah pahaman peserta didik; d) Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapaat proses penalaran dan mendapatkan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. Sedangkan Marno dan M. Idris (2009) dikutip oleh Barnawi dan Arifin (2015: 134) mengemukakan tujuan penggunaan keterampilan menjelaskan dalam proses pembelajaran, yaitu: a) Membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil, dan hukum-hukum yang menjadi bahan pelajaran; b) Memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan pelajaran; c) Membantu peserta didik dalam memcahkan masalah; d) Membantu memudahkan peserta didik dalam mengamilisasi dan mengakomodasikan konsep; e) Mengomunikasikan ide dan gagasan kepada peserta didik; f)
Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan;
g) Melatih peserta didik berpikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis. Penjelasan yang baik ialah penjelasan yang berkesan atau bermakna bagi peserta didik. Penjelasan yang bermakna dilakuakan apabila guru senantiasa memegang sejumlah prinsip-prinsip menjelaskan materi. Prinsipprinsip menjelaskan materi menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 70-71) yang perlu diperhatikan, antara lain: a) Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau diakhir jam pertemuan, tergantung kepada keperluan. b) Penjelasan dapat diselingin tanya-jawab. c) Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran. d) Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru. e) Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa
xlv
f) Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa. Komponen-komponen penting dalam menjelaskan (explaining skills) menurut Asril (2010: 85) adalah: a) b) c) d)
Merencanakan pesan yang disampaikan Menggunakan contoh-contoh Memberikan penjelasan yang paling penting Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang belum dipahami.
Sementara menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 71) komponen keterampilan mejelaskan antara lain: a) Merencanakan penjelasan Dalam merencanakan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan dan penerima pesan (peserta didik dengan segala kesiapannya). b) Menyajikan penjelasan Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah (1) Kejelasan Dapat berupa kejelasan tujuan, bahasa, dan proses penjelasan. (2) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Contoh dan ilustrasi akan mempermudah peserta didik yang sulit dalam menerima konsep yang abstrak. Biasanya pola umum untuk menghubungkan contoh dengan dalil adalah pola induktif dan pola deduktif. (3) Memberikan penekanan Penekanan diartikan dengan mengadakan variasi dalam gaya mengajar dan membuat struktur sajian. Membuat struktur sajian yaitu memberikan informasi tujuan utama sajian, dapat dikerjakan dengan memberikan ikhtisar, pengulangan, atau memberi tanda. (4) Pengorganisasian
xlvi
Pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara membuat hubungan antara contoh dan dalil menjadi lebih jelas dan memberikan ikhtisar butir-butir yang penting selama ataupun pada akhir sajian. (5) Balikan Bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, balikan dapat diperoleh dengan cara memperhatikan tingkah laku peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik menjawab pertanyaan guru, dan meminta pendapat peserta didik apakah penjelasan yang diberikan bersifat bermakna atau tidak. Peneliti menyimpulkan keterampilan menjelaskan yaitu kegiatan mendeskripsikan secara lisan berkaitan tentang transfer keilmuan agar peserta didik mampu terlibat dalam eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran.
6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil (Kolaboratif) Pembelajaran kolaboratif memiliki perbedaan dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kolaboratif prinsipnya melibatkan kerjasama antara dua orang peserta didik atau lebih, sedangkan kooperatif umumnya telah dibakukan terdiri dari kelompok kecil 2-6 orang. Lebih dari 6 orang dianggap sudah tidak efektif lagi dan dianggap sebagai pembelajaran kolaboratif biasa. Kobalaratif akan efektif apabila ruang kelas ditata sedemikian rupa sehingga tidak menggambarkan situasi klasikal tetapi dapat berbentuk setengah lingkaran, huruf U, kelompok tatap muka empat-empat, dobel setengah lingkaran dan lain sebagainya, untuk menciptakan suasana interaktif, peserta didik aktif dengan komunikasi yang efektif. Mark (2005) dikutip oleh Suyono dan Hariyanto (2011: 223-224) menyatakan bahwa pembagian peserta didik dalam kelompok kecil yang umum dilaksanakan adalah berdasakan: a) Kelompok peserta didik dengan tingkat kecakapan yang sama, setaraf, atau mirip; xlvii
b) Kelompok dengan tingkat keterampilan yang setara; c) Kelompok persahabatan, mengizinkan para peserta ddik yang akrab untuk kerja bersama; d) Kelompok minat. Sementara Djamarah (2010: 157), diskusi kelompok kecil memiliki empat karakteristik, yaitu: a) Melibatkan sekelompok individu; b) Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka tidak formal; c) Memiliki tujuan dan bekerja sama; serta d) Mengikuti aturan. Menurut Karwati dan Priansa (2014: 85) Diskusi kelompok merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya dalam satu kelompok. Dalam kelompok tersebut, peserta didik bisa berbagi informasi dan solusi atas berbagai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Sedangkan Barnawi dan Arifin (2015:163) mengemukakan bahwa keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai teacher trainee. Guru berfungsi sebagai pembimbing yang menjadi pengarah sekaligus melaksanakan kegiatan supervisi keefektifan kelompok tersebut. Prinsipprinsip yang perlu dijadikan pegangan dalam membimbing diskusi menurut Barnawi dan Arifin (2015: 166-167) ialah sebagai berikut: a) Anggota kelompok diskusi memiliki kadar pengetahuan yang memadahi dan merata terkait dengan masalah yang dibahas. b) Dilaksanakan pada jenjang kelas yang sudah memiliki kemampuan dalam mengungkapakan pendapat secara lisan. c) Topik yang diangkat memang memerlukan pendapat dari orang banyak. d) Dilangsungkan dalam suasana yang saling menghormati. e) Direncanakan dengan matang. f) Dipertimbangkan kelemahan dan kekurangannya. g) Guru selalu mengawasi jalannya diskusi.
xlviii
Komponen-komponen penting yang perlu diperhatikan guru dalam membimbing diskusi kelompok menurut Karwati dan Priansa (2014: 85-86) adalah: a) Tujuan dan Topik Diskusi Guru harus mampu memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, sehingga kegiatan diskusi memiliki tujuan dan topik yang jelas untuk dilaksanakan. b) Kejelasan Masalah Guru harus mampu memperjelas atau menguraikan permasalahan, meminta komentar peserta didik dan menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas. c) Menganalisis Pandangan Peserta Didik Guru harus mampu menganalisis pandangan peserta didik dan menyimpulkannya sehingga akan diketahui sejauh mana kemampuan peserta didik. Selain itu, guru harus mampu menganalisis kedalaman pemahaman masing-masing peserta didik dalam diskusi dengan cara merangsang peserta diskusi untuk terlibat dalam perdebatan yang argumentatif. d) Mengajukan Pertanyaan Menantang Guru harus mampu memberikan atau mengajukan pertanyaan yang menantang bagi peserta didik, sehingga peserta didik dapat terangsang untuk mendalami serta berpikir secara lebih baik.
e) Partisipasi Guru harus mampu memotivasi peserta didik agar mampu berpartisipasi dalam diskusi kelompok secara optimal. Misalnya dengan memancing pertanyaan bagi peserta didik yang enggan untuk berpartisipasi, memberikan kesempatan kepada peserta didik yang belum bertanya xlix
(pendiam), serta mendorong peserta didik untuk berkomentar terhadap pertanyaan temannya. f) Dominasi Guru perlu mengatur jalannya diskusi agar peserta didik yang satu tidak mendominasi peserta didik yang lainnya. g) Menutup Diskusi Kegiatan penutupan diskusi dapat dilaksanakan dengan menyajikan rangkuman hasil diskusi, serta menindaklanjuti hasil diskusi. Djamarah (2010: 163) menyatakan hal-hal yang perlu dihindari dalam keterampilan membimbing kelompok kecil adalah sebagai berikut: a) Menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan anak didik. b) Mendominasi diskusi melalui pertanyaan yang terlau banyak, dan menyediakan jawaban yang terlalu banyak juga, sehingga peserta didik tidak diberi kesempatan. c) Membiarkan peserta didik memonopoli diskusi. d) Gagal berdiskusi karena rendahnya sumbangan pikiran anggota. e) Membiarkan diskusi menyimpang jauh karena informasi pendahuluan yang tidak relevan. f)
Mempercepat diskusi sehingga guru tidak diberi waktu untuk berpikir dan memformulasi tanggapan peserta didik.
g) Mengabaikan
peserta
didik
untuk
mengklarifikasikan,
untuk
memperbaiki, memperluas, dan menyumbangkan pikiran melalui pertanyaan melacak. h) Gagal mengakhiri diskusi secara produktif dengan rangkuman yang baik dan menutup secara efesien. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 225), diskusi kelompok kecil memungkinkan peserta didik memperoleh manfaat melalui 1) berbagai informasi dan pengalaman dalam pemecahan masalah atau penambahan l
wawasan kognitif , 2) meningkatkan pemahaman terhadap masalah, 3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan pembelajaran dan pengambilan keputusan, 4) mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi, 5) membina kerja sama yang sehat dan efektif dalam kelompok yang kohersif dan bertanggung jawab. Peneliti menyimpulkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil yaitu kegiatan yang menimbulkan proses interaksi peserta didik satu dengan peserta didik lainnya.
7) Keterampilan Mengelola Kelas Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan peserta didik dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan tersebut berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran (instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Asril (2010: 72-73) mengemukakan bahwa keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial. Sedangkan Edi Soegito dan Yuliani Nurani (2003) dikutip oleh Barnawi dan Arifin (2015: 153) menyatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, dan mengembangkan serta mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Asril (2010: 73) penggunaan komponen dalam kelas bagi peserta didik mempunyai beberapa tujuan, antara lain: li
a) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu tingkah laku. b) Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru meupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan. c) Menimbulkan rasa kewajiban melihat diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas. Secara umum pengelolaan kelas ialah mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Secara khusus pengelolaan kelas bertujuan: a) menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal; b) mengembalikan kondisi belajar yang optimal; c) menyadari kebutuhan peserta didik; d) merespons secara efektif perilaku peserta didik; e) mengembangkan peserta didik agar bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya; f) membangun kesadaran peserta didik agar bertingkah laku sesuai dengan tata tertib; g) menumbuhkan kewajiban untuk melibatkan diri dalam aktivitas kelas (Barnawi dan Arifin, 2015: 153). Untuk mendukung pengelolaan kelas yang efektif maka prinsip-prinsip pengelolaan kelas harus tetap menajdi pegangan. Enam prinsip pengelolaan kelas (Barnawi dan Arifin, 2015: 156) harus meliputi: a) kehangatan dan antusiasme; b) menghadirkan tantangan; c) membuat variasi mengajar, variasi media dan variasi interaksi; d) keluwesan dan tingkah laku guru; e) memberikan penekanan pada hal-hal positif dan meghindari pemusatan peserta didik pada hal-hal yang negatif; g) penanaman nilai disiplin. Komponen pengelolaan kelas terbagi menjadi dua, yaitu komponen bersifat preventif dan komponen yang bersifat kuratif. Komponen yang bersifat preventif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan penciptaan dan pemeliharaan kondisi optimal, sedangkan komponen yang bersifat kuratif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan untuk mengembalikan kondisi belajar menjadi optimal. Menurut Hasibuan dan
lii
Moedjiono (2012: 83-84) keterampilan mengelola kelas dikelompokan menjadi dua, yaitu: a) Keterampilan berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar optimal (preventif) (1) Menunjukan sikap tanggap Melalui tindakan sikap tanggap ini peserta didik merasakan bahwa guru mendampingi dan mengetahui yang diperbuat peserta didik. Kesan ini dapat ditunjukan dengan cara memandang kelas secara saksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan peserta didik. (2) Membagi perhatian Pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal. (3) Memusatkan perhatian kelompok Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian peserta didik dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan peserta didik, menuntut tanggung jawab peserta didik. (4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas. (5) Menegur Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) tegas, jelas tertuju kepada peserta didik yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (b) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (c)
menghindari
ocehan yang berkepanjangan. (6) Memberikan penguatan Pemberian penguatan dapat dilakukan kepada peserta didik yang sering mengganggu jika “tertangkap”melakukan perbuatan positif. Dapat pula kepada peserta didik yang bertingkah laku wajar. liii
b) Keterampilan yang berkaitan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal (kuratif) Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan peserta didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah: (1) Memodifikasi tingkah laku Bebrapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku ialah: (a) merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan; (b) memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial; (c) bekerja sama dengan rekan atau konselor; (d) memilih tingkah laku yang akan diperbaiki; (e) memvariasikan pola penguatan yang terjadi misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak dinginkan dengan teknik tertentu, misalnya penghapusan, memberi hukuman, membatalkan kesempatan, dan mengurangi hak. (2) Pengelolaan kelompok Pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. Keterampilan yang diperlukan antara lain: (a) memperlancar tugas, (b) memelihara kegiatan kelompok. (3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Seperangkat cara yang dapat dikerjakan adalah: (a) pengabaian yang direncanakan, (b) campur tangan dengan isyarat, (c) mengawasi dari dekat, (d) menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negatif, (e) mengungkapkan perasaan peserta didik, (f) memindahkan masalah bersifat mengganggu, (g) menyusun kembali liv
rencana belajar, (h) menghilangkan ketegangan dengan humor, (9) memindahkan penyebab gangguan, (10) pengekangan fisik, (11) pengasingan. Peneliti
menyimpulkan
keterampilan
mengelola
kelas
yaitu
keterampilan dilakukan oleh guru mengembangkan hubungan interpersonal dan
iklim
sosio-emosional
yang
positif,
mengembangkan
dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif, serta mengembalikan kondisi apabila terjadi gangguan.
8) Keterampilan Pembelajaran Perseorangan (Individual) Guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang memperhatikan peserta didik secara individual karena cara tersebut akan menyebabkan guru semakin humanis dalam memahami perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik. Guru dapat memberikan variasi, bimbingan, dan penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan kebutuhan yang individual. Barnawi dan Arifin (2015: 158) mengemukakan penggunaan keterampilan mengajar perorangan memiliki tujuan: 1) memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik; 2) mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik; 3) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif; 4) membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru berkenaan dengan pembelajaran perseorangan menurut Karwati dan Priansa (2014: 85-86) adalah: a) Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi Guru harus terampil dalam mengadakan pendekatan secara pribadi kepada peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih baik dalam mengenal guru dan kebutuhan pembelajarannya. b) Keterampilan Mengorganisasi
lv
Guru harus terampilan dalam mengorganisasi berbagai kepentingan terkait dengan pembelajaran individu, sehingga pengelolaan peserta didik secara individu dapat berlangsung secara efektif. c) Keterampilan Memberi Solusi Guru harus mampu membimbing, memudahkan, dan memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi peserta didik dalam belajar, sehingga peserta didik akan terhindar dari risiko frustasi. Peneliti menyimpulkan keterampilan pembelajaran perseorangan yaitu keterampilan dilakukan oleh guru untuk memperhatikan peserta didik secara individual.
9) Keterampilan Menutup Pelajaran Kegiatan pembelajaran berakhir dengan penutupan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasibuan dan Moedjiono (2012: 73) menuturkan bahwa menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Kegiatan ini terkait dengan kemampuan guru untuk mengambil intisari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Inti kegiatan menutup pelajaran (Asril, 2010: 71) adalah: a) Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran. b) Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuan terhadap selanjutnya. c) Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran. d) Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari. Menurut Suwarna et al (2006) tujuan menutup pelajaran yaitu untuk: 1) mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran; 2) mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan peserta didik; 3) membantu peserta didik untuk mengetahui hubungan antara
lvi
pengalaman-pengalaman yang telah dikuasinya dan hal-hal yang baru saja dipelajarinya (dalam Barnawi dan Arifin, 2015: 131). Komponen
penting
dalam
penutupan
pembelajaran
menurut
Premendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dikutip oleh Karwati dan Priansa (2015: 88): 1) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat kesimpulan pembelajaran; 2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; 3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu maupun kelompok; 5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Peneliti
menyimpulkan
keterampilan
menutup
pelajaran
yaitu
keterampilan yang dilakukan guru untuk merangkum materi pelajaran atau membuat garis besar dari mata pelajaran yang diajarkan sehingga peserta didik memperoleh gambaran yang jelas tentang isi pelajaran.
d. Indikator Keterampilan Mengajar Berdasarkan komponen keterampilan mengajar guru, maka indikator yang membahas persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru adalah sebagai berikut: 1) Guru terampil dalam membuka pelajaran 2) Guru terampil dalam bertanya 3) Guru terampil dalam memberi penguatan 4) Guru terampil dalam mengadakan variasi 5) Guru terampil dalam menjelaskan 6) Guru terampil dalam membimbing diskusi kelompok kecil 7) Guru terampil dalam mengelola kelas 8) Guru terampil dalam mengadakan pendekatan secara pribadi
lvii
9) Guru terampil dalam menutup pelajaran
2. Tinjauan Tentang Minat Belajar Peserta Didik a. Pengertian Minat Belajar Menurut Djaali (2007: 122) bahwa minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari mengaggumi atau memilih sesuatu. Di samping itu, minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai. Slamento (2001) dikutip oleh Karwati dan Priansa (2014: 148) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada paksaan. Sementara Djamarah (2011: 166) menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas. Minat mengandung unsur perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran, sesuai dengan pernyataan Djaali (2007: 122) “Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar, dan lainlain”
Menurut Hamdani (2010: 21) bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku, atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati mendengarkan meniru dan sebagainya. Sementara Slamento (2010) dikutip oleh Karwati dan Priansa (2014: 149) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitannya, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Hamalik (2003) menuturkan “Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga
lviii
penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita”.
Berdasarkan uraian diatas minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat peserta didik lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat belajar seorang peserta didik di dalam menerima pelajaran sekolah, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki peserta didik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai. Begitu pula dengan peserta didik, apabila peserta didik menyukai suatu mata pelajaran, maka peserta didik akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Penelitian relevan terkait dilakukan oleh I Dewa Ayu Anden Decy Apsari, Dessy Seri Wahyuni, I Gede Mahendra Darmawiguna (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), ISSN 2252-9063, Volume 2, Nomor 5, Juli 2013) dengan judul Korelasi Minat Belajar Matematika Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar TIK SMA Saraswati Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar matematika terhadap prestasi belajar TIK. (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap prestasi belajar TIK. (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara variabel minat belajar matematika dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar TIK siswa SMA Saraswati Singaraja, dengan pengaruh sebesar 83,87%. Oleh
karena
itu,
berdasarkan
pendapat
ahli
maka
peneliti
menyimpulkan bahwa minat belajar adalah keinginan atas kemauan yang lix
disertai perhatian dan keaktifan secara disengaja untuk melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, berupa pengetahuan, sikap, keterampilan.
b. Macam-mcam Minat Belajar Peserta Didik Menurut Surya (2004: 122) mengenai jenis minat, menurutnya minat dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut: 1) Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada pengaruh luar. 2) Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. 3) Minat nonvolunter adalah minat yang ditimbulkan dari dalam diri siswa secara dipaksa atau dihapuskan Sementara, Suhartini (2001) dikutip oleh Karwati dan Priansa (2014: 149-150) secara konseptual mengketegorikan minat peserta didik menjadi tiga dimensi besar. 1) Minat Personal Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata pelajaran tertentu, apakah peserta didik tertarik atau tidak, apakah peserta didik senang atau tidak senang, dan apakah peserta didik mepunyai dorongan keras dari dalam dirinya untuk menguasai mata pelajaran tersebut. Minat personal identik dengan minat intrinsik peserta didik yang mengarah pada minat khusus pada ilmu sosial, olah raga, sains, musik, kesusastraan, komputer, dan lain sebagainya. Selain itu minat personal peserta didik juga dapat diartikan dengan minat peserta didik dalam pilihan mata pelajaran. 2) Minat Situsional Minat situsional menjurus pada minat peserta didik yang tidak stabil dan relatif berganti-ganti tergantung dari faktor rangsangan dari luar dirinya. Misalnya, suasana kelas, cara mengajar guru, dorongan keluarga. Minat situsional ini merupakan kaitan dengan tema pelajaran yang diberikan.
lx
3) Minat psikologikal Minat psikologikal erat kaitannya dengan adanya sebuah interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus dan berkesinambungan. Jika peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup tentang mata pelajaran, dan memiliki cukup peluang untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur (kelas) atau pribadi (di luar kelas), serta punya penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa peserta didik memiliki minat psikologikal terhadap mata pelajaran tersebut. Oleh
karena
itu,
berdasarkan
pendapat
ahli
maka
peneliti
menyimpulkan macam minat belajar terdiri dari: 1) Minat berasal dari diri peserta didik; 2) Minat berasal dari luar peserta didik; 3) Minat belajar yang dibentuk secara di sengaja. c. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Menurut Slameto dikutip oleh Djamarah (2011: 193) menyatakan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir karena minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri seorang peserta didik. Minat tersebut ada karena pengaruh dari dua faktor, menurut Slameto (2010) dikutip oleh Karwati dan Priansa (2014: 150) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yaitu: 1) Faktor Intern a) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; b) Faktor psikologi, seperti intelegensi , perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan. 2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
lxi
b) Faktor sekolah,seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah.
d. Cara membangkitkan Minat Belajar Peserta Didik Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta keinginan hidup senang dan bahagia. Tanner dikutip Djamarah (2011: 193) menyatakan cara membangkitkan minat belajar peserta didik yaitu dengan jalan memberikan informasi pada peserta didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu atau menguraikan kegunaannya di masa depan bagi peserta didik. Menurut Slameto (1991) dikutip oleh Djamarah (2011: 193) cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah menggunakan minat-minat peserta didik yang telah ada. Sementara, menurut Djamarah (2010: 332) beberapa macam cara yang dilakukan untuk membangkitkan minat belajar peserta didik sebagai berikut: 1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik sehingga dia rela belajar tanpa paksaan; 2) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik sehingga dia mudah menerima bahan pelajaran; 3) Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif; 4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.
lxii
Oleh
karena
itu,
berdasarkan
pendapat
ahli
maka
peneliti
menyimpulkan cara membangkitkan minat peserata didik terdiri dari: 1) Menghubungkan bahan pelajaran lalu menguraikan kegunaan untuk masa depan peserta didik agar mudah menerima pelajaran; 2) Membangkitkan minat baru dengan minat-minat yang telah ada pada peserta didik; 3) Menyadari bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bagi peserta didik; 4) Menyediakan lingkungan belajar yang baik; 5) Penggunaan teknik mengajar bervariasi.
e. Indikator Minat Belajar Minat terhadap mata pelajaran pada peserta didik bukan sebagai bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat. Djamarah (2010:132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekpresikan peserta didik melalui : 1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, 2) Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang diminati, serta 3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus). Menurut Suhartini (2001) dikutip oleh Karwati dan Priansa (2014: 150) indikator minat belajar peserta didik terdiri dari: 1) 2) 3) 4)
Keinginan untuk mengetahui/memiliki Sesuatu; Obyek-obyek atau kegiatan yang disenangani; Jenis kegiatan untuk memperoleh sesuatu yang disenangi; Upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan/ rasa senang terhadap objek atau keinginan tertentu.
lxiii
Menurut Safari (2003) dikutip Herlina (2010: 20) indikator minat belajar adalah: 1) Perasaan Senang Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Jika seorang peserta didik mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajarnya di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya. Akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Seorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka peserta didik tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada peserta didik untuk mempelajari bidang tersebut. 2) Ketertarikan Peserta Didik Tertarik adalah perasaan senang atau menaruh minat (perhatian) pada sesuatu. Jadi tertarik adalah merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu. Ketertarikan yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran di kelas. 3) Perhatian Peserta Didik Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Peserta didik yang memiliki
minat
pada
objek
tertentu,
dengan
sendirinya
akan
memperhatikan objek tersebut. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka lxiv
dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkan. Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran akan memberikan perhatian yang besar. Sebab akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk belajar mata pelajaran yang diminatinya. Peserta didik tersebut pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. 4) Keterlibatan Peserta Didik Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. Peserta didik yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan melibatkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diminatinya. Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bisa dilihat dari sikap peserta didik yang partisipatif. Peserta didik rajin bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Selain itu, peserta didik selalu berusaha terlibat atau mengambil andil dalam setiap kegiatan. Kegiatan belajar yang disertai dengan minat yang tinggi akan sungguh-sungguh dan penuh semangat, sebaliknya belajar dengan minat yang rendah akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Berdasarkan berbagai uraian dan pendapat ahli tersebut, maka indikator yang membahas minat belajar peserta didik adalah sebagai berikut: 1) Perasaan senang mengikuti kegiatan pembelajaran. 2) Keinginan peserta didik untuk lebih memahami (perhatian). 3) Keterlibatan peserta didik melakukan dan mengerjakan kegiatan terhadap obyek tertentu saat pembelajaran.
lxv
3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Hamdani (2010: 137) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Karwati dan Priansa (2014: 135) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran atau prestasi belajar perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan motorik. Hamdani (2010: 138) mengartikan prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Sementara Surya (2004: 75) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan kecakapan motorik. Prestasi belajar akan terlihat berdasarkan perubahan perilaku sebelum dan sesudah belajar. Hal tersebut pada dasarnya dapat dijadikan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu kegiatan belajar dan mengajar. Berdasarkan uraian dan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai setiap peserta didik pada periode tertentu.
b. Tujuan Tes Prestasi Belajar
lxvi
Karwati dan Priansa (2014: 158) menjelaskan bahwa tes prestasi adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Karwati dan Priansa (2014: 158) penggunaan teknik tes prestasi belajar bertujuan untuk: 1) Menilai kemampuan belajar peserta didik; 2) Memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik; 3) Mengecek kemajuan belajar peserta didik 4) Memahami kesulitan-kesulitan belajar peserta didik; 5) Memperbaiki teknik mengajar guru; 6) Menilai efekktifitas (keberhasilan) mengajar guru. c. Kewenangan Guru dalam Pemberian Penilaian Guru merupakan tenaga pendidik yang berpengalaman dalam bidang profesinya guna memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Gagne (1985) dikutip oleh Bektiarso (2014: 125) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar peserta didik. Pada dokumen Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) yang dikutip oleh Bektiarso (2014: 126) disebutkan 5 kemampuan pokok guru yaitu kemampuan untuk: (1) merumuskan indikator keberhasilan belajar, (2) memilih dan mengorganisasikan materi, (3) memilih sumber belajar, (4) memilih metode mengajar dan (5) melakukan penilaian. Sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (3) mengatur bahwa setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan
proses
lxvii
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien. Perihal penilaian hasil pembelajaran diatur dalam Pasal 22 PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dikutip oleh Bektiarso (2014: 127) adalah sebagai berikut: 1) Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. 2) Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. 3) Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian observasi secara individual; sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester. Berdasarkan ragam landasan teoritik dan legal, Bektiarso (2014: 128) mengindikasikan bahwa menilai hasil belajar merupakan bagian integral tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Artinya, siapapun yang berfungsi sebagai pengajar
secara fungsional memeiliki wewenang dan keharusan
melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Kewenangan tersebut diberikan dalam bentuk kebebasan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja peserta didik dan prestasinya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk mengajar lebih baik, sekaligus mendorong peserta didik untuk belajar secara lebih baik pula sehingga tercapailah apa yang disebut kualitas pembelajaran.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
lxviii
Hamdani (2010: 139) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal (intelegensi, faktor jasmaniah atau faktor fsiologis, sikap, bakat, motivasi) dan faktor eksternal (keadaan keluarga, keadaan sekolah, lingkungan masyarakat). Menurut penelitian dnegan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dilakukan terhadap 12 peserta didik ALTP (kelas middle school) di Amerika Serikat (Wright, 1998) dikutip oleh Sarwono (2004: 174) prestasi belajar dipengaruhi oleh salah satu dari hal berikut ini: 1) Kualitas dari pengalaman belajar (kurikulum, cara penyampaian pelajaran, dan hubungan dengan guru). 2) Kombinasi dari stress dirumah dan / atau di sekolah. 3) Keunikan dan ekspresi peserta didik bebas dalam menyampaikan pendapat.
Sedangkan Syah (2010: 137) menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal (keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik) dan faktor eksternal (kondisi lingkungan di sekitar peserta didik) dan faktor pendekatan belajar (approach to learning) yang dapat digambarkan melalui tabel berikut ini: Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Internal
Eksternal
1. Aspek Fisiologis Jasmani Mata dan telinga 2. Aspek Psikologis Intelegensi Sikap Minat Bakat Motivasi
1. Lingkungan Sosial Keluarga Guru dan staf Masyarakat Teman 2. Lingkungan Nasional Rumah Sekolah Peralatan Alam
Sumber: Syah (2010: 137) lxix
Pendekatan Belajar Peserta Didik 1. Pendekatan Tinggi: Speculative Achieving 2. Pendekatan Sedang: Analytical Deep 3. Pendekatan Rendah Reproductive Surface
Penjelasan pada tabel diatas menurut Syah (2010: 129-127) adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal a) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. b) Aspek Psikologis (1) Intelegensi Menurut Reber (1988) dikutip oleh Syah (2010: 131) menyatakan bahwa intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk merangsang atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
(2) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. (3) Bakat Menurut Chaplin dan Reber dikutip oleh Syah (2010: 133) menyatakan bahwa secara umum bakat (apttitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. (4) Minat Guru dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat peserta didik untuk menguasai pengetahuan yang akan terkandung dalam bidang studinya. (5) Motivasi lxx
Menurut Gleitman dan Reber dikutip oleh Syah (2010: 134) mengartikan motivasi ialah pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. 2) Faktor Eksternal a) Lingkungan Sosial Guru selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik yang dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar peserta didik. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orangtua dan keluarga peserta didik itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial peserta didik adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan tersebut. b) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut meningkatkan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. 3) Faktor Pendekatan Belajar Peserta Didik Menurut Lawson (1991) dikutip oleh Syah (2010: 136) strategi pendekatan belajar peserta didik dalam hal ini seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
lxxi
Berdasarkan pendapat ahli diats, peneliti menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yaitu a) faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik meliputi: kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, cara belajar b) faktor eksternal berasal dari luar diri peserta didik, meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan, teman, guru, peralatan, dan alam.
e. Cara Mengukur Prestasi Belajar Menurut Syah (2010) menyatakan bahwa prestasi belajar idealnya meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Mengukur prestasi belajar harus mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Karwati dan Priansa (2014: 158-159) tes prestasi belajar disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar peserta didik dalam satu periode tertentu. Tes ini meliputi: 1) Tes Diagnostik Dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan peserta didik, dalam mata pelajaran yang diajarkan 2) Tes prestasi belajar kelompok yang baku 3) Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan sehari-hari. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Untuk mencapai suatu prestasi belajar peserta didik
lxxii
harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran peserta didik akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan prestasi belajar. Keberhasilan proses mengajar dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan menurut Djamarah dan Zain (2014: 107) tersebut adalah sebagai berikut: 1) Istimewa/ Maksimal Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh peserta didik. 2) Baik sekali/ Optimal Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik. 3) Baik/ Minimal Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s,d 75% saja dikuasai oleh peserta didik. 4) Kurang Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh peserta didik.
f. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kearsipan Program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Batik 1 Surakarta berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kejuruan Nasional memiliki tiga program pendidikan yaitu Program Normatif, Program Adaptif, dan Program Produktif. Mata pelajaran Kearsipan merupakan salah satu mata pelajaran berada di Program Pendidikan Produktif. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014, standar kompetensi dan lxxiii
kompetensi dasar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, adalah sebgai berikut: Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 1.1 Menentukan Sistem Kearsipan 1.2 Menentukan Kebutuhan Alat dan Bahan Kearsiapan 1. Mengelola Sistem Kearsipan 1.3 Mengimplementasikan Sistem Kearsipan 1.4 Memelihara Sistem Kearsipan Sumber: Arsip SMK Batik 1 Surakarta Mata pelajaran kearasipan memiliki alokasi waktu 45 menit. Setiap satu minggu mata pelajaran kearsipan diberikan satu kali tatap muka selama 3 jam mata pelajaran.
g. Penilaian Mata Pelajaran Kearsipan Sekolah menggunakan nilai raport pada akhir periode tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian peserta didik. Pada mata pelajaran kearsipan, prestasi yang dicapai oleh peserta didik melalui penugasan kompetensi-kompetensi teori dan praktek diukur dengan memberikan penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Di SMK Batik 1 Surakarta nilai raport diperoleh dari perhitungan nilai akhir atau nilai raport adalah sebagai berikut:
Keterangan: P = rata-rata ulangan harian Q = nilai mid / UTS R = nilai UAS
lxxiv
B. Kerangka Berpikir Prestasi belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai setiap peserta didik pada periode tertentu. Prestasi belajar dapat diukur melalui 1. Tes diagnostik dapat menentukan letak kesulitan peserta didik, dalam mata pelajaran yang diajarkan, 2. Tes prestasi belajar kelompok yang baku, misalnya tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi, 3. Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan seharihari. Prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah guru. Tugas guru berwenang melakukan penilaian terhadap kinerja peserta didik dan prestasinya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk mengajar lebih baik. Persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru adalah penafsiran informasi oleh peserta didik tentang keterampilan standar yang harus dikuasai oleh guru di dalam menerapkan berbagai variasi metode mengajar. Peserta didik yang memiliki persepsi positif tentang keterampilan mengajar guru mendorong peserta didik untuk belajar secara lebih baik dan memberikan dampak positif prestasi belajarnya, sehingga tercapailah apa yang disebut kualitas pembelajaran. Sebaliknya apabila persepsi peserta didik negatif terhadap keterampilan mengajar guru akan berdampak negatif dengan prestasi belajarnya. Faktor internal yang berhubungan dengan prestasi belajar yaitu salah satunya yaitu minat belajar. Minat belajar adalah keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan secara disengaja untuk melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, berupa pengetahuan, sikap, keterampilan. Apabila peserta didik mempunyai minat yang positif terhadap mata pelajaran Kearsipan, maka peserta didik akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Namun, apabila peserta didik lxxv
mempunyai minat belajar yang negatif dapat menurunnya prestasi belajar. Dari uraian tersebut, sehingga dapat digambarkan kerangka berpikir secara skematis sebgai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
lxxvi
C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubungkan sejumlah bukti empiris. Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berpikir, dapat disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 2. Terdapat hubungan positif antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar
mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 3. Terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
lxxvii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta yang beralamat di Desa Tunggulsari, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta tepatnya di Jalan Slamet Riyadi-Kleco-Surakarta. Pertimbangan memilih SMK Batik 1 Surakarta adalah: a. Adanya permasalahan terkait dengan topik penelitian tersebut di SMK Batik 1 Surakarta. b. Tersedianya data yang dibutuhkan oleh peneliti dan data tersebut dapat dipertanggung jawabkan. c. Belum terdapatnya penelitian sejenis di lokasi peneletian. d. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang diperlukan berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan setelah usulan peneliti disetujui oleh dosen pembimbing dan mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret serta pihak SMK Batik 1 Surakarta. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan (jadwal penelitian terlampir) yakni bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Penelitian ini dilaksanakan sesuai prosedur dari disusunya proposal penelitian sampai dengan selesainya penyusunan laporan penelitian.
B. Rancangan/Desain Penelitian Penelitian ini mengukur derajat keeratan antara objek satu dengan yang lainnya keterkaitan yang saling melengkapi. Menurut Purwanto (2007: 16) “Penelitian kuantitatif memandang bahwa gejala sosial berupa perilaku manusia, lxxviii
sebagaimana juga dalam penelitian alam, bersifat objektif, terukur, dan dapat diramalkan karena gejala sosial juga terkait hukum alam sebab akibat atau stimulus respons”. Metode penelitian kuantitatif yang dikelompokan ke dalam beberapa golongan. Purawanto (2007: 164) membagi ragam penelitian kuantitatif menurut dasar penggolongannya sebagai berikut: Tabel 3.1 ragam penelitian kuantitatif Dasar penggolongan Sifat
Tempat kajian
Tujuan
Analisis Kehadiran Variabel
Ragam penelitian 1. Penelitian dasar. 2. Penelitian terapan. 1. Penelitian laboraturium 2. Penelitian lapangan. 3. Penelitian literatur. 4. Penelitian historis. 1. Penelitian pengembangan. 2. Penelitian evaluasi. 3. Penelitian kebijakan. 4. Penelitian tindakan. 5. Penelitian perkembangan. 6. Penelitian survei. 7. Penelitian kasus. 1. Penelitian deskriptif. 2. Penelitian korelasional. 3. Penelitian komparasional. 1. Penelitian eksperimen. 2. Penelitian non eksperimen.
Sumber: Purwanto (2007: 165) Berdasarkan uraian diatas penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Peneliti membagi ragam penelitian berdasarkan dasar penggolongannya berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Purwanto (2007), sebagai berikut: Menurut sifat, penelitian ini termasuk penelitian dasar. Penelitian dasar atau penelitian murni adalah penelitian yang diarahkan untuk pengembangan teori yang
lxxix
sama sekali berhubungan dengan pemanfaatan yang bersifat praktis. Teori yang dikembangkan diharapkan akan mensuplai penelitian lain.
Menurut tempat kajian, penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang menggunakan kehidupan nyata sebagai tempat kajian. Pada penelitian ini, tempat kajian yang digunakan ialah kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarata, dengan kondisi real lapangan dan berjalan sebagaimana biasa. Menurut tujuan, penelitian ini termasuk penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) yang dikutip oleh Purwanto (2007: 174) “Penelitian ini kadang hanya melibatkan pengumpulan dan analisis data atas sampel. Penelitian ini dikenal sebagai penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang hanya dilakukan atas sampel”. Menurut analisis, penelitian ini termasuk penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Hubungan variabel-variabel itu terjadi pada satu kelompok. Menurut kehadiran variabel, penelitian ini termasuk penelitian non eksperimen. Penelitian non eksperimen atau penelitian setelah terjadi fakta (ex post facto) adalah penelitian dimana variabel yang hendak diteliti (variabel terikat) telah ada pada saat penelitian dilakukan. Menurut Suryabrata (1994) dikutip oleh Purwanto (2007: 181) “Peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan makna”. Data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan sudah lewat untuk menjelaskan akibat pada saat ini. Berdasarkan uraian diatas, variabelvariabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (independen) Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Persepsi Peserta Didik tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1) dan Minat Belajar Peserta Didik (X2). lxxx
2. Variabel Terikat (dependen) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (Y). C. Populasi dan Sampel 1. Pupulasi Menurut Sugiyono (2014: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran dari dua kelas (AP 1 dan AP 2) dengan jumlah 75 peserta didik Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan rincian 38 peserta didik kelas XI AP 1 dan 37 peserta didik kelas XI AP 2. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2014: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2014: 81). Sedangkan menurut Iskandar (2013: 70) “Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh objek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut sampel”. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling. Menurut Arikunto teknik proportional random sampling yaitu teknik pengambilan proporsi untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan lxxxi
subyek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah (2006: 127).
Untuk menentukan besar kecilnya sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, menggunakan tabel Kerjcie-Morgan dalam buku Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial dengan tingkat kesalahan 5% (Iskandar, 2013: 72) Tabel 3.2 Kerjcie – Morgan N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190
S 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127
N 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950
S 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274
lxxxii
N 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000
S 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 454 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381
200 210
132 136
1000 1100
278 285
75000 100000
382 384
Sumber: Iskandar (2013: 72) Keterangan: N adalah populasi, sedangkan S adalah sampel
Mengacu pada tabel diatas, maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 63 peserta didik secara acak dari 75 total peserta didik kelas XI program keahlian administrasi perkantoran SMK Batik 1 Surakarta. Sampel untuk setiap strata harus dapat proposional sesuai dengan populasi. Berdasar perhitungan prosentase dan penentuan sampel, dapat ditentukan proposi sampel pada setiap kelas sebagai berikut: Kelas XI AP 1
:
= 31,92 = 32 peserta didik
Kelas XI AP 2
:
= 31,08 = 31 peserta didik
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi secara acak sebanyak proposi sampel pada setiap kelas untuk dijadikan responden penelitian. Jadi, jumlah sampelnya = 32 + 31 = 63 peserta didik
E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2014: 137) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Teknik pengumpulan data untuk persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar dengan teknik kuesioner. Teknik pengumpulan data untuk prestasi belajar dengan teknik dokumentasi (raport). Wawancara dan Observasi tidak termasuk teknik pengumpulan data, namun hanya pendukung dalam penelitian. Wawancara dalam penelitian ini menanyakan kepada peserta dan guru mata pelajaran Kearsipan terkait kendala saat proses pembelajaran berlangsung selama satu semester. Sedangkan, observasi dilaksanakan sebelum penelitian untuk mengamati proses pembelajaran secara umum
lxxxiii
dan langsung, antara guru dan peserta didik. Untuk lebih jelasnya instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kuesioner Menurut Sugiyono (2014: 142) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Munurut Arikunto (2006: 151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Prosedur yang dilakukan sebelum penyusunan kuesioner menurut Arikunto (2006: 225) : a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner b. Mengidentifikasikan variabel yang akan menjadi sasaran kuesioner. c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya. Jenis kuesioner ditinjau menurut sudut pandang menurut Arikunto (2006: 152), dibedakan menjadi : a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada: 1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. 2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada: 1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya, 2) Kuesioner tidak langsug, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. c. Dipandang dari bentuknya maka ada: 1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. 2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. lxxxiv
3) Check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai. 4) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Sedangkan, prinsip-prinsip dalam penulisan kuesioner yang dikemukakan oleh Uma Sekaran (1992) yang dikutip oleh Sugiyono (2014: 142-144) antara lain: a. Isi dan Tujuan Pertanyaan Jika isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan harus pada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. b. Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam penulisan kueosioner harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam kuesioner harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden. c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat terbuka atau tertutup, (apabila bentuk wawancara dibeladakan menjadi dua yakni terstruktur dan tidak terstruktur). Bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan kuesioner yang mengharapkan
lxxxv
jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh kuesioner yang telah terkumpul. Pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.
d. Pertanyaan Tidak Mendua Setiap pertanyaan dalam kuesioner tidak diperbolehkan mendua (doublebarreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. e. Tidak Menanyakan yang Sudah Lupa Setiap pertanyaan dalam instrumen kuesioner, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat. f. Pertanyaan yang Tidak Menggiring Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja. g. Panjang Pertanyaan Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuram yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah 20 s/d 30 pertanyaan. h. Urutan Pertanyaan Untuk pertanyaan dalam kuesioner, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal lxxxvi
ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab. Apabila pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi kuesioner yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi. i. Prinsip Pengukuran Kuesioner diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrument kuesioner tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. j. Penampilan Fisik Kuesioner Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi kuesioner. Kuesioner yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan kuesioner yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi kuesioner yang dicetak kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penyusunan kuesioner yaitu: a. Menetapkan Tujuan Pembuatan Kuesioner Adapaun maksud dalam menetapkan tujuan kuesioner adalah untuk memperoleh data tentang persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan . b. Menetapkan Aspek yang Akan Diukur lxxxvii
Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang disusun, perlu dibuat matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam kuesioner. Adapun isi matrik antara lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel serta indikator yang akan diukur. c. Menyusun Petunjuk Pengisian Kuesioner Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan variael-variabel yang akan diteliti. Untuk pedoman penelitian jawaban masing-masing pertanyaan yang diajukan kepada responden menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berpa kata antara lain: 1) Sangat Setuju 2) Setuju 3) Ragu-Ragu 4) Tidak Setuju 5) Sangat Tidak Setuju Untuk jawaban ragu-ragu peneliti memodifikasi jawaban tersebut dihilangkan karena untuk mencegah responden memilih alternatif jawaban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa: Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelamahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihan hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju”, dan “Setuju” ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain, “Tidak Setuju ” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi atau kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat dipahami karena “Sangat Setuju” atau “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan.
lxxxviii
Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak Setuju” (halaman 241) Penilaian dari setiap alternatif jawaban apabila pertanyaan yang dibuat positif, sebagai berikut (Arikunto, 2006): 1) Sangat Setuju
Nilai = 4
2) Setuju
Nilai = 3
3) Tidak Setuju
Nilai = 2
4) Sangat Tidak Setuju Nilai = 1
Kemudian, penilaian dari setiap alternatif jawaban apabila pertanyaan yang dibuat negatif, sebagai berikut (Arikunto, 2006): 1) Sangat Setuju
Nilai = 1
2) Setuju
Nilai = 2
3) Tidak Setuju
Nilai = 3
4) Sangat Tidak Setuju Nilai = 4 Dalam menjawab pertanyaan, responden memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda check (√) pada kolom jawaban yang dipilih. d. Membuat Surat Pengantar Surat pengantar berfungsi menghantarkan kuesioner sehingga responden dapat menerima dengan jelas. e. Mengadakan Uji Coba Kuesioner (try out) Kuesioner yang telah disusun di uji cobakan untuk mengetahui letak kelemahan yang menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba (try out) ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan realibilitas kuesioner tersebut.
lxxxix
f. Revisi Kuesioner Setelah di ujicobakan kuesioner direvisi dengan menghilangkan item-item pertanyaan tidak valid atau tidak reliabel. g. Memperbanyak Kuesioner Kuesioner yang telah direvisi dan diyakini valid dan reliabel diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel kuesioner.
2. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006) “Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Hal-hal tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notula rapat, agenda, dan sebagainya. Dalam penelitian dokumentasi yang dikumpulkan digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian” (halaman 158) Dalam teknik dokumentasi ini, data yang dikumpulkan adalah jumlah peserta didik yang diteliti serta prestasi belajar peserta didik kelas XI Mata Pelajaran Kearsipan Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta. Adapun tentang prestasi belajar peserta didik ini peneliti peroleh dari daftar nilai raport mata pelajaran Kearsipan semester ganjil Tahun Pelajaran 2015-2016.
F. Validasi Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. (Arikunto, 2006). Sedangkan Sugiyono (2014: 137) menyatakan bahwa validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrument dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan uji validitas adalah mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Cara xc
perhitungannya yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total. Untuk perhitungannya dibantu dengan program SPSS 22.0 for windows. Menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus ( √*
(
)+ *
)(
) (
)+
(Kuswantoro, 2012: 115) Keterangan : : Koefesien korelasi antara X dan Y 𝚺X
: Jumlah nilai tiap-tiap item
𝚺Y
: Jumlah total item
𝚺XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N
: Jumlah Sampel
Berdasarkan ketentuan: a. Jika probabilitas hitung < 0,05; hubungan kedua variabel berkolerasi b. Jika probabilitas hitung > 0,05; hubungan kedua variabel tidak berkolerasi. Validitas dinyatakan dengan angka korelasi koefesien (r). Kriteria korelasi menurut Purwanto (2007) dikutip oleh Kuswantoro (2012: 119) adalah : a. b. c. d. e.
0,00-0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi) 0,20-0,40 korelasi rendah 0,40-0,70 korelasi cukup 0,70-0,90 korelasi tinggi 0,90-1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna) Pelaksanaan uji validitas instrumen pada penelitian ini pada hari Kamis
tanggal 3 Maret 2016 di SMK PGRI 3 Kota Madiun, Jalan Mayjen Panjaitan 6 Madiun. Sekolah tersebut berakreditasi A pada program keahlian Administrasi Perkantoran. Responden yang digunakan uji validitas instrument sebanyak 20 peserta didik dengan 35 butir item pertanyaan.
xci
2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah suatu hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang yang menunjukan hasil yang sama atau konsisten pada gejala yang sama dan alat ukur yang sama. (Kuswantoro, 2012: 119) Reliabilitas memiliki tujuan untuk suatu penelitian yang dilakukan, yaitu untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen yang diguanakn sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Dalam penelitian ini, reliabilitas yang dipakai adalah reliabilitas internal. Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali hasil pengetesan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas perhitungannya dibantu dengan program SPSS 22.0. Menggunakan metode Cronbach Alpha dengan rumus reliabilitas: (
)(
)
(Kuswantoro, 2012: 120)
Keterangan : : Reliabilitas instrument k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varians butir : Varians total Kriteria reliabiltas adalah jika nilai korelasi (cronbach’ alpha) sama dengan
atau lebih besar dari 0,8; maka butir pertanyaan reliabel. (Kuswantoro, 2012: 122) Pelaksanaan uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini pada hari Kamis tanggal 3 Maret 2016 di SMK PGRI 3 Kota Madiun, Jalan Mayjen Panjaitan 6 Madiun. Sekolah tersebut berakreditasi A pada program keahlian Administrasi
xcii
Perkantoran. Responden yang digunakan uji reliabilitas instrument sebanyak 20 peserta didik dengan 15 butir item pertanyaan.
G. Analisis Data Setelah mengumpulkan data, maka data tersebut dianalisis untuk mengetahui kebennaran dari hipotesis dan untuk memperoleh kesimpulan. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi dan analisis regresi ganda (multiple regression). Langkah-langkah dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun tabulasi data, yaitu dengan data yang telah diperoleh kemudian disusun ke dalam tabel-tabel untuk memudahkan dalam perhitungan. 2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan untuk menguji normal tidaknya sebuah distribusi data sebagai salah satu syarat statistik parametrik. Dalam penelitian ini digunakan uji nilai Kolmogrov-Smirnov, perhitungannya dibantu dengan program SPSS 22.0. Uji Kolmogrov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku (Kuswantoro, 2012: 173) Menurut Kuswantoro (2012), nilai signifikasi Kolmogrov-Smirnov adalah sebagai berikut: 1) Jika signifikasi hitung < 0,05; berarti data yang akan diuji mempunyai data tidak normal. 2) Jika signifikasi hitung > 0,05; berarti data yang akan diuji mempunyai data normal. b. Uji Independensi Untuk menghitung koefesien korelasi sederhana antara dua variabel (persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru) dan
xciii
(minat
belajar). Koefesien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel itu terjadi. Uji independensi penelitian ini menggunakan teknik pearson chi square. Rumus koefisien sebagai berikut: (
)
(Hadi, 2001: 259) Keterangan: : Chi Kuadrat : Frekuensi yang diperoleh dari sampel : Frekunsi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi Menentukan parameter Uji Chi Square berdasarkan nilai derajat kepercayaan sebesar 0,95% atau 95% (α = 0,05atau5%). Dalam penelitian ini, uji independensi menggunakan program SPSS 22.0.
c. Uji Linieritas Uji linieritas variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru ( (
) dengan prestasi belajar (Y), minat belajar peserta didik
) dengan prestasi belajar (Y) yaitu untuk mengetahui tingkat kelinearan
data atau mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X juga diikuti peningkatan variabel Y dengan menetapkan harga-harga: 1) JK (G) =∑x1*
( )
+
2) JK (TC)=JK (S) – JK (E) Dimana JK(S) = JK(T) – JK(α) – JK (b/α) JK(T) = ∑Y2 JK(α) = b{
(
)(
)
}
xciv
(
b=
)( (
3) dk(TC)
=k–2
4) dk(G)
=n–k
5) RJK(TC)
=
6) RJK(G)
=
7) Fhitung
=
(
)
(
)
(
)
)
)
( ) (
)
( )
(Sudjana, 2005: 332) Dimana: JK (G)
= Jumlah Kuadrat Galat
JK (TC)
= Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
dk
= derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat berbeda-beda)
untuk Tuna Cocok (TC) = k – 2 untuk Galat
=n–k
RJK(TC)
= menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
RJK(G)
= menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Galat
Jika Fhitung < Ftabel maka regresi bersifat linear, dan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka regresi tidak linear. Uji linear ini akan dihitung dengan menggunakan program SPSS 22.0.
3. Uji Hipotesis Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap penerapan metode korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan secara simultan antara variabel
xcv
bebas
(persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru) dan
(minat belajar peserta didik) terhadap kelompok data variabel tak bebas Y (prestasi belajar). Dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS 22.0. Langkahlangkah uji hipotesis: a. Menghitung korelasi sederhana
terhadap Y dan
1) Koefesien Korelasi Sederhana *
terhadap Y ( ) +*
(
2) Koefesien Korelasi Sederhana *
terhadap Y
)(
) (
) +
) (
) +
terhadap Y (
( ) +*
)(
(Sudjana, 2005) Keterangan: = Koefisien X1 dan Y = Koefisien X2 dan Y = Jumlah data obeservasi = Variabel prediktor = Variabel kriterium Hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Tidak ada hubungan dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Ha : Ada hubungan dari masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Setelah harga rhitung ditemukan kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Apabila ry < rtab maka Ho diterima, ry > rtab maka Ho ditolak. b. Menghitung koefesien korelasi multiple antara kriterium Y dengan predikator
dan predikator
dengan rumus:
xcvi
√ (Sudjana, 2005: 385) Dimana: = koefesien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y = koefisien korelasi antara X1 dan Y = koefisien korelasi antara X2 dan Y = koefisien korelasi antara X1 dan X2
4. Uji Signifikasi Uji signifikasi digunakan untuk menguji signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama menggunakan bantuan program SPSS 22.0. Menurut (Siregar, 2013: 303) Langkah-langkah uji statistik (signifikan) sebagai berikut: a. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat 1) Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap variabel Y 2) Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap variabel Y b. Membuat hipotesis 1) Ho : r (x1, x2, y) = 0 2) Ha : r (x1, x2, y) ≠ 0
c. Menentukan resiko kesalahan (taraf signifikan)
xcvii
Pada tahap ini menentukan seberapa besar peluang membuat resiko kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipotesis yang benar. Biasanya dilambangkan dengan α. d. Kaidah pengujian 1) Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima 2) Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak e. Menghitung nilai F hitung dan F tabel 1) Menghitung F hitung ( (
(
) ⁄ ) )⁄(
)
Keterangan n
: jumlah sampel
r
: koefesien korelasi
m
: jumlah variabel bebas
2) Menghitung F tabel Nilai F tabel dapat dicari pada tabel F tabel dengan ketentuan: F tabel = F (α, k, dk) di mana: dk = n (k - 1) k
= pembilang (jumlah variabel bebas)
dk = penyebut f. Membandingkan F tabel dan F hitung Tujuan membanding F tabel dan F hitung adalah untuk mengetahui, apakah Ho ditolak atau diterima berdasarkan kaidah pengujian. g. Membuat keputusan. Maksud dari membuat keputusan adalah untuk mengetahui hipotesis mana yang terpilih Ho atau Ha.
xcviii
5. Mencari persamaan regresi linier multiple Menurut Hasan (2001: 269) peramalan terhadap nilai ̂ dengan menggunakan regresi liniear berganda dapat dilakukan apabila persamaan garis regresinya sudah diestimasi dan nilai variabel bebas
dan
sudah diketahui. Suatu persamaan
garis regresi liniear berganda dapat dipakai dalam peramlan dengan terlebih dahulu melakukan pengujian hipotesis terhadap koefesien-koefesien regresi parsialnya. Tujuannya ialah mengetahui variabel-variabel bebas yang digunakan itu memiliki pengaruh yang nytata atau tidak terhadap ̂ tersebut. Variabel bebas dan
disebut memiliki pengaruh nyata apabila dalam pengujian hipotesis
koefesien parsialnya Ho : B1 = B2 = 0 ditolak atau H1 : B1 ≠ B2 ≠ 0 diterima, khususnya pada taraf nyata 1%. Kelebihan peramalan ̂ dengan menggunakan regresi liniear berganda ialah dapat diketahui secara kuantitatif setiap variabel bebas (
dan
) apabila pengaruh variabel lainnya dianggap konstan. Dalam
penelitian ini, persamaan regresi linear multiple diperoleh dengan menggunakan program SPSS 22.0. Persamaan regresi linier berganda sebgai berikut: (Hasan, 2001: 269) Keterangan : Prestasi belajar peserta didik kelas XI AP SMK Batik 1 Surakarta : Persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru : Minat belajar peserta didik b
: Koefesien variabel bebas Dari persamaan di atas
dicari dari: ̂
Nilai b1 dan b2 dapat dicari dari:
xcix
(
)( ) ( ( )( ) (
)( )
)
(
)( ) ( ( )( ) (
)( )
)
(Sudjana, 2005:349) 6.
Sumbangan relatif dan efektif a.
dan X2 terhadap variabel Y
Menghitung sumbangan relatif, yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. (
)
(
)
(Hadi, 2001: 45) b.
Mengitung sumbangan efektif, yaitu digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing predictor X1 dan X2 terhadap variabel Y dalam menunjang efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan predictor. 1) Terlebih dahulu dicari efeltifitas garis regresi dengan rumus berikut: (
) ( )
2) Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y dengan rumus sebagai berikut: SE% X1=SR X1×R2 SE% X2=SR X2×R2 Keterngan: SR
= Sumbangan relative masing-masing predictor
SE
= Sumbangan efektif masing-masing predictor
2
= koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y
R
(Hadi, 2001: 46)
c
H. Prosedur Penelitian Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Sesuai dengan skema diatas, ditentukan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian, antara lain: 1.
Menemukan masalah adalah melakukan observasi awal pra penelitian untuk menentukan sebab-sebab dari terjadinya kasus.
2.
Merumuskan masalah adalah menentukan permasalahan yang digambarkan mengenai subyek penelitian, tujuan dan problematikanya.
3.
Mengumpulkan teori serta penelitian yang relevan
ci
Mengumpulkan teori ditentukan berdasar faktor-faktor / independen yang menentukan hubungan dengan subyek penelitian (variabel dependen). Penelitian relevan adalah penelitian oleh para ahli yang memiliki relevan tinggi atau kuat terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Apabila terdapat relevansi yang kuat maka dapat dipakai sebagai acuan teorinya maupun instrument penelitiannya (dimodifikasi) 4.
Menyusun hipotesis yaitu penyusunan jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
5.
Menyusun metode penelitian yaitu mengumpulkan beberapa data sebagai bahan dalam penelitian.
6.
Menentukan populasi dan sampel, besar populasi ditentukan berdasarkan besarnya subyek penelitian (responden) dalam penelitian ini peserta didik kelas XI program keahlian administrasi perkantoran SMKBatik 1 Surakarta. Sampel penelitian ditentukan berdasar kriteria prosentase atau rumus-rumus penentuan sampel.
7.
Menyusun instumen penelitian Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner, penyusunan kuesioner berdasar indikator variabel penelittian yang disusun melalui matrik.
8.
Mengumpulkan data, menggunakan metode kuesioner untuk memperoleh jawaan dari responden tentang variabel penelitian dan metode dokumentasi yakni dokumen yang berkitan dengan nilai raport semester ganil mata pelajaran Kearsipan.
9.
Menganalisis dilakukan dengan menguji data-data yang berhasil dikumpulkan melalui: a) uji validitas dan relaibilitas instrumen penelitian; uji pra syarat analisis yang terdiri dari uji normalitas, uji liniearitas, uji independensi kemudian dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan melalui analisis korelasi, uji hipotesis, uji signifikasi, kemudian analisis persamaan garis regresi ganda, serta mengetahui sumbangan relative dan efektif.
cii
10. Menguji hipotesis, adalah membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang ditentukan telah terbukti atau tidak dengan melihat hasil analisis data. 11. Menyusun laporan penelitian dan kesimpulan Setelah penelitian dilaksanakan dan mendapatkan kesimpulan secara statistik serta sudah ditentukan implikasi hasil penelitian dan saran-saran disajikan maka disusun dalm bentuk laporan penelitian.
ciii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Peserta Didik Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016” ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 3. Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru, sebagai variabel bebas / independen pertama (X1) 4. Minat Belajar Peserta Didik, sebagai variabel bebas / independen kedua (X2) 5. Prestasi Belajar, sebagai variabel terkait / dependen (Y) Data variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik diperoleh melalui kuesioner, sedangkan prestasi belajar menggunakan dokumentasi daftar nilai rapot mata pelajaran Kearsipan semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016.
1. Hasil Uji Validitas dan Hasil Uji Reliabilitas a. Hasil Uji Validitas Pelaksanaan uji validitas instrumen pada penelitian di SMK PGRI 3 Kota Madiun. Responden yang digunakan uji validitas instrument sebanyak 20 peserta didik. Hasil uji validitas kuesioner mengenai persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru sebanyak 35 item butir pertanyaan, terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 8, 21, 34. Hasil uji validitas kuesioner mengenai minat belajar peserta didik sebanyak 15 item butir pertanyaan dan terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor 48. Item-item di dalam kuesioner yang tidak valid selanjutrnya tidak digunakan atau dihilangkan dalam civ
mengambil data penelitian dan tidak dimasukkan dalam penyusunan atau tidak mengambil item baru. karena sudah terwakili oleh item pertanyaan yang lain yang masih termasuk dalam satu indikator. Sehingga item pertanyaan yang valid adalah sebanyak 46 yang digunakan sebagai instumen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan dengan tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X1 No. rhit rtabel Sig. Kesimpulan 1 0,735 0,468 0,000 Valid 2 0,492 0,468 0,028 Valid 3 0,583 0,468 0,007 Valid 4 0,740 0,468 0,000 Valid 5 0,673 0,468 0,001 Valid 6 0,531 0,468 0,016 Valid 7 0,538 0,468 0,014 Valid 8 0,043 0,468 0,856 Tidak Valid 9 0,636 0,468 0,003 Valid 10 0,547 0,468 0,012 Valid 11 0,476 0,468 0,034 Valid 12 0,706 0,468 0,001 Valid 13 0,760 0,468 0,000 Valid 14 0,647 0,468 0,002 Valid 15 0,566 0,468 0,009 Valid 16 0,496 0,468 0,026 Valid 17 0,493 0,468 0,027 Valid 18 0,602 0,468 0,005 Valid 19 0,620 0,468 0,004 Valid 20 0,613 0,468 0,004 Valid 21 -0,014 0,468 0,952 Tidak Valid 22 0,567 0,468 0,009 Valid 23 0,492 0,468 0,027 Valid 24 0,611 0,468 0,004 Valid 25 0,864 0,468 0,000 Valid 26 0,481 0,468 0,032 Valid 27 0,690 0,468 0,001 Valid 28 0,589 0,468 0,006 Valid 29 0,556 0,468 0,011 Valid
cv
30 0,506 0,468 0,023 Valid 31 0,455 0,468 0,044 Valid 32 0,653 0,468 0,002 Valid 33 0,661 0,468 0,002 Valid 34 -0,381 0,468 0,098 Tidak Valid 35 0,718 0,468 0,000 Valid Sumber: Uji Validitas berdasarkan pengolahan data program SPSS 22.0 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel X2 No. rhit rtabel Sig. Kesimpulan 36 0,791 0,468 0,000 Valid 37 0,846 0,468 0,000 Valid 38 0,750 0,468 0,000 Valid 39 0,757 0,468 0,000 Valid 40 0,559 0,468 0,010 Valid 41 0,798 0,468 0,000 Valid 42 0,702 0,468 0,001 Valid 43 0,807 0,468 0,000 Valid 44 0,616 0,468 0,004 Valid 45 0,524 0,468 0,018 Valid 46 0,455 0,468 0,044 Valid 47 0,801 0,468 0,000 Valid 48 -0,097 0,468 0,684 Tidak Valid 49 0,552 0,468 0,012 Valid 50 0,789 0,468 0,000 Valid Sumber: Uji Validitas berdasarkan pengolahan data program SPSS 22.0 b. Hasil Uji Reliabilitas Pelaksanaan uji reliabilitas instrumen pada penelitian di SMK PGRI 3 Kota Madiun. Responden yang digunakan uji validitas instrument sebanyak 20 peserta didik. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Hasil uji reliabilitas dalam
cvi
penelitian ini adalah yang diperoleh waktu penelitian, dengan menggunakan kuesioner tentang hubungan persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan hasil belajar. Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,923. Hasil uji reliabilitas variabel minat belajar peserta didik (X2) diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,907. Kedua instrumen tersebut dikatakan reliabel, karena memiliki nilai korelasi cronbach alpha lebih besar dari 0,8. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner cronbach Syarat alpha >
No Variabel 1 2
Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan 0,923 0,8 Mengajar Guru Minat Belajar Peserta Didik 0,907 0,8 Sumber: Uji Reliabilitas berdasarkan pengolahan data program SPSS 22.0
Keterangan Reliabel Reliabel
2. Deskripsi Data Variabel
Berdasarkan data induk tersebut kemudian dilakukan deskripsi data sebagaimana dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.4Analisis Deskripsi Data
(sumber: data olahan SPSS 22.0)
cvii
Dari data diatas, maka peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut: a. Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru Data persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 63 peserta didik sebagai subyek penelitian, dapat diketahui: 1) Skor tertinggi : 117 dari 128 skor maksimal per item soal. 2) Skor terendah : 71 dari 128 skor maksimal per item soal. 3) Nilai rata-rata : 91,27 Kuesioner tentang persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru terdiri dari 32 pertanyaan yang pengukurannya dinilai dengan 4 alternatif jawaban dengan skor 1 - 4. Apabila dihitung dengan prosentase maka diperoleh skor tertinggi sebesar 4x32x63 = 8064. Jumlah skor hasil pengumpulan data persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1)= 5750. Dengan demikian tingkat persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar sebesar 5750 : 8064 = 0,713 atau sebesar 71,3 %. Distribusi data persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru Interval Frekuensi Presentase 70 – 74 2 3% 75 – 79 1 2% 80 -84 10 16% 85 – 89 17 27% 90 – 94 15 24% 95 – 99 9 14% 100 – 104 2 3% 105 – 109 4 6% 110 – 114 2 3% 115 – 119 1 2% 63 100% Jumlah Sumber: Data primer yang diolah, 2016
cviii
Berdasarkan tabel distribusi data variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dapat diketahui bahwa pada distribusi data variabel X1 diperoleh kelas sebanyak 10 dan dan panjang interval sebanyak 5. Nilai yang paling banyak muncul terdapat pada interval 85-89 dengan frekuensi 17 sebesar 27%. Gambaran mengenai distribusi variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 18 16 14
Jumlah
12 10 8
Frekuensi
6 4 2 0 70 - 74
75 - 79
80 -84
85 - 89
90 - 94
95 - 99 100 - 104105 - 109110 - 114115 - 119
Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru
Gambar 4.1 Distribusi Variabel Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru (Sumber: data olahan SPSS 22.0) b. Minat Belajar Peserta Didik Data minat belajar peserta didik yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 63 peserta didik sebagai subyek penelitian, dapat diketahui: 1) Skor tertinggi : 54 dari 56 skor maksimal per item soal. 2) Skor terendah : 35 dari 56 skor maksimal per item soal. 3) Nilai rata-rata : 42,9 Kuesioner tentang minat belajar peserta didik terdiri dari 14 pertanyaan yang pengukurannya dinilai dengan 4 alternatif jawaban dengan skor 1 - 4. Apabila dihitung dengan prosentase maka diperoleh skor tertinggi sebesar
cix
4x14x63 = 3528. Jumlah skor hasil pengumpulan data minat belajar peserta didik (X2)= 2703. Dengan demikian tingkat persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar sebesar 2703 : 3528 = 0,766 atau sebesar 76,6 %. Data varaiabel minat belajar peserta didik, dapat dilihat pada distribusi data di bawah ini: Tabel 4.6 Minat Belajar Peserta Didik Interval Frekuensi Presentase 35 – 39 13 21% 40 - 44 31 49% 45 – 49 16 25% 50 – 54 3 5% 63 100% Jumlah Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel distribusi data variabel minat belajar peserta didik dapat diketahui bahwa pada distribusi data variabel X2 diperoleh kelas sebanyak 4 dan dan panjang interval sebanyak 5. Nilai yang paling banyak muncul terdapat pada interval 40-44 dengan frekuensi 31 sebesar 49%. Gambaran mengenai distribusi minat belajar peserta didik dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 35 30
Jumlah
25 20 15
Frekuensi
10 5 0 35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
Minat Belajar Peserta Didik
Gambar 4.2 Distribusi Variabel Minat Belajar Peserta Didik (Sumber: data olahan SPSS 22.0)
cx
c. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan variabel terikat (Y). Data yang diperoleh menghasilkan angka-angka sebagai berikut: 1) Skor tertinggi : 85 dari 100 skor tertinggi prestasi belajar. 2) Skor terendah : 75 dari 100 skor tertinggi prestasi belajar. 3) Nilai rata-rata : 80,6 Data prestasi belajar diperoleh dari guru. Apabila dihitung dengan presentase maka akan diperoleh jumlah skor tertinggi sebesar 100x63 = 6300. Jumlah skor hasil pengumpulan data sebesar 5708. Dengan demikian tingkat pestasi belajar peserta didik sebesar 5708 : 6300 = 0,906 atau sebesar 90,6%. Distribusi data variabel prestasi belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan Interval Frekuensi Presentase 75 -79 26 41% 80 – 84 30 48% 85 – 89 7 11% 63 100% Jumlah Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel distribusi data variabel prestasi belajar mata pelajaran Kerasipan dapat diketahui bahwa pada distribusi data variabel Y diperoleh kelas sebanyak 3 dan dan panjang interval sebanyak 5. Nilai yang paling banyak muncul terdapat pada interval 80-84 dengan frekuensi 30 sebesar 48%.
cxi
Gambaran mengenai distribusi prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 35 30
Jumlah
25 20 15
Frekuensi
10 5 0 75 -79
80 - 84
85 - 89
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan
Gambar 4.3 Distribusi Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kearsipan (Sumber: data olahan SPSS 22.0) B. Uji Prasyarat Analisis
Langkah peneliti selanjutnya adalah melaksanakan pengujian prasyarat analisis pengujian prasyarat yang merupakan langkah dalam melakukan pengujian hipotesis yaitu membuktikan hipotesis yang dirumuskan diterima atau ditolak. Prasyarat yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis dat dan uji kolerasi regresi ganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Uji Normalitas, Uji Independensi, dan UJi Liniearitas. Untuk memenuhi syarat-syarat dalam pelaksanaan pengujian hipotesis maka diperlukan kegiatan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang telah diperoleh mempunyai sebaran data yang normal, maksudnya penyebaran nilai dari sampel yang telah mencerminkan populasinya. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan One sample Kolmoogrov-Smirnov dengan taraf signifikansi lebih besar dari 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05 atau signifikasi > 0,05. Hasil dari uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: cxii
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data
(sumber: data olahan SPSS 22.0) Dari tabel diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Persepsi Peserta Didik tentang Keterampilan Mengajar Guru (X1) Dari hasil perhitungan uji normalitas data dengan program SPSS diperoleh harga Kolmogorov-Smirnov Z untuk variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) sebesar 0,768 dengan nilai signifikasi atau Asymp. Sig 0,598. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikasi 5% diperoleh sig. X1 > 0,05 atau 0,598 > 0,05 maka Ho diterima. Sehingga dapat dinyatakan data persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru berasal dari sampel yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Minat Belajar Peserta Didik (X2) Dari hasil perhitungan uji normalitas data dengan program SPSS diperoleh harga Kolmogorov-Smirnov Z untuk variabel minat belajar peserta didik (X2) sebesar 0,868 dengan nilai signifikasi atau Asymp. Sig
0,439.
Apabila dibandingkan dengan taraf signifikasi 5% diperoleh sig. X2 > 0,05 atau 0,439 > 0,05 maka Ho diterima. Sehingga dapat dinyatakan data minat belajar peserta didik berasal dari sampel yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
cxiii
c. Uji Normalitas Prestasi Belajar (Y) Dari hasil perhitungan uji normalitas data dengan program SPSS diperoleh harga Kolmogrov-Smirnov Z untuk variabel prestasi belajar (Y) sebesar 1,295 dengan nilai signifikasi atau Asymp. Sig 0,07. Apabila dibandingkan dengan taraf signifikasi 5% diperoleh sig. Y > 0,05 atau 0,07 > 0,05 maka Ho diterima. Sehingga dapat dinyatakan data prestasi belajar Mata Pelajaran Kearsipan berasal dari sampel yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Independensi Uji Independensi digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas terdapat hubungan yang positif atau tidak. Dalam penelitian ini, uji independesi dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi sederhana antara dan
menggunakan rumus korelasi pearson chi square, yang dilakukan
dengan menggunakan bantuan komputer statistik SPSS 22.0. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Independensi
(Sumber: data olahan SPSS 22.0) Hasil perhitungan perhitungan tersebut menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,057. Karena signifikansi sebesar 0,057 > 0,05, maka
cxiv
diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel
dan
. Dengan demikian kedua variabel bebas, yaitu persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik tersebut dapat digunakan secara bersama-sama untuk meneliti variabel prestasi belajar.
3. Uji Liniearitas
Uji liniearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan yang liniear terhadap variabel yang diukur. Variabel yang dikatakan terdapat hubungan yang liniear jika terdapat kenaikan nilai variabel bebas, maka akan diikuti oleh kenaikan variabel terikat. Uji liniearitas X terhadap Y dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 22.0. Hasil dari uji liniearitas data penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: a. Liniearitas Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar (X1 – Y) Hasil uji liniearitas X1 dengan Y diperoleh hasil output tabel Anova menggunakan program komputer statistik SPSS 22.0, sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Liniearitas (X1 – Y)
(Sumber: data olahan SPSS 22.0) Hasil perhitungan tersebut diatas menunjukan F hitung sebesar 1,293 dan signifikasi sebesar 0,238. Karena signifikasi sebesar 0,238 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa untuk regresi liniear atau X1 liniear dengan Y. Hal ini berarti bahwa positif negatifnya prestasi belajar berkorelasi dengan persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru.
cxv
b. Liniearitas Minat Belajar Peserta Didik dengan Prestasi Belajar (X2 – Y) Hasil uji liniearitas X2 dengan Y diperoleh hasil output tabel Anova menggunakan program komputer statistik SPSS 22.0, sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Liniearitas (X2 – Y)
(Sumber: data olahan SPSS 22.0) Hasil perhitungan tersebut diatas menunjukan F hitung sebesar 0,823 dan signifikasi sebesar 0,654. Karena signifikasi sebesar 0,654 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa untuk regresi liniear atau X2 liniear dengan Y. Hal ini berarti bahwa positif negatifnya prestasi belajar dapat berkorelasi dengan minat belajar peserta didik.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah yang telah diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis akan diterima apabila data yang telah terkumpul dapat membuktikan pernyataan di dalam hipotesis sebaliknya hipotesis akan ditolak apabila data yang terkumpul tidak dapat membuktikan pernyataan di dalam hipotesis. Langkah-langkah pengujian hipotesis meliputi tiga hal yaitu: Analisis Data, Penafsiran Pengujian Hipotesis, dan Kesimpulan Pengujian Hipotesis. Penjelasan dari masing-masing langkah tersebut adalah sebagai berikut:
cxvi
1. Analisis Data Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti terlihat. Selanjutnya dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis nol
diterima atau
ditolak. Analisis data dimulai dari langkah sebagai berikut: a. Koefisien Korelasi Sederhana 1. Koefisien Korelasi Sedeharna X1 dengan Y Setelah membuat tabel kerja, selanjutnya dilakukan perhitungan Koefisien Korelasi Sedeharna X1 dengan Y menggunakan bantuan komputer statistik SPSS 22.0. Dari pehitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai hasil sebagai berikut: Tabel 4.12 output SPSS Hasil Uji Koefisien Korelasi X1 dengan Y
(Sumber: Data Olahan SPSS 22.0) Dari perhitungan diperoleh rx1y sebesar 0,565 dengan signifikasi sebesar 0,000. Karena besar signifikasi 0,000 < 0,05, maka
ditolak dan
diterima. Jadi dismipulkan bahwa ada hubungan yang positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar.
cxvii
2. Koefisien Korelasi Sedeharna X2 dengan Y Setelah membuat tabel kerja, selanjutnya dilakukan perhitungan Koefisien Korelasi Sedeharna X2 dengan Y menggunakan bantuan komputer statistik SPSS 22.0. Dari perhitugan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.13 Output SPSS Hasil Uji Koefisien Korelasi X2 dengan Y
(Sumber: Data Olahan SPSS 22.0) Dari perhitungan diperoleh rx1y sebesar 0,524 dengan signifikasi sebesar 0,000. Karena besar signifikasi 0,000 < 0,05, maka
ditolak dan
diterima. Jadi dismipulakan bahwa ada hubungan yang positif antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar.
b. Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y Menghitung Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y dengan bantuan komputer statistik SPSS 22.0, dapat dilihat tabel Model Sumary dan Anova. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
cxviii
Tabel 4.14 Output Hasil Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y
(Sumber: Data Olahan SPSS 22.0) Tabel 4.15 Output Hasil Koefisien Korelasi Multiple X1 dan X2 dengan Y
(Sumber: Data Olahan SPSS 22.0) Dari tabel-tabel di atas, dapat diketahui hasil analisis sebagai berikut: R
= 0,63 = 0,397 = 19,734
Sig
= 0,000 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
= 19,734, dengan signifikasi
sebesar 0,000 < 0,05. Karena harga signfikasi 0,000 < 0,05, maka dan
ditolak
diterima, karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara X1 dan X2 dengan Y. Jadi, terdapat hubungan antara X1 dan X2 dengan Y.
cxix
c. Persamaan Garis Regresi Linear Multipel Persamaan garis regresi liniear diperoleh dari hasil perhitungan data dengan bantuan komputer statistik SPSS 22.0, yang ada pada tabel coefficients sebagai berikut: Tabel 4.16 Output Hasil Uji Koefisien Regresi
(Sumber: Data Olahan SPSS 22.0) = 58,836 + 0,127 X1 + 0,237 X2 Persamaan tersebut dapat diartikan, jika X1 dan X2 bernilai Nol (0), maka besarnya Y yaitu 58,836 unit. Jika X1 berubah sebesar 1 unit maka Y akan berubah sebesar 0,127 unit. Jika X2 berubah 1 unit, maka Y akan berubah sebesar 0,237 unit.
d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif dan dengan Y Setelah melalui perhitungan sesuai dengan menggunakan SPSS sesuai dengan rumus terlampir, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Sumbangan relatif, yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. a) Sumbangan relatif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 57,5 %. b) Sumbangan relatif minat belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 42, 5 %.
cxx
2) Sumbangan efektif, yaitu digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing predictor X1 dan X2 terhadap variabel Y dalam menunjang efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan predictor. a) Sumbangan efektif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 22,9 %. b) Sumbangan efektif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 16,9 %. 2. Penafsiran pengujian Setelah dilakukan analisis data pengujian hipotesis selanjutnya dilakukan penafsiran pengujian hipotesis. Penafsiran pengujian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: a. Korelasi Antara X1 dengan Y Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan untuk mengetahui keberartian hubungan persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) nilai rhitung 0,565, kemudian dibandingkan dengan rtabel pada N= 63 dan taraf signifikasi 0,05 sebesar 0,254. Dengan demikian diketahui rhitung > rtabel atau 0,565 > 0,254. Karena rhitung > rtabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru berhubungan dengan prestasi belajar. Hubungan ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan relatif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru sebesar 57,5% dan sumbangan efektif sebesar 22,9% yang besarnya nilai sumbangan diperoleh dari aspek-aspek yang terdapat dalam presepsi peserta didik keterampilan mengajar guru, akan membantu peserta didik dalam usahanya meningkatkan prestasi belajarnya yang tinggi.
cxxi
b. Korelasi Antara X2 dengan Y Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan untuk mengetahui keberartian hubungan minat belajar peserta didik (X2) dengan prestasi belajar (Y) nilai rhitung 0,524, kemudian dibandingkan dengan rtabel pada N= 63 dan taraf signifikasi 0,05 sebesar 0,254. Dengan demikian diketahui rhitung > rtabel atau 0,524 > 0,254. Karena rhitung > rtabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa minat belajar peserta didik berhubungan dengan prestasi belajar. Hubungan ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan relatif minat belajar peserta didik sebesar 42,5% dan sumbangan efektif sebesar 16,9% yang besarnya nilai sumbangan diperoleh dari aspekaspek yang terdapat dalam minat belajar peserta didik, akan membantu peserta didik dalam usahanya meningkatkan prestasi belajarnya yang tinggi. c. Korelasi Multipel X1 dan X2 dengan Y Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan untuk mengetahui keberartian atau hubungan persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar peserta didik (Y) diperoleh Fhitung sebesar 19,734 dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi 0,05: Derajat kebebasan pembilang
df 1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
Derajat kebebasan penyebut
df2 = n-k = 63-3 = 60 Ftabel sebesar 3,15
Dengan demikian diketahui Fhitung > Ftabel atau 19,734 > 3,15. Karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik berhubungan dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian nilai
= 0,397. Hal ini berarti bahwa persepsi
peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta
cxxii
didik secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi belajar sebesar 39,7% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. d. Persamaan Garis Regresi Liniear Multipel Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh persamaan garis regresi liniear ganda sebagai berikut: = 58,836 + 0,127 X1 + 0,237 X2 Dari persamaan regresi tersebut diatas dapat ditafsirkan bahwa: 1) Jika variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik bernilai nol (0), maka rata-rata prestasi belajar sebesar 58,836 unit. 2) Rata-rata prestasi belajar peserta didik (Y) diperkirakan akan meningkat sebesar 0,127 unit untuk setiap ada peningkatan satu persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru, dan sebaliknya rata-rata prestasi belajar (Y) diperkirakan akan menurun sebesar 0,127 unit untuk setiap ada penurunan satu unit persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru. 3) Rata-rata prestasi belajar peserta didik (Y) diperkirakan akan meningkat sebesar 0,237 unit untuk setiap ada peningkatan satu minat belajar peserta didik, dan sebaliknya rata-rata prestasi belajar peserta didik (Y) diperkirakan akan menurun sebesar 0,237 unit untuk setiap ada penurunan satu unit minat belajar peserta didik .
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan penafsiran pengujian hipotesis, maka selanjutnya dikemukakan kesimpulan pengujian hipotesis. Kesimpulan pengujian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
cxxiii
a. Hipotesis 1 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai rhitung 0,565, kemudian dibandingkan dengan rtabel pada N= 63 dan taraf signifikasi 0,05 sebesar 0,254. Dengan demikian diketahui rhitung > rtabel atau 0,565 > 0,254. Karena rhitung > rtabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima. Jadi hipotesis pertama berbunyi “Terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016”. b. Hipotesis 2 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai rhitung 0,524, kemudian dibandingkan dengan rtabel pada N= 63 dan taraf signifikasi 0,05 sebesar 0,254. Dengan demikian diketahui rhitung > rtabel atau 0,524 > 0,254. Karena rhitung > rtabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima. Jadi hipotesis kedua berbunyi “Terdapat hubungan positif antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar
mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016”. c. Hipotesis 3 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,734 dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi 0,05: Derajat kebebasan pembilang
df 1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
Derajat kebebasan penyebut
df2 = n-k = 63-3 = 60 Ftabel sebesar 3,15
Dengan demikian diketahui Fhitung > Ftabel atau 19,734 > 3,15. Karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima. Jadi hipotesis ketiga berbunyi “Terdapat hubungan persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016”. cxxiv
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian dilakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru Berdasarkan hasil pengumpulan data, data persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 63 peserta didik sebagai subyek penelitian, dapat diketahui nilai tertinggi: 117, nilai terendah: 71, nilai rata-rata: 91,27. Kemudian setelah diolah dengan skor yang dapat dicapai pada variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru adalah 71,3%. Item soal positif dengan nilai terendah yaitu item nomor 1 dengan perolehan nilai sebesar 177 berbunyi “Guru memotivasi saya sebelum pelajaran dimulai”. Jawaban dari item soal tersebut adalah sebagian besar peserta didik menjawab tidak setuju, mengindikasikan kelemahan guru dalam mengajar adalah keterampilan membuka pelajaran. Hal ini, bertentangan dengan pendapat Wardani (1984) dikutip oleh Asril (2010: 70) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka pelajaran guru perlu menyiapkan mental peserta didik agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, membangkitkan minat dan perhatian peserta didik. Dengan bentuk memotivasi peserta didik di awal, dikarenakan kegiatan awal akan menentukan keberlangsungan kegiatan pembelajaran berikutnya. Apabila guru tidak memotivasi peserta didik di awal pelajaran, mereka akan mengalami kebosanan saat pembelajaran berlangsung dan berdampak pada pembelajaran berikutnya. Kegiatan menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan cara menunjukan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat peserta didik.
cxxv
Item soal negatif dengan nilai terendah yaitu item nomor 15 dengan perolehan nilai sebesar 121 berbunyi “Posisi guru dalam mengajar selalu diam di meja guru”. Jawaban dari item soal tersebut adalah sebagian besar peserta didik menjawab setuju, mengindikasikan kelemahan guru dalam mengajar adalah keterampilan dalam melakukan variasi. Hal ini, bertentangan dengan pendapat Hamid Darmadi (2010) dikutip oleh Majid (2013: 262), menyatakan bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu memperhatikan variasi pola interaksi. Terkait variasi pola interaksi, dengan adanya perubahan posisi guru dapat meningkatkan perhatian peserta didik dalam proses interaksi komunikasi. Apabila guru hanya diam di meja guru saja, proses komunikasi dapat dikatakan kurang lancar dikarenakan yang memahami materi yang dipelajari hanya peserta didik di baris depan saja. Rentangan interaksi dapat bergerak di antara dua kutub yang ekstrem, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan peserta didik sebagai pusat kegiatan perubahan interaksi di antara kedua kutub tadi akan berakibat pada pola kegiatan yang dialami peserta didik. Berdasarkan pembahasan variabel persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar diatas, maka hal tersebut didukung penelitian relevan yang dilakukan oleh Siti Rafiah Abd Hamid, Sharifah Sariah Syed Hassan, dan Nik Ahmad Hisham Ismail (Malaysia. Australian Journal of Teacher Education, vol 37 issue 11) dengan judul “Teaching Quality and Performance Among Experienced Teachers in Malaysia”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai professional guru (kualitas mengajar, pengetahuan dan keterampilan) akan berdampak pada pengelolaan belajar peserta didik. Hasil dari penelitian ini bahwa kepribadian yang baik tidak cukup meningkatkan komitmen guru dan tanggung jawabnya kepada peserta didik, kecuali dilengkapi dengan kompetensi kognitif guru. Dengan ini dapat dikatakan bahwa di SMK Batik 1 Surakarta, keterampilan mengajar guru masih dapat ditingkatkan lagi. Apabila peserta didik memiliki persepsi baik tentang keterampilan mengajar guru, maka meningkatkan
cxxvi
prestasi belajarnya, tanpa ada hambatan-hambatan yang berarti sehingga tercapailah apa yang disebut kualitas pembelajaran. 2. Minat belajar peserta didik Berdasarkan hasil pengumpulan data, data minat belajar peserta didik yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 63 peserta didik sebagai subyek penelitian, dapat diketahui nilai tertinggi: 54, nilai terendah: 35, nilai rata-rata: 42,9. Kemudian setelah diolah dengan skor yang dapat dicapai pada variabel minat belajar peserta didik adalah 76,6%. Item soal positif dengan nilai terendah yaitu item nomor 43 dengan perolehan nilai sebesar 180 berbunyi “Saya membuat ringkasan dari materi yang disampaikan guru”. Jawaban dari item soal tersebut adalah sebagian besar peserta didik menjawab tidak setuju, mengindikasikan kurangnya keterlibatan peserta didik melakukan dan mengerjakan kegiatan terhadap obyek tertentu saat pembelajaran. Peserta didik yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan melibatkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diminatinya. Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bisa dilihat dari sikap peserta didik yang partisipatif. Dari hasil tabulasi tersebut, cara membangkitkan minat belajar salah satunya adalah memperhatikan bahwa ilmu yang dipelajari merupakan suatu kebutuhan pada diri peserta didik sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. Dengan memperhatikan adanya suatu kebutuhan pada diri, peserta didik akan cenderung menaruh perhatian, kemudian dengan sendirinya akan memperhatikan objek dan mengesampingkan yang lain. Item soal negatif dengan nilai terendah yaitu item nomor 39 dengan perolehan nilai sebesar 180 berbunyi “Saya memilih melakukan aktivitas lain daripada mendengarkan guru saat menerangkan pelajaran”. Jawaban dari item soal tersebut adalah sebagian besar peserta didik menjawab setuju, mengindikasikan rendahnya keinginan peserta didik untuk lebih memahami (perhatian) terhadap mata pelajaran Kearsipan. Peserta didik yang memiliki minat pada objek tertentu, cxxvii
dengan sendirinya akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk belajar mata pelajaran yang diminatinya. Peserta didik tersebut pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkan. Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran akan memberikan perhatian yang besar. Jika dikaitkan dengan keterampilan mengajar guru, kelemahan tersebut terdapat pada komponen keterampilan mengelola kelas. Menurut Edi Soegito dan Yuliani Nurani (2003) dikutip oleh Barnawi dan Arifin (2015: 153) menyatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional yang positif, dan mengembangkan serta mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Maka guru perlu menguasai keterampilan berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar optimal (preventif), dengan cara: memandang kelas secara saksama, memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan peserta didik, menegur kepada peserta didik yang mengganggu dan menghentikannya. Berdasarkan pembahasan variabel minat belajar peserta didik, maka hal tersebut didukung penelitian relevan dilakukan oleh Peter James, Andy Igho, dan Tracy (International Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE) Volume 1, Issue 11, November 2014, PP 73-100 ISSN 2349-0373 (Print) & ISSN 2349-0381 (Online)) dengan judul “Academic Achievement Prediction: Role of Interest in Learning and Attitude towards School”. Penetian ini adalah hubungan sikap di sekolah dan minat belajar dengan prestasi akademik peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan prestasi akademik dengan variabel prediktornya. Dengan demikian, peningkatan minat belajar dan
cxxviii
sikap di sekolah dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja peserta didik (prestasi akademik). Dengan ini dapat dikatakan bahwa di SMK Batik 1 Surakarta, minat belajar peserta didik masih dapat ditingkatkan lagi. Apabila peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap mata pelajaran Kearsipan, maka peserta didik akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban sehingga meningkatkan prestasi belajarnya. 3. Preatasi belajar Berdasarkan pengumpulan data, data diperoleh dengan cara dokumentasi nilai akhir semester mata pelajaran kearsipan menghasilan angka-angka sebagai berikut, nilai tertinggi: 85, nilai terendah: 75, nilai rata-rata: 80,6. Kemudian setelah diolah skor prestasi belajar peserta didik sebesar 90,6%. Dengan pencapaian prestasi belajar masih dapat dan perlu ditingkatkan lagi. Usaha peningkatan tentu memerlukan perbaikan pada berbagai faktor, baik yang berasal dari diri peserta didik maupun berasal dari faktor luar. Hal ini juga perlu melibatkan berbagai pihak, dari individu peserta didik, orang tua, sekolah, dan guru. Prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat internal maupun eksternal. Berbagai faktor tersebut tentunya dalam kondisi yang baik jika mengharapkan prestasi belajarnya juga baik. Namun demikian, ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga dapat menjadi faktor penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik. Dalam penelitian ini, faktor yang diteliti adalah persepsi peserta didik tentang keterampilan memngajar guru dan minat belajar peserta didik. Faktor keterampilan mengajar guru merupakan salah satu faktor eksternal, sedangkan minat belajar peserta didik adalah salah satu faktor internal. Kedua faktor tersebut secara sendiri-sendiri maupun berinteraksi dalam mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan hasil yang telah dicapai, peneliti beranggapan bahwa penelitian ini menunjukkan prestasi belajar peserta didik tidak hanya dipengaruhi cxxix
oleh variabel yaitu persepsi peserta didik tentang keterampilan memngajar guru dan minat belajar peserta didik saja, melainkan juga dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi 0,397 yang berarti kedua variabel penelitian, yaitu persepsi peserta didik tentang keterampilan memngajar guru dan minat belajar peserta didik memberikan hubungan sebesar 39,7% dengan prestasi belajar. Karena kedua variabel memberikan hubungan memberikan pengaruh sebesar 39,7%, maka masih ada 60,3% variabel lain yang berhubungan dengan prestasi belajar. Variabelvariabel lain tersebut antara lain fasilitas belajar, kedisiplinan, motivasi, lingkungan belajar, dan masih ada kemungkinan variabel lain yang belum diketahui. Sehingga variabel-variabel lain tersebut dapat digunakan untuk bahan penelitian lebih lanjut.
cxxx
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, kesimpulan dari penelitian ini adalah: 4. Terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 5. Terdapat hubungan positif antara minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar
mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. 6. Terdapat hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Berdasarkan data yang terkumpul dan hasil analisis diperoleh temuan lain yang berhunguan dengan ketiga variabel yaitu persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru, minat belajar peserta didik dan prestasi belajar. Temuan lain tersebut antara lain: 1. Tingkat persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru di SMK Batik 1 Surakarta tahun 2015/2016 sebesar 71,3%, minat belajar peserta didik sebesar 76,6% dan prestasi belajar peserta didik sebesar 90,6%. 2. Dari hasil perhitungan persamaan regresi = 58,836 + 0,127 X1 + 0,237 X2 Artinya bahwa rata-rata prestasi belajar (Y) meningkat atau menurun sebesar 0,127 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit persepsi peserta didik cxxxi
tentang keterampilan mengajar guru dan akan mengalami peningkatan atau penurunan 0,237 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit minat belajar peserta didik. 3. Besarnya sumbangan relatif dan efektif berdasarkan hasil pengujian hipotesis adalah sebesar: c) Sumbangan relatif, yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. 1) Sumbangan relatif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 57,5 %. 2) Sumbangan relatif minat belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 42, 5 %. d) Sumbangan efektif, yaitu digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing predictor X1 dan X2 terhadap variabel Y dalam menunjang efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan predictor. 1) Sumbangan efektif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 22,9 %. 2) Sumbangan efektif persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 16,9 %.
B. Implikasi 1. Teoritis a.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada guru dan peserta didik khususnya dalam hal prestasi belajar peserta didik.
b.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pemantapan teori untuk meningkatkan prestasi belajar. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam memberikan gagasan yang baru untuk menumbuhkan prestasi belajar dari keterampilan mengajar guru maupun minat belajar peserta didik itu sendiri.
cxxxii
c.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dilakukan oleh Siti Rafiah Abd Hamid, Sharifah Sariah Syed Hassan, dan Nik Ahmad Hisham Ismail dengan judul “Teaching Quality and Performance Among Experienced Teachers in Malaysia”. Penelitian ini menyimpulkan nilai professional guru (kualitas mengajar, pengetahuan dan keterampilan) akan berdampak pada pengelolaan belajar peserta didik. Dan penelitian yang dilakukan oleh Peter James, Andy Igho, dan Tracy (2014) dengan judul “Academic Achievement Prediction: Role of Interest in Learning and Attitude towards School”. Penelitian ini menunjukkan korelasi yang signifikan prestasi akademik dengan variabel prediktornya. Dengan demikian, peningkatan minat belajar dan sikap di sekolah dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja peserta didik (prestasi akademik).
2. Praktis Hasil penelitian membuktikan bahwa kedua variabel yaitu persepsi peserta didik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik secara terpisah dan bersama-sama mempunyai hubungan yang dengan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah: a. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh keterampilan mengajar guru dan ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Persepsi peserta didik yang baik tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar peserta didik yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Kearsipan dalam mencapai kualitas pembelajaran.
cxxxiii
c. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai acuan guru dalam memberikan pembelajaran di sekolah menerapkan keterampilan dasar mengajar dan caracara yang kreatif dalam meningkatkan minat belajar peserta didik.
C. Saran Berdasarkan simpulan yang telah disajikan diatas, dapat memberikan sasaran-sasaran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kepala sekolah, guru, peserta didik. adapun saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan tabulasi kuesioner item soal positif terendah dan item soal negatif tertinggi adalah sebagai berikut: 1. Kepada kepala sekolah a. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan membuka pelajaran dan keterampilan mengadakan variasi. Sebaiknya kepala sekolah lebih meningkatkan pelaksanaan tugasnya sebagai supervisi akademik. Sehingga setiap guru mendapatkan hasil evaluasi, sebagai perbaikan dalam pengajaran yang akan datang di dalam kelas. b. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan membuka pelajaran dan keterampilan mengadakan variasi. Kepala sekolah sebaiknya lebih perhatian untuk mendelagasikan guru untuk mengikuti diklat-diklat tentang kependidikan, seperti: pembahasan kurikulum, pembahsan pembuatan RPP. Sehingga, guru mendapatkan ilmu yang lebih, khususnya keterampilan mengajar guru. Diklat sebaiknya dilaksanakan diluar jam pembelajaran, agar tidak mengganggu proses pembelajaran berlangsung. 2. Kepada Guru a. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan membuka pelajaran dan keterampilan mengadakan variasi. Guru diharapkan lebih menerapkan metode dan model pembelajaran bervariasi. b. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan membuka pelajaran. Guru diharapkan lebih memotivasi peserta cxxxiv
didik di awal kegiatan pembelajaran, agar peserta didik bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajran. c. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan mengadakan variasi. Sebaiknya posisi guru tidak hanya di meja guru saja, guru dapat mengelilingi peserta didik. Posisi guru yang berputar dapat membangun interaksi komunikasi antar guru dan peserta didik. d. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan mengelola kelas. Guru perlu menguasai pengelolaan kelas, menunjukan sikap pemeliharaan kondisi belajar, dengan cara menegur dan memberikan hukuman ringan kepada peserta didik yang membuat gangguan di dalam kelas. e. Berdasarkan data tabulasi kuesioner mengindikasikan kelemahan guru dalam keterampilan membuka pelajaran dan keterampilan mengadakan variasi. Guru diharapkan membagikan instrumen tentang penilaian pengajarannya di akhir semester kepada peserta didik. 3. Kepada Peserta Didik a. Berdasarkan tabulasi data kuesioner mengindikasikan rendahnya keinginan peserta didik untuk lebih memahami (perhatian) terhadap mata pelajaran Kearsipan. Sebaiknya, peserta didik lebih memperhatikan dan mencatat hal penting yang disampaikan guru saat pelajaran berlangsung. b. Berdasarkan tabulasi data kuesioner mengindikasikan kurangnya keterlibatan peserta didik melakukan dan mengerjakan kegiatan terhadap obyek tertentu saat pembelajaran. Peserta didik diharapkan menghargai guru ketika mengajar didepan kelas. c. Berdasarkan tabulasi data kuesioner mengindikasikan rendahnya keinginan peserta didik untuk lebih memahami (perhatian) terhadap mata pelajaran Kearsipan. Peserta didik diharapkan menyadari bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, dengan membandingkan ilmu yang didapat di sekolah akan bermanfaat untuk masa yang akan datang. cxxxv
d. Berdasarkan tabulasi data kuesioner mengindikasikan kurangnya keterlibatan peserta didik melakukan dan mengerjakan kegiatan terhadap obyek tertentu saat pembelajaran. Peserta didik diharapkan menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki sehingga mudah menerima bahan pelajaran dan lebih bersemangat ketika akan memulai pelajaran. 4. Kepada Komite Sekolah Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadahi agar prestasi belajar peserta didik baik.
cxxxvi
DAFTAR PUSTAKA Arga Lacopa Arisana dan Ismani. (2012). Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2, Tahun 2012, Halaman 22-42. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asril, Zainal. (2010). Microteaching. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Atika Prama Deswita. (2013). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pada Program Keahlian Akuntansi Siswa Kelas X di SMKN 1 Sawahlunto. Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.1 (1-10) ISSN : 2302 – 1590 E-ISSN : 2460 – 1900. Barnawi & Arifin, M. (2015). Microteaching. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Bektiarso, Singgih. (2014). Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, S.B & Zain, A. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________. (2010). Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Fatmasari. (2014). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kemampuan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Gugus II Sekolah Dasar Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Februari 2014, ISSN 1411 – 612x, VOL. XIV NO. 2, 426-441. Hadi, Sutrisno. (2001). Metode Research, Jilid I. Yogyakarta: ANDI. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
cxxxvii
Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hasan, Iqbal. (2001). Pokok-pokok Materi Statistika 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan & Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Herlina. (2010). Minat Belajar.Jakarta: Bumi Aksara. I Dewa Ayu Anden Decy Apsari, Dessy Seri Wahyuni, I Gede Mahendra Darmawiguna. (2013). Korelasi Minat Belajar Matematika Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar TIK SMA Saraswati Singaraja. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), ISSN 2252-9063, Volume 2, Nomor 5. Iskandar. (2013). Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi. Karwati, E & Priansa, D.J. (2014). Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta. Kuswantoro, Agung. (2012). Pendidikan Administrasi Perkantoran. Jakarta: Salemba Infotek. Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nur Atikah, Etin Solihatin, Agus Martono. (2013). Hubungan Antara Keterampilan Dasar Guru Dalam Mengajar Dengan Hasil Belajar PKn Siswa di MAN 3 Jakarta Pusat. JURNAL PPKN UNJ ONLINE Volume 1, Nomor 2, http://skripsippknunj.org ISSN: 2337-5205 Peter James, Andy Igho, dan Tracy. (2014). Academic Achievement Prediction: Role of Interest in Learning and Attitude towards School. International Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE) Volume 1, Issue 11, November 2014, PP 73-100 ISSN 2349-0373 (Print) & ISSN 2349-0381 (Online) Purwanto. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Belajar. Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. cxxxviii
Rohani, Ahmad. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ruky, Achmad. S. (2002). Kebijakan Publik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sarwono, Sarlito Wirawan. (2004). Akselerasi. Jakarta: Grasindo. Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri. Siti Rafiah Abd Hamid, Sharifah Sariah Syed Hassan, dan Nik Ahmad Hisham Ismail. (2012). Teaching Quality and Performance Among Experienced Teachers in Malaysia. Malaysia. Australian Journal of Teacher Education, vol 37 issue 11. Sudijono, A. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Taristo Bandung. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surjaweni, Wiratna. (2014). SPSS untuk Penelitian. Jogjakarta: Pustaka Baru Press. Surya, Mohammad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pendidikan. Bandung: Pustaka Bani Quraily. Suryono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winarno, Budi. (2008). Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.
cxxxix