Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGETAHUAN MANAJER TERHADAP KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Brilianti Nurul Fadhilah
[email protected]
Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to examine the influence of organization commitment and the manager’s knowledge to the successfulness of the implementation of accounting information system at Haji General Hospital of Surabaya. Based on the result of calculation it is obtained that the R2 determination coeffecient value (R Square) is 0.953 which shows that organization commitment and the manager’s knowledge can explain the Implementation of Accounting Information System is approximately 95.3% while the remaining 4.7% is explained by other variable outside the research. The organization commitment and the manager’s knowledge simultaneously and partially has an influence to the successfulness of the implementation of accounting information system at Haji General Hospital of Surabaya. Keywords:
Organization Commitment, Manager’s Knowledge and the Implementation of Accounting Information System ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen organisasi dan pengetahuan manajer terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi di Rumah Sakit Haji Surabaya. Berdasarkan hasil perhitungan di dapat bahwa nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yaitu sebesar 0,953 menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan pengetahuan manajer mampu menjelaskan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi sekitar 95,3%, sedangkan sisanya sebesar 4,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Komitmen organisasi dan pengetahuan manajer berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi di Rumah Sakit Haji Surabaya. Kata kunci :
komitmen organisasi, pengetahuan manajer dan penerapan sistem informasi akuntansi
PENDAHULUAN Era perdagangan bebas di Indonesia yang ditandai dengan berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Agreement / AFTA) pada tahun 2003 dan disusul dilaksanakannya Penjanjian Perdagangan Bebas ASEAN – Cina (ASEAN-China Free Trade Agreement / ACFTA ) mulai 1 Januari 2010, mengakibatkan perusahaan swasta maupun badan usaha milik negaradihadapkan pada kondisi persaingan global, tak terkecuali untuk perusahaan manufaktur di Indonesia. Dalam praktik umum, perusahaan milik Negara merupakan suatu entitas yang mandiri dan beroperasi di jalur komersial tetapi kepemilikannya berada sepenuhnya atau sebagian di tangan Negara (Garner (1970) dalam Ramamurti, 2007). Hal ini tidak berbeda dengan konteks Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, Undang-undang (UU) menyatakan bahwa BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
2
dimiliki oleh Negara Indonesia melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, pasal 1). Perusahaan milik Negara, seperti di China, Malaysia, Brazil, dan India, terbukti ikut berperan besar dalam ekonomi nasional suatu bangsa.Di Indonesia sendiri peran BUMN semakin hari semakin dominan dalam ekonomi nasional. Keterlibatan BUMN dalam Ketahanan Nasional, khususnya dalam bidang ekonomi sangat besar pengaruhnya, dimana BUMN menjadi pemain utama dalam mendukung ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan dan industri pertahanan (Kementerian BUMN, 2011)2. Dengan perkembangan ini, sangat penting bagi Pemerintah untuk memastikan bahwa BUMN dapat beroperasi seefisien mungkin sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dan pada akhirnya memperbesar kontribusi BUMN dalam ekonomi nasional. Untuk menilai kinerja dan operasi BUMN, tujuan dari pembentukan BUMN harus selalu menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan.Sementara optimalisasi laba dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pemegang saham diyakini secara luas sebagai tujuan perusahaan yang seharusnya, Laba hanya menjadi salah satu dari tujuan pembentukan suatu perusahaan milik Negara. Akademisi berpendapat bahwa perusahaan milik Negara selain mengejar laba diharapkan dapat menyediakan lapangan pekerjaan, membantu mendukung pertumbuhan daerah tertinggal dan meratakan pembangunan, melaksanakan operasi yang kurang menguntungkan, membangun kapabilitas teknologi nasional, menstabilkan harga, atau bahkan memperoleh mata uang asing (Anastassopoulos (1981), Grassini (1981) dalam Ramamurti (2007)). BUMN sendiri didirikan untuk melaksanakan tujuan tertentu yang secara garis besar terdiri atas tujuan terkait dengan korporasi serta tujuan terkait dengan pelayanan publik, mengejar keuntungan secara eksplisit dinyatakan hanya menjadi salah satu dari lima tujuan pendiriaan BUMN dan tujuan terkait dengan pelayanan publik serta peningkatan ekonomi nasional lebih dominan.Koneksi politis dibanding personil yang mempunyai mempunyai kualifikasi. Di samping itu, lebih umum lagi terkait dengan tujuan pembentukan BUMN sendiri dimana BUMN cenderung lebih mementingkan tujuan terkait pelayanan publik dan melepaskan kemungkinan untuk memperoleh laba (Dewenter dan Malatesta, 2007) juga diyakini menjadi sebab tertinggalnya kinerja BUMN apabila dibanding perusahaan swasta. Walaupun begitu, anggapan bahwa BUMN masih kurang efisien dibanding dengan perusahaan swasta pada umumnya juga tidak inklusif. Ha-Joon Chang (2007) menyatakan bahwa BUMN bisa menjadi perusahaan yang efisien dan berkinerja baik, lebih lanjut dinyatakan bahwa inferioritas BUMN dapat terjadi karena dua alasan yaitu masalah keagenan dan masalah “free rider”.Namun demikian, kedua akar masalah tersebut juga sering terjadi pada perusahaan swasta dan karena itu tidak menjadikan BUMN menjadi inferior dibanding perusahaan swasta.Terkait dengan fakta tersebut, perlu dilakukan suatu pengujian empiris terhadap kinerja BUMN. Apabila BUMN berjalan dengan baik dan efisien, maka dapat diharapkan, beban biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pegawainya akan berkontribusi positif pada kinerja perusahaan. Secara teori penerapan sistem informasi akuntansi dipengaruhi keberhasilannya oleh faktor individu dan sistem (hardware, software, jaringan, prosedur, tugas, dan lain-lain). Faktor individu adalah berhubungan dengan manusia yang menggunakan sistem informasi akuntansi yang pada dirinya terkandung aspek kemanusiaan yang memiliki keinginan, kemauan, motivasi, suka dan tidak suka, puas dan tidak puas, yang dalam prakteknya mempengaruhi perilaku dalam penggunaan sistem informasi akuntansi. Menurut Igrabia (1984) dan Thompson et.al.(1990), bahwa permasalahan yang muncul dalam penggunaan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer adalah berkaitan dengan permasalahan ekonomi, teknologi, konsep sistem, dan aspek perilaku individu. Dari faktor-faktor tersebut
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
3
permasalahan yang berkaitan dengan aspek perilaku individu yang menggunakan sistem informasi akuntansi adalah permasalahan yang dominan terjadi, hal ini karena sistem informasi akuntansi dalam prakteknya memerlukan kecermatan, ketekunan, bahkan kesabaran dalam melakukan proses klerikal mulai dari awal terjadinya transaksi sampai dihasilkan laporan keuangan. Tingkat komitmen organisasional yang di miliki manajer dan karyawan dapat mendorong keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi di perusahaan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Larsen (2006), bahwa dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi, komitmen organisasi adalah faktor utama dan sangat penting, karena inti dari komitmen organisasi adalah keterikatan dan loyalitas seorang karyawan kepada perusahaan yang akan mendorong mereka untuk selalu bekerja dalam berbagai situasi di perusahaan. Kemudian Sounders and Jones (2003), mengatakan bahwa komitmen organisasi sebagai faktor organisasi yang sangat penting untuk keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi disamping faktor lain seperti: integrasi SIA dengan perencanaan perusahaan, kualitas output SIA, efisiensi operasi SIA, sikap pemakai/manajemen, kompetensi staf pelaksana SIA, dan lain-lain. Disamping komitmen organisasi, keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi juga dipengaruhi oleh faktor utama lain yaitu pengetahuan manajer akuntansi/keuangan tentang sistem informasi akuntansi. Kompleknya sistem informasi akuntansi, luasnya lingkup transaksi akuntansi yang mencakup semua bagian perusahaan, dan adanya banyak prosedur dalam proses sistem informasi akuntansi mulai dari terjadinya transaksi sampai dihasilkannya laporan keuangan, menuntut seorang manajer keuangan memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan evaluasi atas trouble system dan kemudian mengambil tindakan yang cukup untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga tidak berdampak terhadap siklus sistem informasi akuntansi secara keseluruhan. Menurut Shaberwal et.al. (2006), kompleksnya proses sistem informasi akuntansi menuntut pengalaman seorang manajer keuangan dalam SIA (experience with AIS) dan pelatihan SIA (training in AIS), yang keduanya merupakan konstruk (user related construct) yang menentukan keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi. Menurut Choe (2006), pelatihan dan pendidikan pengembang, pengelola, dan pengguna sistem informasi akuntansi (training and education developer, owners and user) merupakan faktor penentu keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi di perusahan, karena dengan kompleknya SIA dan beragamnya transaksi keuangan yang terjadi di seluruh bagian perusahaan memerlukan pengelolaan cermat dan kontinyu, agar dihasilkan laporan keuangan yang valid. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh komitmen organisasi dan pengetahuan manajer terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi di Rumah Sakit Haji Surabaya TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Ekspektasi Teori dari Vroom dalam Ngalim Purwanto (2007 : 72) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: • Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas • Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
4
•
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan.Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. Teori harapan ini dikemukakan oleh Vroom dalam Ngalim Purwanto (2007 : 72) yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-balik antara apa yang ia inginkan danbutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini mengandung 3 (tiga) variabel, antara lain : 1. Daya tarik, yaitu sampai sejauh mana seseorang merasa penting atas hasil atau imbalan yang diperolehnya sebagai akibat dari tugas yang diselesaikan. 2. Hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan, yaitu tingkat keyakinan seseorang tentang hubungan antara tingkat prestasi kerjanya dengan imbalan yang diterima. 3. Hubungan antara usaha dan prestasi kerja, yaitu persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu yang dilakukannya akan menghasilkan prestasi kerja. (Siagian, 2003) Hal dapat ditunjukkan dalam gambar 1 berikut menunjukkan model teori ekspektasi Vroom (1964) ;
Effort
Expectancy
Performance
Instrumentality
Outcome
Gambar 1 Bagan Teori Ekpektasi dari Vroom Keterkaitan antara keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi dan teori ekspektasi dijelaskan oleh Burton et.al. (2002), secara intrinsik berdasarkan teori ekspektasi seorang pengguna sistem informasi akuntansi akan selalu mengevaluasi dampak dari penggunaan sistem informasi akuntansi, seperti peningkatan efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan, frekwensi ketepatan dalam pengambilan keputusan, dan peningkatan pemahaman atas pekerjaan. Evaluasi intrinsik atas dampak penggunaan sistem informasi akuntansi selanjutnya akan menjadi sumber motivasi bagi pengguna sistem informasi akuntansi. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadinya (Wiener, 1982 dalam Darlis, 2006).Sedangkan menurut Mowday et al(1979 dalam Darlis, 2006) komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi.Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada didalam organisasi serta tekad dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi. Komitmen organisasional juga dapat didefinisikan sebagai pengukur kekuatan karyawan yang berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi (McNeese-Smith,1996). Mowday, Porter & Steers (1982) dikutip oleh Luthan (2008:148) mengemukakan bahwa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
5
komitmen organisasional terdiri dari tiga faktor, yaitu : (1) keinginan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi, (2) kemauan dasar untuk berusaha bagi organisasi, (3) perilaku sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan organisasi (compliance). Tumbuhnya ini disebabkan atau dipengaruhi oleh aspek-aspek pekerjaan itu sendiri, keberadaan tempat kerja lain, karakteristik-karakteristik pribadi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan setting pekerjaan secara umum. Ganesan dan Weitz (1996) dalam Fuad Mas’ud (2008 ; 87) mengidentifikasikan komitmen organisasional sebagai : 1. Perasaan menjadi bagian dari organisasi. 2. Kebanggaan terhadap organisasi. 3. Kepedulian terhadap organisasi. 4. Hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi. 5. Kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi. 6. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi Variabel komitmen organisasional dibagi dalam tiga kategori yaitu: karakteristik personel dari setiap anggota organisasi yang meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin dan kebutuhan akan pencapaian, karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan yang terdiri dari beberapa variabel seperti penekanan peran (konflik dan ketidakjelasan peran) serta karakteristik tugasdan pengalaman kerja yang meliputi variabel seperti sikap kepemimpinan (inisiatif dari organisasi dan pertimbangan dari pemimpin) serta struktur organisasi (formalisasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan). Mengingat fokus penelitian ini adalah pada faktor-faktor organisasi maka penelitian ini hanya dibatasi kepada karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan serta pengalaman kerja.Meskipun kedua variabel tersebut diharapkan berkaitan dengan sampel yang diberikan, pada saatyang bersamaan, sangatlah mungkin bila pekerja yang memegang kepercayaan positif dan cinta kepada organisasi serta tujuan dan nilainya, tetapi dia tidak suka dengan pelaksanaan aspek-aspek tertentu pada pekerjaan tertentu diorganisasi tersebut dan sebaliknya. Saat komitmen organisasi dicontohkan sebagai fungsi kepercayaan terhadap organisasi dan pengalaman kerja, karakteristik organisasi harusnya menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan pekerja terhadap organisasi dan oleh karena itu pada level komitmen pekerja; karakteristik kerja harusnya menjadi faktor utama yang mempengaruhi pengalaman kerja dan kepuasan kerja dari pekerja. Pengetahuan Manajer Pengertian manajemen pengetahuan menurut Koina dalam Siregar (2007 : 89) adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengindentifikasian, pengelolaan dan penditribusian semua asset informasi suatu organisasi. Sedangkan Laudon (2006 ; 96) manajemen pengetahuan berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungan dan menggabungkan pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan. Menurut Wing (2008 : 112) manajemen pengetahuan adalah bangunan sistematis, eksplisit dan disengaja, pembaharuan, dan aplikasi pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas yang berkenaan dengan pengetahuan organisasi dan pengembalian kembali aset pengetahuan organisasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
6
Manajemen pengetahuan adalah seperangkat proses menciptakan dan berbagai pengetahuan keseluruh organisasi untuk mengoptimalkan pencapaian misi dan tujuan organisasi. Jadi, manajemen pengetahuan adalah mengenai meningkatkan penggunaan pengetahuan organisasional melalui praktik-praktik manajemen informasi dan pembelajaran organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam pengambilan keputusan. Secara umum makna kata pengetahuan dikemukakan oleh Oxford English Dictionary: “knowledge is defined as (i) expertise, and skills acquired by a person through experience or education; the theoretical or practical understanding of a subject, (ii) what is known in a particular field or in total; facts and information or (iii) awareness or familiarity gained by experience of a fact or situation”. Dalam konteks penelitian ini, pengetahuan manajer ditujukan untuk bidang sistem informasi akuntansi, sehingga pengetahuan manajer adalah keahlian seorang manajer tentang sistem informasi akuntansi yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Menurut Sabherwal et.al (2006 ; 97), pengalaman seseorang dalam bidang sistem informasi akuntansi (experience with accounting information system/AIS) dan pelatihan dibidang sistem informasi akuntansi (training in accounting information system/AIS) adalah unsur pembentuk pengetahuan di bidang SIA. Sementara itu Choe (2006), pelatihan dan pendidikan pengguna SIA adalah faktor pembentuk pengetahuan seseorang dibidang sistem informasi akuntansi. Menurut Polanyi (1976) dalam Ambrosini and Bowman (2005), secara umum ada dua dimensi pengetahuan, yaitu: (1) Pengetahuan tacit (tacit knowledge); dan (2) Pengetahuan explicit. Dalam konteks penelitian ini, dimensi pengetahuan manajer mengacu kepada pendapat Polanyi (1976) dalam Ambrosini and Bowman (2005) dimana pengetahuan manajer memiliki dua dimensi utama, yaitu Tacit Knowledge dan explicit knowledge. Namun karena explicit knowledge merupakan bentuk pengetahuan yang sudah terdokumentasi /terformalisasi seperti manual, buku, laporan, dan dokumen, surat, file-file elektronik, dan lain-lain, merupakan dimensi pengetahuan yang sulit diukur, maka dimensi pengetahuan manajer dalam penelitian ini hanya menggunakan dimensi Tacit Knowledge. Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang yang berbentuk keahlian yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.Dimensi Tacit Knowledge ini juga sesuai dengan pendapat Sabherwal et.al (2006), bahwa pengalaman seseorang dalam bidang sistem informasi akuntansi (experience with accounting information system/AIS) dan pelatihan dibidang sistem informasi akuntansi (training in accounting information system/AIS) adalah unsur pembentuk pengetahuan di bidang SIA. Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Torkzadeh and Doll (2008 : 115), keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi adalah penggunaan sistem (system use), yaitu penggunaan sistem informasi akuntansi untuk membantu penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Kemudian menurut Etezadi and Farhoomand (2006 : 98), keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi adalah kepuasan pengguna (user satisfaction), yaitu tingkat kebermanfaatan yang diperoleh seorang pengguna atas sistem informasi akuntansi. Sedangkan menurut Gelderman (2007 : 78), keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi adalah intensitas penggunaan sistem (intended use) sistem informasi akuntansi dalam pekerjaan sehari-hari dan kepuasan pengguna (user satisfaction) atas pemakaian sistem informasi akuntansi. Kemudian Straub et.al mendefenisikan keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi sebagai intention use dan user satisfaction. Dalam penelitian ini defenisi keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi merujuk kepada Straub dalam Gelderman (2007 : 89), dimana keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi adalah intensitas penggunaan (intended use) sistem informasi akuntansi dalam berbagai tugas manajerial dan kepuasan pengguna
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
7
(user satisfaction) atas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi. Secara teori ada dua model komprehensif yang dapat dirujuk untuk dimensi keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi, yaitu: (1) Information Success Model dari Delone and McLean (2005); dan (2) Hierarchical Structural Model dari Drury and Farhoomand (2007). Disamping kedua model ini, Laudon (2008) memberikan lima dimensi untuk mengukur keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi, dimensi-dimensi tersebut adalah: (1) Tingkat penggunaan yang tinggi (high level of system use); (2) Kepuasan pengguna terhadap sistem (user satisfaction on system); (3) Sikap yang positif (favorable attitude) pengguna terhadap sistem tersebut; (4) Tercapainya tujuan sistem informasi (achieved objectives ); dan (5) Imbal balik keuangan (financial payoff). Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh komitmen organisasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi public telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Antara lain sebagai berikut : 1. Prasetyono dan Kompyurini (2008) Prasetyono dan Kompyurini (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh komitmen organisasi dan pengetahuan manajemen, dan akuntabilitas publik secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan rumah sakit darah dalam kategori kuat.Secara parsial komitmen organisasi dan pengetahuan manajemen berpengaruh positif dalam kategori kuat dan signifikan terhadap kinerja keuangan RSD, namun akuntabilitas publik berpengaruh negatif dalam kategori rendah dan tidak signifikan terhadap kinerja RSD. 2. Tjahjono dan Gunarsih (2008) Melakukan penelitian pengaruh pengetahuan manajemen dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai di lingkungan dinas bina marga provinsi jawa tengah. Mereka berpendapat bahwa pengetahuan manajemen dan komitmen organisasi secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. 3. Rachmawati (2009) Rachmawati (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh komitmen organisasi, motivasi kerja, dan pengetahuan manajer terhadap kinerja karyawan bidang keuangan pada pemda kabupaten Sukoharjo.Dia mengemukakan bahwa komitmen organisasi, motivasi kerja, dan pengetahuan manajer berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Rerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas, maka rerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan seperti Gambar 2 berikut ini :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
8
Komitmen Organisasi 1. Efektifitas Komitmen 2. Efektivitas Kontinyu Komitmen Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi 1. Kepuasan Penggunaan (User Satisfaction) 2. Intensitas Penggunaan(Intended Use)
Pengetahuan Manajer 1. Masa kerja 2. Pelatihan 3. Pendidikan
Gambar 2 Rerangka Pemikiran Perumusan Hipotesis Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teoritis, dan rerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Komitmen Organisasi dan Pengetahuan Manajer berpengaruh secara simultan terhadap Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Rumah Sakit Haji Surabaya. 2. Komitmen Organisasi dan Pengetahuan Manajer berpengaruh secara parsial terhadap Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di Rumah Sakit Haji Surabaya. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2007 ; 57), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini; Adapun teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling acak sederhana (simple random sampling), dengan alasan bahwa proses penentuan sampel relatif lebih sederhana, dan unit analisis dalam penelitian merupakan satu kesatuan, tidak berkelompok dan tidak berstratifikasi (Nirwana SK Sitepu, 2007). Ukuran sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan teknik iterasi (Nirwana SK Sitepu, 2007). Berdasarkan dalam penelitian ini akan digunakan sampel karyawan pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada periode 2013. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah suatu pernyataan yang dapat mengartikan, atau memberikan makna untuk suatu istilah atau konsep tertentu, sehingga tidak salah dimengerti, dapat diuji dan ditentukan atau dinyatakan kebenarannya oleh orang lain.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel) :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
9
Berikut ini diringkaskan variabel penelitian berikut dimensi, indikator dan skala pengukuran yang akan digunakan, seperti dalam Tabel 1 berikut: Tabel.1 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Komitmen Organisasi (X1)
Dimensi Komitmen afektif Komitmen kontinyu
Komitmen Normatif Pengetahuan Masa Kerja Manajer (X2)
Indikator
Skala
1. Tingkat Rasa memiliki (Sense of Ordinal belonging) 2. Tingkat Emosional (Emotional Attached) 3. Tingkat Kepribadian (Personal Meaning) 1. Tingkat pertimbangan pemilihan pekerjaan lain 2. Tingkat motivasi mengejar benefit 3. Tingkat pertimbangan biaya pindah pekerjaan 1. Tingkat keyakinan untuk loyal 2. Tingkat keyakinan akan etika 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Lama bekerja dibidang SIA Pengalaman staf dibidang SIA Pentingnya pengalaman bidang SIA Banyaknya pelatihan SIA yang diikuti Pelatihan Pelatihan staf dibidang SIA Pentingnya pelatihan bidang SIA Pendidikan dibidang SIA Pendidikan Pendidikan staf dibidang SIA Pentingnya Pendidikan bidang SIA 1. Isi Keberhasilan Kepuasan 2. Akurasi penerapan Pengguna 3. Format sistem 4. Kemudahan dalam penggunaan informasi 5. Ketepatan waktu akuntansi 6. Frekuensi penggunaan (Y) 7. Acuan dalam tigas sehari-hari Sumber : Prasetyono dan Kompyurini (2008)
Ordinal
Ordinal
Pengujian Hipotesis Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar mekanisme kontrol internal seperti struktur kepemilikan.struktur modal, dan peluang pertumbuhan terhadap earnings management pada perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencari tingkat pengaruh serta signifikansinya baik secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (sendirisendiri).persamaan regresi linear earnings management adalah sebagai berikut: PSIA=α + β1KO + β2PM + e Keterangan ; PSIA = Penerapan Sistem Informasi Akuntansi α = Konstanta untuk persamaan PSIA KO = Komitmen Organisasi PM = Pengetahuan Manajer b1, b2, = Koefisien e = Standart error
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
10
Uji Asumsi Klasik Regresi Untuk menentukan sebuah persamaan regresi dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) layak digunakan dalam analisis, maka data yang diolah memenuhi 4 asumsi klasik regresi, yaitu uji autokorelasi, uji multikolinearitas, uji normalitas, dan Uji heterokedestisitas. Uji tersebut dimaksudkan agar persamaanregresi yang dihasilkan tidak bias dan teruji ketepatannya. Untuk lebih jelasnya, pengujian asumsi klasik regresi adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas Data Uji normalitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi yang normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui kenormalan data tersebut dapat dilihat pada analisis regresi linear plot (normal probability plot) : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk mengetahui normalitas melalui angka, digunakan model pengujian normalitas shapiro-wilk. Bentuk hipotesis untuk pengujian ini adalah : Ho : Data berasal dari populasi yang distribusinya normal, Ha : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Penilaian dari pengujian tersebut adalah : Apabila nilai signifikansi >α (0.05) maka Ho diterima, Apabila nilai signifikansi <α (0.05) maka Ha diterima/Ho ditolak.
Uji Autokorelasi Data Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi terdapat hubungan antara residual atau residual yang bersifat model tidak saling independent.Sebuah model regresi yang baik adalah tidak terdapat autokorelasi (residual saling independent). Autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan salah satu aplikasi yang ada dalam program SPSS 15.00 yaitu dengan melakukan pengujian Durbin-Watson. Nilai uji yang dihasilkan oleh statistik Durbin-Watson berkisar antara 1 hingga 4, sebagai pedoman umum, apabila nilai uji statistik lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 4 maka residual atau error dalam model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi auto korelasi. Uji Multikolinieritas Data Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya multikolinieritas adalah dengan cara menggunakan Uji Variance Influence Factor atau VIF. Apabila uji dilakukan dengan bantuan SPSS for windows, maka tidak adanya multikolinieritas dapat diketahui jika nilai VIF < l0 dan nilai Tolerance ≥ 0,1. Uji Heterokedestisitas Uji heterokedestisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedestisitas.Diteksi ada tidaknya heterokdestisitas dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi ranking Spearman (Spearman's Rank). Ada tidaknya heterokdestisitas dalam model regresi dapat diketahui dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heterokdestisitas jika:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
11
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik dan tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penyebaran Kuisioner dimulai pada awal bulan Oktober 2013. Penyebaran kuisioner ini dilakukan secara langsung oleh peneliti, dengan cara mendatangi objek penelitian kemudian menitipkan kuisioner tersebut kepada Bag.Verifikasi dan Akuntansi kantor yang menjadi objek penelitian. Pada bagian ini ditampilkan mengenai data yang diperoleh dari sumber data primer melalui penyebaran kuesioner, antara lain jenis kelamin, usia responden dan pendidikan responden. Berikut adalah penjelasan terkait dengan kuesioner yang dikembalikan dan yang akan diolah datanya: Tabel 2 Klasifikasi Data Responden Demografi Responden Frequency Percent 17 - 25 Tahun 8 21.62 26 - 34 Tahun 18 48.65 Umur Responden 35 Tahun Keatas 11 29.73 Total 37 100. Pria 13 35.14 Jenis Kelamin Wanita 24 64.86 Total 37 100 S2 4 10.81 S1 19 51.35 Pendidikan Diploma 14 37.84 Total 37 100 1 - 2 Tahun 7 18.92 3 - 4 Tahun 8 21.62 Lama Bekerja 5 - 6 Tahun 16 43.24 7 Tahun Keatas 6 16.22 Total 37 100 Sumber : diolah Berdasarkan Tabel 2 didapatkan penjelasan bahwa sebagian besar atau mayoritas karyawan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya berumur antara 26 sampai 34 tahun, kemudian jenis kelamin karyawan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya kebanyakan wanita, kemudian pendidikan karyawan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya kebanyakan S1 dan lama bekerja karyawan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya mayoritas antara 5 sampai 6 tahun.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
12
Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot.Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terdapat heteroskedastisitas. Hal in dapat disebabkan karena dalam tahun penelitian jumlah anggota komite audit perusahaan sampel adalah sama, sehingga data yang diperoleh terdapat persamaan yang diulang-ulang. c. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa dari semua persamaan regresi bentuk ploting hampir, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Uji Hipotesis Hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan aplikasi program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Analisis Regresi Linier Berganda Variabel bebas Constant Komitmen Organisasi Pengetahuan Manajer Variabel Terikat F hitung R Square R
B
t hitung
Sig.
Korelasi parsial
Keterangan
1.886 1.039 9.925 0.000 0.862 Signifikan 0.224 2.387 0.023 0.379 Signifikan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi 343,830 Sig. = 0.000 0,953 0,976
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 1,886 + 1,039 X1 + 0,224X2 Berdasarkan Tabel 3 didapat nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,976 menunjukkan bahwa keeratan antara komitmen organisasi dan pengetahuan manajer dengan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi sebesar 0,976. Sedangkan nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yaitu sebesar 0,953 menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan pengetahuan manajer mampu menjelaskan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi sekitar 95,3%, sedangkan sisanya sebesar 4,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Berdasarkan Tabel 3 didapat bahwa F hitung = 343,830 dan nilai signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05) berarti komitmen organisasi dan pengetahuan manajer secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi. Hal ini menunjukkan faktor individu adalah berhubungan dengan manusia yang menggunakan sistem informasi akuntansi yang pada dirinya terkandung aspek kemanusiaan yang memiliki keinginan, kemauan, motivasi, suka dan tidak suka, puas dan tidak puas, yang dalam prakteknya mempengaruhi perilaku dalam penggunaan sistem informasi akuntansi. Dari faktor-faktor tersebut permasalahan yang berkaitan dengan aspek perilaku individu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
13
yang menggunakan sistem informasi akuntansi adalah permasalahan yang dominan terjadi, hal ini karena sistem informasi akuntansi dalam prakteknya memerlukan kecermatan, ketekunan, bahkan kesabaran dalam melakukan proses klerikal mulai dari awal terjadinya transaksi sampai dihasilkan laporan keuangan. Menurut Larsen (2006), bahwa dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi, komitmen organisasi adalah faktor utama dan sangat penting, karena inti dari komitmen organisasi adalah keterikatan dan loyalitas seorang karyawan kepada perusahaan yang akan mendorong mereka untuk selalu bekerja dalam berbagai situasi di perusahaan. Kemudian Sounders and Jones (2003), mengatakan bahwa komitmen organisasi sebagai faktor organisasi yang sangat penting untuk keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi disamping faktor lain seperti: integrasi SIA dengan perencanaan perusahaan, kualitas output SIA, efisiensi operasi SIA, sikap pemakai/manajemen, kompetensi staf pelaksana SIA, dan lain-lain. Berdasarkan Tabel 3 didapat bahwa komitmen organisasi mempengaruhi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi.Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada di dalam organisasi serta tekad dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi. Temuan ini mendukung penelitian dari Fuad Mas’ud (2008 ; 87) menyebutkan bahwa, komitmen organisasional dicontohkan sebagai fungsi kepercayaan terhadap organisasi dan pengalaman kerja, karakteristik organisasi harusnya menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan pekerja tarhadap organisasi dan oleh karena itu pada level komitmen pekerja; karakteristik kerja harusnya menjadi faktor utama yang mempengaruhi pengalaman kerja dan kepuasan kerja dari pekerja. Berdasarkan Tabel 3 didapat bahwa pengetahuan manajer mempengaruhi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, hal ini menunjukkan Manajemen pengetahuan adalah seperangkat proses menciptakan dan berbagai pengetahuan keseluruh organisasi untuk mengoptimalkan pencapaian misi dan tujuan organisasi. Jadi, manajemen pengetahuan adalah mengenai meningkatkan penggunaan pengetahuan organisasional melalui praktikpraktik manajemen informasi dan pembelajaran organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam pengambilan keputusan. Temuan ini mendukung penelitian dari Wing (2008 : 112) yang menyatakan manajemen pengetahuan adalah bangunan sistematis, eksplisit dan disengaja, pembaharuan, dan aplikasi pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas yang berkenaan dengan pengetahuan organisasi dan pengembalian kembali aset pengetahuan organisasi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Komitmen organisasi mempengaruhi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi. (2) Pengetahuan manajer mempengaruhi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, hal ini menunjukkan Manajemen pengetahuan adalah seperangkat proses menciptakan dan berbagai pengetahuan keseluruh organisasi untuk mengoptimalkan pencapaian misi dan tujuan organisasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
14
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dapat diberikan beberapa rekomendasi yang berupa saran-saran sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai berikut : (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya tentang pengembangan dan penerapan sistem informasi akuntansi di perusahaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampak keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi. (2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang ingin mengetahui lebih mendalam mengenai keterkaitan variabel komitmen organisasional, pengetahuan manajer dan keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Ambrosini, V. dan C. Bowman. 2005. Tacit Knowledge: Some Suggestions for Operationalization. Journal of Management Studies, 38(6): 811-829. Burton, F. G., Y. Chen., V. Grover., dan K. A. Steward. 2002. An Application of Expectancy Theory for Assesing User Motivation to Utilize an Expert System. Journal of Management Information System. 9 (3): 183-198. Chang, J. C. dan W. R. King. 2007. Measuring The Performance of Information System: A. Functional Scorecard. Journal of Management Information. 24(2): 263-275. Choe, J.M. 1996. The Relationship Among Performance of Accounting Information System, Influence Factors, and Evolution Level of Information System. Journal of Management Information System. 12(4): 215-239 Darlis, Edfan. 2006. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 5, No. 1: p. 85 – 101 Delone, W. H. dan Mc. Lean. 2005. Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable. Information Systems Research.3(1): 60-95. Drury, D. H. dan A. F. Farhoomand. 2007. A Hierarchical Structural Model of Information System Success. Information System Journal. 36 (1/2): 25-40. Etezadi-Amoli, J. dan A. F Farhoomand. 2006. A structural model of end user Computing Satisfaction and User Performance. Information &Management.30(2): 65–73. Gelderman, M. 2007. The Relation Between User Satisfaction, Usage of Information Systems and Performance. Information & Management.34: 11-18. Igrabia, M., N. Zinatelli., P. Cragg., dan A. Cavaye. 1997. Personal Computing Acceptance Factors in Small Firms: A Structural Equation Model. MIS Quarterly. 279-302. Indriantoro, N dan B. Supomo. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE.Yogyakarta. Larsen, K.R.T. 2003.A Taxonomy of Antecedents of Information Systems Implementation: Variable Analysis Studies. Journal of Management Information Systems.20 (2): 169-246. Mas’ud, F. 2008. Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Meyer, J. P., and Allen, N. J. 1991.A Three-Component Conceptualization of Organizational Commitment.Human Resources Management Review. 1: 61–89. Nirwana S. 2007. Analisis Jalur (Path Analysis). Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran. Bandung
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
15
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung : 71-77. Sabherwal, R., A. Jeyaraj., dan C. Chowa. 2006. Information System Success: Individual and Organizational Determinants. Management Science. 52(12): 1849-1864. Saunders, C. S. dan J. W.Jones. 2003. Measuring Performance of the Information Systems Function. Journal of Management Information System. 8(4): 63-82. Sekaran, U. 2006. Research Methode for Bussines.Askill Building Aproach, John Wiley and Jons. Sri Mulyani. 2010. Menkeu Kritik Laporan Keuangan BUMN. Melalui http://www.republika.co.id.Diakses tanggal 12 Maret 2013. Sugiyono.2007. Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta. Bandung. Torkzadeh, G. dan W. J. Doll. 2008. The Test-Retest Reliability of User Involvement Instruments.Information and Management.Jon Wiley & Sons. New York. ●●●